Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NAMIRA ALYA DIVA

NIM : 180710101177

MATKUL : HUKUM PERIKATAN KELAS A

1. a. Persamaan perikatan, perjanjian, dan kontrak


- persetujuan sama dengan perjanjian dan menimbulkan perikatan;
- baik persetujuan/perjanjian, perikatan maupun kontrak melibatkan setidaknya 2
(dua) pihak atau lebih.
- Dasar hukum persetujuan/perjanjian, perikatan maupun kontrak, mengacu pada
KUHPerdata.
- Baik perjanjian maupun kontrak mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu
perbuatan hukum untuk saling mengikatkan para pihak kedalam suatu hubungan
hukum perikatan.

Perbedaan perikatan, perjanjian, dan kontrak

Perikatan : Menurut Subekti, Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara
dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan
itu.

Contoh : perikatan bersyarat, apabila saya berjanji pada seseorang untuk membeli
mobilnya kalau saya lulus dari ujian , di sini dapat dikatan bahwa jual beli itu hanya
akan terjadi, kalau seseorang tersebut lulus dari ujian.

Perjanjian : Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada
seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal

Contoh : perjanjian jual-beli, sewa-menyewa barang

Kontrak : Definisi kontrak (contract) menurut “Black’s Law Dictionary”, diartikan


sebagai suatu perjanjian antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu hal yang khusus. Kontrak ditujukan kepada
perjanjian atau persetujuan tertulis.

Contoh : kontrak jual-beli, kontrak bisnis antar perusahaan


b. Unsur dari Perikatan

a. Hubungan Hukum

Hubungan hukum adalah hubungan yang didalamnya melekat hak pada salah satu
pihak dan melekat kewajiban pada pihak lainnya. Perikatan adalah suatu hubungan
hukum yang artinya hubungan yang diatur dan diakui oleh hukum.

b. Kekayaan

Hukum perikatan merupakan bagian dari Hukum Harta Kekayaan (vermogensrecht)


dan bagian lain dari Hukum Harta Kekayaan adalah Hukum Benda.

c. Pihak-pihak

Para pihak pada suatu perikatan disebut subyek- subyek perikatan, yaitu kreditur yang
berhak dan debitur yang berkewajiban atas prestasi.

d. Objek Hukum (Prestasi)

Objek perikatan adalah apa yang harus dipenuhi oleh pihak debitur dan merupakan
hak kreditur. Pasal 1234 BW menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk
memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu. Objek
perikatan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :

- Obyeknya harus tertentu


- Obyeknya diperbolehkan
- Obyeknya dapat dinilai dengan uang
- Obyeknya harus mungkin
2. a. Perikatan yang lahir karena perjanjian
Perikatan yang lahir dari perjanjian, dikehendaki oleh dua orang atau dua pihak yang
membuat suatu perjanjian. Menurut ketentuan Pasal 1313 BW, suatu perjanjian adalah
suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih. Contoh perikatan yang lahir karena perjanjian, misalnya jual
beli, sewa-menyewa, dan perjanjian pinjam-meminjam.
b. Perikatan yang lahir karena Undang-Undang
Diadakan oleh UU di luar kemauan para pihak yang bersangkutan. Apabila dua orang
mengadakan suatu perjanjian, maka mereka bermaksud supaya antara mereka berlaku
suatu perikatan hukum. Dalam konteks ini, suatu perbuatan menjadi perikatan karena
kehendak undang-undang. Menurut ketentuan Pasal 1352 BW, perikatan yang lahir
dari undang-undang terbagi menjadi :
- perikatan yang timbul karena undang-undang saja, misalnya kewajiban bagi orang
tua untuk saling memberikan nafkah bagi anaknya.
- Perikatan yang timbul karena perbuatan manusia yang sesuai hukum, misalnya
perwakilan sukarela (zaakwarneming) sebagai mana diatur dalam Pasal 1354
BW. “Jika seseorang dengan sukarela tanpa ditugaskan, mewakili urusan orang
lain, dengan atau tanpa setahu orang itu, maka ia secara diam-diam mengikatkan
dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan itu, hingga orang yang ia
wakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan itu”.
3. Perikatan yang bersumber atau dilahirkan karena/dari Undang-Undang diatur dalam
Bab Ketiga buku III KUH Perdata dengan judul Perikatan - Perikatan Yang
Dilahirkan Demi Undang-Undang, terdiri dari 29 Pasal (Pasal 1352 sampai dengan
Pasal 1380). Suatu perikatan yang lahir dari undang-undang juga mengharuskan
didahului adanya suatu kenyataan/peristiwa hukum, artinya peristiwa hukum itu
terjadi karena perbutan manusia, namun tidak semua perbuatan manusia dikatan
sebagai peristiwa hukum, hanya yang dapat menimbulkan akibat hukum saja seperti
jual beli dalam kaitannya dengan perikatan, sehingga timbul hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi kedua pihak dan hal tersebut diatur dalam Undang-Undang.
4. Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan.
Menurut Pasal 1234 KUH Perdata,setiap perikatan adalah untuk memberikan
sesuatu,untuk berbuat sesuatu,atau tidak berbuat sesuatu.
- Memberikan sesuatu, misalnya membayar harga, menyerahkan barang.
- Berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki barang yang rusak, membangun rumah,
melukis suatu lukisan untuk pemesan.
- Tidak berbuat sesuatu, misalnya perjanjian tidak akan mendirikan suatu bangunan,
perjanjian tidak akan menggunakan merk dagang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai