Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ONLINE INDIVIDU

“BAHAYA BEGADANG BAGI KESEHATAN”

GINA PUSPITA AGUS


N 111 17 114

PEMBIMBING :
drg. Elli Yane Bangkele, M.Kes

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

Begadang merupakan kebiasan seseorang terjaga sampai larut malam dan


tidur waktu pagi . Kebanyakan seseorang mulai melakukan begadang karena
mengerjakan pekerjaan saat malam, tetapi karena sering dilakukan tanpa disadari
kegiatan saat begadang pun sudah tidak terlalu penting dan menjadi kebiasaan yang
buruk yang dapat menimbulkan penyakit1

Istirahat adalah salah satu cara untuk menenangkan diri dari kepenatan
selama beraktivitas seharian. Waktu tidur dan kurang istirahat dapat mengganggu
kesehatan. Kecenderungan untuk tidur lebih dini adalah “bom waktu kesehatan”
yang dapat meningkatkan resiko terserang stroke atau penyakit kardiovaskular lain
yang berujung pada serangan jantung. (Camaru. A, 2011).Tidur sehat adalah hal
terpenting karena kurang tidur bisa mempengaruhi kesehatan tubuh manusia secara
umum. Selain itu, tidur juga mempengaruhi emosi, hubungan dengan keluarga,
interaksi dengan orang lain, kejernihan pikiran, dan mencegah penyakit. Tidur
bahkan sangat mempengaruhi produktivitas kerja3

Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Jika seseorang yang sedang
sakit memerlukan lebih banyak istirahat dan tidur dibandingkan pada umumnya.
Seringkali, seseorang lemah karena menggunakan energi secara berlebihan dalam
melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari. Istirahat dapat memulihkan kembali
energi seseorang, membiarkan individu untuk mulai berfungsi lagi secara optimal.
Ketika seseorang kurang istirahat, mereka mudah marah, tertekan, dan lelah, serta
mereka kesusahan untuk mengendalikan emosi mereka4
Kebiasaan begadang dilakukan siapa saja, kegiatan yang dilakukan diwaktu
begadang bisa berupa suatu pekerjaan, penyakit(insomia), beribadah, atau hanya
melewati waktu malam dengan hiburan seperti nonton dan lain sebagainya, kegiatan
begadang tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja baik itu kalangan pekerja, ahli
ibadah, bahkan pelajar.Dewasa ini kebiasaan begadang sering dilakukan siapa saja,
tentu saja begadang dilakukan dengan berbagai latarbelakang yang berbeda.
Kebiasaan begadang pun sering dilakukan oleh pelajar, dengan aktivitas yang
beragam seperti belajar, mengerjakan tugas, bahkan ada pelajar yang begadang
dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti main game online/offline, main
kartu, nongkrong-nongkrong1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.TIDUR

Tidur merupakan fungsi dasar yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan
suatu keadaan fisiologis yang dialami oleh setiap makhluk hidup. Meskipun setiap
spesies berbeda dalam jumlah tidur, Namun secara umum perbedaan ini
merupakan fungsi dari umur. Rata-rata, orang dewasa tidur 8 jam sehari. 4 Durasi
tidur yang lebih pendek atau yang berlebihan, keduanya dikaitkan dengan angka
mortalitas yang lebih besar, seperti yang ditunjukkan pada grafik di bawah ini:

Grafik 1.1. Hubungan Durasi Tidur dengan Mortalitas

Catatan : hazard ratio adalah risiko relatif individu untuk mengalami kematian
dibandingkan dengan populasi umum, berdasarkan rata-rata jumlah jam tidur per
malam.
Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya
waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut
sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral
anterior hypothalamus. Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan
sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang
disebut sebagai pusat tidur.
Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi
terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau
aurosal state.2
Penelitian modern mengenai tidur diawali oleh aserinsky dan kleitman. Kleitman
menerangkan perbedaan karakterisitk tiap stadium dari tidur menggunkan
electroencephalography (EEG). Hal ini merupakan era awal dimana tidur tidak
hanya di dipelajari secara kuantitatif ( seperti berapa lama tidur) tetapi juga secara
kualitatif (seperti bagaimana tidur yang baik).4
Pada pola tidur manusia yang dipelajari menggunakan EEG dan electrooculography
(EOG), tidur dapat klasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu
diikuti oleh fase REM. Kedaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi
secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16- 20
jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur
diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa .
Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:5

1. Tidur stadium Satu.


Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini
didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak
gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5
menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari
gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta dengan
amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle
dan kompleks K

2. Tidur stadium dua


Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih
berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri
dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle,
gelombang verteks dan komplek K .
3. Tidur stadium tiga
Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat
lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak
gelombang sleep spindle.
4. Tidur stadium empat
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG
didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep
spindle. Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit
sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu REM
jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten
dan panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai
adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah,
apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan
mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis,
tonus otot menunjukkan relaksasi yang dalam. Pola tidur REM berubah
sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur REM
mewakili 50% dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya
masuk ke fase REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan
pola berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40%
hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk
keperiode awal tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM
pada dewasa muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut:
1. NREM (75-80%) yaitu
stadium 1: 2-5%; stadium 2 : 45-55%;
stadium 3 : 3-8 %; stadium 4 :10-15%
2. REM; 20-25 %.

Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending
Reticulary Activity System). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut
dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan
tidur.
Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem
serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik.
1. Sistem serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino
trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang
terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila
serotonin dari tryptopan.
Hasil serotogenik snagat dipnegaruhi oleh hasil metabolisme asam amino
trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah trypthopan, maka jumlah serotonin yang
terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila
serotonin dari trypthopan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak
bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peniliti lokasi yang terbanyak sistem
serotogonik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana
terdapat hubungan aktifitas serotonin di nukleus raphe dorsalis denga tidur REM.

2. Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel
nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat
mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang
mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergic akan menyebabkan
penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

3. Sistem Kholinergik
Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena
dapat mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini,
mengakibatkan aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan
aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat
pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat
antikolinergik (scopolamine) yang menghambat pengeluaran kholinergik dari
lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan penurunan REM.

4. Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur

5. Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormone
seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi
secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem
ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmitter norepinefrin,
dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.2
B. KEBUTUHAN TIDUR

kebutuhan tidur berdasarkan usia Usia 0-1 Bulan Bayi yang usianya baru
mencapai 2 bulan, umumnya membutuhkan tidur 14-18 jam setiap hari Usia 1- 18
BulanPada usia ini, bayi membutuhkan waktu tidur 12-14 jam setiap hari termasuk
tidur siang. Tidur cukup akan membuat tubuh dan otak bayi berkembang baik dan
normal.Usia 3-6 TahunKebutuhan tidur yang sehat di usia anak menjelang masuk
sekolah ini, mereka membutuhkan waktu untuk istirahat tidur 11-13 jam, termasuk
tidur siang. Menurut penelitian, anak usia di bawah enam tahun yang kurang tidur,
akan cenderung obesitas di kemudian hariUsia 6-12 tahunAnak usia ini
membutuhkan waktu tidur 10 jam. Menurut penelitian, anak yang tidak memiliki
waktu istirahat yang cukup, dapat menyebabkan mereka menjadi hiperaktif, tidak
konsentrasi belajar, dan memilki masalah pada perilaku di sekolah Usia 12-18
tahunMenjelang remaja, kebutuhan tidur yang sehat adalah 8-9 jam. Studi
menunjukkan bahwa remaja yang kurang tidur, lebih rentan terkena depresi, tidak
fokus dan punya nilai sekolah yang buruk Usia 18-40 tahunOrang Dewasa
membutuhkan waktu tidur 7 - 8 jam setiap hari. Para dokter menyarankan bagi
mereka yang ingin hidup sehat untuk menerapkan aturan ini pada kehidupannya.
LansiaKebutuhan tidur terus menurun, cukup 7 jam perhari. Demikian juga jika
telah mencapai lansia yaitu 60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam per hari4

C. BAHAYA BEGADANG BAGI KESEHTAN

 Hilangnya konsentrasi
Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang
tidur dapat mempengaruhi banyak hal. Pertama, dapat mengganggu kewaspadaan,
konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi
sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam
“menguatkan” memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka kemampuan
mengingat hal-hal yang dipelajari dan dialami selama seharian akan menurun.
 Memperburuk kondisi kesehatan tubuh
Gula adalah bahan bakar setiap sel dalam tubuh Anda. Jika proses
pengolahannya terganggu bisa menyebabkan efek buruk. Dalam penelitian yang
dilakukan Universitas Chicago, AS, yang meneliti sejumlah orang selama 6 hari,
mendapatkan kondisi ini bisa 24 mengembangkan resistansi terhadap insulin,
yakni hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam
sel.Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam penelitian 6 hari ini
menemukan, terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Akibatnya
bisa menyebabkan timbulnya diabetes. 5

Ganguan pencernaan menyebutkan bahwa kala malam, kadar asam


lambung meningkat. Ini diperparah dengan makanan dan minuman teman
begadang. Beliau menyarankan untuk tidak makan makanan berlemak. Pasalnya,
makanan berlemak membuat kerja lambung semakin berat dan lambat.
Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah
beberapa malam kurang tidur. Keadaaan tersebut benar karena kurang tidur yang
kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah dan
lingkaran hitam di bawah mata. Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh
Anda melepaskan lebih banyak hormon stress atau kortisol. Dalam jumlah yang
berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit, atau protein yang membuat
kulit tetap halus dan elastis.
 Sering lupa
Peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang
disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak.
Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari 21 hipokampus ke neokorteks di
otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan
terjadi pada saat tidur
 Stres yang meningkat
Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania
melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari
menyebabkan stress, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur
dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala depresi. Kurang tidur
memperparah gejala depresi dan depresi membuat anda lebih sulit tidur. Sisi
positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.
 Munculnya Obesitas
obesitas/kegemukan akibat lapar pada malam hari Kurang tidur bisa melenyapkan
hormon yang mengatur nafsu makan. Akibatnya, keinginan menyantap makanan
berlemak dan tinggi karbohidrat akan meningkat. Sehingga menyebabkan orang
yang gemar begadang akan terus menginginkan asupan kalori tinggi.
 Hilang fokus saat berkendara6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Seseorang harus mencukupi pola tidurnya per hari minimal 6-8 jam dan sebisa
mungkin menghinadri begadang agar tehindar dari resiko-resiko kurang tidur seperti
Hilang konsentrasi saat belajar,Memperburuk kondisi kesehatan tubuh,Kulit terlihat lebih
tua,Hilang fokus saat berkendara,Munculnya Obesitas,Stres yang meningkat dan Sering
lupa
DAFTAR PUSTAKA

1. Agung, Prasetyo. 2008. Tabungan Waktu: Waktu Tidur dan Waktu Bekerja.
http://aprasetyo.wordpress.com/author/agungprasetyoImam, Sukirman. Obesitas
Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan. Medan: Makalah Penetapan Guru Besar
Fakultas Kedokteran Bidang Bidang Ilmu Patologi Klinik Universitas Sumatera Utara,
2000
2. Meadows R. 2005. The “Negotiated Night:” An Embodied Conceptual Framework For
The Sociological Study Of Sleep. Oxford: Blackwell.
3. Reni. Hubungan stress dengan gangguan tidur Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://www.eprints. undip.ac.id
4. Hadi, Hamam. Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Nasional. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
5. Kementerian Kesehatan Ri. Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Kebutuhan Tidur Sesuai Usia. 2020
6. Kementerian Kesehatan Ri. Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, 7 Ancaman Kurang Tidur. 2020

Anda mungkin juga menyukai