Anda di halaman 1dari 33

I.

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Desa Tanjungrejo yang terletak di Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember


merupakan wilayah yang memiliki tanah subur dan didiami oleh mayoritas etnis
Jawa. Dengan demikian keseharian penduduk Desa Tanjungrejo masih kental
diwarnai nuansa Jawa, mulai dari bahasa sehari-hari, kesenian yang disukai warga
(wayang kulit), serta keberadaan pembuat jamu tradisional berskala rumahan.
Mengenai yang disebut terakhir, Desa Tanjungrejo merupakan sentra usaha jamu
tradisional untuk wilayah Kecamatan Wuluhan. Produk jamu Tanjungrejo seperti
beras kencur, temulawak, gepyokan dsb. dipasarkan di seputaran Ampel, Tamansari,
Pomo, Grobyog dan sekitarnya.

Adapun jamu sendiri merupakan herbal medicine sebagai salah satu bentuk
pengobatan tradisional, memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di
negara berkembang. Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang
memiliki ketergantungan pada obat tradisional (Wijesekera, 1991; Mahady, 2001).
Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping.
Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung
pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).

Di Desa Tanjungrejo sendiri terdapat sekitar sembilan pembuat jamu


tradisional berskala rumahan yang tersebar di dua dusun, yakni Dusun Krajan Kulon
dan Dusun Karangsono. Secara lebih spesifik, empat pembuat jamu tradisional ada di
Dusun Karangsono, dan lima berada di Dusun Krajan Kulon.

Para pembuat jamu ini membuat sendiri jamu mereka. Bahan baku berupa
rimpang-rimpangan diperoleh dari pasar Wuluhan, atau melalui tetangga sekitar yang
memiliki tanaman-tanaman seperti jahe, kencur, kunci, temulawak dsb. Proses
pembuatan masih menggunakan alat sederhana, seperti penggiling manual yang
dioperasikan dengan tangan, tungku tanah liat berbahan bakar kayu, penyaring
manual, dan botol-botol plastik/ beling dan jeriken. Jenis jamu yang mereka buat
antara lain beras kencur, sinom, temulawak, gepyokan dll.

1
1.2 Permasalahan

Para pembuat jamu di Desa Tanjungrejo masih menggunakan peralatan


sederhana dalam proses produksi. Kebanyakan peralatan diopreasikan secara manual,
alat tercanggih yang kami temui adalah mesin giling dan blender. Itupun tidak semua
pembuat jamu memiliki. Mesin giling hanya dimiliki satu pembuat jamu dari Dusun
Karangsono. Dengan demikian kualitas jamu yang dihasilkan menjadi tidak
maksimal karena ada kemungkinan kontaminasi bahan asing yang tidak diperlukan
dalam jamu yang dibuat, seperti jelaga pembakaran, atau kotoran yang mungkin
menempel pada penggiling manual/ mesin giling yang tercampur kedalam formula
racikan.

Selain itu, kebersihan peralatan dan tempat pembuatan jamu juga perlu
ditingkatkan agar dihasilkan jamu yang steril dan sehat. Tidak hanya secara khasiat,
namun juga secara proses pembuatan dan pemasaran. Jamu yang dihasilkan
umumnya dipasarkan dengan menggunakan obrok (kompartemen terbuka yang
dipasangkan pada sepeda motor) sehingga produk jamu dalam botol terpapar
langsung sinar matahari. Keadaan ini berpotensi mempengaruhi kualitas jamu,
apalagi kebanyakan jamu dikemas dalam botol plastik bekas air mineral yang tidak
tahan panas matahari. Diharapkan apabila pembuat jamu memperhatikan hal-hal
seperti ini, maka kualitas produk jamu Desa Tanjungrejo akan meningkat di masa-
masa mendatang.

Diluar persoalan produksi, ternyata para pembuat jamu di Desa Tanjungrejo


belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal mereka berpotensi
besar dalam sektor ekonomi mikro-kecil. Dengan kebiasaan masyarakat
mengkonsumsi jamu, tentunya prospek usaha jamu tradisonal ini cerah. Namun
karena kebanyakan pembuat jamu tradisional di Desa Tanjungrejo bermodal kecil,
mereka tidak dapat memperluas jangkauan usahanya, baik melaui ekstensifikasi
maupun intensifikasi.

2
1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan kegiatan Posdaya berupa pembentukan kelompok pembuat jamu


adalah mempermudah akses pemerintah melalui instansi terkait untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok pembuat jamu. Selain itu diharapkan
dengan terbentuknya Posdaya dengan anggota para pembuat jamu akan menjadikan
mereka lebih kreatif dan sadar akan pentingnya aspek QC (quality control) dalam
memproduksi jamu.

1.3.2 Manfaat

A. Bagi mahasiswa peserta KKN Tematik Posdaya Kelompok 26

1. Mampu menganalisis permasalahan dan potensi yang ada di desa, dan


memberikan solusi yang tepat melalui program Posdaya.

2. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang


diperoleh di bangku perkuliahan untuk memecahkan persoalan yang ada
dalam masyarakat, khususnya masyarakat desa.

3. Melatih jiwa sosial, jiwa korsa, kepedulian dan tanggap menghadapi


fenomena sosial-ekonomi yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Dan
menghasilkan solusi berbasis disiplin ilmu yang ditekuni.

B. Bagi masyarakat Desa Tanjungrejo, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember

1. Mendapatkan kesempatan untuk kemudahan akses kepada pemerintah terkait


peningkatan kesejahteraan melalui program Posdaya

2. Membentuk jiwa wirausaha yang kreatif, tekun dan ulet

3. Mendapatkan pengalaman berorganisasi dan menggerakkan roda organisasi


untuk kepentingan bersama.

3
II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tempat dan Waktu


Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini di laksanakan di desa Tanjungrejo, Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember. Tempat kegiatan di fokuskan di 2 dusun yaitu dusun
Krajan Kulon dan Dusun Karangsono.
Adapun pelaksanaan kegiatan KKN dilakukan selama 45 hari, terhitung sejak
tanggal 17 Juni – 31 Juli 2013.

2.2 Khalayak dan Sasaran


Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini di selenggarakan bertujuan untuk melakukan
pengabdian kepada masyarakat desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember. Berdasarkan survey yang telah kami lakukan maka sasaran yang kami tuju di
khususkan kepada para pengusaha jamu. Sasaran yang kami temukan berjumlah 12
orang pengusaha jamu yang terbagi dalam dua dusun yaitu dusun Krajan Kulon dan
dusun Karangsono.

2.3 Jenis Kegiatan dan Metode


a. Survey
Jenis kegiatan : survey
Metode : tanya jawab

b. Meminta persetujuan kepada Kasun


Jenis kegiatan : meminta persetujuan kepada kasun
Metode : diskusi

c. Menyebar undangan
Jenis kegiatan : menyebar undangan
Metode : tatap muka

d. Sosialisasi Posdaya
Jenis kegiatan : sosialisasi
Metode : Ceramah, tanya jawab/diskusi

4
e. Pendampingan kegiatan Posdaya
Jenis kegiatan : pendampingan pengurusan legalitas Posdaya “Enggal Saras”.
Metode : diskusi

2.4 Kendala dan Pemecahan


2.4.1 Kendala
Adapun kendala dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan Posdaya adalah
sebagai berikut :
1. Terjadinya kesalahpahaman antara pihak LPM dan peserta KKN Tematik
Posdaya kelompok 26 mengenai definisi Posdaya.
2. Kesulitan dalam menemui sasaran Posdaya.
3. Kurangnya minat sasaran terhadap Posdaya.
4. Kurangnya dana untuk melaksanakan kegiatan Posdaya.

2.4.2 Pemecahan
Adapun pemecahan dalam mengatasi masalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Pembinaan ulang oleh pihak LPM kepada peserta KKN Tematik Posdaya.
2. Kunjungan yang di lakukan berulang-ulang.
3. Memotivasi dan menjelaskan kepada sasaran mengenai Posdaya.
4. Mengadakan iuran kelompok.

2.5 Rencana Biaya dan Realisasi Biaya KKN


2.5.1 Rencana Biaya
No. Keterangan Jumlah
1. Pencarian materi penyuluhan Posdaya Rp 10.000,00
2. Mencetak undangan Rp 3.000,00
3. Pembuatan Banner Rp 80.000,00
4. Biaya transportasi Rp 13.000,00
5. Pembuatan Booklet Rp 50.000,00
6. Penyediaan konsumsi Rp 280.000,00
Total Rp 436.000,00

2.5.2 Realisasi Biaya


No. Keterangan Jumlah
1. Pencarian materi penyuluhan Posdaya Rp 10.000,00

5
2. Mencetak undangan Rp 3.000,00
3. Pembuatan Banner Rp 80.000,00
4. Biaya transportasi Rp 13.000,00
5. Pembuatan Booklet Rp 30.000,00
6. Penyediaan konsumsi Rp 280.000,00
Total Rp 416.000,00

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

.1 Jadwal Kegiatan

6
Jadwal kegiatan Kelompok KKN Posdaya 26 yang terhitung mulai tanggal 17 Juni
2013 hingga 31 Juli 2013 disajikan dalam matriks berikut ini:

7
PELAKSANAAN MINGGU
PENANGGUNG
NO. KEGIATAN KE- KETERANGAN
JAWAB
1 2 3 4 5 6
1. Observasi David Indra
Wawancara kepada Kades dan
2. Pengumpulan data Diah Retiani
Kasun
Pembuatan peta konsep Posdaya /
3. Bangkit Nugroho
perencanaan Posdaya
4. Pembuatan kebun percobaan Uswatun Khasanah Dilaksanakan di kebun mahasiswa
5. Perizinan kepada aparat desa Leny Melindasari
6. Survei keluarga sasaran Posdaya Bangkit Nugroho Sasaran: keluarga prasejahtera
Kerja sama dengan kelompok tani
7. Inventarisasi Bibit TOGA David Indra
dan/atau kader PKK
8. Rapat koordinasi Muhamad Saad Seluruh anggota KKN 26
9. Pelaksanaan pengukuran tekanan darah Mentari Puspa Tidak dipungut biaya + edukasi
10. Kegiatan lanjutan minggu ke-2 David Indra
Sasaran masyarakat pengusaha
11. Identifikasi pengusaha jamu David Indra
jamu
Pencarian data tentang para pengusaha Sasaran masyarakat pengusaha
12. Leny Melindasari
jamu jamu
Analisa situasi, masalah dan pemecahan Sasaran masyarakat pengusaha
13. Diah Retiani
masalah jamu
14. Evaluasi kegiatan minggu ke-3 Nanda Didana Seluruh anggota KKN 26
Sasaran: keluarga warga
15. Pelaksanaan program Posdaya Uswatun Khasanah
pengusaha jamu

14
Evaluasi dan pemecahan masalah dalam Anggota KKN 26 dan Koordinator
16. Muhamad Saad
posdaya yang telah terbentuk Posdaya Jamu “Enggal Saras”
Program penyuluhan kanker serviks dan Sasaran: Ibu- ibu wali murid
17. Mentari Puspa
kanker payudara PAUD Al-Hikah Tajungrejo
Sasaran: siswa-siswi TK Muslimat
18. Pelatihan cara gosok gigi yang benar Nanda Didana
NU
19. Pembuatan booklet Posdaya Nanda Didana
20. Pemantauan Seluruh Anggota
21. Evaluasi Seluruh Anggota

15
3.2 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1 Pembuatan pengurus POSDAYA
a. Hasil Kegiatan
Pembuatan pengurus POSDAYA di Desa Tanjungrejo dilakukan dengan cara
melakukan pendekatan terhadap pengusaha jamu. Kelompok kami memutuskan
untuk memilih pengusaha jamu sebagai sasaran untuk membentuk kelompok sebab
di Desa Tanjungrejo ini sangat potensial dan belum terdapat wadah untuk
menghimpun. Selain sebagian besar pengusaha jamu ini masih dalam lingkup satu
keluarga, mereka juga berdomisili di lingkungan yang berdekatansehingga
memudahkan koordinasi dalam suatu organisasi. Organisasi pengusaha jamu juga
dirasa sebagai organisasi yang dapat merangkul seluruh pihak di Desa Tanjungrejo
dikarenakan anggota pengusaha jamu “Enggal Saras” juga berasal dari warga Desa
Tanjungrejo, sesuai dengan prinsip POSDAYA yang dari masyarakat, oleh
masyarakat, dan untuk masyarakat.
Kami mendampingi para pegusaha jamu ini secara langsung untuk
membentuk POSDAYA ini dengan cara bertemu dengan 10 pengusaha jamu dari
Dusun Krajan Kulon dan Karangsono serta mengundang pula Kepala Desa beserta
perangkat desa sebagai saksi pembentukan kelompok POSDAYA pengusaha jamu
ini, kemudian menjelaskan berbagai hal mengenai POSDAYA. Materi yang
disampaikan meliputi aspek kebersihan dan kesehatan dalam pembuatan jamu yang
tidak boleh dikesampingkan selama proses pembuatan jamu, serta materi bagaimana
mekanisme POSDAYA itu, lalu dilakukan diskusi tanya jawab seputar materi yang
disampaikan.
Sebagian besar pertanyaan peserta loka karya mini ini adalah bagaimana cara
memperoleh modal dan cara mengembangkan usahanya. Solusi masalah tersebut
tentu saja melalui pembentukan POSDAYA ini. Setelah mencapai kesepakatan maka
dilakukanlah pembentukan POSDAYA di Desa Tanjungrejo yang mencakup Ketua,
Sekertaris, dan Bendahara. Adapun susunan POSDAYA di Desa Tanjungrejo yakni:

16
STRUKTUR ORGANISASI POSDAYA “ENGGAL SARAS”

Ketua : Bpk. Haryono

Sekretaris : Ibu Anik Setyawati

Bendahara : Bpk. Tukri

Anggota : 1. Bpk. Kadar (dusun Karangsono)

2. Ibu. Lasiyati (dusun Krajan Kulon)

3. Bpk. Ponadi (dusun Karangsono)

4. Ibu. Fika Nur Hayati (dusun Karangsono)

5. Ibu. Ramiyati (dusun Karangsono)

6. Ibu. Sulimah (dusun Krajan Kulon)

7. Ibu. Sulami (dusun Krajan Kulon)

8. Ibu. Las (dusun Krajan Kulon)

9. Bpk. Imam (dusun Krajan Kulon)

10. Ibu. Mes (dusun Krajan Kulon)

11. Bpk. Ahmad Yani (dusun Krajan Kulon)

17
b. Pembahasan
Kepengurusan POSDAYA yang telah dibentuk ini pada tahap selanjutnya
akan menentukan program-program apa saja yang bisa dilaksanakan. Misalnya di
bidang kewirausahaan melalui inovasi produk jamu. Jamu ini rencananya akan
dikemas dalam kemasan gelas plastik, diberi cap dan merk “Enggal Saras”, dan dapat
dipasarkan di toko-toko besar dan berjaringan luas seperti Indomaret. Kemudian juga
harus diberlakukan strategi pemasaran yang baik untuk dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal.

18
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil yang kami peroleh di


lapangan, dapat disimpulkan bahwa Desa Tanjungrejo merupakan desa yang cukup
maju. Masalah-masalah yang umum ditemui di desa lain telah berhasil diatasi,
demikian juga potensi desa yang hampir semua telah terkelola dengan baik. Keadaan
ini menjadikan kami agak kesulitan mengidentifikasi permasalahan/ potensi yang
dapat diangkat untuk dijadikan program Posdaya. Namun melalui survei ulang secara
lebih terarah dan fokus, akhirnya kami menemukan potensi perekonomian/
wirausaha berupa pengusaha jamu tradisional yang cukup layak dan menarik untuk
dikembangkan melalui program Posdaya.

Mengenai pengusaha jamu sendiri, kami memperoleh kesan dan kenyataan


bahwa mereka merupakan pengusaha yang cukup terampil di bidangnya. Dengan
kata lain, para pengusaha jamu Desa Tanjungrejo memiliki potensi untuk
dikembangkan. Mayoritas pengusaha jamu masih memakai peralatan tradisional
dalam memproduksi jamu, sehingga hasil produksinya relatif rendah. Dari hasil
dengar pendapat, para pengusaha jamu yang telah terhimpun dalam Posdaya “Enggal
Saras” menginginkan adanya pelatihan dari pihak Universitas Jember (dalam hal ini
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat) untuk meningkatkan skill mereka, baik
dalam hal pembuatan jamu maupun pemasaran secara modern. Mereka juga
menginginkan adanya standarisasi mutu jamu, agar produk yang dihasilkan benar-
benar jamu yang berkhasiat. Selain itu, ada pula permintaan untuk pengadaan
peralatan pengemas jamu, agar jamu yang mereka produksi lebih awet dan steril.
Juga para pengusaha jamu melalui ketua Posdaya – Bapak Haryono – menginginkan
adanya bantuan botol kaca, kuali/ panci tanah liat untuk memasak jamu serta
legalitas Posdaya mereka. Melalui laporan ini kami sekaligus menyampaikan
permintaan dan harapan anggota Posdaya “Enggal Saras” kepada pihak LPM
Universitas Jember.

19
4.2 Saran

Melihat bahwa anggota Posdaya “Enggal Saras” Desa Tanjungrejo


Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember sangat antusias dengan program Posdaya,
maka kami mengidentifikasi beberapa hal yang menjadi harapan mereka untuk
diteruskan kepada pihak Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM)
Universitas Jember. Melalui laporan ini kami menyarankan dengan hormat kepada
LPM Universitas Jember hal-hal sebagai berikut:

1. Pelaksanaan monitoring kepada Posdaya “Enggal Saras”.

2. Pemberian bantuan berupa botol kaca dan kuali/ panci tanah liat untuk
memproduksi jamu yang sesuai dengan anjuran kesehatan.

3. Diadakan pelatihan kepada pengusaha jamu tentang pemasaran dan


intensifikasi produk jamu.

4. Pemberian legalitas terhadap Posdaya “Enggal Saras”

5. Pemberian bantuan sesuai dengan kebutuhan dan urgensi Posdaya “Enggal


Saras”.

Tentu saja besar harapan kami agar pihak LPM Universitas Jember dapat
memenuhi permintaan anggota Posdaya “Enggal Saras” dalam rangka mewujudkan
pemberdayaan masyarakat kearah masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Demikian
laporan KKN Tematik Posdaya ini kami buat. Semoga kagiatan KKN ini dapat
bermanfaat bagi kami sebagai agen perubahan yang kelak terjun ke dalam
masyarakat sebagai anggota masyarakat dan inisiator perubahan kearah Indonesia
yang maju, adil dan sejahtera.

20
LAMPIRAN

21
LAMPIRAN 1

MATRIKS KEGIATAN KK/KKN

22
LAMPIRAN 2

FOTO KEGIATAN KK/KKN

a. Survey

23
b. Sosialisasi Posdaya

24
c. Penyuluhan Kanker Serviks

25
d. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

26
27
LAMPIRAN 3

SURAT TUGAS DARI LPM UNIVERSITAS JEMBER

28
LAMPIRAN 4

SURAT KETERANGAN SELESAI MELAKSANAKAN KK/KKN

29
LAMPIRAN 5

MONOGRAFI POTENSI DESA

1. Kondisi Geografis

Berdasarkan Profil desa/Kelurahan Pemerintah Kabupaten Jember Tahun


2013 gambaran umum Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember
sebagai berikut:

a. Letak dan Luas Wilayah


Desa Tanjungrejo merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Wuluhan
Kabupaten Jember yang mempunyai jarak dari Kecamatan Wuluhan 3 km, jarak ke
Jember sejauh 30 km, dan jarak ke Propinsi 240 km. Luas wilayah desa keseluruhan
sebesar 1.102,823 Ha. Dari luas wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa kawasan
yaitu pemukiman umum seluas 293,049 Ha, sawah irigasi seluas 408,648 Ha,
ladang/tegalan 92,939 Ha, perkebunan seluas 32,887 Ha dan hutan seluas 130 Ha.
Desa Tanjungrejo memiliki wilayah 4 dusun yaitu Dusun Krajan Wetan, Dusun
Krajan Kulon, Dusun Grobyog dan Dusun Karangsono.

Akses jalan menuju Desa Tanjungrejo sudah beraspal, namun pada daerah
bukan sekitar jalur utama memiliki jalan yang tidak beraspal, yaitu jalan tanah dan
berbatu. Keberadaan sungai di dalam Desa Tanjungrejo hanya satu sungai. Jarak
Desa Tanjungrejo dengan pasar sekitar 3 km.

b. Batas Wilayah
Desa Tanjungrejo mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Batas Utara : Desa Glundengan


2. Batas Selatan : Desa Sabrang
3. Batas Barat : Desa Ampel
4. Batas Timur : Desa Kesilir

30
2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Profil Desa Tanjungrejo Tahun 2013, jumlah penduduk Desa
Tanjungrejo tahun 2013 tercatat sebanyak 15.338 jiwa dengan jumlah KK sebanyak
3926 KK.

Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk berdasarkan usia di Desa Tanjungrejo dapat dilihat pada


tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Tanjungrejo Kecamatan


Wuluhan Kabupaten Jember Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tahun 2013.

L P
No Dusun Usia ≤ 17 Usia > 17 Usia > 17 Usia > 17
tahun tahun tahun tahun
1. Krajan Wetan 392 1.777 398 1.652
2. Krajan Kulon 480 1.794 486 1.768
3. Grobyog 300 971 293 937
4. Karangsono 358 1.657 384 1.657
Jumlah 1.530 6.233 1.561 6.014
Sumber: Profil Desa/Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan, 2013.

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa


Tanjungrejo adalah laki-laki yaitu sebanyak 7.763 jiwa dan sebagian besar penduduk
berusia lebih dari 17 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Tanjungrejo
banyak yang berusia produktif.

b. Mata Pencaharian Penduduk Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan


Kabupaten Jember tahun 2013
Berdasarkan profil Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan diproleh sebagian
besaar mata pencaharian masyarakatnya adalah petani. Hal ini menunjukkan bahwa

31
masyarakat Desa Tanjungrejo masih memiliki penghasilan dibawah UMR setiap
bulannya. Tingkat ekonomi yang rendah juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi
makanan masyarakat Desa Tanjungrejo.

c. Tingkat pendidikan penduduk Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan


Kabupaten Jember tahun 2013.
Berdasarkan data profil Desa Kemiri Kecamatan Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember diperoleh distribusi tingkat pendidikan masyarakat yaitu sebagian besar
berpendidikan rendah yaitu tidak tamat SD dan tamat SD.

LAMPIRAN 6

6. PETA DESA TANJUNGREJO

32
LAMPIRAN 7
SUSUNAN ORGANISASI DESA

33
Kepala Desa : Drs. Mohammad Yasin

Sekretaris Desa : Eko Setyawan

KAUR Pemerintahan : Joto Kisworo

KAUR Ekbang : Dwi Nova Yulianto

KAUR Kesra : Subandi

KAUR Keuangan : Supinah Yuliati

KAUR Umum : Moch. Yani

KAUR Keamanan : Moh. Zaenudin

KAUR Pamong Tani : Imam Muajam

KASUN Krajan Kulon : Suroso

KASUN Krajan Wetan : Muhajirin

KASUN Karangsono : Abdul Manan

KASUN Grobyog : Sutrisno

LAMPIRAN 8

34
BIODATA MAHASISWA KKN GELOMBANG II

UNIVERSITAS JEMBER TA. 2012/ 2013

DESA : Tanjungrejo

Alamat : Jalan Raya Ambulu Nomor 158 – Desa Tanjungrejo


Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember

KELOMPOK : 26

1. Nama : David Indra Kusuma

NIM : 100110301030

Tempat/Tg. Lahir : Jember, 6 Agustus 1992

Fakultas : Sastra

Jurusan : Ilmu Sejarah

Alamat Asal : Jl. Soekarno-Hatta 106 Bagorejo, Gumukmas,


Jember

Alamat di Jember : Jl. Soekarno-Hatta 106 Bagorejo, Gumukmas,


Jember

Telp. : 085749446147

Sebagai : Koordinator

2. Nama : Mentari Puspa Handayani

NIM : 102010101020

35
Tempat/Tg. Lahir : Jayapura, 8 Juli 1992

Fakultas : Kedokteran

Jurusan : Pendidikan Dokter

Alamat Asal : Jl. Ontoseno 2 No. 9 Malang.

Alamat di Jember : Jl. Danau Toba No. 47 Jember.

Telp. : (0341) 320133

Sebagai : Anggota

3. Nama : Diah Retiani

NIM : 090110101008

Tempat/Tg. Lahir : Jember, 11 Maret 1992

Fakultas : Sastra

Jurusan : Sastra Inggris

Alamat Asal : Jl. Bagon No. 16 Balung

Alamat di Jember : Jl. Jawa 6A No. 4

Telp. : 085731808554

Sebagai : Bendahara

4. Nama : Uswatun Khasanah

NIM : 101510501102

36
Tempat/Tg. Lahir : Lumajang, 24 September 1991

Fakultas : Pertanian

Jurusan : Agroteknologi

Alamat Asal : Labruk Lor, Lumajang

Alamat di Jember : Jl. Jawa 7 Jember

Telp. : 082330232487

Sebagai : Anggota

5. Nama : Nanda Didana

NIM : 101610101016

Tempat/Tg. Lahir : Malang, 19 Oktober 1992

Fakultas : Kedokteran Gigi

Jurusan : Kedokteran Gigi

Alamat Asal : Jl. Ikan Arwana Blok K-4 Malang

Alamat di Jember : Jl. Bangka Raya 15

Telp. : 083848053346

Sebagai : Sekretaris

6. Nama : Bangkit Nugroho

NIM : 090910302086

37
Tempat/Tg. Lahir : Jember, 11 Oktober 1990

Fakultas : ISIP

Jurusan : Sosiologi

Alamat Asal : Jln. Manggis 5 No. 29 Jember Lor, Jember

Alamat di Jember : Jln. Manggis 5 No. 29 Jember Lor, Jember

Telp. : (0331) 428984

Sebagai : Anggota

7. Nama : Leny Melindasari

NIM : 110810201316

Tempat/Tg. Lahir : Banyuwangi, 14 April 1990

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Manajemen

Alamat Asal : Bangorejo, Banyuwangi

Alamat di Jember : Jl. Jawa 2 No. 10

Telp. : 085746111247

Sebagai : Anggota

8. Nama : Muhamad Saad

NIM : 101910301019

38
Tempat/Tg. Lahir : Sukabumi, 21 Juli 1992

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Sipil

Alamat Asal : Jl. Ahmad Yani No. 168

Alamat di Jember : Jl. PB Sudirman No. 26 Patrang - Jember

Telp. : (0266) 222648

Sebagai : Anggota

39

Anda mungkin juga menyukai