Anda di halaman 1dari 20

MATERI PERTEMUAN KE 2    

Etika Profesi di Bidang IT (Informasi dan Teknologi)

Teknologi, Informasi dan Komunikasi bisa menjadi pilar-pilar pembangunan nasional yang bisa
mengadaptasi di setiap permasalahan bangsa sebagai contoh menyerap tenaga kerja baru,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam mengaplikasikan
ilmunya ataut menjalankan profesi IT bukan mudah dan bukan tidak sukar, yang terpenting
adalah kita mampu menempatkan diri pada posisis yang benar. Profesi IT dianggap orang lain
adalah profesi khusus karena keahlian yang ia miliki maka dari itu kita bisa menentukan tapi
dengan ikatan yang jelas.

Profesi IT juga bisa dianggap sebagai 2 mata pisau, bagaimana yang tajam bisa menjadikan IT
lebih berguna untuk kemaslahatan umat dan mata lainya bisa menjadikan IT ini menjadi
bencana sosial, bencana ekonomi maupun krisis kebudayaan yang saat ini sering terjadi yaitu
Pembuatan website porno, seorang hacker melakukan pengacakan rekening sebuah bank dan
melakukan kebohongan dengan content-content tertentu, dan lain-lain.

Kita juga harus bisa menyikapi dengan keadaan teknologi, informasi dan komunikasi saat ini
dengan arus besar data yang bisa kita dapat dengan hitungan per detik ataupun dengan
kesederhanaan teknologi kita bisa melakukan pekerjaan kita menjadi praktis, tapi kita harus
melakukan pembenahan terhadap teknologi sebagai inovasi untuk meringankan maupun
memberantas resiko kejamnya teknologi itu sendiri. Dengan membangun semangat kemoralan
dan sadar akan etika sebagai orang yang ahli di bidang IT . Tentu saja diharapkan etika profesi
semakin dijunjung ketika jenjang pendidikan kita berlatar IT makin tinggi. Sedangkan keahlian
dilapangan meningkat seiring banyaknya latihan dan pengalaman.

Pada kesempatan saat ini, bagaimana kita bisa menegakan etika profesi seorang
teknokrat(sebutan bagi orang yang bekerja di bidang IT)  dan bagaimana kita bisa menjadi
seorang teknokrat yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Kita harus bisa memberikan
inovasi-inovasi pemikiran, gagasan produktif dan aksi nyata untuk perkembangan IT kedepan .
Bukan tak mungkin IT akan menjadi hal yang sistematis dalam perkembanagan bangsa kedepan
dalam memajukan kegidupan berbangsa maupun bernegara.

Kode Etik Profesi Bidang Teknologi Informatika


a. Kode Etik Seorang Profesional Teknologi Informasi (TI)
Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-
norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan klien,
antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan
pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa)
misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.

Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia
perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user
dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak
yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).

b. Kode Etik Pengguna Internet


Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:
1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan
masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung
secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya
usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk
pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan
perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional
umumnya.
4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.
5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi
yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau bentuk
materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan
identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan
pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala
konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya (resource)
dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet
umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.
9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan
teguran secara langsung.

c. Etika Programmer
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:
1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
mem-
bingungkan atau tidak akurat.
4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali
telah membeli atau meminta ijin.
5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua
tanpa ijin.
6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek
secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain
untuk mengambil keunutungan dalam menaikkan status.
9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja
11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12. Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer
akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

Tanggung Jawab Profesi TI


Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling
menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan Profesi Komputer & Informatika) semenjak
tahun 1974.

Ciri-ciri Profesionalime IT
yang harus dimiliki oleh seorang IT berbeda dari bidang pekerjaan yang lainnya. Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan / keterampilan dalam menggunakan peralatan yang
berhubungan dengan bidang pekerjaan IT Seorang IT harus mengetahui dan
mempraktekkan pengetahuan
2. IT-nya ke dalam pekerjaannya.
3. Punya ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu software atau Program.
4. Bekerja di bawah disiplin kerja
5. Mampu melakukan pendekatan disipliner
6. Mampu bekerja sama
7. Cepat tanggap terhadap masalah client.
Contoh ciri – ciri Profesionalisme di bidang IT adalah :
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis Profesional diasumsikan
mempunyai
2. pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada
3. pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.
4. Asosiasi profesional Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi
profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
5. Pendidikan yang ekstensif Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang
lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
6. Ujian kompetensi Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
7. Pelatihan institutional Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi
8. anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan.
9. Lisensi Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
10. Otonomi kerja Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
11. Kode etik Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
12. Mengatur diri Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur
tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang
dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
13. Layanan publik dan altruisme Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
14. Status dan imbalan yang tinggi Profesi yang paling sukses akan meraih status yang
tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa
dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

CONTOH-CONTOH PELANGGARAN ETIKA PROFESI DI BIDANG IT


Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan karena
penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer meliputiDenial of
Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer),
penyebaran, spam, carding (pencurian melalui internet) dan lain-lain.

Netiket
Netiket merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer dapat
mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan Bisnis,
Pendidikan, Kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet,
interaksi manusia dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka. Tingginya tingkat pemakaian
internet di dunia melahirkan sebuah aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiket
merupakan sebuah etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket
ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional
yang terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengoperasian
internet.

E-commerce
Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap kondisi Ekonomi dan
perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan cepat
dan efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan e-
commerce ini menghasilkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan
kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk
menangani permasalahan tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model
Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.

Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)


Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya pelanggaran HAKI
seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduhan ilegal.

Tanggung Jawab Profesi

Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru seperti programmer,


teknisi mesin komputer, Desainer Grafis dan lain-lain. Para pekerja memiliki interaksi yang
sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman mendalam mengenai etika
komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.

Etika Teknologi Informasi dalam Undang-undang


Dikarenakan banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan hal diatas, maka dibuatlah
undang-undang sebagai dasar hukum atas segala kejahatan dan pelanggaran yang terjadi.
Undang-undang yang mengatur tentang Teknologi Informasi ini diantaranya adalah :

o   UU HAKI (Undang-undang Hak Cipta) yang sudah disahkan dengan nomor 19 tahun 2002
yang diberlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 didalamnya diantaranya mengatur tentang hak
cipta.

o   UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang sudah disahkan dengan
nomor 11 tahun 2008 yang didalamnya mengatur tentang:

a. Pornografi di Internet
b. Transaksi di Internet
c.  Etika pengguna Internet

KODE ETIK PROFESI TEKNIK ELEKTRO

Selama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh
Tenaga Profesional Kelistrikan sehinggamer ugikan orang lain. Seperti pemasangan instalasi
listrik yang tidakmemenuhi standar dan pekerjaan - pekerjaan lainnya dalam bidangkelistrikan.

Hal ini mendorong beberapa organisasi/ikatan profesi dalam bidangkelistrikan untuk melakukan
survey. Sehingga dari hasil survey tersebutdibuat beberapa peraturan / kode etik untuk
mengurangi dampak terjadinyakesalahan dan kecelakaan yang dapat merugikan tenaga
profesional itusendiri maupun orang banyak.

Dalam bidang kelistrikan, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau
norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara profesional dengan klien, antara para
profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah
satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pemasangan
atau perancangan instalasi listrik.

KODE ETIK PROFESI TEKNIK EELEKTRO TENTANG KETE-NAGA LISTRIKAN (UU RI NO. 30 TH. 2009 )

1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penedia dan pemanfaatan


tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.

2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,ditransmisikan,


dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapitidak meliputi listrik yang
dipakai untuk komunikasi, elektronika, atauisyarat.

3. Usaha penyedia tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkit,
transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepadako nsumen.
4. Pembangkit tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik.

5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkitke sistem
didtribus atau ke konsumen, atau penyalur tenaga listrikantarsistem.

6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistemtransmisi atau dari
pembangkit ke konsumen

7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang
izin usaha penyediantenaga listrik.

8. Usaha penunjang tenaga listrik adalah kegiatan usaha penunjang tenagalistrik kepada
konsumen.

9. Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana pengembangan sistem penyedia


tenaga listrik yang meliputi bidang pembangkitan, transmisi, dandidtribusi tenaga listrik
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhantenaga listrik.

10. Izin usaha penyedia tenaga listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyedia tenaga
listrik untuk kepentinan umum.

11. Izin orasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik untukkepentingan
sendiri.

12. Wilayah usaha adalah wilayah yang ditetapkan pemerintah sebagai tempat badan usaha
distribusi dan/atau penjualan tenaga listrik melakukan usaha penyediaan tenaga listrik.

13. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas pelepasan atau penyerahan hak atas
yanah berikut bangunan, tanaman, dan/atau bendalain yang terdapat di atas tanah
tersebut.

14. Kompensasi adalah pemberia sejumlah uang kepada pemegang hak atastanah berikut
bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang terdapat di atastanah tersebut karena
tanah tersebut digunakan digunakan secara tidaklangsung untuk pembangunan
ketenagalistrikan tanpa dilakukan pelepasanatau penyerahan hak atas tanak.

15. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah PresidenRepublik


Indonesia yang memegang kekuasaan pemegang kekuasaan pemerintah negara Republik
Indonesia segagaimana dimaksud dalamUUD RI tahun 1945.

16. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkatdaerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

17. Menteri adalah mentri yang membidangi usaha ketenagalistrikan. 18.Setiap orang
adalah orang perorangan atau badan baik yang berbadanhukum maupun yang bukan
berbadan hukum.

Usaha Penunjang Tenaga Listrik

1.Usaha jasa penunjang tenaga listrik meliputi:

a. Konsultasi dalam bidang instalasi penyediaan tenaga listrik


b. Pembagunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik
c. Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik
d. Pengoperasian instalasi tenaga listrik
e. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik
f. Penelitian dan pengembagan
g. Pendidikan dan pelatihan
h. Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga lisrik
i. Sertifikat peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
j. Setifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan;atau
k. Usaha jasa lain yang secara langsung berjaitan dengan penyediaan tenaga listrik.
2. Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan koperasi yeng
memiliki setrifikasi , klasifikasi, dan kualifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

3. Badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan koperasi
dalam melakukan usaha jasa penunjang tenanga listrik wajib mengutamakan produk dan
potensi dalam negeri.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi, klasifikasi, dan kualifikasi usaha jasa penunjang
tenaga listrik diatur dengan peraturan pemerintahan.

Hak dan kewajiban pemenang izin usaha penyediaan tenaga listrik

1. Untuk kepentingan umum, pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dalam
melaksanakan usaha penyedia tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam pesal 10 ayat (1)
berhak untuk:

a. Melintasi sungai atau danau baik di atas maupun di bawah permukaan


b. Melintasi laut baik diatas maupun dibawah permukaan
c. Melintasi jalan umum dan jalan kereta api.
d. Masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara
waktu.
e. Menggunakan tanah dan melintasi diatas atau di bawah tanah.
f. Melintas diatas atau di bawah bangunan yang di bangun di atas atau di bawah tanah;
dan
g. Memotong dan/atau menebang tanaman yang menghalanginya
2. Dalam pelaksanaan kegiatan sebagimana dimaksud pada ayat (1), pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik harus melaksanakannya berdasarkan peraturan perundang-undangan
Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik wajib:

a. Menyediakan tenaga listrik yang memnuhi standar mutu dan keandalan yang berlaku
b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan masyarakat
c. Memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan dan
d. Mengutamakan produk dan potensi dalam negeri

Hak dan kewaiban konsumen


1. Konsumen berhak untuk:
a.Mendapat pelayanan yang baik
b.Mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keandalan yang baik
c.Memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya engan harga yang wajar
d.Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik dan
e.Mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan dan/atau
kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik sesuai
syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.

2. Konsumen wajib:
a.melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat
pemanfatan tenaga listrik.
b. menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen
c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya.
d. membayar tagihan pemakaian tenaga listrik dan
e. menaati persyaratan teknis dibidang ketenagalistrikan

3. Konsumen bertanggung jawab apabila karena kalalaian meng-akibatkan kerugian


pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab konsumen se-bagaimana pada ayat (3)
diatur dengan peraturan menteri.

LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT (UU


NO. 5 THN 1999 )

Perjanjian yang Dilarang

1.Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk secara
bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat.

2.Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan


penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa, sebagaimana dimaksud
ayat (1).

Kegiatan yang Dilarang

1.Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.

2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan
atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

PERLINDUNGAN KONSUMEN (UU NO.8 /1999 )

Hak dan Kewajiban Konsumen.


1.hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
2.hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3.hak atas informasi yang benar mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
4.hak untuk didengar pendapat dan keluhan atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
5.hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
6.hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7.hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar adan jujur serta tidak diskriminatif;
8.hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak seagaimana mestinya;
9.hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban konsumen adalah
a.membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/jasa, demi kenyamanan dan keselamatan;
b.beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
c.membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
d.mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Hak dan kewajiban pelaku usaha


Hak pelaku usaha adalah:
a.hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan
nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
b.hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;
c.hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen;
d.hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen
tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
e.hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban pelaku usaha adalah:
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;
f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian.

Perbuatan yang dilarang Bagi Pelaku Usaha :

1.Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang atau jasa


yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan perundangan-undangan;

2.Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan
tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud.

3.Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak,
cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi secara
lengkap dan benar
4.Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran.

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KON-STRUKSI (PP NO. 4/ 2010 )

Kuafikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongn usaha di bidang jasa
konstruksi menurut bidang dan sub bidang usaha atau penggolongan profesi keterampilan dan
keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan
dan/atau keahlian masing-masing.

1.Lingkup layanan jasa perencanaan pekerjaan konstruksi dapat terdiri atas:


a.Survei;
b.Perencanaan umum, studi makro, dan studi mikro;
c.Studi kelayakan proyek, indurti dan produksi;
d.Perencanaan teknik, operasi, dan pemeliharaan;
e.Penelitian.

2. Lingkup layanan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi dapat terdiri dari jasa:

Pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;

1.Pengawasan keyakinan mutu dan ketepatan waktu dalam proses pekerjaan


dan hasil pekerjaan konstruksi.
i.Layanan jasa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan konstruksi
dapat dilakukan secara terintegrasi.
ii.Kegiatan yang dapat dilakukan secara terintegrasi terdiri atas:
a. Rancang bangun;
b. Perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan terima jadi;
c. Penyelenggaraan pekerjaan terima jadi dan/atau
d. Penyelenggaraan pekerjaan berbasis kinerja
Badan usaha jasa konstruksi yang memberikan layanan jasa kostriksi harus memiliki sertifikat
sesuai klasifikasi dan kualifikasi usaha.
1. Klasifikasi untuk bidang usaha jasa perencanaan dan jasa pengawasan konstruksi me-liputi:
a.Arsitektur;
b.Rekayas (engineering);
c.Penataan ruang; dan
d.Jasa konstruksi lainnya.

2. Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi meliputi:


a.Bangunan gedung;
b.Bangunsn sipil;
c.Instalasi mekanikal dan elektrikal; dan
d.Jasa pelaksanaan lainnya

3. Kualifikasi badan usaha jasa konstruksi meliputi:


a.Kualifikasi usaha besar;
b.Kualifikasi usaha menengah
c.Kualifikasi usaha kecil Orang perseorangan yang memberikan layanan jasa konstruksi
atau orang perseorangan yang dipekerjakan oleh badan usaha yang memberikan
layanan jasa konstruksi harus memiliki sertifikat sesuai klasifikasi dan kualifikasi.

1. Klasifikasi meliputi:
a.Arsitektur;
b.Sipil;
c.Mekanikal;
d.Elektrikal;
e.Tata lingkungan; dan
f.Manajemen pelaksanaan.

2. Kualifikasi meliputi:
a.Tenaga ahli; dan
b.Tenaga terampil.

Ad.a Tenaga ahli terdiri atas sub kualifikasi:


I. Muda;
II. Madya; dan
III. Utama.

ad.b Tenaga terampil terdiri atas subkualifikasi:


I. Kelas tiga;
II. Kelas dua; dan
III. Kelas satu.
Penanggung jawab teknik yang merupakan tenaga tetap badan usaha jasa perencanaan, jasa
pelaksanaan dan jasa pengawasan harus harus memiliki sertifikat keterampilan dan/atau
keahlian sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi.

Contoh Pelaksanan Kode Etik pada bidang Ketenagaan Listrik

PDKB Dalam Pengukuran Isolator :


PDKB ( Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan )
yaitu pekerjaan pada jaringan listrik yang terdiri dari pemeliharaan, modifikasi, rehabilitasi dan
perluasan dimana jaringan tetap dalam keadaan bertegangan.Sehingga Pelanggan PLN tetap
bisa menikmati listrik tetap menyala walaupun sedang ada perbaikan/ pemeliharaan jaringan.

SOP atau Standar Operasional Prosedur


adalah pedoman atau acuan untuk melak-sanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan
alat penilaian kinerja atau dengan kata lain SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara
terperinci SOP atau Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja atau dengan kata
lain SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses
harus dilaksanakan. SOP biasanya tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal.bagaimana
suatu proses harus dilaksanakan. SOP biasanya tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal.
Instruksi Kerja adalah tata cara dalam melakukan satu jenis aktifitas.

Pengukuran Isolator
Isolator mempunyai peranan penting untuk mencegah terjadinya aliran arus dari kon-
duktor phasa ke bumi melalui menara pendukung. Isolator mempunyai nilai resistivitas yang
tinggi untuk memperkecil arus bocor yang terjadi. Sehingga perlu dilakukan pengukuran nilai
arus bocor yang mengalir.

Etika PDKB Dalam Pengukuran Isolator :

Mempersiapkan serta menggunakan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang


diperlukan dalam pekerjaan pengukuran isolator, yaitu :
1. Full body Hardness
2. Safety Helmets
3. Safety Shoes
4. Safety Gloves
5. Kacamata Pengaman
6. Lanyards
7. Perlengkapan P3K
8. Peralatan Komunikasi
- Mempersiapkan Peralatan kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan pengukuran
isolator, yaitu :
1. Live Line Rope
2. Guy rope
3. Tools
4. Tool bag Set
5. Wibbing sling
6. Karabiner besar
7. Karabiner kecil
8. Insulator tester
9. Universal stick
10. Teropong
11. Snatch block
12. Silicon cloths
- Bersiap memulai pekerjaan pengukuran isolator setelah pengawas pekerjaan menyatakan
pekerjaan siap dimulai.
- Memulai pekerjaan yang diawali dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh Pengawas
Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3).
- Melaksanakan pekerjaan sesui dengan Instruksi kerja yaitu :
 Persiapan dan pengecekan alat
 Tail gate session
 Naikkan dan pasang handline
 Naikkan Universal stick dan Insulator tester
 Laksanakan pengukuran insulator
 Catat hasil pengukuran isolator sesuai formulir (terlampir)
 Balik urutan instruksi kerja untuk mengakhiri pekerjaan
 Melaksanakan evaluasi dan melengkapi dokumen yang diperlukan
- Menyelesaikan pekerjaan ketika Pengawa Pekerjaan menyatakan pekerjaan selesai.
- Mengakhiri pekerjaan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh Pengawas K3.

Anda mungkin juga menyukai