Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 2, Mei 2008: 59 - 68

TANTANGAN BAGI KEPEMIMPINAN LINTAS BUDAYA

Prihatin Lumbanraja
Staf Pengajar FE USU

Abstract

Globalization has attacked society all over the world and its impact has felt and penetrated all aspect of
life in world society without exeption. That impact has strong influence in various of business fields, especially
in various policies in all their functional activities, such as: Human Resources, Marketing, Production, Financial
etc.
The managers in many business fields need Vision and Global Perspective if they want to achieve
success in the globalization era. Many firms, especially firm which has operation in various countries that called
Multi National Corporation (MNC), they have carried-out various preparations, changes and adaptations toward
occur opportunity and challenge in the global environment.
One of the important challenges for the managers is the change of the policy in the performance
appraisal for the managers that will be promoted. They must undergo broad assignment first (expatriate) Today,
International assignment become more essential and become a part of managers’s career. Consequently of that
condition, so that the competency of cross-cultural leadership become a very important factor which determine
their success.

Keywords: globalization, multi national corporation, international assigment, cross-cultural leadership

PENDAHULUAN menjalani penugasan luar negeri terlebih dahulu


(expatriates), agar mereka mampu dan memiliki
Berlakunya konsep globalisasi terhadap dunia pengalaman yang lebih luas dengan nuansa yang
internasional saat ini membawa berbagai konsekuensi sangat berbeda dari situasi dan kondisi lingkungan
yang sangat luas dalam setiap aspek kehidupan domestik pekerjaan yang selama ini mereka tekuni.
manusia tanpa terkecuali, termasuk dalam bidang Keberhasilan mereka mengemban penugasan tersebut
bisnis dengan seluruh komponen yang mendukung menjadi penilaian prestasi mereka untuk jabatan yang
bidang bisnis tersebut. Saat ini para manajer dalam lebih tinggi (promosi).
rangka mengelola organisasi perusahaannya Penugasan internasional menjadi semakin
memerlukan Visi dan Perspektif Global jika mereka penting saat ini dan telah menjadi bahagian dari karir
berkeinginan mencapai sukses. Batasan negara tidak para manajer (managerial career). Sebagai
mampu untuk menghambat atau membatasi organisasi konsekuensi dari kondisi tersebut maka kompetensi
dari tekanan persaingan dari luar negara, sehingga kepemimpinan lintas budaya sangat diperlukan dalam
kesuksesan organisasi sangat ditentukan oleh perusahaan yang beroperasi secara internasional.
kemampuan manajer atau pimpinan untuk beradaptasi Secara lebih nyata kondisi ini akan sangat
dalam lingkungan internasional yang bukan saja jauh mempengaruhi interaksi antara manajer yang
lebih luas tetapi juga sangat dinamis dan penuh ditugaskan ke luar negeri (expatriates manager)
dengan berbagai peluang dan tantangan serta sangat dengan para karyawan lokal mereka, yang
dinamis. kenyataannya sangat memerlukan berbagai tingkat
Sehubungan dengan hal tersebut berbagai adaptasi yang harus mereka lakukan baik oleh
persiapan telah dilakukan oleh banyak perusahaan manajer maupun oleh karyawan mereka. Bagi para
terutama oleh mayoritas perusahaan yang memiliki manajer hal tersebut sangat erat berhubungan dengan
jangkauan operasi di berbagai negara atau lebih gaya kepemimpinan yang harus diterapkan akibat dari
dikenal dengan Multi Nasional Corporation (MNC), perbedaan budaya yang mereka miliki. Demikian juga
dari mulai meningkatkan daya saing produk yang bagi para karyawan lokal mereka juga harus
mereka hasilkan, memberikan berbagai pengetahuan menerima serta menyesuaikan perilaku mereka
tentang lingkungan internasional, mengamati strategi terhadap perubahan gaya kepemimpinan yang
bersaing yang dilakukan oleh para pesaing mereka diterapkan oleh manajer yang berasal dari luar negeri
sampai kepada perubahan kebijakan yang dilakukan dengan manajer lokal mereka selama ini meskipun
terhadap penilaian prestasi atau kinerja bagi seorang penyesuaian telah dilakukan oleh para manajer luar
calon manajer yang akan dipromosikan untuk negeri tersebut. Keberhasilan dalam penyesuaian dari

69
Universitas Sumatera Utara
Prihatin Lumbanraja Tantangan bagi Kepemimpinan…

kedua belah pihak merupakan kunci sukses bagi organisasi ekonomi yang bertujuan untuk mencari
kinerja organisasi secara keseluruhan. Namun laba demi kelangsungan hidupnya telah mengubah
demikian bagi para manajer yang ditugaskan di luar dan menyesuaikan diri mereka terhadap tuntutan
negeri (expatriates manajer), secara khusus tantangan global terutama dalam kebijakan-kebijakan di seluruh
tersebut terasa lebih berat dan memiliki konsekuensi kegiatan fungsional yang mereka miliki, seperti:
yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan sumber daya manusia, pemasaran, produksi, keuangan
situasi yang dialami oleh para karyawan, hal ini dan sebagainya, agar dapat mempertahankan
disebabkan oleh posisi mereka sebagai pimpinan yang kelangsungan hidup mereka (survival).
harus mampu mempengaruhi para karyawan agar Terdapat lima kekuatan atau pendorong
mereka bersedia untuk bekerjasama dalam utama, yang semuanya berdasarkan perubahan, yang
melaksanakan operasional perusahaan, dimana membawa perusahaan-perusahaan internasional
keberhasilan para manajer akan dievaluasi dan kepada globalisasi operasi mereka, yaitu: (1) Politik,
ditentukan bagi jenjang karir mereka selanjutnya. (2) Teknologi, (3) Pasar, (4) Biaya dan (5) Persaingan.
Berbagai tantangan akan muncul bagi para 1. Politik Æ adanya kecenderungan terhadap
manajer yang ditugaskan di luar negeri (expatriates penyatuan dan sosialisasi komunitas/masyarakat
manajer), terutama yang berasal dari kekuatan sosial secara global, seperti; adanya kesepakatan-
budaya yang diwakili oleh perbedaan budaya baik kesepakatan perdagangan (NAFTA) dan Uni
budaya nasional (negara) yang bersangkutan maupun Eropa Æ mengelompokkan beberapa negara
perbedaan budaya organisasi yang berlaku dalam menjadi sebuah pasar tunggal, telah memberikan
menjalankan bisnis mereka. Budaya baik secara berbagai peluang pemasaran yang berarti kepada
langsung maupun tidak langsung pada kenyataannya perusahaan2. Hal ini ditambah dengan dua aspek
akan mempengaruhi keseluruhan aspek fungsional lainnya, yaitu: (1) pengurangan hambatan2
bisnis, baik dalam bidang pemasaran, bidang sumber terhadap perdagangan dan investasi luar negeri
daya manusia, bidang keuangan, bidang produksi dan secara progresif oleh kebanyakan pemerintah,
bidang-bidang lainnya, karena budaya menyentuh sehingga mempercepat pembukaan pasar2 baru
seluruh aspek kehidupan manusia sebagai pelaku dari oleh MNC, baik melalui ekspor ke negara2
bidang bisnis itu sendiri. tersebut maupun mendirikan fasilitas2 produksi di
Berbicara mengenai tantangan yang timbul negara tersebut.(2) Privatisasi banyak industri di
dari berbagai perbedaan budaya dalam berbagai kasus bekas negara komunis dan pembukaan
penugasan internasional bagi para manajer, maka perekonomian mereka terhadap persaingan global.
dalam hal ini berarti bukan membicarakan kesamaan 2. Teknologi Æ Kemajuan2 dalam teknologi
dari berbagai kepentingan yang ada, namun lebih komputer dan komunikasi yang sangat pesat
kepada perbedaan-perbedaan yang ada agar mampu memungkinkan aliran ide dan informasi
mengelola serta bekerjasama melalui perbedaan– meningkat dan mampu melewati batas2 negara
perbedaan tersebut guna mencapai keberhasilan serta dengan lebih mudah dan murah, sehingga
kinerja yang tinggi baik bagi para manajer maupun memungkinkan para pelanggan mempelajari
bagi organisasi yang bersangkutan. barang2 yang ada di luar negeri, seperti:
• Sistem TV Kabel di Eropa dan Asia,
memungkinkan seseorang memasang iklan di
PEMBAHASAN banyak negara sekaligus, sehingga dapat
menciptakan permintaan regional dan bahkan
2.1. Globalisasi dan Organisasi global.
Globalisasi telah melanda seluruh masyarakat • Jaringan komunikasi global, memungkinkan
dunia, bahkan dampak dari globalisasi tersebut personil personil manufakturing untuk
meresap ke seluruh aspek kehidupan dalam mengkoordinasikan fungsi-fungsi produksi
masyarakat dunia tanpa terkecuali, sebagai contoh dan desain keseluruh dunia, sehingga pabrik2
para pakar berbagai bidang ilmu selalu membicarakan di berbagai bagian dunia dapat mengerjakan
implikasi dari globalisasi terhadap ekonomi, politik, produk yang sama.
sosial, lingkungan, sejarah, geograpi, budaya, • Internet dan jaringan komputerisasi,
teknologi, bisnis dan sebagainya. memungkinkan perusahaan2 kecil bersaing
Secara mendasar pengaruh globalisasi secara global, karena memungkinkan adanya
tersebut mampu mengubah elemen-elemen dasar aliraninformasi yang cepat tanpa
dalam bidang ekonomi masyarakat yang secara memperdulikan lokasi fisik pembeli dan
khusus dampak tersebut sangat mempengaruhi penjual.
berbagai bidang bisnis yang ada. Bisnis sebagai suatu

70
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 2, Mei 2008: 69 - 77

• Konferensi video melalui internet, Peningkatan jumlah perusahaan2


memungkinkan para penjual internasional Æ thn 1968 tercatat 7.000,
mendemonstrasikan produk-produk mereka menjadi 27.000 pada tahun 1993 (Ball, Donal.
kepada calon pembeli di seluruh dunia tanpa A et al. 2004).
harus bepergian. Juga memungkinkan
dilakukannya rapat-rapat antar kantor pusat Dalam banyak hal organisasi bisnis yang
dengan cabang2 mereka di seluruh dunia dioperasikan secara internasional akan berbeda dari
tanpa melakukan perjalanan yang mahal dan bisnis domestik. Perbedaan itu pada dasarnya terletak
memekan waktu. pada lingkungan yang dihadapi, dimana pada bisnis
• Komunikasi e-mail melalui internet jauh lebih yang dioperasikan secara internasional maka terdapat
cepat dan lebih dapat dipercaya dari pada tiga jenis lingkungan yang harus dihadapi yaitu:
surat dan jauh lebih murah dari pada fax. lingkungan domestik, asing dan internasional,
Banyak perusahaan yang memiliki situs Web sementara bisnis domestik hanya menghadapi satu
untuk melengkapi informasi dan produk lingkungan saja yaitu lingkungan domestik. Namun
mereka. demikian, pada kenyataannya tidak ada bisnis
3. Pasar: Æ Dengan mendunianya perusahaan2, domestik yang dapat benar-benar terlepas dari
mereka otomatis juga menjadi pelanggan2 global. pengaruh lingkungan asing (global) karena mereka
Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa ketika harus menghadapi baik mitra maupun pesaing asing
pasar dalam negeri telah jenuh, maka perusahaan2 yang akan beroperasi di negara mereka.
mulai merambah pasar2 di luar negeri yang lebih Lingkungan bisnis merupakan seluruh
luas dan terutama ketika para pemasar menyadari kekuatan-kekuatan yang mengelilingi dan
ada suatu kesamaan selera dan gaya hidup mempengaruhi kehidupan dan pengembangan dari
pelanggan yang diakibatkanoleh meningkatnya suatu organisasi bisnis. Dalam hal ini terdapat dua
perjalanan wisata, Tv satelit dan pemakaian merek kelompok lingkungan yaitu lingkungan eksternal dan
global. internal. Pihak manajemen tidak dapat secara
4. Biaya: Æ Tercapainya economic of scale untuk langsung mengkontrol kekuatan-kekuatan lingkungan
mengurangi biaya per unit selalu merupakan tersebut, namun lingkungan tersebut dapat
tujuan manajemen. Salah satu alat untuk mempengaruhi operasi bisnis mereka, seperti:
mencapainya adalah mengglobalisasikan lini-lini perubahan terhadap undang-undang, promosi yang
produk untuk mengurangi biaya pengembangan gencar terhadap produk baru untuk mengubah sikap,
produksi dan persediaan. Di samping itu perilaku dan budaya konsumen, perubahan dalam
perusahaan juga dapat menempatkan produksi di gaya kepemimpinan dan sebagainya. Kekuatan-
negara2 dimana biaya faktor produksi lebih kekuatan eksternal merupakan kekuatan yang tidak
rendah. dapat diawasi oleh pihak manajemen (uncontrollable
5. Persaingan:Æ Pesaing terus meningkat secara forces) yang terdiri dari: persaingan, distribusi,
intensif, ditandai dengan munculnya perusahaan2 ekonomi, sosial ekonomi, keuangan, hukum, kondisi
baru yang banyak berasal dari negara2 fisik, politik, sosial budaya, buruh dan teknologi.
berkembang dan industri baru, telah memasuki Sedangkan kekuatan-kekuatan internal merupakan
pasar2 dunia di bidang otomotif dan elektronik. kekuatan-kekuatan yang bersumber didalam
Di samping itu kenyataan menunjukkan bahwa organisasi bisnis itu sendiri yang terdiri dari:
perusahaan2 mempertahankan pasar2 dalam • Faktor-faktor produksi seperti: modal, bahan
negeri mereka dari para pesaing dengan baku, peralatan dan manusia.
memasuki pasar dalam negeri para pesaing • Aktivitas fungsional seperti: personalia,
tersebut untuk mengganggu mereka. Banyak pemasaran, keuangan, produksi dan sebagainya.
perusahaan2 yang tidak memasuki suatu negara
(mungkin karena ukuran pasarnya yang tidak Kekuatan-kekuatan internal tersebut dapat
memadai), telah mendirikan pabrik2 di dikontrol oleh pihak manajemen dan harus
kelompok2 perdagangan yang secara komparatif disesuaikan dengan berbagai tuntutan perubahan
lebih besar (spt: Uni Eropa, Asean dsb). Hasil dari variabel lingkungan eksternal.
berbondong-bondongnya perusahaan menuju Bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak
globalisasi adalah terjadinya “ledakan secara internasional, maka sistem manajemen yang
pertumbuhan dalam Bisnis InternasionalӮ diterapkan sangat menentukan keberhasilan operasi
yang ditandai dengan (1) Peningkatan investasi bisnis mereka melalui penyesuaian antara lingkungan
langsung luar negeri/Foreign Direct internal dengan lingkungan eksternal baik dalam
Investment/FDI secara total dan (2) skope domestik, asing maupun internasional.

71
Universitas Sumatera Utara
Prihatin Lumbanraja Tantangan bagi Kepemimpinan…

Keberhasilan sistem manajemen sangat tergantung terhadap waktu, keluarga, kebiasaan berdagang
pada kemampuan kepemimpinan yang dimiliki (berbisnis) dan sebagainya. Haris dan Morgan (1987,
seorang manajer atau pimpinan dalam perusahaan dalam Czinkota) menginventarisir elemen-elemen
yang bersangkutan (leadership competence). Lebih budaya antara lain: Bahasa, Kepercayaan, Nilai dan
jauh, keberhasilan kepemimpinan tersebut akan sangat Sikap, Perilaku dan Kebiasaan, Keindahan,
teruji dalam lingkungan asing atau internasional, hal Pendidikan dan Sosial institusi.
ini disebabkan karena dalam lingkungan tersebut akan Konsep kepemimpinan telah diartikan dan
terjadi perubahan-perubahan terhadap seluruh digunakan dalam berbagai cara. Dalam berbagai
kekuatan-kekuatan eksternal yang akan kajian, perilaku kepemimpinan diartikan sebagai
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak perilaku individu dalam posisi manajerial terhadap
langsung terhadap kekuatan internal perusahaan. anggota dari suatu kelompok atau organisasi, jika
individu tersebut berupaya untuk mengarahkan
2.2 Tantangan Budaya dalam Kepemimpinan aktivitas dari kelompok atau organisasi untuk
Lintas Budaya mencapai tujuan khusus dari organisasi tersebut (Bass
Sejak tahun 1990-an semakin beragam tenaga 1990: Yuki, 1994). Sementara itu kepemimpinan
kerja baik dari segi gender, ras dan kebangsaan. secara lebih luas diartikan sebagai kemampuan
Misalnya, di Amerika kira-kira 45 % dari tambahan mempengaruhi orang untuk mengarahkan upaya
tenaga kerja pada tahun 1990 adalah “ Non-white”, mereka terhadap pencapaian tujuan organisasi yang
yang setengahnya adalah generasi pertama immigran disebut memotivasi dan mempengaruhi pemikiran,
yang datang dari Asia dan Amerika Latin. Di Belanda sikap dan perilaku manusia. Oleh karena itu
5 % dari populasinya dan 8-10 % dari populasi kepemimpinan selalu melibatkan interaksi antara
Perancis adalah etnik minoritas (Czinkota, 1994), hal pemimpin dan para bawahan yang mereka pimpin
ini menimbulkan percampuran budaya yang sangat dalam seluruh aspek pekerjaan yang telah ditentukan
penting diwaspadai oleh para pekerja, terutama oleh organisasi.
terhadap pengaruh dari keberagaman perilaku Pendekatan kelompok budaya untuk
manusia yang disebabkan oleh keragaman budaya melaksanakan produksi dan kegiatan-kegiatan bisnis
mereka dalam dunia kerja. dari berbagai perusahaan dan jenis-jenis organisasi
Konsep budaya sangat kaya akan pengertian. lainnya biasanya tercermin dari prinsip-prinsip yang
Budaya selalu merujuk kepada kelompok orang-orang mendasari kelompok itu sendiri. Berbagai pertanyaan
atau masyarakat, dimana budaya tersebut yang mendasar antara lain: bagaimana kekuasaan
mempengaruhi cara berpikir, cara pandang dan diorganisir? berdasarkan apa kekuasaan tersebut
perilaku sehari-hari seseorang. Suatu kelompok diatur atau diorganisir?. Jawaban dari pertanyaan-
budaya berarti suatu kelompok orang-orang yang pertanyaan tersebut sangat berbeda dalam budaya
secara bersama-sama memiliki norma, nilai ataupun timur dan barat atau secara lebih luas akan berbeda di
kepercayaan dan tradisi yang sama yang berbeda dari setiap negara yang memiliki perbedaan budaya.
kelompok lain. Bahkan diantara negara-negara barat sendiri kondisi
Budaya dipelajari, dimiliki dan ini juga memiliki perbedaan-perbedaan mendasar,
disosialisasikan dari satu generasi ke generasi. Budaya misalkan: perusahaan Perancis dan Swedia memiliki
berciri konservatif, menolak untuk/sulit berubah dan perbedaan yang sangat kecil, sementara German dan
menginginkan kelanjutan. Trompenaars (1994), Australia memiliki perbedaan yang sangat ekstrim
seorang peneliti budaya dalam studi organisasi, dalam dasar pandangan mereka terhadap hubungan
mengatakan bahwa “ it is my belief that you can never kekuasaan antara pemimpin dengan bawahan mereka.
understand other cultures. Sementara itu Hofstede Berdasarkan kepada peraturan, organisasi
(1984) melakukan “cross-cultural studies” dengan dibentuk oleh pemimpin, baik secara otokratis,
meneliti para karyawan IBM pada 40 negara sebagai individual maupun kolektif yang menggunakan
partisipan dalam meneliti “ international differences in kekuasaan mereka untuk dua hal, yaitu: mengatur
work-related values “ menggunakan definisi budaya sistem dari seluruh fungsi-fungsi yang ada dan
sebagai cara berpikir dari kelompok manusia yang mengarahkan kepada pencapaian tujuan. Pengaturan
membedakan anggota dari suatu kelompok terhadap dari seluruh fungsi-fungsi yang ada didasarkan kepada
kelompok yang lain, dimana interaktif secara status, hirarkhi, gaya manajemen, motivasi pekerja
keseluruhan dari ciri-ciri umum mempengaruhi respon dan kemampuan manajemen untuk membentuknya.
dari kelompok manusia terhadap lingkungannya. Sedangkan orientasi kepada tujuan dari
Budaya suatu masyarakat tercermin dalam kepemimpinan diarahkan untuk pemecahan masalah,
cara hidup kelompok suatu masyarakat, yang dapat pengembangan strategi, membentuk etika bisnis yang
diamati melalui manifestasinya, seperti pandangan berlaku, menetapkan tingkat produktivitas,

72
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 2, Mei 2008: 69 - 77

mendistribusikan berbagai tugas, dan menentukan penilaian terhadap jenjang karir (promosi) bagi
berbagai batas waktu pekerjaan (deadlines). manajer mereka, misalnya: General Electric,
Terdapat tiga tipe manajer jika dihubungkan Medtronic, FMC Corp dan berbagai perusahaan besar
dengan kondisi suatu budaya, yaitu: lainnya telah melaksanakan penugasan luar negeri.
• Manajer dalam monoactive culture akan Sehubungan dengan hal tersebut berbagai kesulitan
memperlihatkan dan mengutamakan kemampuan dan tantangan akan menjadi bahagian dari para
teknis, senantiasa berdasarkan fakta dan logika manajer yang menjalani penugasan luar negeri, karena
dan tidak berdasarkan perasaan dan emosi. bagaimanapun jika kegiatan operasi bisnis berada
Mereka memiliki orientasi dan berfokus kepada dalam lingkungan asing atau internasional, maka
perhatian mereka terhadap bawahan dalam tugas- tingkat kesulitan manajer terutama dalam memimpin
tugas dan hasil-hasil yang khusus. Mereka juga para bawahannya sangat tinggi hal ini disebabkan
sangat ketat terhadap program dan menuntut karena terjadinya “ percampuran budaya” (cross-
bawahan untuk bekerja sesuai dengan rencana cultural situation) yang tidak dapat dihindarkan.
yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang diterapkan dalam situasi
• Manajer dalam polyactive culture jauh lebih percampuran budaya (Cross-cultural leadership)
terbuka, mendasarkan pada kemampuan persuasif, merupakan suatu bentuk interaksi kepemimpinan
menggunakan kekuatan karakter mereka sebagai antara manajer dengan para bawahan dengan latar
insentif. Mereka sering menunjukkan komunikasi belakang budaya yang berbeda. Anggapan dasar yang
secara terbuka dengan orang dan mau menyebabkan kepemimpinan lintas budaya berbeda
memberikan waktunya kepada para bawahan dengan kepemimpinan tradisional adalah pengaruh
mereka untuk mengembangkan hubungan yang dari budaya terhadap berbagai harapan sehubungan
lebih baik. dengan interaksi manajer dengan para bawahannya.
• Manajer dalam reactive culture juga berorientasi Telah banyak kajian yang dilakukan yang membahas
kepada bawahan, tetapi mereka mengelola dengan tentang hubungan antara manajer (pimpinan) dengan
mempergunakan peralatan ilmu pengetahuan, para bawahan yang berbeda dari suatu negara ke
sabar dan menggunakan sistem pengawasan yang negara yang lain yang menjadi sumber dari berbagai
tenang. Mereka menunjukkan kesederhanaan dan perbedaan dari perilaku kepemimpinan diberbagai
kesopanan, di samping pengenalan terhadap negara (Bass, 1990; Haire et al. 1966; Webber, 1969).
superior mereka. Mereka juga berupaya untuk Akibat dari perbedaan budaya diantara
menciptakan suatu kondisi yang harmonis bagi berbagai negara, maka sering terjadi kesalahan dalam
kerja tim mereka, menggunakan bahasa tubuh mengartikan atau mempersepsikan sikap dan perilaku
secara efektif untuk menegaskan komunikasi orang yang berasal dari budaya lain. Permasalahan
verbal secara akurat. Mereka menguasai kondisi utama akan muncul sehubungan dengan asumsi bahwa
perusahaan secara sempurna, telah memiliki apa yang dianggap benar dalam budaya sendiri juga
pengalaman kerja yang lama dengan berbagai dianggap benar dalam budaya lain (Phatak, 1983).
jenis pekerjaan. Hal tersebut akan mampu Selain itu orang selalu mengasumsikan bahwa orang
memberikan keseimbangan dalam kemampuan lain memiliki lebih banyak kesamaan dengan mereka
untuk bereaksi terhadap berbagai pengaruh dari pada yang sebenarnya, yang sering disebut “
perubahan lingkungan. projected similarity “ (Adler, 1986). Berbagai
kesalahan persepsi tersebut dapat menyebabkan
Secara tradisional, visi perusahaan terhadap konflik interpersonal dan perilaku keorganisasian
kepemimpinan telah tercermin dari nilai-nilai dan yang tidak cocok (Ting-Toomey, 1985). Oleh karena
tujuan-tujuan masyarakat dimana organisasi tersebut itu para manajer seharusnya tidak membawa seluruh
berada. Saat ini dengan banyaknya perusahaan pola pikir mereka kedalam situasi tertentu, sebaliknya
multinasional atau perusahaan global, maka visi dari lebih baik mereka mencoba masukan-masukan baru
perusahaan telah berubah menjadi visi yang bersifat kedalam pola pikir budaya secara keseluruhan
lintas negara (transnasional), yang harus (Casmir, 1985). Hal yang sama juga dinyatakan oleh
direalisasikan melalui berbagai kebijakan-kebijakan Leblanc (1994) bahwa seorang manajer dalam
perusahaan terhadap seluruh kegiatan operasi mereka. penugasan luar negeri pada awalnya harus
Sebagai konsekuensi dari pesatnya menganggap bahwa mereka seolah “ buta dan tuli “
pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang memiliki terhadap kenyataan yang dialami disekeliling mereka,
operasi internasional, maka penugasan luar negeri dan Adler (1986) menyatakan bahwa manajer yang
bagi seorang manajer telah menjadi bahagian yang efektif harus menerima keberadaan dari perbedaan
penting dari manajemen karir mereka. Saat ini banyak budaya sampai penyesuaian mampu dilakukan.Untuk
perusahaan menjadikan penugasan luar negeri sebagai mengantisipasi dan menanggulangi berbagai

73
Universitas Sumatera Utara
Prihatin Lumbanraja Tantangan bagi Kepemimpinan…

tantangan tersebut berbagai konsep, teori dan kajian • Para manajer Amerika melihat kurangnya
studi telah dilakukan yang akan dibahas dalam seksi kemegahan dari kantor perusahaan sebagai simbol
berikut ini. status yang hilang, seperti: kantor pribadi, lokasi
parkir tersendiri, ruang pertemuan bagi
2.3. Antisipasi Kepemimpinan Lintas Budaya. manajemen dan sebagainya.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa teori- • Para manajer Amerika tidak menjalani seluruh
teori manajemen Amerika telah mengaplikasikan karirnya pada satu perusahaan saja, sebaliknya
secara luas penugasan manajer keluar negeri, para manajer Jepang berharap untuk dapat bekerja
misalnya penugasan di Republik Rakyat Cina dan di sampai pensiun pada satu perusahaan saja.
Yogoslavia. Bagaimanapun sebagian besar manajer
percaya bahwa mereka harus melakukan adaptasi Meskipun diantara berbagai negara telah
terhadap gaya kepemimpinan mereka terhadap budaya dilakukan penyesuaian dengan baik secara budaya
yang dianut para karyawan setempat. Oleh karenanya, terhadap mnajemen partisipatif, namun demikian
mereka percaya bahwa kepemimpinan tergantung organisasi secara menyeluruh harus menyesuaikan
terhadap situasi budaya dimana mereka berada. bentuk dari partisipasi tersebut terhadap budaya lokal
Hampir dua dekade selanjutnya, Hofstede atau budaya setempat. Oleh karenanya saat ini bagi
menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan para manajer global harus dapat secara fleksibel untuk
manajemen partisipatif, tremasuk Teori X dan Y, mengubah pendekatan mereka jika mereka diberi
sistem 4 dan manajerial grid, yang didukung penugasan di luar negeri dan bekerja dengan orang-
sepenuhnya oleh teori-teori dan manajer-manajer orang yang berasal dari berbagai budaya asing yang
Amerika tidak sesuai untuk seluruh budaya. Para berbeda.
karyawan dengan budaya yang menjunjung tinggi Sehubungan dengan kondisi tersebut, saat ini
kekuasaan mengharapkan manajer untuk memimpin bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak secara
dan mengarahkan mereka, dan mereka menjadi tidak internasional memerlukan orang-orang yang memiliki
nyaman dengan delegasi terhadap keputusan yang “cross-cultural competence” dan “cultural
menyimpang. Sebahagian budaya menginginkan sensitivity”, sehingga berbagai perusahaan telah
manajer-manajer mereka untuk bertindak secara tegas, menerapkan berbagai persyaratan tambahan dalam
budaya lainnya menginginkan para manajer untuk recruitmen calon-calon karyawan mereka. Melalui hal
bertindak sebagai penyelesai masalah yang tersebut diharapkan bahwa para karyawan mereka
partisipatif. memiliki daya adaptasi yang tinggi dan memiliki
Kebanyakan pengetahuan tentang masalah- kemampuan kepemimpinan silang budaya yang
masalah dalam kepemimpinan silang budaya berawal handal (cross-cultural leadership competence).
dari situasi di mana manajer-manajer internasional Adapun berbagai persyaratan tambahan tersebut
yang ditugaskan ke Amerika. Graen dan Wakabayashi menurut Ratiu dalam Weinshall (1993), antara lain:
(1994) meneliti perusahaan-perusahaan yang memiliki • Mampu beradaptasi
pabrik di Amerika dan Jepang, seperti: Toyota. • Fleksibel, mudah mengubah segala sesuatunya
Cabang yang berlokasi di Amerika diorganisasikan jika hal tersebut memang dikehendaki oleh
dengan menggunakan metode atau cara Jepang lingkungan setempat.
dengan sebahagian besar karyawannya adalah orang • Memiliki sifat keterbukaan yang tinggi (open
Amerika, sangat memerlukan kemampuan minded)
kepemimpinan lintas budaya untuk dapat sukses. • Memiliki banyak teman atau relai dari berbagai
Kepemimpinan tersebut menghadapi masalah yang kewarganegaraan yang berbeda.
khusus akibat dari adanya perbedaan budaya antara
• Menguasai berbagai bahasa yang secara
kedua negara. Beberapa masalah yang muncul, antara
internasional sering dipergunakan dalam operasi
lain:
bisnis internasional.
• Perbedaan bahasa yang menyebabkan komunikasi
dan kerjasam yang rumit di berbagai tingkatan Sehubungan dengan perbedaan budaya
manajerial. tersebut, manajer yang ditugaskan ke luar negeri,
• Para manajer dan pekerja Jepang menganggap sering mengalami apa yang disebut dengan “ Culture
bahwa manajer-manajer Amerika memiliki shock “, yaitu suatu keadaan lingkungan yang serba
kepatuhan yang rendah terhadap perusahaan dan baru dan asing yang harus memerlukan penyesuaian
dalam partner kerja. atau adaptasi dalam waktu yang relatif singkat guna
• Para manajer Amerika menjumpai kesulitan menghadapi berbagai pekerjaan yang harus segera
dengan ketiadaan dari hukuman bagi pelanggaran dilaksanakan. Culture shock dapat menyebabkan
terhadap perintah yang dianggap ideal.

74
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 2, Mei 2008: 69 - 77

perasaan ketiadaan bantuan, kebingungan dan frustrasi 1. Manajer memerlukan keterbukaan untuk
serta keterasingan. Jika dihubungkan dengan kondisi mengenal berbagai perbedaan budaya dengan
kepemimpinan, maka seorang manajer yang beranggapan bahwa kita tidak sama atau berbeda.
mengalaminya akan merasa bahwa orang-orang 2. Selanjutnya pada gilirannya hal tersebut akan
disekeliling mereka tidak bersahabat dan sulit untuk memberikan kemudahan bagi manajer untuk
diajak bekerjasama, padahal seorang manajer sangat mengembangkan kehati-hatian untuk
memerlukan dukungan dari para bawahannya untuk memudahkannya dalam mengenal kunci
berhasil. Hal yang sama juga akan terjadi terhadap perbedaan antara diri sendiri dengan orang lain.
para bawahan yang berasal dari negara setempat, Hal tersebut memerlukan pengetahuan budaya
mereka juga merasa sulit untuk memenuhi harapan- tertentu secara mendasar
harapan manajer asing tersebut sehingga mereka 3. Pengetahuan budaya tersebut dapat digunakan
merasa frustrasi dan menimbulkan sikap dan perilaku untuk kemampuan mengubah serta beradaptasi
serta reaksi yang tidak nyaman, yang pada akhirnya dalam budaya silang, termasuk perilaku yang
dapat menimbulkan konflik di antara mereka. memaksimumkan keefektifan budaya silang yang
Secara umum culture shock disebabkan oleh ada.
karena tidak adanya program orientasi psikologis dari 4. Dalam kepemimpinan lintas budaya berarti bahwa
perusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini kantor seorang manajer harus mampu untuk
pusat bertanggung jawab untuk mengusahakan agar menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai
dengan situasi yang diinginkan.
para manajer yang ditugaskan ke luar negeri tidak
merasa terisolir. L.R. Kohls (1984) menulis adanya
Bagi para manajer yang menjalani penugasan
siklus dari culture shock, yaitu: luar negeri ketika mengalami perbedaan silang budaya
• Initial euphoria, yaitu perasaan senang karena akan melakukan proses penyesuaian melalui tiga
akan ditugaskan ke luar negeri. model dasar penyesuaian yang berbeda (Aycan, 1997;
• Irritation and Hostility, yaitu mulai mengalami Berry et al., 1988; De Leon and Selmer, 1989), yaitu:
perbedaan-perbedaan budaya 1. Reaction Mode, dimana manajer lebih berupaya
• Adjusment, yaitu mulai melakukan berbagai untuk mengubah lingkungan dari pada perilaku
adaptasi terhadap situasi dan budaya setempat mereka sendiri.
• Re-entry, kembali ke negara asal yang besar 2. Integration Mode, dimana manajer mengubah
kemungkinan akan menimbulkan cultue shock perilaku mereka untuk mengurangi konflik
kembali. Yang sering menjadi masalah adalah dengan lingkungan mereka. Dalam literatur
setelah mereka kembali tidak mendapatkan posisi psikologi disebut juga “problem-focused coping
yang sebanding dengan harapan mereka. Banyak strategy “.
3. Withdrawal Mode, dimana manajer mencoba
diantara mereka yang memilih keluar dari
untuk menghindari situasi konflik. Dalam literatur
perusahaan dan tetap tinggal di negara asing
disebut juga “symptom-focused strategy“.
tersebut, oleh karena itu program pemulangan
kembali ini haruslah direncanakan dengan tepat. Lisa Hoecklin (1997), dalam “managing culture
differences“ menyatakan terdapat enam nasehat
Para manajer yang ditugaskan ke luar negeri berharga untuk melakukan bisnis lintas budaya, yaitu:
dan para karyawan lokal/setempat merupakan pihak– 1. Melakukan Persiapan
pihak yang pertama sekali mengalami interaksi silang Berbagai persiapan sangat perlu dilakukan jika
budaya dan pengaruh perbedaan budaya yang seseorang akan ditugaskan ke luar negeri,
ditimbulkannya. Tanpa pengalaman tinggal di luar misalnya: berdiskusi dengan seorang yang lebih
negeri dalam waktu yang lama dan berbaur dengan berpengalaman tentang situasi luar negeri yang
masyarakat dinegara yang bersangkutan, maka akan akan dikunjungi, di samping dilengkapi dengan
sangat sulit untuk mengenali komponen-komponen membaca secara intensif tentang etiket bisnis dan
dari budaya setempat dalam perilaku seseorang sosial, sejarah dan cerita rakyat, kejadian terbaru
(Hofstede, 1984). Berdasarkan hal tersebut, maka (termasuk hubungan yang ada diantara kedua
untuk mencapai sukses sebagai manajer-manajer negara), nilai-nilai budaya, geographi, sumber-
internasional/global manajer sangat diperlukan sumber kebanggaan (artis, musisi, olahragawan),
kemampuan kepemimpinan dalam budaya silang agama, struktur politik dan hal-hal praktis seperti,
(cross-cultural leadership competencies). Sesuai mata uang dan jam kerja, kebiasaan dalam cara-
cara berbisnis dan sebagainya.
dengan pendapat Black dan kawan-kawan,
2. Perlahan-lahan (Jangan Terburu-buru)
kompetensi budaya yang diperlukan oleh para manajer
Hampir disegala bidang dan disetiap tempat, kita
dibentuk dalam empat tingkatan yang saling
harus belajar menunggu dengan sabar. Banyak
berhubungan.

75
Universitas Sumatera Utara
Prihatin Lumbanraja Tantangan bagi Kepemimpinan…

budaya diberbagai negara yang menganggap Sebaliknya mengabaikan atau menangani secara tidak
bahwa sifat terburu-buru merupakan sifat yang benar perbedaan-perbedaan budaya dapat
tidak bersahabat, arogan dan tidak dapat mengakibatkan berbagai masalah, seperti: hilangnya
dipercaya. penjualan, karywan-karyawan yang kompeten
3. Bangkitkan Kepercayaan meninggalkan perusahaan, dan rendahnya semangat
Hubungan dan kepercayaan pribadi yang kerja menyebabkan produktivitas yang rendah.
dikembangkan dengan seksama dan tulus Namun apabila perbedaan-perbedaan ini
sepanjang waktu lebih penting dari pada kualitas dikombinasikan dengan berhasil, ia dapat
produk, harga dan kontrak-kontrak bisnis. Para menghasilkan praktek-praktek bisnis yang inovatif
manajer harus menjadi sosok yang penuh simpati, dan unggul bagi mereka yang dapat dihasilkan sendiri
yang sangat bermanfaat dalam bisnis, dan dapat oleh budaya manapun.
diandalkan dalam jangka panjang.
4. Memahami Pentingnya Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat KESIMPULAN
penting. Naskah iklan harus diterjemahkan oleh
seorang profesional yang berbicara dalam kedua Kemampuan kepemimpinan lintas budaya
bahasa yang fasih, dengan suatu kosakata yang (cross-cultural competence) bagi para manajer
sensitif terhadap nuansa dan konotasi, serta (pimpinan) bisnis yang beroperasi secara internasional
berbakat memahami ungkapan dan citra tiap-tiap telah menjadi suatu keharusan yang tidak dapat
budaya. ditawar-tawar lagi dalam era globalisasi yang
5. Menghormati Budaya dampaknya semakin luas melanda seluruh aspek
Sikap dan perilaku adalah penting. Para manajer kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan hal
yang bepergian adalah seorang tamu di negara itu tersebut komitmen organisasi untuk mempersiapkan
dan harus menghormati aturan-aturan tuan rumah. para manajer yang diberi penugasan luar negeri
Seperti dinyatakan oleh seorang pejabat Arab menjadi semakin penting, di samping komitmen
Saudi dalam salah satu film “ Going secara individual juga sangat dibutuhkan demi
Internsional“, orang Amerika di negara-negara keberhasilan bagi pribadi manajer dan organisasi yang
asing memiliki kecenderungan untuk bersangkutan.
memperlakukan penduduk asli sebagai orang Pada akhirnya muara keberhasilan tersebut
asing dan mereka lupa bahwa sebenarnya mereka akan sangat tergantung kepada daya adaptasi dari
sendirilah orang asing itu. individual manajer terhadap budaya lokal/setempat
6. Memahami Unsur-Unsur Budaya yang tercermin dari keserasian dan keharmonisan
Wilayah adalah semacam gunung es budaya interaksi antara manajer asing dengan karyawan
dengan dua unsur, yaitu budaya permukaan lokal/domestik untuk mewujudkan baik tujuan pribadi
(seperti: mode, gaya, makanan dan sebagainya) manajer maupun organisasi secara keseluruhan.
dan budaya dalam (seperti: sikap,
keyakinan/kepercayaan, nilai dan ebagainya).
Kurang dari 15 persen budaya suatu wilayah DAFTAR PUSTAKA
dapat dilihat, dan orang yang asing terhadap
budaya tersebut harus melihat kebawah Adler, N.J. 1983, A Typology of Management Studies
permukaan. Misalnya, kebiasaan orang Inggris Involving Culture, juornal of International
yang secara otomatis antri di trotoar ketika Business Studies, Vol.14 No.2, pp.29-47.
menunggu bus. Ciri budaya permukaan ini Adler, N.J. 1986, International Dimensions of
berasal dari keinginan budaya dalam untuk Organizational Behaviour, Kent, Boston,
menuju kehidupan yang bersih dan terkendali. MA.
Aycan, Z. 1997, Acuulturation of Expatriate
Pengetahuan tentang budaya-budaya lain dan Managers: A Process Model of Adjusment
bagaimana mereka mempengaruhi cara orang-orang and Performance, in Aycan, Z. (Ed), New
bisnis bisa menunjukkan kepada para pelaku bisnis Approach to Employment Management.
yang bekerja dalam budaya yang berbeda dari budaya Expatriate Management: Theory and
mereka sendiri, bahwa solusi-solusi mereka tidak Research, JAI Press, London.
selalu baik untuk suatu tugas yang diberikan. Ball, Donald A. et al., 2004, International Business,
Memahami hal ini merupakan langkah pertama dalam The Challenge of Global Competition, Ninth
mempelajari bagaimana menggunakan perbedaan Edition, McGraw-Hill Companies, Inc, New
budaya untuk memperoleh keuntungan strategis. York.

76
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 2, Mei 2008: 69 - 77

Bass, B.M. 1990, Bass & Stogdill’s Handbook of Leblanc, B. 1994, European Competencies-Some
Leadership, The Free Press, New York, NY. Guidelines for Companies, Journal of
Black, J.S., Mendenhall, M.E. and Oddou, G. 1991, Management Development, Vol.13, No.2, pp.
Toward a Comprehensive Model of 72-80.
International Adjusment: An Integration of Lisa Hoeclin., Managing Culture Differences,
Multiple Theoretical Perpectives, Academy of
Management Review, Vol.16, pp.291-317. www.latinsynergy.org/strategicjoinventure.ht
Berry, J.W., Kim, U. and Boski, P. 1988, Psycological m#Chile (December 27, 2000); How to
Acuulturation of Immigrants, in Kim, Y.Y. and Negotiate European Style, “ Journal of
Gudykunst, W.B. (Eds), Cross-cultural European Business, July-August 1993, p.46:
Adaptation: Current Approaches, Sage and U.S. Department of Commerce, Business
Publications, Newbury Park, CA. America, June 25, 1984, p.7.
Casmir, F.L. 1985, Stereotypes and Schemata, in Phatak, A.V. 1983, International Dimensions of
Gudykusnst, W.B., Steward, L.P. and Ting- Management, Kent Pulblishing Company,
Toomey, S (Eds), Communication, Culture, Boston, MA.
and Organizational Process, Sage
Ting-Toomey, S. 1985, Toward a Theory of Conflic
Publications, Newbury Park, CA.
Czinkota, Ronkainen and Moffet. 1994, International and Culture, in Gudykunst, W.B. Steward,
Business, Third Edition, The Dryden Press. L.P. and Ting-Toomey, S (Eds),
De Loen, C. and Selmer, J. 1989, Changing the Communication, Culture, and Organizational
Guard: Expatriate CEO Succssion in Foreign Process, Sage Publications, Newbury Park,
Subsidiaries, Report from Department of CA.
Business Administration 6, University of Trompenaars, F., 1994, Riding the Waves of Culture.
Stockholm, Stockholm. Understanding Cultural Diversity in Business,
Haire, M., Ghisell,E. and Porter, L.W. 1966, The Economist Books, London.
Managerial Thinking: An International Study,
Weber, R. 1969, Convergence or Divergence?,
Wiley, New York, NY.
Hofstede, G. 1984, Culture’s Consequences: Columbia Journal of Business, Vol 4 No.3, pp
International Differences in Woek-related 75-83.
Values, Sage Publication, Beverly Hills. Weinshall. 1993, Societal Culture and Management,
Kauppinen, M. 1994, Antecedents of Expatriate New York: Walter de Gruyter.
Adjusment- A study of Finnish Managers in Yuki, G.A. 1994, Leadership in Organization,
The United States, Helsingin Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.
Kauppakorkeakkoulun Julkaisuja, B-140,
Helsingki.

77
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai