Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PSIKOLOGI KOMUNIKASI

PERILAKU INDIVIDU

Disusun Oleh:

Muhammad Iqbal Baihaqi (160221190005)

Pembimbing:

Prof. DR. Suryana Soemantri, drs., MSIE

DEPARTEMEN PROSTHODONSIA
FKG UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2020
PERILAKU INDIVIDU

1.1   Perilaku Individu Dalam Organisasi

            Menurut Soekidjo Notoatmojo, prilaku adalah reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Louis

Thurstone, sedangkan menurut Rensis Likert dan Charles Osgood, prilaku adalah

suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu

objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaaan tidak

mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.

           Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara

karakteristik individudengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam

organisasi, semuanya akan berperilakuberbeda satu sama lain, dan perilakunya

adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.

            Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan

pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik

yangdipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru

yaitu oraganisasiatau yg lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan

yang mempunyai karakteristikseperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan

hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang,tanggung jawab, sistem penggajian, sistem

pengendalian, dan sebagainya.

      Dalam kaitan antara individu dengan organisasi, maka ia membawa

karakteristik individu ke dalam organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara


karakteristik individu dengankarakteristik organisasi. Interaksi keduanya

mewujudkan perilaku individu dalam organisasi.Perilaku individu juga dapat

dipahami dengan mempelajari karakteristik individu.

1.2            Dasar-Dasar Perilaku Individu

Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person

atau individu dengan lingkungannya. Semua perilaku individu dipengaruhi oleh

beberapa karakteristik, yaitu:

A.     Karakteristik biografis

Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:

1.      Usia

Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam

organisasi, semakin tua usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin

berkurang, termasuk bagaimana kemampuannya untuk bekerja, merespon

stimulus yang dilancarkan oleh individu lainnya.

2.      Jenis kelamin

Penelitian membuktikan bahwa sebenarnya kinerja pria dan wanita dalam

menangani pekerjaan relatif sama. Keduanya hampir sama konsistensinya dalam

memecahkan masalah, keterampilan analitis dorongan kompetitif, motivasi,

sosiabilitas, dan kemampuan belajar

3.      Status perkawinan

Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang

terhadap pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting


karena bertanggung jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah

lebih puas dengan pekerjaanya disbanding yang belum menikah.

4.      Masa kerja 

Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih

dari seseorang dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi

perilakunya dalam bekerja. 

B.      Kemampuan

Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini

berbeda-beda ada yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang

pada hakikatnya tersusun dari dua faktor yaitu:

1. Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk

menjalankankegiatan mental. Untuk mengungkap kemampuan ini digunakan tes

IQ yang berusahamengeksplorasi dimensi yang membentuk kemampuan

intelektual yakni,

a.  Kecerdasan numeris , yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,

b. Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca dan

didengarserta relasinya satu sama lain

c. Kecepatan perceptual, yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda

visualdengan cepat dan tepat,

d. Penalaran induktif, yaitu kemampuan mengenali suatu urutan secara logis

dalamsuatu masalah dan kemdian memecahkan masalah tersebut,

e. Penalaran deduktif, yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai

implikasidari suatu argumen,


f. Visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek

akan tampak seandainya posisinya dalam ruang dirubah,

g.Ingatan (memory ), yaitu kemampuan menahan dan mengenang

kembalipengalaman masa lalu. Untuk pekerjaan yang memerlukan rutinitas

tinggi dantidak memerlukan intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak ada

relevansinya dengankinerja. Namun pemahaman verbal, kecepatan persepsi,

visualisasi ruand daningatan banyak diperlukan di berbagai bidang pekerjaan.

Sehingga tes IQ tetapdiperlukan.

2.   Kemampuan fisik, adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan

tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan.

Karyawan yangmempunyai kemampuan intelektual dan fisiknya tidak sesuai

dengan tuntutanpekerjaan, sipastikan akan merupakan penghambat pencapaian

tujuan kinerja atauproduktifitas. Seorang pilot misalnya harus berkualitas

tinggi kemampuan visualisasiruangnya, penjagapantai harus kuat kemampuan

visualisasi dan koordinasi tubuhnya.

C.   Kepribadian 

Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil

serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini

paling sering digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan

diperlihatkan oleh seseorang. Determinan Kepribadian terdiri dari:

1.      Keturunan
Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan,

tetapi kebanyakan seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan

orang tuanya.

2.      Lingkungan 

Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk

kepribadian seseorang seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-

kelompok social serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.

3.      Situasi

Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten,

berubah dalam situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang

berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang.

D.     Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari

perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir

atau sikap seorang individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum

merupakan pembelajaran.

Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh:

konsep diri, cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah

bagaimana anda memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada

menampilkan diri anda didepan orang lain.

E.     Sikap 

Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan

atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap


mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam

perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi

perilaku kerja. komponen sikap terrdiri dari:

a.   Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap

b.   Afektif, segmen emosional dari suatu sikap

c. Perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap

seseorang atau sesuatu.

Tiga komponen sikap tersebut memberikan pemahaman bahwa sikap

individu dibentuk oleh kognisi dalam menggunakan rasio yang dikombinasikan

dengan kekuatan emosi yang akan mendorong seseorang individu untuk

menunjukkan perilaku tertentu.

Fungsi Sikap Daniel Katz dalam Rina (2013:18) membagi fungsi sikap

dalam 4 kategori sebagai berikut:

1. Fungsi utilitarian Melalui instrumen suka dan tidak suka, sikap positif atau

kepuasan dan menolak yang memberikan hasil positif atau kepuasan.

2. Fungsi ego defensive Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk

melindungi egonya dari abrasi psikologi. Abrasi psikologi bisa timbul dari

lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang

tidak menyenangkan ini, orang tersebut membuat rasionalisasi dengan

mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.

3. Fungsi value expensive Mengekspresikan nilai-nilai yang dianut fungsi itu

memungkinkan untuk menngkspresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai-

nilai inti yang dianutnaya.


4. Fungsi knowledge-organization Karena terbatasnya kapasitas otak manusia

dalam memproses informasi, maka orang cendrung untuk bergantung pada

pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan.

Katz dalam Zaim Elmubarok (2008:50) menyebutkan empat fungsi sikap

yaitu :

1) Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan bahwa individu

dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal – hal yang diinginkan dan

menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, maka individu 13

akan membentuk sikaf positif terhadap hal – hal yang dirasakan akan

mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal – hal yang

merugikan.

2) Fungsi pertahanan ego yang menunjukkan keinginan individu untuk

menghindarkan diri serta melindungi dari hal – hal yang mengancam egonya atau

apabila ia mengetahui fakta yang tidak mengenakkan, maka sikap dapat berfungsi

sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan

kenyataan tersebut.

3) Fungsi pernyataan nilai, menunjukkan individu untuk memperoleh kepuasan

dalam menyatakan sesuatu nilai yang dianutnya sesuai dengan penilaian pribadi

dan konsep dirinya.

4) Fungsi pengetahuan, menunjukkan keinginan individu untuk mengekspresikan

rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan

pengalamannya. Berdasarkan beberapa uraian mengenai sikap di atas dapat

disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu kebiasaan atau tingkah laku dari
seseorang untuk dapat mengekspresikan sesuatu hal atau perasaan melalui

perbuatan baik yang sesuai dengan norma yang berlaku, sikap juga merupakan

cerminan jiwa seseorang

F.     Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap

pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya.

Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.

G.     Persepsi

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi

atau adanya perbedaanpersepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :

a. Pemberian Kesan (perceiver ). Bagaimana seseorang memberikan arti terhadap

sesuatusangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang tersebut.

Misalnya umur, lamabekerja, status, tingkat pendidikan, agama, budaya, dan

lain-lain.

b. Sasaran. Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan

dipersepsikanmsehingga dapat mempengaruhi bagaimana orang

mempersepsikan hal tersebut.misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk tubuh,

rambut, cara berpakaian, suara, gerakan,bahasa tubuh maupun sikapnya yang

memberikan berbagai persepsi yang berbeda daritiap orang yang berbeda.

c. Situasi. Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam

mempersepsikanobjek atau kejadian. Contoh, setiap malam minggu Anda

melihat sesorang di sebuahcafé. Menurut Anda, orang tersebut tidak menarik.

Tetapi ketika orang tersebut datangke masjid, menurut Anda, orang tersebut
menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain tidak menilainya

demikian.

Tiap-tiap individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan

pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai

suatu lingkungan individu juga mempunyai karakteristik antara lain : keteraturan

yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,

wewenang, tanggung jawab, system pengajian, system pengendalian, dan lain-

lain. 

1.3            Perilaku Kelompok Dalam Organisasi

Setiap individu dalam kehidupannya mempunyai kepentingan dan tujuan

yang berbeda, sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang

berbeda-beda, tentunya akan mempunyai potensi yang besar pula apabila

diwujudkan kedalam suatu kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok..

Setelah setiap individu masuk kedalam kepentingan dan tujuan kelompok, maka

perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan. 

1.4            Pengertian Perilaku Kelompok Dan Klasifikasi Kelompok

Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau

lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung

untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan

pertumbuhan diri bila satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka

anggotanya harus termotivasi untuk bergabung, menganggap kelompok sebagai

kesatuan unit dari orang yang berinteraksi, berkontribusi da;lam berbagai jumlah
proses kelompok, dan mencapai kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui

berbagi interaksi.

Suatu kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan

kelompok informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefenisikan oleh

struktur organisasi seperti: preiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan

anggota komisi, dan lain-lain. Kelompok informal adalah kelompok yang

terstruktur atau tidak, formal atau tidak ditetapkan secara organisasi, muncul

sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial. 

Kelompok merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Tiap hari

manusia akan terlibat dalam aktifitas kelompok, demikian juga kelompok

merupakan bagian dari organisasi, dalam organisasi akan banyak ditemui

kelompok-kelompok. Karakteristik suatu kelompok yaitu: adanya dua orang atau

lebih, berinteraksi satu sama lain, saling memebagi beberapa tujuan yang sama,

dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok. 

1.5            Dasar-dasar Perilaku Kelompok

Dasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari:kondisi eksternal pada

kelompok, sumber daya anggota, sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas

kelompok,kinerja dan kepuasan, teori psikologi.

A.     Kondisi eksternal pada kelompok

1. Startegi organisasi: meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.


2.  Struktur otoritas: ketentuan mengenai otoritas yang dimilki oleh setiap bagian/

setiap individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok

memilki otoritas yang berbeda.

3.  Peraturan formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam

lain dari peraturan induk membakukan perilaku karyawan

4. Sumber daya organisasional: merupakan sumber daya uang, waktu, bahan

mentah, peralatan yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.

5.   Proses seleksi perilaku para personil: criteria-kriteria tertentu yang digun akan

dalam proses merekrut karyawan, proses seleksi tersebut akan menempatkan

man in the right place

6.  Evaluasi kinerja dan system ganjaran: proses melakukan evaluasi terhadap

hasil kerja anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan

system ganjaran akan hasil evaluasi tersebut.

7.   Budaya organisasi: merupakan standar untuk keryawan mengenai perilaku

yang dapat diterima dengan baik dan yang tidak dapat diterima.

B.     Sumber daya anggota

Adapun sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu,

yaitu kemampuan dan karakteristik kepribadian.

1. Kemampuan, ada hubungan antara kemampuan intelektual dengan relevansi

tugas terhadap kinerja kelompok

2.   Karakteristik kepribadian, ada hubungan antara karakterisitik kepribadian

yang positif dalam budaya terhadap produktifitas, semangat, dan kekohesifan

kelompok.
C.      Struktur kelompok

Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku

anggota kelompok tertentu. Ada beberapa variable struktur kelomp[ok yaitu:

kepemimpinan formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan

komposisi kelompok.

1.      Kepemimpinan formal

Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja.

Pemimpin ini mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok.

2.      Peran 

Tiap-tiap anggota kerlompok memainkan suatu peran. Hasilny akan baik

apabila peran dimainkan dengan konsisten. Tapi sering seseorang dituntu

memainkan peran yang berbeda. Didalam berperan juga seringkali terjadi konflik

dan pengalaman selain tuntutan dari pemberi peran dalam organisasi. 

3.      Norma

Adalah standar perlaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu

kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma

tiap kelompok akan berbeda denngan norma kelompok lainnya.

4.      Status

Status adalah posisi yang didefenisikan secara social yang diberikamn

kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Status mempengaruhi kekuatan

norma dan tekanan dalam kelompok.

5.      Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari

beranekaragam keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding

kelompok yang anggotanya homogen.

D.     Proses kelompok

Dalam tugas kelompok, sumbangan tiap individu tidak tampak dengan

jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang

diperoleh oleh kelompoktidak maksimal tetapi ada juga individu yang

menciptakan keluaran (output) lebih besar dari pada masukkan (input)

E.      Tugas-tugas kelompok

Tugas yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggi menuntut lebih banyak

pemrosesan informasi, tergantung pada: 

1.      Pengambilan keputusan kelompok

Keputusan yang diambil oleh dua orang atau lebih lebih naik dari pada satu

orang. Kenyataannya pada saat ini banyak keputusan dalam organisasi yang

diambil oleh kelompok, tim, komite. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari

pengambilan keputusan berdasarkan pada kelompok, yaitu:

Keuntungan kelompok: informasi dan pengetahuan lebih lengkap, lebih

banyak pendekatan dan alternativ dapat dikembangkan, meningkatkan dukungan

dan keputusan terhadap keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok,

dan kegitimasi meningkat. Keruguian dari kelompok: menghabiskan waktu,

tekanan untuk sesuai, dominasi oleh beberapa orang, tanggung jawab kembar.

2.      Teknik pengambilan keputusan 


Tekniki pengambilan keputusan dalam kelompok yaitu: interaksi, sumbang

saran. Teknik kelompok nominal, teknik delphhi, pertemuan elektronik.

F.      Kinerja dan Kepuasan

Ada beberapa factor yang berhubungan dengan dengan kinerja yaitu:

persepsi peran, norma, status, ukuran kelompok, susunan demografis, tugas

kelompok, dan kekohesifan. Keputusan anggota dipengaruhi oleh hubungan

persepsi, peran kinerja antara atasan dan bawahan.

G.     Teori psikologi

The collaborative Classroom. Kegiatan kerjasama adalah jika 2 orang atau lebih

bekerja sama untuk tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dengan

demikian terdapat dua unsure yaitu kerjasama, saling ketergantungan yang positif.

Kekompakan dalam kelompok akan terwujud bila setiap anggota mempunyai

perasaan bahwa dirinya merupakan begian dari suatu kelompok dan perasaan

tersebut harus beredasarkan pada kepercayaan.

1.6            Saling Pengertian Antar Kelompok

a.       Pengaruh konflik antar kelompok

Konflik antar kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar

kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing. Konflik yang terjadi anatar

kelompok dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi (fungsional)

atau dapat memberikan hasil yang negative (disfungsional). Dan konflik

mempunyai kaitan dengan prestasi kerja kelompok atau organisasi, diman ia dapat

bersifat deskruktif maupun konstruktif.

b.      Hubungan antar kelompok


Hubungan antar kelompok terdiri dari jaringan dan koalisi, peran ganda,

peran khusus manajemen. 

c.       Negosiasi

Proses negosiasi dapat menyebabkan kelanjutan kerjasama untuk mencapai

tujuan bersama dan usaha kerjasama untuk menciptakan nilai-nilai yang tidak

terdapat sebelumnya. Proses negosiasi adalah pengalaman yang sangat

berorientasi pada manusia. Untuk menambah pemahaman akan tujuan, kebutuhan,

dan keinginan pihak lain, perunding yang sukses beusaha untuk memahami sifat

kepribadian yang relevan dari individu yang lain yang berunding.

1.7            Teori-teori Pembentukan Kelompok

Ada beberapa kedekatan yang dapat dikemukakan berkaitan dengan

pembentukan kelompok, yaitu:

a.       Teori kedekatan

Teori ini adalah teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya

afiliasi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain

disebabkan adanya kedekatan. 

b.      Teori interaksi

Teori ini menjelaskan pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas-

aktivitas, interaksi-interaksi, sentiment-sentimen (perasaan dan emosi). Dan

semuanya saling berhubungan.

-          Semakin banyak aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin

beraneka interaksi-interaksinya dan semaki kuat tumbuhnya sentiment-sentimen

mereka
-          Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin

banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang

lain.

-          Semakin banyak aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang

lain, dan semakin banyak sentiment seseorang dipahami olleh orang lain, maka

semakin banyak kemungkinan ditularkan aktivitas dan interaksi-interaskri. 

c.       Teori keseimbangan

Teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah

didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi sesuatu tujuan

d.      Teori pertukaran

Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja.

Teori kedekatan, teori interaksi, dan teori keseimbangan memeinkan peranan

dalam teori ini.

2.8            Alasan Pembentukan Kelompok

Ada beberapa alasan mengapa mausia/setiap individu memerlukan

kelompok atau membentuk kelompok, yaitu:

a.       Untuk pemuasan kebutuhan

Keinginan untuk memuaskan kebutuhan menjadi motifasi utama dalam

pembentukan kelompok, khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan

kebutuhan aktualisasi diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila

bergabung dengan kelompok.

b.      Adanya kedekatan dan daya tarik


Setiap individu memerlukan adany interaksi antarpribadi, oleh karena itu

perlu adanya kedekatan atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap,

prestasi, atau kesamaan motivasi.

c.       Adanya tujuan kelompok

Setiap manusia pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan

tersebut diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi,

manakala setiap keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan

kelompok

d.      Alasan ekonomi

Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang

mempunyai nilai lebih. Jika ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja

kelompok yang lebih optimal, dan jika individu bekerja optimal maka yang

diuntungkan adalah kelompok.

          

DAFTAR PUSTAKA

1. Angelo kinicki, Robert kreitner. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta:

salemba empat.

2. Donnelly, Gibson, Ivancevich. 1985. Organisasi. Jakarta: Erlangga

3. KenBlanchard, Paul Hersey. 1982. Manajemen perilaku organisasi.

Jakarta: Erlangga.
4. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasonal. Yogyakarta : ANDI.

Anda mungkin juga menyukai