Anda di halaman 1dari 27

PENGERTIAN

 Kanker kolorektal merupakan suatu tumor


malignant yang muncul pada jaringan epithelial
dari colon / rectum.
 Umumnya tumor kolorektal adalah
adenokarsinoma yang berkembang dari polyp
adenoma.
ETIOLOGI
Penyebab dari Ca Colorektal tidak diketahui
secara pasti, namun terdapat faktor-faktor
predisposisi yang terdiri dari:
 Usia lebih dari 40 tahun

 Riwayat keluarga

 Riwayat kanker di bagian tubuh yang lain

 Polip Benigna, Polip Kolorektal, Polip


Adematosa atau adenoma Villus
 Obesitas.
 Kebiasaan makan tinggi kolesterol/lemak dan
protein (konsumsi daging) serta rendah serat /
Karbohidrat Refined yang mengakibatkan
perubahan pada flora feses dan perubahan
degradasi garam-garam empedu atau hasil
pemecahan protein dan lemak yang bersifat
karsinogenik.
PATOFISIOLOGI

Perubahan Patologi Tumor terjadi ditempat yang


berada dalam colon mengikuti kira-kira pada
bagian :
1. 26 % pada caecum dan ascending colon

2. 10 % pada transfersum colon

3. 15 % pada desending colon

4. 20 % pada sigmoid colon

5. 30 % pada rectum
Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh
Kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang lain termasuk :
1. Kelenjar Adrenal
2. Ginjal
3. Kulit
4. Tulang
5. Otot
Perkembangan Ca kolorektal dibagi atas 3 fase
 Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat
rangsangan, proses ini berjalan lama sampai
puluhan tahun.
 Fase kedua adalah fase pertumbuhan tumor
tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis)
yang berlangsung bertahun-tahun juga.
 Fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan gejala
yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut
berlangsung perlahan-lahan dan tidak sering,
penderita umumnya merasa terbiasa dan
menganggap enteng saja sehingga penderita
biasanya datang berobat dalam stadium lanjut.
INSIDEN & F. RESIKO
 Kanker pada kolon dan rektum 16 % di
antaranya menyerang Recti terutama terjadi di
negara-negara maju
 Kebiasaan diet rendah serat.

 Polyposis familial

 Ulcerasi colitis
KOMPLIKASI

Komplikasi terjadi sehubungan dengan


bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor
atau melalui penyebaran metastase yang
termasuk :
 Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis

 Pembentukan abses

 Pembentukan fistula pada urinary bladder atau


vagina
KOMPLIKASI
 Obstruksi usus parsial atau lengkap diikuti
penyempitan lumen akibat lesi.
 Haemorrhagi/ perdarahan
 Pembentukan Abses akibat Perforasi dinding usus
oleh tumor diikuti kontaminasi dari rongga
peritoneal oleh isi usus.
 Shock akibat peritonitis dan sepsis
 Mestatase ke organ lain yang berdekatan. Terjadi
fistel pada kantong kemih, vagina / usus.
Tumor ganas terdiri atas :
• Karsinoma
• Sarkoma

Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker


kolon, ada klasifikasi TNM, klasifikasi Dukes, namun yang
akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut
(mirip dengan klasifikasi Dukes) :
 Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
 Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan
otot kolon
 Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar
limfa
 Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain
MANIFESTASI KLINIS

 Gambaran klinis sangat bervariasi dan tidak


spesifik. Bisa dijumpai tanpa keluhan sampai
adanya keluhan berat dan tergantung pada
lokasi / besarnya tumor. Pada karsinoma kolon
kanan, klien datang dengan keluhan ada masa
di abdomen kanan, obstruksi akan timbul bila
tumor sudah besar. Tumor kolon kiri lebih cepat
terjadi obstipasi dan tanda-tanda obstruksi.
 Perdarahan Peranal sebagai keluhan pertama
penderita dengan gejala berupa perdarahan segar
bercampur atau tanpa disertai tinja. Perubahan
pola defekasi dapat berupa; diare/ konstipasi,
bentuk tinja seperti pensil, serta perut masih
terasa penuh meskipun sudah buang air besar.
Adapun gejala lain yaitu: Anemia idiopatik,
Nausea, malaisea, Haemoroid, Anoreksia, dan
Perubahan Berat badan (BB menurun) akibat
iritasi dan respon refluks
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK & LAB.

 Pendekatan diagnosis pada penderita kanker


kolorektal tergantung pada gejala klinik yang
muncul. Sebagian kecil penderita yang datang
dalam kondisi gawat yang segera memerlukan
tindakan pembedahan sehingga diagnosis
dapat segera dibuat, atau kadang-kadang
diagnosis dapat dibuat melalui pemeriksaan
colok dubur.
 Barium Enema sering digunakan untuk deteksi
atau konfirmasi ada tidaknya dan lokasi tumor.
 X-ray dada untuk mendeteksi metastase tumor
ke paru-paru.
 CT (computed tomography)- Scan, Magnetic
Resonance Imaging (MRI) atau
pemeriksaan ultrasonic dapat digunakan
untuk mengkaji apakah sudah ada metastase.
 Endoskopi (sigmoidoscopy atau Colonoskophy)
adalah test diagnostic utamadigunakan untuk
mendeteksi dan melihat tumor. Sekalian
dilakukan biopsy jaringan.Pemeriksaan
endoskopi dari kolonoskopi direkomendasikan
untuk mengetahui lokasi dan biopsy lesi pada
klien dengan perdarahan rectum.
PENATALAKSANAAN

 Tindakan pencegahan perlu dilakukan dan


mencakup pendidikan mengenai diet agar
individu meningkatkan asupan buah, sayur,
makanan kasar dan padi-padian untuk
meningkatkan masa makanan menurunkan
lemak dan menyediakan antioksidant.
 Pada stadium 0, Berupa polip di mukosa colon
disebut juga dengan precursor Ca.
Penatalaksanaannya dengan pemotongan
polip (colonoskopi)
 Pada stadium 1, Tumor tumbuh di mukosa
usus. Penatalaksanaanny dengan
pembedahan.
 Pada stadium 2, Tumor menyebar hingga
lapisan muskularis mukosa (lap Usus).
Penatalaksanaanya: pembedahan.
 Pada Stadium 3, Tumor menyebar ke kelenjar
getah bening.
Penatalaksanaannya: pembedahan,
kemoterapi, Radiasi terapi.
 Pada Stadium 4, Tumor bermetastase.
Penatalaksanaannya: kemoterapi.
PENCEGAHAN

Konsumsi makanan berserat. Untuk


memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, kosentrasi
asam lemak, asam empedu, dan besi dalam
usus besar.
 Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam
ikan tertentu.
 Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan
betakarotin.
 Susu yang mengandung lactobacillus
acidophilus
 Berolahraga dan banyak bergerak sehingga
semakin mudah dan teratur untuk buang air
besar.
 Hidup rileks dan kurangi stress.
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

•Peningkatan bunyi usus/peristaltik


•Perubahan warna feses
•Nyeri/kram abdomen
•Penurunan berat badan, penurunan lemak
•Konjungtiva dan membran mukosa pucat
•Mual, muntah, diare
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus


atau penyempitan parsial lumen usus
sekunder terhadap proses keganasan usus.

 Ketidakseimbangannutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
nutrien, status hipermetabolik sekunder
terhadap proses keganasan usus.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Ansietas (uraikan tingkatannya) b/d faktor


psikologis (ancaman perubahan status
kesehatan, status sosio-ekonomi, fungsi-
peran, pola interaksi) dan rangsang simpatis
(proses neoplasma)

 Kurang pengetahuan tentang kondisi,


prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d
kurang pemaparan dan atau kesalahan
interpretasi informasi.
PERAN PERAWAT
Dukungan proses adaptasi dan
kemandirian
Meningkatkan kenyamanan

Mempertahankan fungsi fisiologis


optimal
Mencegah komplikasi

Memberikan informasi tentang


penyakit, perawatan dan kebutuhan
terapi.

Anda mungkin juga menyukai