TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Sidhi dkk., 2016). Sanitasi
lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang
mempengaruhi kesehatan manusia, yang mana lingkungan berguna ditingkatkan dan diperbanyak
Rumah adalah salah satu fokus utama dalam perbaikan sanitasi lingkungan. Sanitasi rumah
adalah sebagian usaha pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang
mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan
fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Selain itu sanitasi rumah adalah usaha pengawasan
terhadap suatu tempat yang dipakai untuk berlindung yang dapat memberikan rasa nyaman dan
merangsang penghuni agar terbiasa dengan pola hidup sehat (Kusnoputranto, 2000).
Perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik yang digunakan sebagai tempat berlindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia, karena sebagian besar
waktu kehidupan kita dihabiskan di rumah. Sehingga persyaratan rumah sehat sangat penting
karena selain memberikan rasa nyaman terhadap penghuninya juga dapat mencegah dari gangguan
kesehatan. Rumah sehat adalah tempat kediaman atau tempat tinggal dalam suatu keluarga yang
dapat menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik jasmani, rohani, maupun sosial (Gunawan,
2009).
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat
tinggal manusia, dari zaaman ke zaman mengalami perkembangan. Rumah yang tidak sehat
merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan
terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan
hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan
sanitasi lingkungan. Menurut WHO, perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit
Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga
memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Oleh
karena itu rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk
(2005), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu:
Memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan
Memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah meliputi penyediaan
air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinar matahari pagi.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar
Menurut Dinkes (2005), rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat
minimum komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan
perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Persyaratan kesehatan perumahan
Perumahan, parameter penilaian rumah sehat yang dinilai meliputi lingkup 3 (tiga) kelompok
Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela
Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana
Kelompok perilaku penghuni, meliputi perilaku membuka jendela kamar tidur, membuka jendela
Bahan Bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan kesehatan.
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
patogen.
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan.
Pencayahaan
Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak
menyilaukan mata.
Kualits Udara
Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai hal ini dimaksud
bahwa rumah yang sehat minimal memiliki luas ventilasi 10% dari luas lantai rumah. Begitu
juga kamar, minimal memiliki ventilasi dengan luas minimal 10% dari luas lantai 10% disini
adalah termasuk dengan ventilasi yang tidak permanen seperti pintu dan jendela. Hal ini
sejalan dengan pendapat Frinck (1993), setiap ruangan yang dipakai sebagai ruangan
kediaman sekurang kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang langsung
berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10% luas lantai.
Vektor Penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
Penyedian Air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang setiap hari.
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut
Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau,
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
Kepadatan Hunian
Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.