Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENERAPAN METODE TIM


Dosen Pembimbing : Dewi Listyorini , S.Kep., Ns.

DISUSUN OLEH :

Diah Laras Ati (P17014)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
Tes Formatif
Petunjuk kerjakan soal dibawah ini dengan singkat dan jelas anda bisa mencari jawaban
dalam materi atau referensi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tugas mandiri
1. Jelaskan masing-masing Model Penugasan/Model Asuhan Keperawatan yang bisa dipilih
!
Jawab :
1. Model Fungsional :
Pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas
menurut jenis pekejaan yang dilakukan.
Contoh: perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital serta menyuapi pasien, dan perawat C bertugas untuk merawat luka
dan sebagainya.
2. Model Tim :
Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan sekelompok
klien. Kelompok inidipimpin oleh perawat berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
3. Medel Alokasi Klien :
Pengorganisasian pelayanan/ asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh
satu perawat pada saat tugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien
pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
4. Model Primer :
Suatu metode pemberian asuhan kepeerawatan diman perawat profesional
bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk RS hingga
pasien dinyatakan pulang.
5. Model Moduler (gabungan primery dan Tim):
Pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai
masuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggungjawab total atau keseluruhan.
2. Jelaskan keuntungan penggunaan masing-masing model/metode
Jawab:
1. Model Fungsional :
Keuntungan:
a. Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu
b. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas
c. Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
d. Berpengalaman untuk satu tugas sederhana
e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
2. Model Tim :
Keuntungan:
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komperhensif
b. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim. Cara
ini efektif untuk belajar
d. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.
3. Model Alokasi Klien
Keuntungan:
a. Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
b. Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komperhensif
c. Memotivasi perawat selalu bersama klien selama bertugas, tugas non keperawatan
dapat dilakukan oleh bukan perawat
d. Mendukung penerapan proses keperawatan
e. Kepuasan kerja secara keseluruhan dapat dicapai.
4. Model Primer
Keuntungan:
a. Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung
gugat meningkat
b. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
c. Meningkatnya hubungan antara perawat pasien
d. Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan
e. Metode ini mendukung pelayanan profesional
f. Terciptanya kolaborasi yang baik
5. Model Moduler
Keuntungan:
Sama dengan gabungan antara asuhan keperawatan tim dan primer

3. Gambarkan struktur pembagian tugas model tim


Jawab

Kepala

Perawat Katim Perawat Katim Perawat Katim

KARU

Perawat Perawat
Perawat

Tugas Kelompok:
Pasien Pasien
Pasien
Pelayanan keperawatan merupakan Metode penugasan merupakan suatu sistem yang
akan diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien. Metode penugasan
keperawatan menurut Marquis dan Huston (2013) terdapat lima metode asuhan keperawatan
yaitu: Metode kasus, metode fungsional, metode keperawatan primer, metode keperawatan
tim,metode modifikasi: keperawatan tim.
Metode penugasan adalah suatu pendeketan yang digunakan oleh tim keperawatan dalam
mendesain dan mengorganisasikan pekerjaan sehingga tujuan pelayanan keperawatan yaitu
asuhan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan berkesinambungan dapat tercapai. Ada
beberapa jenis metode penugasan mulai dari yang bersifat konvensional sampai dengan yang
bersifat komprehensif.
Model yang umum digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan tim,
keperawatan primer, keperawatan total. Di Indonesia, pelaksanaan metode penugasan primer itu
sendiri harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah sakit, oleh karena itu sering disebut
dengan metode penugasan primer modifikasi.
Metode Primer Modifikasi (Primer-Tim) adalah suatu variasi dari metode keperawatan primer
dan metode Tim. Metode primer modifikasi digunakan secara kombinasi dari metode primer dan
metode tim. Menurut Sitorus (2016) untuk kondisi di Indonesia karena saat ini jenis pendidikan
perawat yang ada di rumah sakit mayoritas lulusan Akademi Keperawatan dan Sekolah Perawat
Kesehatan maka lebih baik menggunakan metode gabungan tim-primer.
Pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat primer modifikasi merupakan hal yang baru
sehingga pemahaman berbagai rumah sakit tentang hal tersebut masih kurang, pemanfaatan
lulusan sarjana keperawatan/Ners pada pemberian asuhan belum opimal, dan merasa sudah puas
dengan kondisi keperawatan yang ada walaupun asuhan keperawatan yang diberikan belum
professional. Pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat primer modifikasi juga dirasakan
terlalu mahal karena pemanfaatan lulusan S1/Ners sebagai perawat primer (Dumauli, 2018).
Menurut Sitorus (2018), faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan MPKP
metode penugasan perawat primer modifikasi adalah kemampuan perawat primer.
Menurut Dumauli (2018) hambatan utama yang dialami dalam Pelaksanaan MPKP metode
penugasan perawat primer modifikasi adalah keterbatasan tenaga khususnya S1/Ners, pembinaan
dan bimbingan yang kurang pada implementasi MPKP, belum adanya standar asuhan
keperawatan, sarana dan prasarana kurang, dan kompensasi untuk perawat primer kurang. Begitu
pula dengan Nurhikmah (2017) yang menyatakan bahwa hambatan dalam pelaksanaan MPKP
metode penugasan perawat primer modifikasi mengakibatkan pelaksanaan asuhan keperawatan
berjalan kurang optimal. Hambatan-hambatan tersebut yaitu kurangnya jumlah tenaga perawat,
dukungan manajemen yang kurang, kurang supervisi, kurang motivasi, belum adanya
reward/penghargaan, kurangnya fasilitas atau sarana prasarana untuk terlaksananya kegiatan
pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat primer modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai