PENUGASAN
Oleh :
Kelompok 1
Khurrotul Aini2017310019
Fitri Nur Azizah 2017310206
Vekki Agustina 2017310150
Indah Melly Metika 2017310144
Kholifah 2017310434
I. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan merupakan sarana penting untuk membuat auditor lebih memahami tujuan,
proses, risiko, dan kontrol yang terkait dengan audit. Secara sederhana survei pendahuluan dapat
dipahami sebagai suatu proses/kegiatan untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan verifikasi secara
terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit.
Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan
audit, bagan organisasi dan dokumen lain yang akan membantu untuk lebih memahami subjek audit.
Studi awal dilakukan dikantor pusat, meskipun banyak auditor internal saat ini dapat mengakses
informasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Kertas kerja penugasan sebelumya dapat menunjukkan
pendekatan yang dilakukan auditor lain atas penugas tersebut, meskipun pendekatan ini mungkin tidak
lagi layak atau tidak diinginkan untuk di audit tahun ini.
2. Kuesioner (questionaires).
Kuesioner formal maupun informal.Bentuk kuesioner dengan susunan pertanyaan pada sisi kiri
halaman dan jawaban di sisi kanan merupakan bentuk yang berguna dan bisa menjadi catatan agenda
pertemuan.Halaman tersebut kemudian dapat disisipkan dikertas kerja tanpa harus disalin ulang.
3. Bertemu Klien
Pertemuan dengan klien Perlu diatur terlebih dahulu dan dibuatkan jadwal. Dalam meeting tersebut au-
ditor menyampaikan tujuan audit secara terbuka dan berterus terang. Internl auditor harus memiliki
keahlian dalam teknik wawancara dan komunikasi efektif.Kesuksesan atau kegagalan suatu wawancara
sangat ditentukan oleh 6 (enam) langkah sebagai berikut : Persiapan, Penjadwalan, Pembukaan,
Pelaksanaan,Penutupan dan Pen-catatan.
a. Perencanaan (planning).
Tentukan tujuan aktivitas atau organisasi,baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Dapatkan salinan kebijakan,arahan,dan prosedur.
Dapatkan salinan anggaran.
Tentukan proyek atau studi khusus yang tengah berlangsung.
Tentukan apakah rencana untuk masa datang telah dibuat.
Tanyakan jika ada ide-ide perbaikan yang belum direalisasikan.
Tentukan cara menetapkan sasaran dan siapa yang menetapkan atau yang membantu
menetapkannya.
Merupakan pendoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan supervisi audit audit
dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah – Langkah audit dirancang untuk :
(2) Untuk memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapan mengenai efisiensi, keekonomisan,
dan efektifitas aktifitas yang akan di priksa.Program tersebut berisi arahan – arahan pemeriksaan dan
evaluasi informasi yan di butuhkan untuk memenuhi tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.
Manfaat Program Audit Internal. Program audit yang di susun dengan baik bisa memberikan banyak
manfaat seperti :
Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit y, yang merupakan suatu
rencana yang dapat di komunikasikan baik kepada supervisor maupun kepada staff.
Menjadi dasar penugasan auditor.
Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat waktu audit
yang di anggarkan.
Memungkinkan supervisor audit dan manager membandngkan apayang di kerjakan dengan apa
yang di rencanakan.
Membantu melatih staf – staf yang belu berpengalaman dalam tahap – tahap pelaksanaan audit.
Menurut Standar Auditor Internal yang professional bertanggung jawab untuk memeriksa dan
mengevaluasi efektivitas system control internal organisasi dan kualitas kinerja dalam pelaksanaan
tanggung jawab yang diemban. Tujuan utama dari sistem pengendalian internal untuk memastikan :
3. pengamanan aset.
4. penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
5. pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk operasi dan program
Istilah-istilah ekonomis, efisiensi, dan efektivitas sering digunakan bergantian, meskipun ter tipis
pada istilah-istilah tersebut.
Ekonomis sering digunakan untuk mengartikan penghematan; tetapi sebenarnya lebih dari itu. Implikasi
utamanya adalah adanya "manajemen yang berhati-hati" atau "gunakan hingga mendapatkan keuntungan
terbaik tanpa ada sisa"—makna yang juga bisa diterapkan untuk efisiensi.
Efesiensi berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika memberikan dampak,
rnenghasilkan, atau memfungsikan. Bila mengacu ke seseorang, istilah efisien berarti menggunakan
keahlian, tahan menderita, dan tetap waspada; kadang kala menjadi sinonim dengan istilah cakap dan
kompeten. Dalam beberapa kasus istilah efisien (efficient) dapat diterapkan ke orang atau operasi yang
kompeten dan cakap memproduksi basil yang diinginkan dengan upaya minimum.
Efektivitas menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu.
Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk membuat system menjadi lebih
efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif. Karena program audit biasanya melibatkan ketiga
konsep tersebut, auditor internal harus memiliki definisi perbedaan ketiganya di pikiran mereka ketika
membuat program audit.
Program Pro Forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor- auditor
yang kurang berpengalaman yang pekerjaanya harus diawasi. Program tersebut juga bermanfaat jika :
Jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlag lokasi yang berbeda.
Informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap lokasi.
Laporan serupa atau laporan konsolidasi akan dikeluarkan.
Operasi yang audit relatif serupa
Field work / pekerjaan lapangan adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis
dalammengumpulkan bukti audit yang objektif mengenai operasi/kegiatan yang diaudit,
kemudianmengevaluasinya untuk
(1) memastikan bahwa operasi/kegiatan tersebut sesuai denganstandar/kriteria yang dapat diterima dan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta ;
(2) menyediakan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajeme.
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan prosedur#prosedur audit yang
ada di program audit, sesuai tujuan audit. Tujuan audit tidak sama dengan tujuan operasi, tetapi tujuan
audit terkait dengan tujuan operasional.
1. Major
Sebuah temuan audit dikatakan kategori major, apabila tidak sesuai dengan
persyaratan ISO9001:2008 yang seharusnya dijalankan dan harus dilakukan perbaikan
segera.
2. Minor
Sebuah temuan audit dikatan kategori minor, apabila terdapat inkonsistensi
dalam menjalankan prosedur yang diturunkan dari ISO 9001:2008 dan diberikan
deadline waktu tertentu untuk memperbaikinya.
3. Observasi
Sebuah temuan audit dikatakan kategori observasi, apabila temuan tersebut
bukan termasukdalam persyaratan ISO 9001:2008 tetapi sebaiknya dijalankan. Dalam
temuan observasi, auditor a kan memberi kan rekome ndasi sebagai us ula n
peni ngkata n, namun di visi ter kait dalam perusahaan memiliki hak bebas untuk
menjalankan atau tidak menjalankan usulan tersebut.
3. Sudah dilakukannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga yaitu bukti audit sudah
didapatkan, prosedur audit sudah diaplikasikan, dan pengujian sudah dilakukan yang dapat
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai landasan atau dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di-audit.
Informasi tersebut sangat berguna untuk melakukan proses audit selanjutnya dan bisa dengan
mudah diperoleh dari kertas kerja audit periode sebelumnya.
A. Penugasan Audit
Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima/tidak, auditor menempuh
suatu proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu :
1. Mengevaluasi Integritas Manajemen
Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen. Audit atas laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Untuk dapat
menerima perikatan audit, auditor berkepentingan untuk mengevaluasi integritas manajemen,
agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya,
sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya
integritas manajemen.
2. Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko luar biasa
Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan resiko luar
biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat
diketahui dengan cara :
a. Mengidentifikasi pemakai laporan audit
b. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien dimasa depan
c. Mengevaluasi kemungkinan dapat/tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit
3. Menentukan Kompetensi Auditor untuk melaksanakan Audit
Standar umum yang pertama berbunyi : “ Audit harus dilaksanakan oleh seorang/lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor ”.
Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus mempertimbangkan
apakah ia dan anggota tim auditnya memiliki kompetensi memadai untuk meyelesaikan perikatan
tersebut, sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI.
4. Evaluasi terhadap Independensi Auditor
Aturan Etika KAP mengatur tentang independensi auditor dan stafnya sebagai berikut:
B. Perencanaan Audit
tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya :
1. Memahami bisnis dan industri klien
Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia
perlu mengenal lebih baik industri tempat klien berusaha serta kekhususan bisnis klien.
SA Seksi 318 Pemahaman atas Bisnis Klien memberikan panduan tentang sumber
informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien :
a. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya
b. Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel operasi senior)
c. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan
auditor intern
d. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain
yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri
e. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas (seperti
ahli ekonomi industri, badan pengatur industri, customers, pemasok, dan pesaing)
f. Publikasi yang berkaitan dengan industri (seperti statistik yang diterbitkan oleh
pemerintah, survai, teks,jurnal perdagangan, laporan oleh bank, pialang efek,
koran keuangan)
g. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas
h. Kunjungan ketempat atau fasilitas pabrik entitas
i. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas
2. Melaksanakan prosedur analitik
a. Konsep prosedur analitik
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio
yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan
yang dikembangkan oleh auditor.
b. Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit
Tujuannya adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur
audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis
transaksi tertentu.
c. Tahap-tahap prosedur analitik
Prosedur analitik dilaksanakan melalui 6 tahap berikut ini :
Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
Mengembangkan harapan
Melaksanakan perhitungan/perbandingan
Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut
Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit
Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
d. Mengembangkan harapan
Auditor perlu mengembangkan harapan sebagai dasar untuk membandingkan
perhitungan dan ratio yang dibuat dalam prosedur analitik.
PELAKSANAAN PENGUJIAN
A. Pengertian Dan Teknik-Teknik Pengujian
Pengujian merupakan suatu proses sistematis pengumpulan dan penilaian bukti yang obyektif
mengenai kegiatan suatu aktivitas operasi. Hasil pengujian atas bukti yang telah dikumpulkan
auditor digunakan sebagal dasar penentuan simpulan dan rekomendasi yang akan diberikan oleh
auditor. Simpulan dan rekomendasi auditor berisikan berbagai penilaian auditor atas kecukupan
dan efektivitas pengendalian intern dari kegiatan operasi yang diauditnya serta penilaian auditor
mengenai berbagai risiko dan potensi yang dihadapi unit kerja atau organisasi yang diaudit.
Pelaksanaan pengujian dilakukan setelah auditor menyelesaikan tahap survei pendahuluan dan
pengujian pengendalian (test of controls) serta penilaian atas risiko (risk assessment) dalam pe-
nugasan audit yang dilaksanakannya. Dalam tahap pengujian ini, fokus perhatian auditor lebih
diutamakan pada teknik pengujian audit substantif, yang merupakan pengembangan dari
pengujian pengen- dalian yang telah dilakukan oleh auditor di tahap sebelumnya.
B. Pertimbangan-pertimbangan Dalam Pelaksanaan Pengujian
Beberapa pertimbangan yang diperlukan auditor dalam pelaksanaan pengujian, antara lain
meliputi:
Auditor harus menggunakan kecermatan profesi, yaitu keterampilan dan sikap kehati-hatian
yang diperlukan sesuai dengan kompleksitas dan kondisi penugasan audit.
Audit harus selalu waspada terhadap kesalahan, kekurangan, inefisiensi, pemborosan
dan/atau ketidakefektifan pada kegiatan yang sedang diauditnya.
Pengujian yang dilakukan auditor adalah sampai batas kewajaran yang telah ditetapkan
(reasonableness).
Auditor tidak perlu melakukan pengujian terhadap seluruh populasi transaksi berjalan yang
diaudit.
Apabila auditor menemukan adanya kecurangan, hal tersebut perlu segera diinformasikan
kepada manajemen yang berwenang dan merekomendasikan adanya investigasi lebih lanjut
apabila diperlukan.
C. Bukti Audit Informasi Hasil Audit
Dalam setiap penugasan audit yang dilaksanakan, pada akhirmya auditor harus dapat
mengumpulkan bukti yang objektif dan faktual. Pengumpulan bukti-bukti audit harus mengacu
pada persyaratan standar audit untuk suatu bukti. Beberapa pertimbangan pengumpulan bukti
audit, antara lain adalah:
Bukti yang dikumpulkan, dianalisis, diinterpretasi, didokumentasi auditor adalah
dimaksudkan untuk mendukung Bukti yang dan temuan audit.
Informasi yang harus dikumpulkan adalah harus berhubungan dengan tujuan dan ruang
lingkup audit. Informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan cukup, relevan, dan
kompeten.
Proses pengumpulan, analisis, penafsiran dan pendokumentasian informasi harus disupervisi
semestinya.
Secara umum, bukti audit yang dikumpulkan dan di dokumentasi dari hasil pengujian dapat
dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis bukti, yaitu:
1. Bukti Dokumentasi
2. Bukti fisik
3. Bukti analitis
4. Bukti kesaksian
D. Kertas Kerja Audit
Tujuan utama dari penyusunan kertas kerja audit adalah :
Menyajikan dasar untuk perencanaan audit.
Merupakan catatan atas bukti yang dikumpulkan dan hasil dari pengujian audit yang
dilaksanakan.
Menyajikan data untuk menentukan jenis laporan audit apa yang sesuai.
Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.
Memungkinkan auditor untuk melakukan reviu mengenai kualitas audit.
Merupakan dokumentasi hasil audit.
Kertas kerja audit merupakan salah satu produk dari hasil pekerjaan audit, di samping laporan
hasil audit yang disusun oleh auditor. Kertas kerja audit memiliki berbagai bentuk dan jenis.
Kertas kerja audit dapat berbentuk manual, tetapi dapat pula disusun secara elektronis. Jenis-jenis
kertas kerja audit, meliputi:
Kertas kerja audit : perencanaan dan pengendalian audit.
Kertas kerja audit : audit program dan checklists.
Kertas kerja audit : reviu dan analisis pengendalian internal.
Kertas kerja audit : salinan dokumen-dokumen.
Kertas kerja audit : pengujian rinci dan hasilnya.
Kertas kerja audit : lermbaran umum/keseluruhan hasil audit.
Kertas kerja audit : lembaran ikhtisar hasil audit.
Kertas kerja audit : reviu kertas kerja audit.
Kertas kerja audit : penyiapan laporan.
BAB V (ypai 1)
KOMUNIKASI HASIL PENUGASAN
A. Overview
Komunikasi hasil penugasan merupakan tahap akhir dari proses inti audit internal. Dalam tahap
ini auditor mengkomunikasikan hasil-hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penugasan dan
perencanaan penugasan.
Pada masa lalu, komunikasi hasil penugasan dikenal dengan istilah pelaporan hasil audit (atau
laporan hasil pemeriksaan, LHP). Sesuai dengan semangat definisi baru audit internal, bahwa
penugasan yang dilakukan oleh auditor internal dapat berupa penugasan assurance (termasuk
audit), maupun consulting, maka istilah audit diganti dengan penugasan.
B. Prinsip Komunikasi Penugasan
1. Satu laporan untuk setiap penugasan
2. Komunikasi interim
3. Ringkasan untuk manajer senior
C. Isi dan Format: Kriteria Komunikasi (standar 2410)
Standar Profesional Audit Internal (SPAI) mengharuskan auditor internal untuk
mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu (Standard Pelaksanaan 2400).
Rincian dari standar ini memberikan pedoman mengenai kriteria komunikasi (apa yang harus
dimuat dalam komunikasi, #2410), kualitas komunikasi (kualitas laporan, #2420), pengungkapan
penugasan (#2440).
1. Tujuan, ruabg-lingkup, dan hasil-hasil
2. Hasil-hasil audit
3. Akibat
4. Sebab
5. Kesimpulan
6. Rekomendasi
D. Kualitas Komunikasi Hasil Penugasan (standar 2420)
Standar Profesional Audit Internal No. 2420 menyatakan bahwa komunikasi audit (laporan) harus
sebagasi berikut:
1. Objektif
2. Jelas
3. Ringkas
4. Konstruktif
5. Tepat waktu
E. Pembahasan Dengan Auditee
Internal auditor harus bertindak hati-hati dan menghindari kemungkinan adanya tanggapan
terhadap laporan audit yang sifatnya hanya menyanggah fakta yang dilaporkan. Adanya bantahan
terhadap fakta yang terdapat dalam laporan audit, terlepas benar atau tidak, akan menambah
keraguan terhadap upaya auditor. Oleh karenanya, auditor perlu membahas semua temuan
penting dengan auditee untuk memastikan bahwa tidak terdapat kesalahan (ketidak- cocokan) atas
fakta yang ada dalam laporan. Antara auditor dan audite dapat saja terjadi perbedaan interpretasi,
namun semua harus sepakat terhadap fakta yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan interpretasi,
pandangan auditee harus disertakan dalam laporan.
1. Substansi pembahasan
2. Peserta pembahasan.
Perencanaan Penugasan
Perencanaan penugasan merupakan rancangan yang sistematis dan terstruktur dalam menyelesaikan
setiap pekerjaan audit yang dilaksanakan. Dalam perencanaan penugasan yang disiapkan dengan baik dan
memadai akan mampu untuk mencegah suatu pelaksanaan kegiatan yang lemah dan mengandung
kecurangan dengan demikian akan membantu memastikan bahwa penugasan telah dilaksanakan dengan
efektif dan efisien.
Program kerja berisikan seperangkat prosedur analisis atau langkah-langkah pengumpulan dan pengujian bukti-
bukti audit. Langkah-langkah ini bertujuan untuk:
- Pengumpulan bukti.
- Penilayan kecukupan dan evektifitas pengendalian.
- Penilayan efisiensi, ekonomis,dan efektivitas dari kegiatan yang direview.
Pengembangan progaram kerja yang baik dan memeadai adalah penting untuk pelaksanaan audit yang evektif dan
evisien.
Program kerja merupakan penghubung antara survey pendahuluandengan pengujian lapangan. Beberapa
contoh teknik yang digunakan ditahapan pengujian lapangan yang perlu dimasukkan dalam proses
pengembangan program kerja,diantaranya adalah:
Langkah langkah auditor untuk membantu mencapai tujuan audit mencapai tujuan auditnya adalah:
1. Tentukan atau pilih beberapa pendapatatau unit oprasi dimana auditor akan mengiterview manajemen
atau petugas oprasinya terkait dengan bagaimana permintaan mereka dibeli dan dikontrol dan di
proses.
2. Identifikasi, material, dan peralatan yang dibutuhkan untuk tujuan, rencana dan program yang
disetujui.
3. Analisis waktu pembelian yang ditetapkan dengan kesesuaian kebutuhan dengan rencana dan
aktivitas departemen yang membutuhkan.
4. Buataka bagan arus proses permintaan pembeli untuk menentukan bahwa terdapat pengendalian yang
cukup memadai dan prosedur pemrosesan untuk memastikan keakuratan pencatatan dari semua
permintaan pembeli dan proses-proses berikutnya dalam fungsi pembelian.
5. Review dan analisis spesifik pembelian danproses pengendalian mutu untuk memeastikan barang
yang benar telah dipesan dan harga ekonomis.
BAB 4
Teknik pengumpulan informasi yang dibahas pada bab ini merupakan teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan ditahap survey pendahuluan,evaluasi pengendalian, dan identivikasi resiko.
Review Dokumen
Dalam menggunakan teknik interview auditor harus memahami teknik dengan baik:
1. Tahap kesiapan
2. Tahap penjadwalan
3. Tahap pembukuaan
4. Tahap pelaksanaan
5. Tahap penutupan
6. Tahap pencatatan
Observasi Lapangan
Observasi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi yang dilakukan langsung oleh auditor dari
tangan pertama dan melihat kondisi objektif dilapangan. Observasi lapangan dapat memberikan informasi
mengenai:
Merupakan tekni pengujian audit untuk pengumpulan informasi yang dilakukan auditor berupa
perhitungan fisik untuk memastikan keakuratan suatu jumlah atau nilai dari aset yang dijual.inspeksi
dilakukan terhadap jumlah persediaan barang atau suku cadang yang ada digudang dxan ispeksi terhadap
jumlah uang kas yang dikelolah oleh kasir atau bendaharawan.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan konfirmasi atau penegasan mengenai kebenaran, keakuratan,
keaslian, atau keabsahan atau sesuatu hal.
1. Voching
2. Tracing
a. Scanning
b. Konfirmasi
Teknik Analisis
Teknik pengujian yang dilakun dengan cara membandingkan berbagain data yang berkaitan.teknik
pengujuan analisis merupakan teknik pengujian yang digunakan untuk menguji tingkat kewajaran sesuatu
hubungan sebab akibat dan tren dari berbagai komponen kegiatan yang diaudit.
Teknik Investigasi
Teknik pengujian audit yang diterapkan terhadap kegiatan auditor terhadap fakta yang tersembunyi.
Investigasi merupakan pengujian yang sistematis dimana auditor diharap untuk dapat mengungkapkan
dan mengetahui keingintahuanya.
Teknik Evaluasi
Teknik ini dilakukan untuk dapat sampai pada pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi
juga mengandung arti bagaiman auditor mampu berdasarkan analisis untuk memastikan atau menetapkan
mengenai kecukupan, efisiensi, dan evektifitas kegiatan.