Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN DENGUE HEMORAGIC


FEVER (DHF) DI RUANG BUGENVIL RSUD UNGARAN

NAMA : IRA DWI PRATIWI


NIM : P1337420919091

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN DENGUE HEMORAGIC
FEVER (DHF) DI RUANG BUGENVIL RSUD UNGARAN

Tanggal Pengkajian : 14 November 2019


Ruang / RS : Bugenvil / RSUD Ungaran

I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Bandungan, Kalongan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Diagnosa medis : DHF
Nomor register : 217895

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.M
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Bandungan, Kalongan
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan klien : Istri

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan pusing berputar-putar.
2) Kronologi penyakit saat ini
Klien mengatakan demam sudah 4 hari, mual dan muntah lalu klien
dibawa ke IGD RSUD Ungaran pada tanggal 13 November 2019, di IGD
klien mendapatkan terapi infus RL + NS loading 20tpm, injeksi
ondansentron 1amp/12 jam, parasetamol 3x500mg. Ttv : TD :
120/70mmHg, N:82x/m, RR:20x/m, S:39°C. Kemudian klien di
pindahkan di ruang perawatan bugenvil untuk mendapatkan perawatan,
klien mengatakan pusing kepala berputar-putas,demam dan badan terasa
lemas. TTV TD: 110/80mmHg, N:88x/m RR:20x/m S: 38.5°C.
P = pusing berputar – putar
Q = nyeri seperti ditusuk – tusuk
R = nyeri pada bagian kepala
S = nyeri skala 5
T = nyeri yang dirasakan pasien sewaktu – waktu (hilang timbul)
b. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan
belum pernah terkena penyakit DB seperti sekarang ini.
c. Riwayat Keperawatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan
seperti HT dan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti
TBC.

Genogram

Keterangan :
: Pasien Laki – laki ------ : : Tinggal dalam satu rumah

: Perempuan : Laki – laki

3. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

1. Manajemen Kesehatan

Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa tempat
pelayanan kesehatan terdekat ke puskesmas atau dokter. Saat sakit, pasien
berusaha untuk mendatangi tempat pelayanan kesehatan untuk kesembuhan
penyakitnya.
2. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

a. Sebelum sakit

Sebelum sakit pasien makan dengan porsi 3x sehari dengan makanan yang
dikonsumsi nasi dan lauk pauk seadanya. Pasien minum air putih 5 – 8 gelas
/ hari dan biasanya diselingi dengan teh.
b. Pada waktu sakit

Pasien mengatakan pada saat sakit makan sehari 3x sesuai dengan yang
diberikan oleh rumah sakit yaitu susu. Serta minum air putih dalam sehari
menghabiskan + 800 ml, infus RL 20tpm menghabiskan + 1500ml
Observasi :
A : Antropometri :
 Berat Badan : 57 kg

 Tinggi Badan : 160 cm

B :Biochemical tanggal 14 November 2019 :


 Kadar Hb : 14,1 g / dL

 Trombosit : 98 / uL

 Leukosit : 9,60 /uL

 Hematokrit : 42,9 %
 Eritrosit : 5,48/ uL

C : Clinical sign :
 Tugor lembab

 Rambut kering

 Konjungtiva tidak anemis

 Capillary refill : < 3 detik

D : Diet :
Jumlah menu makanan yang dikonsumsi 3x dalam sehari dengan menu
yang diberikan rumah sakit.
3. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

a. Sebelum Sakit

Pasien BAB 1 kali per hari dan BAK 4 kali per hari tanpa dibantu oleh orang
lain.
Fecal : pasien mengatakan warna feses kecoklatan, berbau khas, dengan
konsistensi lembek
Urine : pasien mengatakan warna urine kekuningan berbau khas.
b. Pada waktu sakit

Setelah sakit pasien BAB tidak teratur setiap hari.Untuk BAK pasien tidak
terpasang kateter.
Fecal : pasien mengatakan warna feses kecoklatan, berbau khas, dengan
konsistensi lembek
Urine : pasien tidak terpasang selang kateter klien BAK 4kali perhari
kekamar mandi dengan dibantu keluarga, warna urine kekuningan.

4. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur


a. Sebelum sakit

Sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan kebiasaan


tidurnya yaitu 6- 10 jam/ hari. Kualitas tidurnya juga baik. Biasanya pasien
tidur pukul 22.00 WIB dan bangun pada pukul 06.00.
b. Pada waktu sakit

Pasien mengatakan ketika sakit pasien Klien hanya tidur 4-7jam itupun
tidak nyenyak seperti biasanya ketika tidak ada keluhan.
5. Pemenuhan Aktivitas dan Latihan

a. Sebelum sakit

Sebelum sakit pasien mengatakan bahwa selalu beraktivitas seperti biasa


seperti makan dan mandi sendiri, berbincang-bincang dengan keluarga dan
teman-temanya dilingkungan desa dan sekolah, berjalan-jalan dan
melakukan kegiatan rutin sebagai pelajar.
b. Pada saat sakit

Pasien mengatakan bahwa pada saat sakit seperti saat ini pasien tidak
mampu melakukan kegiatan yang biasa ia kerjakan sebelum sakit. Yang
dilakukan pasien pada saat sakit yaitu makan di tempat tidur, BAB dan BAK
juga hanya dapat dilakukan di tempat tidur dan harus membutuhkan bantuan
dari orang lain. Pasien juga mengatakan jarang mandi hanya mukanya yang
dibasuh tiap pagi hari.
6. Peran dan Hubungan

Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang anak dan kakak.


7. Pola Presepsi, Kognitif, dan Sensori

Pasien terlihat lemah terbaring di tempat tidur, kemampuan kognitif dan


sensorinya masih berfungsi dengan baik.. Klien mampu mengingat tempat serta
orang-orang yang ada disekitarnya.

8. Pola Presepsi diri / Konsep Diri


a. Konsep diri yang ada pada pasien adalah baik.
b. Body image : Pasien tetap percaya diri dengan kondisinya saat
ini.
c. Identitas diri : Pasien mengetahui siapa dan ada apa dengan
dirinya saat ini.
d. Harga diri : Pasien mengatakan ingin cepat pulang
e. Peran diri : Pasien merupakan seorang suami dan ayah.
f. Ideal diri : Pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik
dan sehat seperti sebelumnya..
9. Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas dan Reproduksi

Pasien berjenis kelamin laki-laki.


10. Pola Mekanisme dan Koping

Pasien selalu meminta pendapat kepada keluarga bila ada masalah, termasuk
dengan penyakit yang dialami ini. Pasien selalu berusaha meminta kepada yang
Maha Kuasa masalah penyakit yang dialaminya agar segera membaik. Keluarga
sering memberikan support, motivasi, dan selalu menyemangati pasiennya agar
pasien tidak terlalu stress dan tidak terlalu membebani hidupnya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah rutin sebagai seorang muslim
namun selama sakit pasien tidak menjalankan sholat tetapi terus berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya.
4. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 14 November 2019


1. Keadaan Umum : Baik, pasien mampu diajak berkomunikasi

a. Status Gizi :
• Berat Badan : 57 kg
• Tinggi Badan : 160 cm
b. Tanda – tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 110 x/m
RR : 20 x/m
S : 38,5 oC
Spo2 : 97%
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Mata
Inspeksi : reflek terhadap cahaya baik, pupil isokor
2) Telinga
Inspeksi : simetris, kotor, tidak terdapat lesi pada daun telinga
Palpasi :-
3) Hidung
Inspeksi : simetris, tidah ada polip, tidak ada secret.
4) Mulut
Inspeksi : gigi cukup kotor
5) Pemeriksaan wajah
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak terdapat benjolan.
6) Leher
Inspeksi : tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
b. Thorax
1) Paru – paru
Inspeksi : Perkembangan dada simetris.
Palpasi : Vocal fremitus seimbang
Perkusi : seluruh lapang paru sonor
Auskultasi :vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
2) Jantung
Inspeksi : tidak terdapat kateter jantung bentuk simetris kiri dan kanan
Palpasi : pulsasi pulmonal teraba di ICS ke 2 midclavicula, pulsasi
trikuspidalis teraba di ICS ke 5, pulsasi bikuspidalis teraba di ICS ke 3,
pulsasi iktus kordis teraba ke ICS ke 4.
Perkusi : terdengar suara redup
Auskultasi : suara jantung I,II reguler, bunyi jantung I,II lupdup.

3) Abdomen
Inspeksi : perut datar, tidak ada luka/bekas luka, warna sama dengan kulit
lainya
Auskultasi : terdapat suara bising usus 18x/menit
Palpasi : tidak teraba massa
Perkusi : terdengar bunyi timpani
4) Pemeriksaan fungsi serebral
Fungsi intelektual : mampu orientasi waktu dan tempat
Kemampuan bahasa : Jelas
5) Pemeriksaan Motorik
Inspeksi :
a) Ektremitas atas : tidak terdapat bekas trauma, tidak terdapat ekimosis,
tidak terdapat oedem, terpasang infus RL 20 tpm di ekstermitas atas \
Palpasi : tidak terdapat oedem.
Pergerakan : kedua tangan dapat digerakkan, kaki juga dapat digerakan.
Kekuatan otot :
5 5

5 5

6) Kuku
Inspeksi : warna kuku tidak sianosis

7) Genetalia : tidak terpasang kateter

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 14 November 2019
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 14,1 12,8 – 16,8 g/dl
Lekosit 9,60 3.5 – 13 Ribu
Eritrosit 5,48 3.8 – 5.2 Juta
Hematokrit 42.9 33 – 45 %
Trombosit 98 156 – 408 Ribu
MCV 78,4 80 – 100 fL
MCH 25.8 26 – 34 Pg
MCHC 32,9 32 – 36 g/dl

Limfosit % 14,1 20– 50 %


Monosit % 2,2 1-6 %
Eosinofil % 0.1 0–4 %
Basofil % 0.3 0–1 %
Neutrofil % 83,7 28 – 78 %

Tanggal : 15 November 2019


NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 15,2 12,8 – 16,8 g/dl
Lekosit 3.20 3.5 – 13 Ribu
Eritrosit 5,58 3.8 – 5.2 Juta
Hematokrit 43,2 33 – 45 %
Trombosit 53 156 – 408 Ribu
MCV 77,4 80 – 100 fL
MCH 27.2 26 – 34 pg
MCHC 35,2 32 – 36 g/dl

Limfosit % 41,6 20– 50 %


Monosit % 7,8 1-6 %
Eosinofil % 5.0 0–4 %
Basofil % 0.6 0–1 %
Neutrofil % 45,0 28 – 78 %

Tanggal : 16 November 2019


NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 15,1 12,8 – 16,8 g/dl
Lekosit 4,34 3.5 – 13 Ribu
Eritrosit 5,56 3.8 – 5.2 Juta
Hematokrit 42,9 33 – 45 %
Trombosit 36 156 – 408 Ribu
MCV 77,2 80 – 100 fL
MCH 27.2 26 – 34 pg
MCHC 35,2 32 – 36 g/dl

Limfosit % 43,6 20– 50 %


Monosit % 6,9 1-6 %
Eosinofil % 7,1 0–4 %
Basofil % 0.5 0–1 %
Neutrofil % 25,4 28 – 78 %

Tanggal : 16 November 2019


NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
Urine Lengkap
Makroskopis Kuning muda
Warna kuning Jernih
Kejernihan Agak keruh 1.015-1.025
Berat Jenis >=1.030 g/ml 4,8 – 7,4
Ph/Reaksi 5.5 Negatif
Blood 1+ mg/dl Negatif
Lekosit Esterase 2+ / ul Negatif
Nitrit Negatif Mg/dl Negatif
Protein 1+ Mg/dl Negatif
Bilirubin Negatif Mg/dl Negatif
Keton Trace Mg/dl Negatif
Glukosa Negatif Mg/dl Negatif
Urobilinogen Normal Mg/dl
Mikroskopis 0–3
Eritrosit 30-35 /LPB 1-10
Lekosit 40-50 /LPB 1-15
Sel epitel 1-2 /LPK Negatif
Silinder Negatif /IPK Negatif
Kristal Negatif /LPB Negatif
Bakteri Negatif

Pemeriksaan EKG : Sinus Tachycardia


6. TERAPI YANG DIBERIKAN
a. Terapi Obat

No. Nama obat Dosis Cara Indikasi


Pemberia
n
1. Infus Ring AS 20 tpm IV Terapi pengganti cairan selama dehidrasi
(kehilangan cairan) dalam jumlah
banyak
2. Inj.ceftriaxone 2mg/12jam IV Antibiotik untuk megatasi berbagi
infeksi bakteri.
3. Inj.Ondan 4mg/12 jam IV Mencegah dan mengobati mual muntah
setron
4. Paracetamol 3x500mg Oral Menurunkan demam,sakit kepala,sakit
gigi,dan nyeri ringan lainya
5. Omeprazole 40mg/24jam IV

II. ANALISA DATA


Masalah
No Tgl/Jam Data Fokus Etiologi
Keperawatan

1. Kamis DS : pasien mengatakan demam pusing Dehidrasi Hipertermi


14/11/2019 sudah 5 hari

10.00 Wib DO :

TD : 120/70 mmHg

N : 110 x/m
RR : 20 x/m
S : 38,5 oC
Spo2 : 97%
-Badan pasien teraba panas
-Mukosa bibir kering
-Tugor kulit baik
-Pasien tampak gelisah dan lemas
Kamis DS : Agen Nyeri Akut
cedera
-Klien mengatakan kepalanya nyeri
14/11/2019
berputar-putar biologis

10.00 Wib -Klien mengatakan skala nyeri 5 seperti


ditusuk-tusuk

-Klien mengatakan nyeri terasa selalu ada

DO :

-Wajah klien tampak sesekali meringis

-TD: 120/70 mmHg

-N:110 x/menit

Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi b.d dehidrasi


2. Nyeri akut b.d agens cedera biologis
III. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl/Jam No Dx Kep Tujuan Intervensi TTD
Kamis 1 Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan 1.Monitor TTV
14/11/201 dehidrasi keperawatan selama 3x24 jam 2.Anjurkan pasien untuk banyak minum air
9 diharapkan demam yang dialami putih
10.30 Wib pasien berkurang/normal dengan 3.Berikan kompres hangat basah di axilla
kriteria 4.Libatkan orangtua dalam memberikan suport
1. Pasien mengatakan badanya tidak kepada pasien agar mau makan lebih banyak Ira
panas lagi. 5Observasi adanya mual dan muntah
6.Lakukan konsultasi dalam pemberian obat anti
2. Suhu tubuh 36-37,50C biotik dan antipiretik.
3. .Badan pasien teraba tidak

Panas
4.Kompres dengan air hangat
basah didahi atau di axila

Kamis 2 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
14/11/201 komprehensif termasuk lokasi,
agens cedera keperawatan selama 3x24 jam
9 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas Ira
biologis diharapkan gangguan kebutuhan dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari
rasa aman dan nyaman teratasi,
ketidaknyamanan
dengan kriteria hasil: 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
dan menemukan dukungan
1. Keluhan nyeri berkurang. 4. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
2. Klien tidak menunjukkan
ekspresi wajah yang meringis. ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
3. Skala nyeri menurun hingga 0. 5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
4. TTV dalam rentang normal, menentukan intervensi
yaitu: 6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
TD: 120/80 mmHg napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
N: 60-100 x/menit hangat/ dingin
RR: 16-24 x/menit 7. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
S: 36,5oC – 37,5oC 8. Tingkatkan istirahat
9. Berikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur

IV. TINDAKAN KEPERAWATAN


Tgl/Jam Kode Dx Kep Implementasi Evaluasi (Respon) TTD
Kamis 1 1.Mengobservasi TTV S:- Dewi
14/11/2019 O: TD = 120/70 mmHg
09.00 N = 100x/menit
RR = 22x/menit
S = 38,5oC
SpO2 = 98%
09.30 2.Menganjurkan pasien untuk banyak minum S: pasien mau minum air putih banyak
air putih O: klien minum air putih
10.00 3.Memberikan kompres hangat basah di axilla S:-
O: keluarga kompres klien dengan air
hangat basah
10.15 4.Melibatkan orangtua dalam memberikan S :-
suport kepada pasien agar mau makan lebih O: keluarga tampak Support klien
banyak S:-
10.15 5.Mengobservasi adanya mual dan muntah O: pasien mual
12.00 6.kolaborasi pemberian terapi obat dengan S:-
dokter O: klien kooperatif, obat oral
Paracetamol 3x500mg, inj. Ondancentron
4mg/12jam,inj ceftriaxone 2mg/12jam
2 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S : pasien mengatakan nyeri pada
09.15 komprehensif termasuk lokasi, kepalanya pusing berputar – putar
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas P = pusing berputar – putar
dan faktor presipitasi Q = nyeri seperti ditusuk – tusuk
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari R = nyeri pada bagian kepala
ketidaknyamanan S = nyeri skala 5
T = nyeri yang dirasakan pasien sewaktu
– waktu (hilang timbul)
3. Mengontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, O : pasien tampak memegangi kepalanya
pencahayaan dan kebisingan untuk menahan rasa nyeri pada kepalanya

4. Mengurangi faktor presipitasi nyeri

5. Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk


menentukan intervensi
Jum’at 1 1.Mengobservasi TTV S:-
15/11/2019 O: TD = 110/90 mmHg
10.00 N = 96x/menit
RR = 20x/menit
S = 38.5oC
SpO2 = 98%
10.10 2.Menganjurkan pasien untuk banyak minum S:-
air putih O: klien minum bayak air putih

3.Memberikan kompres hangat basah di axilla S:-


11.00 O: keluarga kompres klien dengan air
hangat basah
12.00 4..Melakukan konsultasi dalam pemberian obat S:-
anti biotik dan antipiretik. O: klien kooperatif, obat oral
Paracetamol 3x500mg, inj. Ondancentron
4mg/12jam,inj ceftriaxone 2mg/12jam
09.00 2 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S : pasien mengatakan nyeri pada
komprehensif termasuk lokasi, kepalanya pusing berputar – putar
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi P = pusing berputar – putar
Q = nyeri seperti ditusuk – tusuk
09.10 2.Mengobservasi reaksi nonverbal dari R = nyeri pada bagian kepala
ketidaknyamanan S = nyeri skala 4
09.15 T = nyeri yang dirasakan pasien sewaktu
– waktu (hilang timbul)

12.15 3.Mengontrol lingkungan yang dapat O : pasien tampak memegangi kepalanya


12.30 mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, untuk menahan rasa nyeri pada kepalanya
pencahayaan dan kebisingan
S : pasien memahami teknik non
farmakologi yang diajarkan untuk
mengatasi nyeri pada kepalanya
O : pasien dapat melakukan teknik
4.Mengurangi faktor presipitasi nyeri relaksasi napas dalam

5.Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk


menentukan intervensi
Sabtu 1 1.Mengobservasi TTV S:-
16/11/2019 O: TD = 110/70 mmHg
08.00 N = 90x/menit
RR = 20x/menit
S = 37,6oC
SpO2 = 96%
08.15 2.Menganjurkan pasien untuk banyak minum S:-
air putih O: klien minum bayak air putih

09.00 3.Memberikan kompres hangat basah di axilla S:-


O: keluarga kompres klien dengan air
hangat basah
12.00 4.Melakukan konsultasi dalam pemberian obat S:-
anti biotik dan antipiretik. O: klien kooperatif, obat oral
Paracetamol 3x500mg, inj. Ondancentron
4mg/12jam,inj ceftriaxone 2mg/12jam
09.20 2 1. Mengevaluasi kondisi nyeri pasien meliputi S : pasien mengatakan rasa pusing dan
pengkajian nyeri secara komprehensif nyeri pada kepalanya sudah mulai
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, berkurang
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi P = pusing berputar – putar
Q = nyeri seperti ditusuk – tusuk
R = nyeri pada bagian kepala
9.30 S = nyeri skala 3
T = nyeri yang dirasakan pasien sewaktu
2. Mengevaluasi teknik nonfamakologis yang – waktu (hilang timbul)
12.00 telah diajarkan untuk mengatasi nyeri
O : pasien sudah tidak lagi memegangi
kepalanya untuk menahan rasa nyeri pada
3.Memberikan obat untuk mengatasi nyeri kepalanya
kepala pasien
S : pasien memahami teknik non
farmakologi yang kemarin telah diajarkan
untuk mengatasi nyeri pada kepalanya
O : pasien dapat melakukan teknik
relaksasi napas dalam
V. EVALUASI
Tgl/Jam Kode Dx Kep Catatan Perkembangan TTD
Kamis 1 S: pasien mengatakan masih demam dan pusing
14/11/19 O:
14.00 TTV : : TD = 110/80 mmHg Ira
N = 90x/menit
RR = 20x/menit
S = 39oC
SpO2 = 98%
-Badan pasien teraba panas
-Mukosa bibir kering
-Pasien nampak lemas dan gelisah
-Tugor kulit baik
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjut intervensi
1.Observasi TTV
2.Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
3.Berikan kompres hangat basah di axilla
4.Observasi adanya mual dan muntah
5. Lakukan konsultasi dalam pemberian obat anti biotik dan antipiretik
2 S: Ira
- pasien mengatkan pusing pada kepalanya berkurang
P = pusing berputar – putar
Q = nyeri seperti ditusuk – tusuk
R = nyeri pada bagian kepala
S = nyeri skala 4
T = nyeri yang dirasakan pasien sewaktu – waktu (hilang timbul)
O:
- pasien tampak lebih nyaman
- pasien sudah tidak memegangi kepalanya untuk menahan nyeri
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan pertahankan intervensi

Jum’at 1 S: pasien mengatakan masih demam dan pusing


15/11/2019 O:
14.00 Wib TTV : : TD = 110/70 mmHg
N = 110x/menit Ira
RR = 20x/menit
S = 38.2oC
SpO2 = 96%
- Badan pasien teraba panas
-Mukosa bibir kering
-Pasien nampak lemas dan gelisah
-Tugor kulit baik
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjut intervensi
1.Observasii TTV
2.Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
3.Berikan kompres hangat basah di axilla
4.Lakukan konsultasi dalam pemberian obat anti biotik dan antipiretik.

2 S:
- pasien mengatkan pusing pada kepalanya berkurang
P = pusing berputar – putar
Q = nyeri seperti ditusuk – tusuk
R = nyeri pada bagian kepala Ira
S = nyeri skala 3
T = nyeri yang dirasakan pasien sewaktu – waktu (hilang timbul)
O:
- pasien tampak lebih nyaman
- pasien sudah tidak memegangi kepalanya untuk menahan nyeri
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan pertahankan intervensi
Sabtu 1 S: pasien mengatakan Masih demam,pusing sudah berkurang Ira
16/11/2019 O:
14.00 TTV : : TD = 120/80 mmHg
N = 100x/menit
RR = 20x/menit
S = 37.6oC
SpO2 = 98%
-Badan pasien teraba panas
-Mukosa bibir kering
-Pasien nampak lemas dan gelisah
-Tugor kulit baik
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjut intervensi
1.Observasii TTV
2.Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
3.Berikan kompres hangat basah di axilla
4.Lakukan konsultasi dalam pemberian obat anti biotik dan antipiretik
2 S:
- pasien mengatkan pusing pada kepalanya berkurang
P = pusing berputar – putar
Q = nyeri seperti ditusuk – tusuk Ira
R = nyeri pada bagian kepala
S = nyeri skala 3
T = nyeri yang dirasakan pasien sewaktu – waktu (hilang timbul)
O:
- pasien tampak lebih nyaman
- pasien sudah tidak memegangi kepalanya untuk menahan nyeri
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai