Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Suyanto (2007), ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang
sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air
yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh
masyarakat, pemasarannya relatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Darah merupakan cairan terpenting dalam tubuh makhluk hidup. Darahmengangkut
oksigen, hormone, nutrien, dan hasil buangan. Darah merupakansalah satu parameter yang
dapat digunakan untuk melihat kelainan yang terjadi pada ikan, baik yang terjadi karena
penyakit ataupun karena keadaan lingkungan.Sehingga dengan mengetahui kondisi gambaran
darah kita dapat mengetahuikondisi kesehatan suatu organisme (Delmann and Brown, 1989).
Pada ikan yang terserang penyakit terjadi perubahan pada nilai hematokrit, kadar
hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih (Bastiawan, dkk., 1995).
Pemeriksaan darah (hematologis) dapat digunakan sebagai indikator tingkat keparahan suatu
penyakit (Bastiawan, dkk., 2001). Studi hematologis merupakan kriteria penting untuk
diagnosis dan penentuan kesehatan ikan (Lestari, 2001).
Oleh karena itu, penting bagi kita melakukan pengujian terhadap kualitasdarah dari
suatu jenis ikan atau organisme akuatik lainnya untuk mengetahui danmenyimpulkan kondisi
dari organisme tersebut. Pengujian tersebut dapatdilakukan dengan menghitung jumlah sel
darah merah dan sel darah putih darisuatu sampel ikan.

DAPUS
Lestari, A.S. 2001. Studi Karakteristik dan Patologi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele
dumbo (Clarias gariepinus). Makalah Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana. IPB
.Bogor.

Anda mungkin juga menyukai