Anda di halaman 1dari 16

“MAKALAH HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI”

VAKSIN MMR

(Measles, Mumps, Rubella )

(Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Hematologi dan
Imunologi)

disusun oleh :

Nicky Ristianti Gunadi D1A181653


Candha Widiya Santika D1A181556
Fajar Maulana Ridwan D1A181

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASI

BANDUNG

2020
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah hematologi dan imunologi yang berjudul “ Vaksin MMR (Measles,
Mumps, Rubella ).

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Bandung, Maret 2020

Kelompok V

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Vaksin MMR................................................................... 3
B. Indikasi pemberian Vaksin MMR..................................................... 4
C. Hal yang perlu di perhatikan............................................................. 4
D. Prosedur pemberian Vaksin MMR.................................................... 5
E. Setelah pemberian Vaksin MMR...................................................... 6
F. Efek samping Vaksin MMR.............................................................. 6
G. Resiko Reaksi Vaksin MMR............................................................. 7
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Imunisasi telah terbukti merupakan intervensi pencegahan yang paling efektif


dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan. Di Indonesia program
imunisasi telah berhasil membasmi penyakit cacar dan telah dinyatakan bebas
cacar pada tahun 1974. Dalam waktu dekat polio eradikasi dari negeri kita.
Penggunaan vaksin dalam Vaksin MMR merupakan vaksin kombinasi yang
terbuat dari mikroorganisme yang dilemahkan (live attenuated), sehingga
diharapkan reaksi samping berkurang dan terjadi pembentukan zat anti yang
menyerupai infeksi alamiah. Vaksinasi MMR telah berhasil menurunkan kejadian
penyakit campak, gondongan, dan rubela. Di Amerika Serikat angka kejadian
penyakit campak menurun dari 400.000 per tahun pada sebelum era adanya
vaksinasi dibanding hanya 100 kasus pada tahun 1999.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan
sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable
Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada
anak (Kementrian Kesehatan, 2017)

Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai


tahun 1977 kegiatan Imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan
Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri,
Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Beberapa penyakit yang saat
ini menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti
oleh semua negara adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi campak dan rubela
dan Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (ETMN) (Kementrian Kesehatan,
2017)

1
B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui pengertian Vaksin MMR?


2. Mengetahui indikasi pemberian dari Vaksin MMR?
3. Mengetahui hal yang perlu di perhatikan sebelum menggunakan Vaksin
MMR?
4. Mengetahui prosedur pemberian Vaksin MMR?
5. Mengetahui apa yang perlu di lakukan setelah melakukan Vaksin MMR?
6. Mengetahui efek samping Vaksin MMR?
7. Mengetahui resiko reaksi Vaksin MMR?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk dapat Mengetahui pengertian Vaksin MMR?


2. Untuk dapat Mengetahui indikasi pemberian dari Vaksin MMR?
3. Untuk dapat Mengetahui hal yang perlu di perhatikan sebelum
menggunakan Vaksin MMR?
4. Untuk dapat Mengetahui prosedur pemberian Vaksin MMR?
5. Untuk dapat Mengetahui apa yang perlu di lakukan setelah melakukan
Vaksin MMR?
6. Untuk dapat Mengetahui efek samping Vaksin MMR?
7. Untuk dapat Mengetahui resiko reaksi Vaksin MMR?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vaksin MMR

Mumps measles rubella merupakan vaksin untuk mencegah penyakit


gondongan (mumps), campak (measles) dan rubela. Vaksin MMR merupakan
vaksin live attenuated yang dibuat dari virus atau bakteri liar penyebab penyakit.
Mikroorganisme vaksin yang dihasilkan masih memiliki kemampuan untuk
tumbuh (replikasi) dan menimbulkan kekebalan tetapi tidak menyebabkan
penyakit. Saat ini di Indonesia terdapat dua jenis vaksin yang beredar yaitu MMR
II(MSD) dan trimovax® (Aventis Pasteur). Vaksin MMR diberikan pada umur
15-18 bulan, dosis satu kali 0.5 ml subkutan dalam atau intramuskular. Ulangan
diberikan pada umur 10-12 tahun atau 12-18 tahun. Vaksin MMR diberikan
minimal 1 bulan setelah penyuntikan dengan kuman atau virus hidup lain.
Pemberian vaksin MMR akan menurunkan risiko kejadian penyakit gondongan,
campak, dan rubella serta komplikasi yang dapat ditimbulkannya.
Vaksin MMR adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari tiga
jenis penyakit, yaitu campak, gondongan, dan rubella. Vaksin MMR diberikan
dua kali, pada usia 15 bulan dan 5 tahun. Vaksin MMR mengandung kombinasi
virus campak, gondongan, dan rubella yang dilemahkan. Dengan memberikan
virus yang dilemahkan, akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi guna melawan ketiga penyakit tersebut. Vaksin MMR dapat melindungi
tubuh dari campak, gondongan, dan rubella selama lebih dari 20 tahun setelah 2
kali pemberian. Saat ini, telah dikembangkan kombinasi vaksin yang disebut
vaksin MMRV. Vaksin ini melindungi tubuh dari MMR dan cacar air. Vaksin
MMRV dapat digunakan untuk anak usia 12 bulan hingga 12 tahun.

Measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella adalah penyakit yang


disebabkan oleh virus dan memiliki dampak berbahaya. Sebelum adanya vaksin,
penyakit ini termasuk penyakit yang sangat umum terjadi di Amerika Serikat,
khususnya di kalangan anak-anak. Penyakit ini masih sering muncul di berbagai
belahan dunia.

1. Measles (Campak)

Virus campak menyebabkan berbagai gejala di antaranya demam, batuk, pilek,


serta mata merah dan berair yang umumnya diikuti dengan ruam yang merata di
seluruh permukaan tubuh. Campak dapat menyebabkan infeksi telinga, diare, dan

3
infeksi paru (pneumonia). Campak, sekalipun jarang, juga dapat menyebabkan
kerusakan otak atau kematian.

2. Mumps (Gondongan)

Virus gondongan menyebabkan demam, sakit kepala, nyeri otot, rasa lelah,
hilangnya nafsu makan, serta pembengkakan dan nyeri tekan pada kelenjar ludah
di bawah telinga, baik satu sisi ataupun keduanya. Gondongan dapat
menyebabkan ketulian, pembengkakan selaput otak dan/atau saraf tulang belakang
(ensefalitis atau meningitis), pembengkakan testis atau ovarium yang terasa nyeri,
dan, kendati sangat jarang, dapat pula menyebabkan kematian.

3. Rubella (atau dikenal juga dengan nama Cacar Jerman)

Virus rubella menyebabkan demam, radang tenggorok, ruam, sakit kepala, dan
iritasi mata. Rubella dapat menyebabkan artritis pada hingga setengah

kalangan remaja dan wanita dewasa. Jika seorang wanita terjangkit rubella saat
sedang hamil, ia dapat mengalami keguguran atau bayinya dapat

mengalami cacat lahir yang serius. Penyakit ini dapat menyebar dengan mudah
dari satu orang ke orang yang lain. Penyakit campak bahkan dapat menular tanpa
kontak langsung. Anda dapat terkena campak hanya dengan memasuki ruangan
yang baru 2 jam lalu ditinggalkan oleh orang yang terkena campak. Vaksin dan
tingginya angka vaksinasi telah banyak meredam kemunculan penyakit ini di
Amerika Serikat.

B. Indikasi pemberian vaksin MMR


Ada dua kelompok individu yang dianjurkan untuk mendapatkan
vaksin MMR, yaitu:
1. Anak-anak
 Vaksin MMR merupakan salah satu vaksin yang rutin diberikan
sebagai bagian dari program imunisasi anak-anak. Dosis pertama vaksin
MMR sebaiknya diberikan saat anak berusia 12-15 bulan, sedangkan dosis
kedua diberikan saat anak berusia 4-6 tahun. Anak yang baru mendapatkan
satu dosis vaksin MMR, maka tubuhnya tidak terlindungi sepenuhnya dari
risiko campak, gondongan, dan rubella.

4
2. Remaja dan Dewasa. 
Orang dewasa yang belum pernah atau baru 1 kali mendapatkan vaksin
MMR, dianjurkan untuk melakukan 2 suntikan vaksin MMR dengan jeda
waktu 1 bulan. Kelompok orang dewasa yang dianjurkan untuk melakukan
vaksinasi MMR, yaitu:
 Wanita yang berencana hamil.
 Orang yang akan berkunjung ke daerah yang sedang atau pernah
mengalami wabah campak, gondongan, atau rubella.
 Petugas kesehatan.
 Orang-orang yang terpapar campak selama terjadi wabah.

C. Hal yang perlu di perhatikan

Ada beberapa kondisi ketika seseorang sebaiknya tidak menjalani atau


menunda vaksinasi MMR, antara lain:

1. Memiliki alergi berat yang dapat mengancam jiwa.

Seseorang yang pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa setelah
pemberian dosis vaksin MMR, atau menunjukkan reaksi alergi berat terhadap
komponen mana pun dalam vaksin ini, disarankan untuk tidak divaksinasi
Tanyakan kepada tenaga kesehatan Anda jika Anda menginginkan informasi
lebih lanjut tentang komponen vaksin.

2. Sedang hamil, atau merasa dirinya mungkin hamil.

Wanita hamil harus menunggu untuk bisa mendapatkan vaksin MMR hingga
dirinya sudah tidak lagi hamil. Para wanita harus menghindari kehamilan
selama setidaknya 1 bulan setelah mendapatkan vaksin MMR.

3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat


penyakit (seperti kanker atau HIV/AIDS) atau menjalani perawatan medis
(seperti radiasi, imunoterapi, steroid, atau kemoterapi).
4. Memiliki orang tua, saudara laki-laki atau perempuan dengan riwayat masalah
sistem kekebalan tubuh.
5. Pernah mengalami kondisi yang membuat mereka mudah mengalami lebam
atau perdarahan.
6. Baru saja menjalani transfusi darah atau menerima produk darah lainnya

5
Anda mungkin disarankan untuk menunda vaksinasi MMR selama 3 bulan
atau lebih.
7. Menderita tuberkulosis.
8. Sudah mendapat vaksin lainnya dalam 4 minggu terakhir.
Vaksin hidup yang diberikan terlalu berdekatan bisa jadi tidak akan bekerja
dengan baik.
9. Sedang merasa tidak sehat.
Penyakit ringan, seperti selesma, biasanya tidak menjadi alasan untuk
menangguhkan vaksinasi. Seseorang yang mengalami sakit sedang atau berat
sebaiknya perlu menunggu. Dokter dapat memberikan saran kepada Anda.

D. Prosedur Pemberian Vaksin MMR
Vaksin MMR diberikan melalui suntikan di jaringan lemak, tepat di bawah
permukaan kulit (subkutan). Untuk pasien anak-anak, suntikan umumnya
dilakukan di bagian paha. Sedangkan remaja dan dewasa, suntikan dilakukan di
lengan bagian atas. Vaksin yang berisi virus yang dilemahkan ini akan diberikan
sebanyak 0,5 ml dalam satu kali suntik.
Langkah-langkah prosedur vaksinasi MMR, yaitu:

 Area suntik di lengan atau paha pasien akan dibersihkan dengan kapas
beralkohol.
 Dokter akan menjepit kulit di sekitar area suntik dengan tangannya.
 Dokter akan menyuntikkan vaksin MMR ke lengan atau paha pasien.
 Kapas atau kain kasa beralkohol digunakan untuk menekan area suntikan
ketika jarum dilepas.

Bagi orang tua, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menenangkan anak
ketika anak menjalani prosedur vaksinasi MMR, antara lain:

 Alihkan perhatian dan beri ketenangan kepada anak dengan cara memeluk,
bernyanyi, atau berbicara dengan lembut.
 Lakukan kontak mata dengan anak.
 Hibur dan beri ketenangan dengan mainan, buku, atau benda favorit anak.
 Pegang anak dengan kuat di pangkuan.
 Jika anak sudah cukup besar, orang tua dapat memberi semangat kepada
anak. Jangan membentak atau memarahi anak, jika anak menangis ketika
disuntik

E. Setelah Pemberian Vaksin MMR
Prosedur vaksinasi MMR umumnya berlangsung cepat. Ada beberapa hal
yang dapat dilakukan pasien untuk meredakan efek samping ringan yang mungkin
terjadi setelah vaksinasi, antara lain:

 Mengonsumsi banyak cairan.

6
 Jika lengan terasa nyeri setelah penyuntikan, cobalah untuk menggerakkan
lengan. Tindakan ini dapat membantu mengatasi rasa nyeri dan bengkak.
 Jika nyeri masih terasa, letakkan kain dingin di atas area suntik untuk
meredakan rasa nyeri.
 Jika dokter mengizinkan, pasien dapat mengonsumsi obat pereda rasa
nyeri

Untuk wanita, gunakan kontrasepsi sampai 1 bulan setelah vaksin untuk


mencegah kehamilan. Dan Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua
setelah anak menerima vaksin MMR, adalah:

 Anak mungkin akan mengalami demam ringan setelah vaksinasi. Jika ini
terjadi, berikan paracetamol khusus anak untuk menurunkan suhu tubuh.
 Berikan banyak cairan kepada anak. Hal ini dikarenakan seorang anak
cenderung mengalami penurunan nafsu makan selama 24 jam setelah
vaksinasi.
 Letakkan kain dingin di area suntik untuk mengurangi kemerahan, rasa
nyeri, dan bengkak yang dialami anak.
 Awasi anak dengan seksama selama beberapa hari. Jika melihat suatu
gejala atau tanda yang mengkhawatirkan, segera hubungi dokter

F. Efek Samping Vaksin MMR


Beberapa orang mungkin mengalami gejala ringan, seperti demam, muncul
ruam ringan, dan pembengkakan pada kelenjar di pipi atau leher. Biasanya
masalah ini terjadi 6-14 hari setelah vaksinasi, namun jarang terjadi setelah vaksin
kedua.
Ada beberapa efek samping lain yang jarang terjadi, yaitu:

 Nyeri sendi atau sendi terasa kaku.


 Kejang yang disebabkan oleh demam (kejang demam).
 Penurunan jumlah trombosit yang bersifat sementara dan dapat
menyebabkan perdarahan.
 Reaksi alergi.

Segera hubungi dokter jika muncul keluhan berupa pusing, gangguan


penglihatan, serta telinga berdengung, atau terjadi reaksi alergi, seperti gatal yang
disertai bintik merah, pucat, lemas, jantung berdebar, hingga sesak napas.

G. Resiko Reaksi Vaksin MMR

Seperti halnya obat, vaksin juga bisa menimbulkan reaksi. Reaksi ini biasanya
ringan dan akan hilang dengan sendirinya, tetapi dapat pula terjadi reaksi yang
serius. Mendapatkan vaksin MMR jauh lebih aman dibandingkan mengalami
penyakit campak, gondongan, atau rubella. Sebagian orang yang mendapatkan

7
vaksin MMR tidak mengalami masalah apa pun. Setelah mendapat vaksin MMR,
seseorang dapat mengalami:

1. Kejadian ringan:
 Nyeri pada lengan akibat injeksi
 Demam
 Kemerahan atau ruam di lokasi injeksi
 Pembengkakan kelenjar di pipi atau leher

Jika terjadi, biasanya akan dimulai dalam 2 minggu setelah vaksin diberikan.
Peluang kejadian ini semakin menurun setelah dosis kedua.

2. Kejadian sedang:
 Kejang (tersentak atau terbelalak) seringkali berhubungan dengan demam
 Nyeri dan kaku pada persendian yang bersifat sementara, kebanyakan
dialami remaja atau wanita dewasa
 Jumlah trombosit rendah yang bersifat sementara, yang dapat
menyebabkan perdarahan atau lebam yang tidak lazim
 Ruam di sekujur tubuh
3. Kejadian berat yang sangat jarang terjadi:
 Ketulian
 Kejang yang berlangsung lama, koma, atau penurunan kesadaran
 Kerusakan otak

Hal-hal lain yang dapat terjadi setelah vaksin ini:

1. Sebagian orang terkadang pingsan setelah menjalani prosedur medis, termasuk


vaksinasi. Duduk atau berbaring selama 15 menit dapat membantu mencegah
pingsan atau cedera karena terjatuh. Beri tahu tenaga kesehatan jika Anda
merasa pusing atau mengalami perubahan penglihatan atau telinga Anda
berdenging.
2. Sebagian orang mengalami nyeri pada bahu yang mungkin lebih berat dan
berlangsung lebih lama dibandingkan rasa nyeri yang biasanya terjadi sesudah
injeksi. Hal ini sangat jarang terjadi.
3. Setiap obat dapat menyebabkan reaksi alergi yang berat. Reaksi terhadap
vaksin semacam ini diperkirakan dialami sekitar 1 dalam satu juta dosis, dan
akan terjadi dalam beberapa menit hingga jam setelah vaksin diberikan.
Seperti halnya obat-obatan, sangat kecil kemungkinan bagi vaksin untuk
menyebabkan cedera serius atau kematian. Keamanan vaksin selalu dipantau.
Untuk informasi lebih

8
9
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Vaksin MMR mengandung kombinasi virus campak, gondongan,
dan rubella yang dilemahkan. Dengan memberikan virus yang dilemahkan,
akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi guna
melawan ketiga penyakit tersebut. Vaksin MMR dapat melindungi tubuh
dari campak, gondongan, dan rubella selama lebih dari 20 tahun setelah 2
kali pemberian. Saat ini, telah dikembangkan kombinasi vaksin yang
disebut vaksin MMRV. Vaksin ini melindungi tubuh dari MMR dan cacar
air. Vaksin MMRV dapat digunakan untuk anak usia 12 bulan hingga 12
tahun. MMR ((Mumps Measles Rubella) :

1. Mumps (parotitis atau gondongan)

Penyakit mumps (parotitis) disebabkan virus mumps yang menyerang


kelenjar air liur di mulut, dan banyak diderita anak-anak dan orang muda.
Semakin tinggi usia penderita mumps, gejala yang dirasakan semakin
hebat. Kebanyakan orang menderita penyakit mumps hanya sekali seumur
hidup.

Pencegahan mumps paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan


dengan campak dan rubella (vaksinasi MMR) sebanyak 2 kali dengan
selang penyuntikan 1-2 bulan. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi
mumps terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan
campak dan rubella (vaksinasi MMR). Pemberian imunisasi MMR akan
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit mumps, campak dan
rubella.

2. Measles (campak)

Penyakit measles (campak) disebabkan virus campak. Gejala campak


yaitu demam, menggigil, serta hidung dan mata berair. Timbul ruam-ruam
pada kulit berupa bercak dan bintil merah pada kulit muka, leher, dan

10
selaput lendir mulut. Saat penyakit campak memuncak, suhu tubuh bisa
mencapai 40oC.

Pencegahan campak paling efektif adalah dengan imunisasi campak.


Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan. Campak juga
dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian vaksinasi
MMR. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi campak terus
dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan mumps dan rubella
(vaksinasi MMR). Imunisasi MMR diberikan sebanyak 2 kali dengan
selang penyuntikan 1-2 bulan.

3. Rubella (campak Jerman)

Penyakit rubella disebabkan virus rubella. Rubella mengakibatkan


ruam pada kulit menyerupai campak, radang selaput lendir, dan radang
selaput tekak. Ruam rubella biasanya hilang dalam waktu 2-3 hari. Gejala
rubella berupa sakit kepala, kaku pada persendian, dan rasa lemas.
Biasanya rubella diderita setelah penderita berusia belasan tahun atau
dewasa. Bila bayi baru lahir atau anak balita terinfeksi rubella, bisa
mengakibatkan kebutaan. Bila wanita hamil terinfeksi rubella, dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin. Bayi umumnya lahir dengan cacat fisik
(buta tuli) dan keterbelakangan mental.

Pencegahan rubella paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan


dengan campak dan mumps (vaksinasi MMR) sebanyak 2 kali dengan
selang penyuntikan 1-2 bulan. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi
rubella terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan
campak dan mumps (vaksinasi MMR).

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. 2007. Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak Siapa Bilang
Anak Sehat Pasti Cerdas. Jakarta: PT Elex Media

Suririnah. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Priyono, Y. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Jakarta: PT BUKU KITA


Kementrian Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi .
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._12_ttg_Penyelengg
araan_Imunisasi_.pdf . Diunduh pada 29 Maret 2020

WHO. 2017. Modul 1 Introduksi Keamanan Vaksin. http://in.vaccine-safety-


training.org/adverse-events-classification.html . Diakses pada 30 Maret 2020

Departemen Kesehatan. 2016. Situasi Imunisasi di Indonesia.


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin
Imunisasi-2016.pdf. Diakses pada 30 Maret 2020

Dokter Indonesia. 2015. Inilah Perbedaan Imunisasi Aktif Dan Imunisasi Pasif .
https://mediaimunisasi.com/2015/03/17/inilah-perbedaan-imunisasi-aktif- dan-
imunisasi-pasif/. Diakses pada 31 Maret 2020

13

Anda mungkin juga menyukai