OLEH:
GALIH PARAMARTA P.
1921A0056
1
BAB I
PENDAHULUAN
mikroorganisme dalam saliva dan darah pasien. Kedokteran gigi merupakan salah
satu bidang yang rawan untuk terjadinya kontaminasi silang antara pasien-dokter
gigi, pasien-pasien dan pasien-perawat, adanya medical history pada rekam medis
dapat mempermudah dokter gigi untuk mencurigai adanya penyakit infeksi yang
diderita pasien. Namun, tidak semua pasien dengan penyakit infeksi dapat
laboratorium. Keterbatasan ini lah yang mengantar para pelaku medis untuk
metode kontrol infeksi pada semua darah manusia dan cairan tubuh (pada bidang
kedokteran gigi: saliva) dan proteksi diri yang dilakukan dokter gigi. Pencegahan
universal adalah prosedur kontrol infeksi dan proteksi dokter gigi yang diterapkan
Pada klinik gigi, saliva pasien, plak gigi, darah, pus, dan cairan krevikular
2
TBC, herpes, hepatitis dan AIDS.1 Salah satu upaya pencegahan terhadap
infeksi silang adalah dengan penerapan proteksi diri yang baik dan benar oleh
dokter gigi.
antara 35 juta pekerja kesehatan di seluruh dunia, sekitar tiga juta menerima
eksposur perkutan patogen melalui darah setiap tahun. Dua juta di antaranya
tertular HBV( virus Hepatitis B), 900.000 tertular HCV(virus Hepatitis C) dan
170,000 tertular HIV. Hepatitis B adalah salah satu penyakit yang paling umum
dan serius di dunia. Penyakit ini adalah 100 kali lebih menular dibandingkan HIV.
Menurut WHO, ada sekitar 350 juta pembawa hepatitis kronis B (HBV) di seluruh
dunia. Sampai dengan 2 juta orang meninggal setiap tahun dari infeksi virus
seluruh dunia.2 Hal inilah yang menyebabkan tenaga medis khususnya dokter gigi
Banyak pasien dan tenaga medis di kedokteran gigi yang beresiko untuk
bakteri yang berkolonisasi serta menginfeksi rongga mulut, yang dapat ditularkan
3
Penyebaran infeksi membutuhkan sumber infeksi antara lain berupa darah,
saliva, atau jaringan yang merupakan perjalanan dari sumber infeksi tersebut.
antara manusia dengan manusia, kontak tidak langsung, inhalasi langsung maupun
infeksi silang ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Umum :
Untuk mengetahui penerapan proteksi diri dokter gigi sebagai upaya pencegahan
1.3.2 Khusus :
4
2. Untuk mengetahui metode sterilisasi yang digunakan dokter gigi
perawatan
1.4 MANFAAT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak penyakit yang dijumpai pada praktek dokter gigi. Kadang-kadang pasien
yang terinfeksi datang untuk mencari perawatan, dan kadang-kadang juga staf
2.1.1. Hepatitis
1. Hepatitis A
kematian. Pada orang dewasa tingkat kematian adalah sekitar 1 dari 1000 orang
dan pada orang lebih dari 50 tahun tingkat kematian sekitar 27 dari 1000. Masa
sembuh dari infeksi virus hepatitis A, orang tersebut akan terlindungi seumur
hidup. Vaksin untuk virus Hepatitis A sekarang sudah tersedia. Jika seseorang
belum terkena HAV, vaksinasi satu kali dapat memberikan kekebalan seumur
hidup.5
2. Hepatitis B
6
Infeksi virus hepatitis B (HBV) disebabkan oleh virus DNA yang
HBV tidak teridentifikasi.5 Virus ini diperkirakan menginfeksi sepertiga dari total
populasi dunia dan sekitar sekitar 20% dari mereka terinfeksi kronis. Tidak hanya
menyebabkan infeksi kronis, virus ini juga dapat menyebabkan sirosis hati dan
karsinoma hepatoseluler. Sebagai tahap awal dalam mencegah infeksi HBV, small
vaksin hepatitis B. 6
3. Hepatitis C
Karsinoma hepatoseluler.7 Lebih dari 60% yang terinfeksi dapat menjadi penyakit
hati kronis. Dari yang terjangkit penyakit ini, 30-60% menjadi penyakit hati aktif
darah dan cairan tubuh lainnya. Penyakit ini juga biasa terlihat pada orang-orang
yang menggunakan berbagi jarum selama pemakaian narkoba, dan pada pasien
dengan penyakit menular seksual lainnya. Penyakit ini bisa sangat melemahkan
4. Hepatitis D
7
Virus hepatitis D adalah suatu virus seperti partikel yang selalu tergantung
pada kehadiran infeksi virus Hepatitis B pada pasien (piggy-back virus). Penyakit
ini mungkin terjadi sebagai koinfeksi dengan HBV atau setelah terinfeksi oleh
HBV. Cara penularannya dapat melalui darah dan kontak cairan tubuh lainnya.5
Infeksi virus hepatitis D adalah infeksi paling berbahaya yang terjadi pada
pasien. Dokter gigi harus menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh lain
dari pasien dengan menggunakan teknik perlindungan yang baik dan benar serta
memiliki pembuangan limbah yang baik untuk menghindari infeksi silang antara
pasien lainnya.5
Immunodeficiency Virus penularan terjadi melalui kontak dengan darah dan cairan
tubuh lainnya. Awalnya Infeksi HIV berkembang menjadi kondisi yang lebih
parah dan melemahkan dimana hal ini terkait dengan infeksi lain yang disebut
Sangat penting dokter gigi untuk mengetahui tampakan klinis dari lesi oral
tersebut. Selain kondisi dalam rongga mulut, ada juga kondisi sistemik seperti
infeksi protozoa, infeksi jamur, infeksi virus lain dan infeksi mikobakteri.
Meskipun mungkin ada pasien yang telah terinfeksi HIV oleh dokter gigi, namun
di Florida, USA, tidak ada kasus penularan HIV dari dokter gigi yang telah
8
dilaporkan. Tidak ada eksposur kepada dokter gigi atau perawat gigi yang
2.1.3. Tuberkulosis
dikenal oleh manusia. Di masa lalu Negara yang paling banyak terjangkit
Tuberkulosis masih ada dibawah kontrol. Tapi sekarang penyakit ini telah muncul
Tuberkolosis adalah bakteri yang dibawa oleh infektif udara inti droplet dan dapat
partikel yang sangat kecil (1-5 µm) dapat tinggal di udara selama berjam-jam.
Infeksi dapat terjadi ketika seeorang menghirup inti droplet yang mengandung M.
Dalam praktek dokter gigi, dokter gigi dan perawat gigi dapat terinfeksi
pasien, dokter gigi ke pasien, dan pasien ke dokter gigi, jika tindakan pencegahan
9
Inokulasi mikroba dari darah dan saliva yang ditularkan melalui jarum atau benda
tajam.
Tersentuh atau terpaparnya kulit yang non-intact terhadap lesi oral yang
handpiece dan scaler atau droplet nucleii yang berasal dari batuk.
10
Gambar II.3: Inhalasi. Sumber: http://www.osap.org
diakses 20 Desember 2011
11
atau mengurangi kerentanan pasien hampir tidak mungkin. Petugas klinis harus
selama perawatan dan secara luas mencakup wilayah Dental Control Infection &
Penyakit infeksi yang biasa dijumpai pada bidang kedokteran gigi dan cara
2.3.1. Imunisasi
penytakit terhadap pekerja lain dan pasien. Imunisasi merupakan bagian penting
dari program pencegahan dan proteksi diri pekerja kesehatan, dan peraturan
perawatan dental. 9
12
Imunisasi merupakan suatu cara yang efektif untuk memberikan kekebalan
khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.10
difteria, tetanus dan pertusiss (batuk rejan) dengan imunisasi DPT, penyakit
penyakit lain seperti tifus, mump, cacar air, rubella hepatitis A, radang selaput
transmisi penyakit terhadap pekerja lain dan pasien. Imunisasi merupakan bagian
yang penting dari progrem pencegahan dan kontrol infeksi, dan peraturan
perawatan dental.9
13
imunisasi yang umum diterima pada saat seseorang masih kanak-kanak tercantum
Menurut Kohn dkk, Imunisasi yang sangat dianjurkan untuk para pekerja
14
TABEL II.4.a. Imunisasi yang Sangat Dianjurkan Untuk Para Pekerja Kesehatan
15
TABEL II.4.b. Imunisasi yang Sangat Dianjurkan Untuk Para Pekerja Kesehatan
Vaksin Aturan Dosis Indikasi Pencegahan Pertimbangan
utama dan khusus
kontraindikasi
Vaksin Vaksinisasi Pekerja Riwayat reaksi Dianjurkan untuk
Influenz dosis – tunggal bidang hipersensitivitas wanita yang
a tahunan secara kesehatan anafilaksis hamil pada
(inaktif) IM dengan yang terhadap telur trisemester kedua
vaksin terbaru berkontak atau komponen atau ketiga
dengan vaksin lainnya selama musim
pasien yang influenza dan
memiliki wanita hamil pada
resiko tinggi semua stase yang
atau yang memiliki kondisi
bekerja pada medis kronis yang
fasilitas berhubungan
perawatan- dengan
kronis : peningkatan
pekerja resiko influenza
berumur >50
tahun atau
yang
memiliki
resiko
kondisi medis
yang tinggi
Mumps Dosis tunggal Pekerja Kehamilan; MMR adalah
live- SC bidang immunocomprom vaksin yang
virus kesehatan ised state; riwayat direkomendasikan
vaccine yang bisa reaksi anafilaksis
divaksinasi: setelah ingesti
orang dewasa gelatin atau
yang lahir menerima
sebelum 1957 neomycin
Rubella Dosis tunggal Pekerja Kehamilan; Wanita hamil
live-virus SC bidang immunocompromi ketika divaksinasi
vaccine kesehatan, sed state; riwayat atau yang hamil
baik wanita reaksi anafilaksis dalam 4 minggu
dan pria yang setelah ingesti setelah divaksinasi
tdk memiliki gelatin atau harus dikonsulkan
dokumentasi menerima berdasarkan teori
menerima live neomycin resiko terhadap
vaccine pada fetus
tahun pertama
kehidupannya
TABEL II.4.c. Imunisasi yang Sangat Dianjurkan Untuk Para Pekerja Kesehatan
16
Vaksin Aturan Dosis Indikasi Pencegahan Pertimbangan
utama dan khusus
kontraindikasi
Varicella Dua dosis 0,5 Pekerja Wanita hamil:
-zoster ml SC dengan bidang fase
live- jarak 4-8 kesehatan immunocomprom
virus minggu jika tanpa riwayat ised (termasuk
vaccine berumur > 13 varicella orang yang
tahun yang trinfeksi HIV
terpercaya dengan
atau tes immunosupresi
laboratorium yang parah);
imunitas riwayat reaksi
varicella anafilaktik setelah
ingesti gelatin
atau menerima
neomycin; atau
setelah menerima
antibody yang
mengandung
produk darah;
salisilat harus
dihindari selama
6 minggu setelah
vaksinasi
Sumber : Kohn, W., Collins, A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D.
Guidelines for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003. [internet]
Available from URL: http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr5217.pdf di akses 24
Desember 2011
tangan, atau surgical hand antisepsis ) mengurangi patogen potensial pada tangan
dan ini mengurangi resiko transmisi organisme ke pasien atau pekerja kesehatan
lainnya. Mikroba flora kulit, pertama kali dikemukakan pada tahun 1938, terdiri
dari mikroorganisme transient dan resident. Transient flora, yang berkoloni pada
17
lapisan superfisial kulit mudah untuk dihilangkan dengan rutin mencuci tangan.
flora melekat pada lapisan lebih dalam pada kulit dan sulit dihilangkan dan tidak
7. Periksa tangan dari luka seperti goresan, luka, dan memar dan obati
seperlunya.
18
Gambar II.5: Handwashing and Handcare.
Sumber: Kohli A., Puttaiah R. Infections Control And Occupational Safety
recommendations For Oral Health Professional. Dental Council of India.
[internet] Available from URL: http://www.osap.org diakses 20 Desember 2011
dilakukan oleh dokter gigi, karena dengan mencuci tangan efektif menurunkan
tergantung dengan cara dan kebiasaan individu mencuci tangan dan bahan yang
merupakan salah satu bentuk penerapan proteksi yang dilakukan oleh dokter gigi
19
Metode yang dipilih untuk kebersihan tangan tergantung pada jenis
pada tangan. Pemilihan metode ini dapat dilihat pada tabel II.5.
20
Tabel II.5.b. Metode dan Indikasi Hand-Hygiene.
Sumber : Kohn, W., Collins, A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D.
Guidelines for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003. [internet]
Available from URL: http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr5217.pdf di akses 24
Desember 2011
Produk pencuci tangan, termasuk sabun non-antimiroba dan produk
Produk cair harus disimpan dalam wadah tertutup dan disalurkan dari tempat
penyimpanan sekali pakai atau kontainer yang dicuci dan dikeringkan sebelum
pengisian ulang. Sabun tidak boleh ditambahkan pada dispenser kosong, karena
21
Mencuci tangan beberapa kali sehari dengan sabun cenderung membuat
kulit kering. Pada akhir setiap sesi (selama istirahat makan siang, atau pada akhir
hari klinik) pakailah emolient / krim kulit yang berkualitas baik untuk perawatan
tangan.5
perawatan gigi adalah sarung tangan sekali pakai (steril atau non-steril),
pelindung mata, perisai wajah, masker, gaun dan yang digunakan untuk
melindungi tubuh pribadi dari darah dan cairan tubuh dan bahaya kimia. Fungsi
mikroba. Sebagai contoh, beberapa virus adalah lebih kecil daripada pori-pori
mikroskopis dalam uji sarung tangan lateks dan karenanya memiliki probabilitas
dimaksudkan untuk mengurangi jumlah paparan partikel virus dari cairan tubuh
Gambar II.6: Personal Protective Equipment (PPE). Sumber: Kohli A., Puttaiah R. Infections
Control And Occupational Safety recommendations For Oral Health Professional. Dental Council
of India. [internet] Available from URL: http://www.osap.org diakses 20 Desember 2011
22
1. Masker
terhadap rongga mulut dokter dan mukosa hidung terhadap material infeksius dan
darah serta cairan rongga mulut pasien.5 Sebuah masker bedah melindungi
terhadap mikroorganisme yang dihasilkan oleh para pemakainya, dengan > 95%
efisiensi filtrasi bakteri, dan juga melindungi penggunanya dari partikel besar
lainnya. Pada saat diperlukan isolasi pencegahan infeksi udara (misalnya, untuk
pasien TB), Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH)
N95, N99, atau N100). N95 memiliki kemampuan untuk menyaring partikel 1-μm
aliran <50 L / min (yaitu, perkiraan laju aliran udara maksimum pekerja kesehatan
saat bernafas). Data menunjukkan ukuran infectious droplet adalah berinti 1-5 μm;
oleh karena itu, respirator yang digunakan dalam pengaturan layanan kesehatan
harus dapat efisien menyaring partikel terkecil dalam kisaran ini. Mayoritas
Masker yang menempel pada garis mata dapat dibuang setiap kali pakai.
merawat satu pasien. Jika prosedur melampaui 25-30 menit, mungkin perlu untuk
mengganti masker dengan yang baru. Ketika terlihat kontaminasi atau percikan
23
yang berulang-ulang, masker baru harus digunakan setelah mencuci muka dan
2. Pelindung Mata
Pada dunia kedokteran gigi pelindung mata dapat berupa goggles, glass
shields sekali pakai. Walaupun sudah memakai side-shields, masker harus tetap
setidaknya harus dibersihkan dengan sabun dan air pada akhir setiap sesi atau
ketika tampak terkontaminasi. Pada saat t model, trimming model, gigi palsu,
ulang pada instrumen, penggunaan pelindung mata adalah suatu keharusan untuk
mengurangi kemungkinan terpapar bahan berbahaya dan partikel keras yang dapat
merusak mata.5
24
Gambar II.8: Pelindung Mata.
Sumber: Kohli A., Puttaiah R. Infections Control And Occupational Safety
recommendations For Oral Health Professional. Dental Council of India.
[internet] Available from URL: http://www.osap.org diakses 20 Desember 2011
3. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung dan peralatan (misalnya, gaun, jas laboratorium, sarung tangan,
masker, dan pelindung mata atau pelindung wajah) harus dipakai untuk mencegah
kontaminasi dari pakaian yang dikenakan dan melindungi kulit pekerja kesehatan
dari paparan darah dan zat tubuh lainnya. Lengan baju harus cukup panjang untuk
pakaian pelindung ketika terlihat kotor dan tertembus oleh darah atau cairan lain
meninggalkan daerah pekerjaan.9,13 Pakaian bedah harus terbuat dari bahan yang
dapat dicuci dengan mesin dengan deterjen yang pada suhu 65oC untuk
4. Sarung tangan
25
Sarung tangan dapat berupa single-use-disposable non-sterile exam gloves atau
1) mengantisipasi kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh, selaput lendir,
2) mencegah kontak langsung dengan pasien yang terpapar atau terinfeksi dengan
perawatan.14
Sarung tangan dapat melindungi baik pasien dan petugas kesehatan dari paparan
bahan infeksius yang mungkin ada di tangan. Seberapa jauh sarung tangan dapat
HIV, HBV, HCV) setelah jarum suntik atau pucture lain yang menembus sarung
tangan belum dapat ditentukan. Sarung tangan diproduksi untuk tujuan kesehatan
tunduk pada evaluasi FDA dan clearance. Sarung tangan Steril medis sekali pakai
yang terbuat dari berbagai bahan (misalnya, lateks, vinil, nitril) yang tersedia
untuk perawatan pasien rutin.12 Pemilihan jenis sarung tangan untuk non-bedah
digunakan didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk tugas yang harus dilakukan,
diantisipasi dengan bahan kimia dan agen kemoterapi, sensitivitas lateks, ukuran,
dan kebijakan fasilitas untuk menciptakan lingkungan bebas lateks. Untuk kontak
dengan darah dan cairan tubuh selama non-bedah perawatan pasien, sepasang
26
Namun, ada variabilitas yang cukup besar antara sarung tangan, baik kualitas dari
Beberapa tipe sarung tangan dan indikasinya dapat dilihat pada tabel II.6
27
tangan tersedia*
Bahan Atribut#
Sarung Prosedur bedah Perangkat Natural-rubber latex 1, 2
tangan bedah medis yang (NRL).
diatur oleh Nitrile. 2, 3
FDA Chloroprene 2, 3
(neoprene).
Steril dan NRL and nitrile or 2, 3
sekali pakai. chloroprene blends.
Digunakan Synthetic 2
untuk satu polyisoprene.
pasien dan Styrene-based 4, 5
dibuang pada copolymer.
tempat yang Polyurethane. 4
tepat
Sarung Prosedur rumah Bukan Natural-rubber latex 2, 3
tangan non- tangga (contoh: perangkat (NRL) and nitrile or
medis membersihkan medis yang chloroprene blends.
dan desinfeksi) diatur oleh Chloroprene 2, 3
FDA (neoprene).
Berkontaminasi Nitrile. 2, 3
dengan benda Biasa disebut Butyl rubber. 2, 3
tajam atau sebagai Fluoroelastomer. 3, 4, 6
bahan kimia sarung tangan Polyethylene and 3, 4, 6
umum. Tidak ethylene vinyl
Tidak untuk tersedia bahan alcohol copolymer
digunakan pada kimia yang
perawatan adekuat
pasien melindungi
Dibersihkan
setelah
digunakan
28
Sumber : Kohn, W., Collins, A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D.
Guidelines for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003.
[internet] Available from URL: http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr5217.pdf
di akses 24 Desember 2011
kritis adalah yang digunakan untuk menembus jaringan lunak atau tulang
memiliki risiko terbesar penularan infeksi dan harus disterilkan dengan panas.
Barangbarang semikritis menyentuh kulit atau membran mukosa yang tidak utuh
semikritis dalam kedokteran gigi adalah toleran terhadap panas, mereka juga harus
memiliki resiko penularan infeksi yang paling rendah, karena hanya berkontak
29
dengan kulit yang utuh, yang berfungsi sebagai barier yang efektif untuk
mikroorganisme.9
Sumber : Kohn, W., Collins, A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D.
Guidelines for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003. [internet]
Available from URL: http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr5217.pdf di akses 24
Desember 2011
30
1. Uap dibawah tekanan (autoclaving)
menguapinya pada suhu dan tekanan pada jangka waktu tertentu untuk
2. Dry Heat
31
Strerilisasi dry heat digunakan untuk sterilisasi material yang dapat rusak oleh
sterilisasi panas yang lembab (misalnya, bur dan beberapa instrumen ortodontik).
Walaupun dry heat memiliki keuntungan biaya operasional yang rendah dan tidak
korosif, namum membutuhkan waktu proses yang lama dan tempratur yang tinggi
Sterilisasi dry heat yang digunakan dalam kedokteran gigi meliputi static-air dan
forced-air types:9
bagian bawah atau sisi unit menyebabkan udara panas naik ke dalam ruangan
2. Tipe forced-air types ini dikenal juga sebagai sterilisasi rapid heat transfer.
Udara panas disirkulasikan ke seluruh ruang pada kecepatan tinggi, hal ini
32
Gambar II.11: Dry Heat.
Sumber: Seal America the prevention invention. Purchasing dental equipment and
supplies. [internet] Available from URL:
http://www.mchoralhealth.org/SEAL/step4.html diakses 24 September 2012
steel (misal bur dental) menghasilkan korosi yang lebih sedikit dibandingkan
sterilisasi uap karena rendahnya tingkay air yang terdapat selama siklus.
Beberapa yang umum digunakan digolongkan dalam tiga kategori utama seperti
33
Jenis disinfektan:
1. Sterilants
• Glutaraldehyde
• Chlorine dioxide
• Hydrogen Peroxide
• Hydrogen peroxide
• Sodium Hypochlorite
• Chlorine Dioxide
• Iodophors
• Synthetic Phenols
• Chlorhexidine Compounds
• Cetylpiridium compounds
• Parachlorometaxylenol compounds
34
Pada tabel II.9 menyajikan beberapa disinfektan/antiseptic dan penggunaannya
35
Tabel II.9.b. Disinfektan dan Antiseptik tangan
Sumber: . [internet] Available from URL: Zoning of Work Areas, use of Barrier
for Protection of Equipment and Surface Disinfection
http://www.infectioncontrolservices.co.uk/dental_surgery_disinfection_zon
ing.htm diakses 24 September 2012
36
BAB IV
PEMBAHASAN
memfokuskan penerapan proteksi dokter gigi yang terdiri dari upaya proteksi diri,
upaya pencegahan bahaya infeksi silang selama prosedur perawatan dan selama
pemeriksaan pasien..
Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran dokter gigi untuk
untuk sekali pemakaian oleh karena itu harus dibuang setelah pemakaian terhadap
satu pasien.3
(tempat kerjanya selain praktik swasta sore), dan prosedur ini tetap dijalankan di
tempat praktik swastanya. Berdasarkan penulisan dari Saheeb, Offor dan Okojie
ada lima responden (4,4%) yang merendam instrument dalam larutan desinfektan
selama 5-14 menit dan larutan desinfektan yang paling banyak digunakan adalah
37
hibitane in spirit, sedangkan metode sterilisasi yang paling banyak digunakan
pengaruhnya tidak sama, tergantung dengan cara dan kebiasaan individu mencuci
tangan dan bahan yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa mencuci tangan
BAB VII
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
1. Dokter gigi masih banyak yang tidak pernah di vaksin hepatits sebanyak.
Hal ini tentunya membahayakan kondisi dokter gigi bila tertular hepatitis.
tidak pernah mengenakan lebih dari satu sarung tangan tiap tangannya
sebanyak
38
4. Pencapaian penerapan prinsip proteksi diri terhadap bahaya infeksi silang
dikalangan dokter
39
DAFTAR PUSTAKA
2. Ansell Health Europe N.V. The Value of double gloving within the operating
environment. [internet] Available from URL:http://www.
anselleurope.com/medical/pdf/WP%20Double%20Gloving_EN.pdf.
Accessed Desember 15,2011
40
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/43/pdf.
Accessed Juni 14, 2012
10. Harahap J. Evaluasi cakupan hepatitis B pada bayi usia 12-24 bulan di
Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Penulisan rekayasa.
2008:1:2 p.52. Available from URL:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19675/1/kpr-des2008-
1%20%284%29.pdf . Accessed Juni 13, 2012
11. Ikatan Dokter anak Indonesia. Jadwal imunisasi 2011 Rekomendasi ikatan
dokter anak Indonesia (IDAI). [internet] Available from URL:
http://www.jadwal-imunisasi-2011/catatandokter.com.pdf . Accessed
Desember 29, 2011
12. Royal college of dental Surgeons of Ontario. Infection preventive and control
in dental office. pp. 7-8 [internet] Available from URL:
http://www.rcdso.org/pdf/guidelines/2918-Infection-ControlUpdateV2.pdf .
Accessed Desember 24,2011
13. British Dental Association. Infection control in dentistry. pp. 12-3 [internet]
Available from URL: http://universitydental.co.uk/resources/bda-cross-
infection.pdf . Accessed Desember 30,2011
14. Siegel,J.D., Rhinehart E., Jackson M., Chiarello L, and the Healthcare
Infection control Practises Advisory Committee, 2007 Guideline for Isolation
precautions: Preventing Transmission of infectious agents in healthcare
settings. pp. 49, 50-3 [internet] Available from
URL:http://www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation2007.pdf . Accessed
Desember 20,2011
41
15. Zoning of Work Areas, use of Barrier for Protection of Equipment and
Surface Disinfection. [internet] Available from URL:
http://www.infectioncontrolservices.co.uk/dental_surgery_disinfection_zonin
g.htm . Accessed September 24,2012
16. Busnawir. Penentuan sampel dalam penulisan [internet] Available from URL:
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/161096267.pdf . Accessed Desember
28,2011
17. Saheeb BDO, Offor E, Okojie OH. Cross infection control methods adopted
by medical and dental practitioners in benin city, Nigeria. Annals of African
Medicine 2003;2;2:72-6. [internet] Available from URL: http://bioline.org.br/
pdf?am03016. Accessed Juli 7,2012
18. Jumlah penduduk Indonesia sensus 2010. Badan Pusat Statistik Indonesia.
[internet] Available from URL
http://tunas63.wordpress.com/2011/07/25/jumlah-penduduk-indonesia-
sensus-2010/ . Accessed Oktober 18,2012
42