Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Sanitasi Rumah

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,

pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Sidhi dkk., 2016). Sanitasi

lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang

mempengaruhi kesehatan manusia, yang mana lingkungan berguna ditingkatkan dan diperbanyak

sedangkan yang merugikan di perbaiki atau dihilangkan (Entjang, 2008).

Rumah adalah salah satu fokus utama dalam perbaikan sanitasi lingkungan. Sanitasi rumah

adalah sebagian usaha pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang

mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan

fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Selain itu sanitasi rumah adalah usaha pengawasan

terhadap suatu tempat yang dipakai untuk berlindung yang dapat memberikan rasa nyaman dan

bebas kemungkinan-kemungkinan penyebaran penyakit terutama infeksi saluran pernafasan serta

merangsang penghuni agar terbiasa dengan pola hidup sehat (Kusnoputranto, 2000).

Perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada

pengawasan terhadap struktur fisik yang digunakan sebagai tempat berlindung yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara

menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan rantai perpindahan

penyakit tersebut (Hasianta A, 2011).

2.2 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sehat

2.2.1 Arti dan Fungsi Rumah

Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia, karena sebagian besar
waktu kehidupan kita dihabiskan di rumah. Sehingga persyaratan rumah sehat sangat penting

karena selain memberikan rasa nyaman terhadap penghuninya juga dapat mencegah dari gangguan

kesehatan. Rumah sehat adalah tempat kediaman atau tempat tinggal dalam suatu keluarga yang

dapat menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik jasmani, rohani, maupun sosial (Gunawan,

2009).

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat

tinggal manusia, dari zaaman ke zaman mengalami perkembangan. Rumah yang tidak sehat

merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan

terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan

hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya

permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan

keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan

sanitasi lingkungan. Menurut WHO, perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit

mengakibatkan tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat (Entjang, 2011 ).

2.2.2 Persyaratan Lingkungan Dalam Rumah Sehat

Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga

memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Oleh

karena itu rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk

meningkatkan produktivitas (Syafrudin, Damayani dan Delmaifanis, 2011). Menurut Dinkes

(2005), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu:
Memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan

terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

Memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar

anggota keluarga dan penghuni rumah.

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah meliputi penyediaan

air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,

kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinar matahari pagi.

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar

maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar

dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Menurut Dinkes (2005), rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat

minimum komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan

perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Persyaratan kesehatan perumahan

berdasarkan Kepmenkes RI Nomor : 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan

Perumahan, parameter penilaian rumah sehat yang dinilai meliputi lingkup 3 (tiga) kelompok

komponen penilaian, yaitu :

Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela

kamar keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, pencahayaan.

Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana

pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan sampah.

Kelompok perilaku penghuni, meliputi perilaku membuka jendela kamar tidur, membuka jendela

ruang keluarga, membersihkan rumah, membersihkan halaman rumah, membuang tinja

bayi/anak ke kakus, dan membuang sampah pada tempatnya.


Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal akses air minum, akses

jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes No.829/Menkes/SK/VII/1999).

Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:

Bahan Bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan kesehatan.

Debu total kurang dari 150 mg per .

Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam.

Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan.

Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme

patogen.

Komponen Penataan Rumah

Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah

dibersihkan.

Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.

Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

Pencayahaan

Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak

menyilaukan mata.

Kualits Udara

Suhu udara nyaman, antara 18–30 ºC.

Kelembaban udara, antara 40–70%.

Gas kurang dari 0,10 ppm per 24 jam.

Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni.

Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam.

Gas formaldehid kurang dari 120 mg per

Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai hal ini dimaksud

bahwa rumah yang sehat minimal memiliki luas ventilasi 10% dari luas lantai rumah. Begitu

juga kamar, minimal memiliki ventilasi dengan luas minimal 10% dari luas lantai 10% disini

adalah termasuk dengan ventilasi yang tidak permanen seperti pintu dan jendela. Hal ini

sejalan dengan pendapat Frinck (1993), setiap ruangan yang dipakai sebagai ruangan

kediaman sekurang kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang langsung

berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10% luas lantai.

Vektor Penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

Penyedian Air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang setiap hari.

Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut

Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

Pembuangan Limbah

Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau,

dan tidak mencemari permukaan tanah.

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari

permukaan tanah dan air tanah.

Kepadatan Hunian

Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2

orang tidur.

Anda mungkin juga menyukai