Bab21413113099 PDF
Bab21413113099 PDF
TEORI TENTANG
PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR
A. Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Menurut Sadirman N, dkk, pengelolaan kelas adalah upaya
mendayagunakan potensi kelas. (1991: 310) Potensi yang dimaksud
disini terdiri dari fasilitas yang ada pada kelas ataupun dari siswa dan
gurunya dalam menyelenggarakan kegiatan di kelas. Seperti pendapat
Haidar Nawawi (1989: 115) yang menjelaskan bahwa pengelolaan kelas
sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu
dan dana dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-
kegiatan kelas yang berkaitan kurikulum dan perkembangan murid.
20
b. Pengaturan fasilitas
Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas
kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi
fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa
sarana prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung
interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan di kelas dapat
berlangsung dengan baik. (Tim Dosen UPI: 108)
Terdapat dua bagian administrasi kelas yang harus ada pada
setiap kelas, diantaranya yaitu adminstrasi pajangan dan administrasi
meja guru yang sesuai dengan manfaat dan tujuannya masing-
masing. Berikut ini masing-masing kelengkapan dari administrasi
tersebut.
1) Administrasi pajangan/dinding, meliputi papan absensi, tata
tertib sekolah, daftar pelajaran, daftar piket siswa, struktur
organisasi kelas, denah kelas, gambar lambang Negara, presiden
dan wakil presiden RI, papan pajangan, hiasan dinding dan
media pembelajaran.
2) Administrasi di atas meja guru meliputi, silabus, RPP, KKM,
buku pedoman mengajar, buku paket, daftar kelas, daftar nilai,
buku portofolio dan lain sebagainya. (Saifuddin. 2012: 76)
Menurut Djamarah dan Aswan (2002) dalam pengaturan ruang
belajar, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1) Ukuran dan bentuk kelas
2) Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa
3) Jumlah siwa dalam kelas
4) Jumlah siswa dalam setiap kelompok
5) Jumlah kelompok dalam kelas
6) Komposisi siwa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan
siswa kurang pandai, pria dan wanita).
Selain itu mendesain ruang kelas sangat penting untuk
diperhatikan, karena mempengaruhi suasana pembelajaran. Suasana
25
b. Model Demokratik
Model demokratis juga sangat menghargai perbedaan dan hak-
hak setiap peserta didik, dan bahkan menekankan pada pentingnya
kebebasan bersuara. Pada model ini, para peserta didik diberikan hak
dan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan mengelola kelas mereka.
Ada 3 (tiga) cara bagi pebelajar yang dapat digunakan untuk
mempertahankan dan memelihara fokus pebelajar dalam proses
pembelajaran, yaitu :
1) Mengembangkan cara-cara yang dapat membuat para peserta
didik memiliki sikap tanggung jawab, seperti; pemberian tugas
individual dan presentasi.
2) Menggunakan kelompok.
3) Memformat kelas atau materi pelajaran yang minim dengan
kebosanan.
c. Model Behavioristik
Model behavioristik pada pengelolaan kelas menekankan pada
diberlakukannya konskwensi-konsekwensi perilaku dalam usaha
meminimalisasi masalah di kelas, disamping menggunakan perilaku-
perilaku tersebut untuk mengoreksi jika perilaku menyimpang
tersebut diulang atau terjadi kembali.
28
d. Model Kontruktivis
Model ini lebih berpihak pada pendekatan pembelajaran student-
centered seperti pada model humanistic dan model demokratik.
Pembelajaran berbasiskan konstruktivisme memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Pengetahuan bukan sebagai objek, bisa berubah dan tidak
menentu.
2) Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman
kongkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi.
3) Mengajar adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi
dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan.
29
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan
pada tingkah laku tersebut. (Sugiharto, dkk. 2007: 20)
Sedangkan belajar menurut Hilgard dan Bower yang dikutip
Ngalim Purwanto (2004: 84), berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Motivasi belajar yang tinggi tercermin pada tingkah laku tersebut.
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah
patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
(Uno, Hamzah B. 2013: 23). motivasi tinggi dapat ditemukan dalam sifat
perilaku siswa antara lain:
a. Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.
b. Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam
belajar.
c. Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar
senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi (Sugiharto, dkk. 2007:
20)
Setelah memperhatikan uraian tentang pengertian motivasi dan
belajar di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar
adalah keseluruhan daya gerak di dalam diri siswa yang menjamin
31
i. Minat
Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan
minat. Mengenai minat ini dapat dibangkitkan dengan cara sebagai
berikut:
1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
j. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna
dan menguntungkan, maka timbul gairah untuk terus belajar.
(Sardiman. 2007: 91)
Semua bentuk motivasi di sekolah ini sangat berguna bagi guru
yang sedang menggunakan pendekatan motivasi tersebut. Namun suatu
cara sederhana yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan
cara pemberian pujian dan applause dari teman dan guru. Karena siswa
merasa dihargai dan memiliki posisi terbaik di kelas. Dengan cara
tersebut siswa akan semakin semangat untuk belajar dan belajar.