Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, Vol. 8, No. 2, Oktober 2014 doi: 10.9744/pemasaran.8.2.

80-89
ISSN 1907-235X

ANALISA PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP


IMPULSE BUYING DENGAN SHOPPING LIFESTYLE DAN POSITIVE
EMOTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA MALL CIPUTRA
WORLD SURABAYA

Lizamary Angelina Darma1; Edwin Japarianto1*


Program Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: m36411012@john.petra.ac.id; edwinj@petra.ac.id
*Korespondensi penulis

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying pada
mall Ciputra World Surabaya dengan mempertimbangkan faktor Shopping Lifestyle dan Positive Emotion. Penelitian ini
menggunakan 100 responden dan metode path analysis. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying, terdapat pengaruh yang signifikan dari Hedonic Shopping
Value terhadap Positive Emotion, terdapat pengaruh yang signifikan dari Hedonic Shopping Value terhadap Shopping
Lifestyle, terdapat pengaruh yang signifikan dari Positive Emotion terhadap Impulse Buying, tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying dan terdapat pengaruh signifikan dari Shopping Lifestyle terhadap
Positive Emotion.

Kata kunci: Hedonic shopping value, impulse buying, positive emotion, shopping lifestyle

Abstract: This study aims to analyze the influence of Hedonic Shopping Value on Impulse Buying at mall Ciputra World
Surabaya by considering Shopping Lifestyle factor and Positive Emotion. This study uses 100 respondents and path analysis
method. The research result obtained, there is no significant effect of Hedonic Shopping Value on Impulse Buying, there is a
significant effect of Hedonic Shopping Value on Positive Emotion, there is a significant effect of Hedonic Shopping Value on
Shopping Lifestyle, there is a significant influence of Positive Emotion on Impulse Buying, there is no significant influence of
Shopping Lifestyle on Impulse Buying and there is a significant influence of Shopping Lifestyle on Positive Emotion

Keywords: Hedonic shopping value, impulse buying, positive emotion, shopping lifestyle.

PENDAHULUAN keinginan hedonis atau sebab lain di luar alasan


ekonomi, seperti karena rasa senang, fantasi, sosial,
Seiring perkembangan jaman yang semakin atau pengaruh emosional.
modern menyebabkan menjamurnya pertumbuhan Shopping lifestyle mencerminkan pilihan sese-
mall. Sepanjang tahun 2010 kota Surabaya tercatat orang dalam menghabiskan waktu dan uang. Dengan
pada peringkat keempat sebagai kota yang memiliki ketersediaan waktu konsumen akan memiliki banyak
pusat perbelanjaan atau mall terbanyak. Hadirnya waktu untuk berbelanja dan dengan uang konsumen
berbagai mall di Surabaya tentunya mendorong per- akan memiliki daya beli yang tinggi. Hal tersebut
usahaan untuk dapat terus mempertahankan eksis- tentu berkaitan dengan keterlibatan konsumen ter-
tensinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara hadap suatu produk yang juga mempengaruhi ter-
perusahaan untuk memahami perilaku konsumen, jadinya impulse buying.
salah satu perilaku konsumen yang sering terjadi di Positive emotion sendiri didefinisikan sebagai
mall adalah impulse buying. Ditemukan sekitar 75% suasana hati yang memperngaruhi dan menentukan
pembelian di supermarket dilakukan secara tidak intensitas pengambilan keputusan konsumen (Tirmizi
terencana (POPAI 2012). et al. 2009).
Rachmawati (2009) menyatakan bahwa ketika Ciputra World Surabaya adalah salah satu mall
seseorang melakukan impulse buying bisa dipenga- yang selalu mengikuti acara tahunan yang berisi ber-
ruhi oleh beberapa faktor, yaitu: hedonic shopping bagai promosi penjualan dari tenant di dalamnya,
value, shopping lifestyle dan positive emotion. seperti Surabaya Shopping Festival. Berdasarkan
Menurut Park, Kim dan Forney (2006), hedonic hasil observasi di salah satu tenant merek interna-
shopping value memainkan peran penting dalam im- sional di Ciputra World Surabaya, store manager me-
pulse buying. Oleh karena itu, sering kali konsumen ngatakan bahwa penjualan mengalami peningkatan
mengalami impulse buying ketika didorong oleh ketika adanya Surabaya Shopping Festival.

80
Darma: Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying 81

Selain itu, berdasarkan wawancara dengan 3 memilih produk tersebut dibandingkan produk lain
karyawan Ciputra World Surabaya menyatakan bah- yang sejenis.
wa pada bulan-bulan tertentu terutama bulan Juni-Juli
dan November biasanya sering terlihat segerombol Perilaku Pelanggan
ibu-ibu yang membawa banyak sekali kantong
belanjaan. Perilaku konsumen dapat timbul akibat adanya
Tujuh diantara sepuluh orang menyatakan faktor dari lingkungan dan dorongan dari diri sendiri.
pernah melakukan pembelian tanpa adanya rencana Menurut Kotler dan Keller (2009:166) Perilaku kon-
untuk membeli sebelumnya. Hal ini dapat menjadi sumen adalah studi tentang bagaimana individu,
indikator adanya faktor hedonic shopping value, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, meng-
shopping lifestyle, positive emotion dan impulse gunakan, dan membuang barang, jasa, ide, atau
buying dalam konsumen Ciputra World Surabaya. pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan ke-
Berdasarkan latar belakang inilah, peneliti me- inginan mereka.
ngangkat topik, “Analisa Pengaruh Hedonic Shopp-
ing Value terhadap Impulse Buying dengan Shopping Hedonic Shopping Value
Lifestyle dan Positive Emotion sebagai Variabel
Intervening pada Mall Ciputra World Surabaya” Menurut Arnold dan Reynolds (2003) motivasi
sebagai bahan penelitian penulis. hedonis merupakan suatu kegiatan pembelian yang
Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpul- didorong dengan perilaku yang berhubungan dengan
kan beberapa permasalahan penelitian sebagai ber- panca indera, khayalan dan emosi yang menjadikan
ikut. kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan
1. Apakah hedonic shopping value berpengaruh utaman hidup. Mereka juga menggolongkan motivasi
terhadap impulse buying di mall Ciputra World hedonis ke dalam enam kategori, yaitu:
Surabaya? 1) Adventure shopping
2. Apakah hedonic shopping value berpengaruh Adventure shopping mengarah pada petualangan
terhadap positive emotion di mall Ciputra World pembelian.
Surabaya? 2) Social shopping
3. Apakah hedonic shopping value berpengaruh Motivasi pembelian ini mengarah pada suasana
terhadap shopping lifestyle di mall Ciputra World kebersamaan konsumen, sahabat, atau pengunjung
Surabaya? lain.
4. Apakah positive emotion berpengaruh terhadap 3) Gratification shopping
impulse buying di mall Ciputra World Surabaya? Perasaan tertentu, seperti rasa senang karena ber-
5. Apakah shopping lifestyle berpengaruh terhadap hasil melakukan presentasi, atau tertekan karena
impulse buying di mall Ciputra World Surabaya? sedang mengalami masalah. distro.
6. Apakah shopping lifestyle berpengaruh terhadap
4) Idea shopping
positive emotion di mall Ciputra World Surabaya?
Mengarah pada motivasi seseorang untuk menge-
tahui tren, fashion, dan inovasi terbaru pada saat
URAIAN PENELITIAN
itu.
Pemasaran 5) Role shopping
Termotivasi melakukan pembelian untuk orang
Pemasaran juga merupakan salah satu kegiatan lain.
perusahaan yang berhubungan langsung dengan 6) Value shopping
konsumen dimana pemasaran yang baik akan mampu Mengarah pada motivasi pembelian karena suatu
mengubah keinginan menjadi sebuah kebutuhan di barang sedang dalam progam diskon atau pro-
benak konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2012) mosi.
menjelaskan bahwa marketing adalah sebuah aktivi-
tas, lembaga, dan proses untuk menciptakan, komuni- Shopping Lifestyle
kasi, mengantarkan, dan mengubah penawaran yang
memiliki nilai bagi konsumen, klien, rekan, dan dunia Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai
sosial secara keseluruhan. cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana
Dapat disimpulkan bahwa marketing adalah orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka
suatu proses untuk membuat suatu produk memiliki pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia
nilai berbeda di mata konsumen sehingga konsumen disekitarnya (Setiadi 2003).
82 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 8, NO. 2, Oktober 2014: 80-89

Menurut Sumarwan (2003), gaya hidup di- lingkungan toko dapat meningkatkan motif konsu-
gambarkan dengan dimensi sebagai berikut: men dalam melakukan impulse buying (Amiri et al.
1) Kegiatan (Activities) 2012).
Cara hidup yang didentifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka. Impulse Buying
2) Minat (Interest)
Apa yang mereka angap penting dalam ling- Impulse Buying didefinisikan sebagai “tindakan
kunganya. membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar
3) Opini (Opinion) sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat
Apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko”
sendiri dan juga dunia di sekitarnya. (Sinaga et al. 2012).
Pembuatan keputusan dalam pembelian impulsif
Positive Emotion dipengaruhi oleh masalah kognisi dan afeksi dalam
diri seseorang, di mana segi afeksi lebih mengemuka
Emosi positif dapat terjadi sebelum munculnya dibanding sisi kognisi yang ada (Coley & Burgess,
mood seseorang, kecenderungan sifat afektif yang di- 2003 : 284 dan 285) yang lebih banyak dipengaruhi
miliki seseorang dan reaksi pada lingkungan yang oleh stimuli eksternal berkaitan dengan faktor harga.
mendukung seperti ketertarikan pada produk ataupun Pembelian impulsif terdiri dari dua elemen, yaitu:
adanya promosi penjualan yang menarik akan ber- 1) Afektif, yaitu proses psikologis dalam diri sese-
orang yang merujuk kepada emosi, perasaan
pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
maupun suasana hati (mood). Proses ini memiliki
(Rachmawati 2009).
tiga komponen, yaitu :
Mehrabian dan Russel (1974), menyatakan a. Irresistible Urge to Buy
bahwa respon afektif lingkungan atas perilaku b. Positive Buying Emotion
pembelian dapat diuraikan oleh 3 variabel yaitu: c. Mood Management
1) Pleasure 2) Kognitif, yaitu proses psikologis seseorang yang
Mengacu pada tingkat di mana individu merasakan merujuk kepada struktur dan proses mental yang
baik, penuh kegembiraan, bahagia yang berkaitan meliputi pemikiran, pemahaman dan penginter-
dengan situasi tersebut. Pleasure diukur dengan pretasian. Proses ini terdiri dari tiga komponen,
penilaian reaksi lisan ke lingkungan (bahagia yaitu:
sebagai lawan sedih, menyenangkan sebagai a. Cognitive Deliberation
lawan tidak menyenangkan, puas sebagai lawan b. Unplanned Buying
tidak puas, penuh harapan sebagai lawan berputus c. Disregard for the future
asa, dan santai sebagai lawan bosan). Konsep-
tualisasi terhadap pleasure dikenal dengan penger- Kerangka Konseptual
tian lebih suka, kegemaran, perbuatan positif.
2) Arousal
Mengacu pada tingkat di mana seseorang merasa-
kan siaga, digairahkan, atau situasi aktif. Arousal
secara lisan dianggap sebagai laporan responden,
seperti pada saat dirangsang, ditentang atau diper-
longgar. Beberapa ukuran non verbal telah di-
identifikasi dapat dihubungkan dan sesungguhnya
membatasi sebuah ukuran dari arousal dalam
situasi sosial.
3) Dominance
Variabel ini ditandai dengan laporan responden
yang merasa dikendalikan sebagai lawan mengen-
dalikan, mempengaruhi sebagai lawan dipeng-
aruhi, terkendali sebagai lawan diawasi, penting
sebagai lawan dikagumi, dominan sebagai lawan
bersikap tunduk dan otonomi sebagai lawan
dipandu.

Penciptaan positive emotion pada konsumen


mengenai satu produk atau artikel atau bahkan Gambar 1. Kerangka Konspetual
Darma: Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying 83

Hipotesis Adalah perasaan adanya tantangan dan suatu sen-


sasi yang menggembirakan saat memasuki ling-
Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian kungan yang menurutnya menyenangkan.
ini adalah: X2 = Social Shopping
H1: Hedonic Shopping Value berpengaruh positif Adalah ketika berbelanja, seseorang mengingin-
terhadap Impulse Buying. kan adanya keadaan sosialisasi, dengan indikator :
H2: Hedonic Shopping Value berpengaruh positif X3 = Gratification Shopping
terhadap Positive Emotion. Adalah perasaan bahwa berbelanja dapat meng-
H3: Hedonic Shopping Value berpengaruh positif hilangkan rasa stress.
terhadap Shopping Lifestyle. X4 = Idea Shopping
Adalah perasaan bahwa berbelanja memberikan
H4: Positive Emotion berpengaruh positif terhadap
pengetahuan baru, perkembangan tren baru dan
Impulse Buying.
model baru.
H5: Shopping Lifestyle berpengaruh positif terhadap X5 = Role Shopping
Impulse Buying. Adalah perasaan nikmat yang dirasa ketika ber-
H6: Shopping Lifestyle berpengaruh positif terhadap belanja untuk orang lain.
Positive Emotion. X6 = Value Shopping
Adalah perasaan senang ketika seseorang ber-
METODE PENELITIAN belanja untuk menemukan suatu barang yang baik
dan bernilai bagi dirinya. Barang yang baik ter-
Populasi dan Sampel sebut dapat didefinisikan ketika barang tersebut
didapat dengan harga murah dan hal lainnya.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri  Variabel Intervening yaitu:
atas obyek atau subyek yang memiliki karakteristik a) Shopping Lifestyle (Y1) dengan dimensi, se-
tertentu yang kemudian ditetapkan oleh peneliti untuk bagai berikut:
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam peneliti- Y11= Activities
an ini populasi yang digunakan adalah seluruh Adalah kegiatan yang dilakukan individu
pengunjung yang pernah melakukan pembelian di dalam menghabiskan waktunya berkaitan
Ciputra World Mall Surabaya. dengan berbelanja.
Teknik sampling yang digunakan di dalam Y12= Interest
penelitian ini adalah qutoa sampling, dimana menurut Adalah bagaimana individu memilih sesuatu
Notoatmodjo (2002 : p. 89), pengambilan sampel yang dianggap penting bagi dirinya berkaitan
dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota dengan berbelanja.
sampel secara quotum atau jatah. Sampel yang Y13= Opinion
ditentukan dalam penelitian ini adalah adalah orang- Adalah pandangan dan perasaan yang dimiliki
orang yang pernah berbelanja di Ciputra World Mall individu berkaitan dengan berbelanja.
Surabaya dalam kurun waktu empat bulan terakhir b) Positive Emotion (Y2) dengan dimensi, sebagai
(Agustus 2014-November 2014) dengan nominal berikut:
pembelanjaan minimal Rp. 500.000,00 di tenant Y21= Pleasure
berkategori clothing, shoes and bags, accessories, dan Adalah tingkatan dimana individu merasakan
hal-hal baik dalam dirinya.
beauty masing-masing sebanyak 25 kuesioner pada
Y22= Arousal
tiap kategori.
Adalah gairah atau reaksi yang timbul dalam
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak diri individu akibat adanya rangsangan.
100 responden, dengan berdasarkan pada pertimbang- Y23= Dominance
an tingkat keyakinan 0,95 dengan α 0,05 dan kesalah- Adalah perasaan yang direspon konsumen saat
an yang mungkin terjadi tidak lebih dari 10%. mengendalikan atau dikendalikan oleh ling-
kungan.
Definisi Operasional Variabel  Variabel Endogen (Z) yaitu impulse buying beha-
vior, dengan dimensi:
Definisi operasional variabel yang nantinya akan Z1= Cognitive
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel, Adalah elemen yang fokus pada konflik yang
yaitu: terjadi dalam kegiatan mental.
 Variabel bebas atau variabel eksogen, yaitu Z2= Affective
Hedonic Shopping Value (X) dengan dimensi: Adalah elemen yang fokus pada kondisi emosio-
X1= Adventure Shopping nal individu.
84 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 8, NO. 2, Oktober 2014: 80-89

Teknik Analisis Data Tabel 3. Pekerjaan Responden


Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan Pelajar/Mahasiswa 52 52
dengan menggunakan teknik path analysis. Teknik Pegawai Negeri 4 4
path analysis di kembangkan oleh Sewal Wright pada Wiraswasta 14 14
tahun 1934. Pengujian statistik pada model path Swasta 21 21
Lainnya 9 9
analysis dalam penelitian ini dilakukan dengan Total 100 100
menggunakan metode partial least square regression.
Pengolahan data menggunakan program smartPLS. Tabel 4. Pengeluaran per Bulan Responden
Pengeluaran Frekuensi Prosentase (%)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ≤ Rp 1.000.000,00 0 0
Rp 1.000.001,00 – 59 59
Profil Responden Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.001,00 – 21 21
Berikut merupakan analisa deskriptif profil Rp 5.000.000,00
> Rp 5.000.000,00 20 20
responden dari penelitian ini, dari total 100 responden Total 100 100
dapat diketahui:
Mayoritas responden dalam penelitian ini, 59%
Tabel 1. Jenis Kelamin Responden memiliki pengeluaran sebesar Rp 1.000.001,00 - Rp
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
3.000.000,00 berbanding terbalik dengan sebesar 0%
Pria 35 35
responden memiliki pengeluaran ≤ Rp 1.000.000,00.
Wanita 65 65
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa segmen
Total 100 100
dari mall Ciputra World Surabaya adalah menengah
keatas.
Berdasarkan Tabel 1 dapat diamati bahwa pe- Analisa SEM-PLS
langgan dari mall Ciputra World Surabaya mayoritas
berjenis kelamin wanita. Hal ini dikarenakan ber- Evaluasi Indicator Reliability
belanja adalah hal yang lebih banyak dilakukan oleh
Tabel 5. Indicator Reliability
kaum wanita.
Latent Indicator Outer Indicator Kesimpulan
Variable Loadings Reliability
Tabel 2. Usia Responden X1.1 0.683 0.466489 Cukup
Usia Frekuensi Prosentase (%) X1.2 0.853 0.727609 Baik
X1.3 0.767 0.588289 Cukup
≤ 20 tahun 15 15% X2.1 0.685 0.469225 Cukup
21 – 30 tahun 66 66% X2.2 0.687 0.471969 Cukup
31 – 40 tahun 9 9% Hedonic X3.1 0.698 0.487204 Cukup
41 – 50 tahun 6 6% Shopping X3.2 0.739 0.546121 Cukup
Value X4.1 0.750 0.56250 Cukup
> 50 tahun 4 4% X4.2 0.821 0.674041 Cukup
Total 100 100 X5.1 0.921 0.848241 Baik
X5.2 0.662 0.438244 Cukup
Usia responden didominasi oleh kelompok usia X6.1 0.661 0.436921 Cukup
X6.2 0.729 0.531441 Cukup
21-30 tahun sebanyak 66% dan disusul oleh ke- X7.1 0.688 0.473344 Cukup
lompok usia ≤ 20 tahun sebanyak 15%. Dari data ini X7.2 0.761 0.579121 Cukup
dapat dijelaskan bahwa pengunjung Ciputra World Shopping X8.1 0.775 0.600625 Cukup
Lifestyle X8.2 0.737 0.543169 Cukup
yang berbelanja produk fashion mayoritas berasal dari X9.1 0.712 0.506944 Cukup
kelompok usia ini. X9.2 0.739 0.546121 Cukup
Kategori pekerjaan tertinggi responden sebesar X10.1 0.690 0.47610 Cukup
X10.2 0.703 0.494209 Cukup
52% berasal dari Pelajar/Mahasiswa. Peneliti melaku- Positive X11.1 0.778 0.605284 Cukup
kan penelitian sekitar sore hari di mana waktu tersebut Emotion X11.2 0.863 0.744769 Baik
adalah jam-jam mall ramai dikunjungi. Dari data di X12.1 0.897 0.804609 Baik
X12.2 0.796 0.633616 Cukup
atas dapat dilihat bahwa, pengunjung yang datang X13.1 0.74 0.5476 Cukup
pada jam tersebut adalah pelajar/mahasiswa. Hal ini X13.2 0.847 0.717409 Baik
didorong waktu luang yang dimiliki oleh pela- Impulse X13.3 0.862 0.743044 Baik
Buying X14.1 0.845 0.714025 Baik
jar/mahasiswa adalah setelah mereka pulang dari X14.2 0.771 0.594441 Cukup
studi dan mayoritas adalah sore hari. X14.3 0.653 0.426409 Cukup
Darma: Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying 85

Pada variabel hedonic shopping value, terdapat 2 Angka yang bercetak tebal di tabel 8 didapatkan
dari 13 indikator yang memiliki tingkat reliabilitas dari hasil akar pangkat dua nilai AVE pada latent
yang baik. 11 indikator lainnya memiliki tingkat relia- variable, kemudian hasilnya dibandingkan dengan
bilitas yang cukup. Selanjutnya, pada variabel angka pada setiap latent variable lain yang ber-
shopping lifestyle, keseluruhan indikator memiliki hubungan. Melalui tabel ini dapat dilihat bahwa
tingkat reliabilitas yang cukup. Lalu, pada variabel keseluruhan menunjukan hasil yang valid.
positive emotion, terdapat 2 dari 6 indikator yang
memiliki tingkat reliabilitas yang baik. 4 indikator
Evaluasi Path Coefficient dan Coefficient of Deter-
lainnya memiliki tingkat reliabilitas yang cukup. Lain
halnya dengan variabel impulse buying, 3 dari 6 mination (R2)
indikator memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan 3
indikator lainnya memiliki tingkat reliabilitas yang
cukup.
Dapat dilihat dari Tabel diatas, keseluruhan indi-
kator memiliki reliabilitas yang layak digunakan,
sehingga dapat dijadikan bahan untuk mengolah data
selanjutnya.

Evaluasi Internal Consistency Reliability


Tabel 6. Internal Consistency Reliability
Composite
Variabel Keterangan
Reliability
Hedonic Shopping Value 0.942 Reliable
Impulse Buying 0.908 Reliable Gambar 2. Path Coefficient dan Coefficient of Deter-
Positive Emotion 0.909 Reliable mination
Shopping Lifestyle 0.876 Reliable
Dari Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa nilai
Keseluruhan variabel memiliki nilai composite path coefficient terbesar ditunjukkan dari pengaruh
reliability diatas 0,7 sehingga dapat disimpulkan hedonic shopping value terhadap shopping lifestyle
bahwa keseluruhan variabel memiliki level internal
sebesar 0,720. Akan tetapi hubungan terkuat didapat
consistency reliability yang tinggi.
ketika hedonic shopping value melewati positive
Evaluasi Convergent Validity emotion untuk menuju impulse buying. Hasil perkali-
an path coefficient juga menunjukkan kesimpulan
Tabel 7. Convergent Validity bahwa poisitve emotion adalah variabel intervening
Variabel AVE Keterangan dann shopping lifestyle adalah variabel independen.
Hedonic Shopping Value 0.558 Valid Keseluruhan variabel dalam model ini memiliki
Impulse Buying 0.624 Valid path coefficient dengan angka yang positif. Artinya,
Positive Emotion 0.626 Valid jika semakin besar nilai path coefficient pada satu
Shopping Lifestyle 0.542 Valid variabel independen terhadap variabel dependen,
maka semakin kuat juga pengaruh antara variabel
Keseluruhan variabel yang digunakan pada
penelitian ini memiliki convergent validity yang layak independen terhadap variabel dependen tersebut.
(nilai AVE diatas 0,5). Dengan memastikan conver- Sementara itu, nilai coefficient of determination
gent validity, maka dapat dilanjutkan untuk pemerik- (R2) yang pada gambar ditunjukkan pada angka di
saan validitas tahap selanjutnya. dalam lingkaran variabel shopping lifestyle, positive
emotion dan impulse buying behavior, membuktikan
Evaluasi Discriminant Validity bahwa variabel shopping lifestyle dipengaruhi oleh
variabel hedonic shopping value dengan nilai varian
Tabel 8. Discriminant Validity
sebesar 0,519. Variabel positive emotion dipengaruhi
Hedonic oleh variabel hedonic shopping value dan shopping
Impulse Positive Shopping
Variabel Shopping
Value
Buying Emotion Lifestyle lifestyle dengan nilai varian 0,604. Sedangkan
Hedonic Shopping Value 0.747 variabel impulse buying dipengaruhi oleh variabel
Impulse Buying 0.655 0.790 hedonic shopping value, shopping lifestyle dan
Positive Emotion 0.723 0.760 0.791
Shopping Lifestyle 0.720 0.646 0.717 0.736
positive emotion dengan nilai varian 0,608.
86 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 8, NO. 2, Oktober 2014: 80-89

T-statistics Uji Hipotesis

Tabel 9. T-statistics Tabel 10. Kesimpulan Hipotesis


Original Sample Standard Standard T Statistics Hipotesis Keterangan T-statistics
Sample Mean Deviation Error (O/STERR) Tidak terdapat pengaruh yang
(O) (M) (STDEV) (STERR) H1 signifikan antara hedonic shopping 1.200
Hedonic 0.161 0.179 0.134 0.134 1.200 value terhadap impulse buying
Shopping Terdapat pengaruh yang signifikan
Value  H2 antara hedonic shopping value 4.155
Impulse terhadap positive emotion
Buying Terdapat pengaruh yang signifikan
Hedonic 0.429 0.433 0.103 0.103 4.155 H3 antara hedonic shopping value 13.381
Shopping terhadap shopping lifestyle
Value  Terdapat pengaruh yang signifikan
positive H4 antara positive emotion terhadap 4.481
Emotion impulse buying
Hedonic 0.720 0.732 0.054 0.054 13.381 Tidak terdapat pengaruh yang
Shopping H5 signifikan antara shopping lifestyle 1.117
Value  terhadap impulse buying
Lifestyle Terdapat pengaruh yang signifikan
Positive 0.543 0.535 0.121 0.121 4.481 H6 antara shopping lifestyle terhadap 3.703
Emotion  positive emotion
Impulse
Buying Pengaruh antar variabel dikatakan bersifat signi-
Shopping 0.140 0.137 0.126 0.126 1.117
Lifestyle 
fikan apabila nilai T-statistics lebih besar dari angka
Impulse 1,96. Sehingga diketahui bahwa berdasarkan Tabel
Buying 10, terdapat pengaruh signifikan antara variabel hedo-
Shopping 0.408 0.406 0.110 0.110 3.703 nic shopping value terhadap positive emotion, terdapat
Lifestyle  pengaruh signifikan antara hedonic shopping value
Positive terhadap shopping lifestyle, terdapat pengaruh signifi-
Emotion kan antara positive emotion terhadap impulse buying,
dan terdapat pengaruh yang signifikan antara shopp-
T-statistics pada pengaruh hedonic shopping ing lifestyle terhadap positive emotion
value terhadap impulse buying menunjukkan angka Namun, pada hipotesis 1 dan 5, nilai t-statistics-
1,200, yang artinya bahwa hedonic shopping value nya ditunjukkan dengan angka dibawah 1,96 yang
berpengaruh signifikan terhadap impulse buying. T- akhirnya disimpulkan untuk menerima H0 karena
statistics pada pengaruh hedonic shopping value tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
terhadap positive emotion menunjukkan angka 4.155
artinya bahwa hedonic shopping value berpengaruh Pembahasan
signifikan terhadap positive emotion. T-statistics pada
pengaruh hedonic shopping value terhadap shopping Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying
lifestyle menunjukkan 13,381 artinya hedonic
Pada hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa
shopping value berpengaruh signifikan terhadap hedonic shopping value dari pengunjung Ciputra
shopping lifestyle. T-statistics pada pengaruh positive World Surabaya tidak mempunyai pengaruh langsung
emotion terhadap impulse buying menunjukkan yang signifikan terhadap impulse buying pengunjung
4,481, artinya positive emotion berpengaruh signifi- dengan nilai uji T-statistics < 1,96 yaitu sebesar 1,200.
kan terhadap impulse buying. T-statistics pada Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying oleh Rachmawati (2009), yang menyatakan bahwa
menunjukkan 1,117 artinya shopping lifestyle ber- ada hubungan langsung yang positif dan signifikan
pengaruh signifikan terhadap impulse buying. T- antara hedonic shopping value terhadap impulse
statistics pada pengaruh shopping lifestyle terhadap buying. Hal ini merupakan suatu hal yang wajar,
positive emotion menunjukkan 3,703, artinya shopp- karena terkadang seseorang yang memiliki nilai hedo-
ing lifestyle berpengaruh signifikan terhadap positive nis juga melakukan pertimbangan saat melakukan
emotion. Berikut adalah hasil penarikan kesimpulan pembelian. Nilai hedonis yang dimiliki seseorang
dari uji hipotesis. tidak semata-mata secara langsung membuat mereka
Darma: Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying 87

melakukan impulse buying akan tetapi didorong oleh tersebut. Pengalaman berbelanja yang menenyangkan
faktor lain seperti alasan ekonomi, kesenangan, ke- dan nyaman di Ciputra World tentu saja menciptakan
puasan emosional dan lain sebagainya. kebiasaan untuk berbelanja di Ciputra World.
Hedonic shopping value terhadap impulse Kebiasaan yang ada ini tentunya akan menjadi gaya
buying sendiri memiliki path coefficient yang kurang hidup berbelanja dan gaya hidup berbelanja di Ciputra
kuat yaitu 0,161. Akan tetapi, memiliki path coeffi- World akan terjadi karena pengalaman yang dirasa-
cient yang lebih tinggi ketika melalui shopping life- kan pengunjung tadinya.
style maupun positive emotion. Selain itu hedonic shopping value terhadap
shopping lifestyle memiliki path coefficient yang
Hedonic Shopping Value Terhadap Positive Emotion paling tinggi, yaitu 0,720.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hedonic Positive Emotion Terhadap Impulse Buying
shopping value berpengaruh signifikan terhadap posi-
tive emotion pelanggan. Hedonic shopping value juga Hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa
mengacu pada tingkat persepsi di mana berbelanja positive emotion berpengaruh secara signifikan ter-
dianggap berguna secara emosional yang akhirnya hadap impulse buying dengan nilai T-statistics sebesar
memberikan bermacam perasaan positif dan berman- 4,481. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
faat. dilakukan oleh Rachmawati (2009) dimana positive
Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa penga- emotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ruh secara signifikan tersebut merupakan hasil uji T- impulse buying. Suasana hati yang senang yang
statistics dengan nilai 4.155 yaitu diatas 1.96. Sehing- dirasakan pengunjung Ciputra World ketika ber-
ga diketahui bahwa nilai hedonis mempengaruhi belanja di Ciputra World tentunya akan memacu
emosi positif yang ada di dalam diri konsumen. pembelian impulsif ketika berbelanja. Hal ini di-
Selain itu apabila dilihat dari nilai path coeffi-
karenakan emosi positif yang dirasakan pada saat
cient, hubungan hedonic shopping value terhadap
berbelanja akan mempengaruhi keputusan pembelian.
positive emotion berada pada nilai 0.429. Hubungan
Positive emotion terhadap impulse buying juga
hedonic shopping value menuju impulse buying
memiliki nilai path coefficient yang tinggi, yaitu
dengan melalui positive emotion menunjukkan hasil
0,543. Hal ini berarti semakin tinggi positive emotion
path coefficient yang tertinggi, yaitu 0.233. Hal ini
maka akan semakin tinggi pula impulse buying yang
mengindikasikan bahwa emosi positif memperkuat
hubungan ini dan hal ini dapat terjadi karena saat ada dalam pengunjung Ciputra World Surabaya.
pengunjung melihat promosi, iklan maupun event
yang diadakan Ciputra World Surabaya maka me- Shopping Lifestyle Terhadap Impulse Buying
munculkan nilai hedonis dalam diri pelanggan ter-
sebut dan pelanggan pun akan terdorong untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
melakukan pembelanjaan. Tentunya pengunjung akan terdapat pengaruh signifikan dan langsung antara
merasa senang ketika melihat iklan potongan harga, shopping lifestyle dan impulse buying. shopping
program promosi dengan hadiah yang menarik. lifestyle berpengaruh secara signifikan terhadap im-
Ketika program promosi menawarkan hadiah yang pulse buying.
menarik, pengunjung akan rela untuk berbelanja demi Pengaruh yang tidak signifikan dan langsung ini
mendapatkan hadiah tersebut meski mereka bukan berasal dari nilai t-statistics yang berada pada angka
berbelanja karena kebutuhan dan ketika nilai hedonis 1,117 yang berarti < 1,96. Selain itu path coefficient
muncul maka konsumen tidak lagi memikirkan dari hubungan shopping lifestyle terhadap impulse
apakah produk yang mereka beli bermanfaat atau buying juga menunjukkan angka yang tidak terlalu
tidak bagi mereka. kuat yaitu 0,140. Pengaruh ini akan lebih kuat apabila
shopping lifestyle melewati positive emotion terlebih
Hedonic Shopping Value Terhadap Shopping dahulu untuk menuju impulse buying, yaitu dengan
Lifestyle nilai perkalian path coefficient yang menghasilkan
nilai 0,222. Hal ini dikarenakan, pengunjung Ciputra
Dari hasil analisa penelitian ini dapat dibuktikan World Surabaya yang mayoritas memiliki gaya hidup
bahwa hedonic shopping value memiliki pengaruh berbelanja, meski pengunjung memiliki gaya hidup
yang signifikan terhadap shopping lifestyle dengan demikian tetapi apabila suasana hatinya sedang tidak
nilai T-statistics sebesar 13,381. gaya berbelanja merasa senang atau nyaman, tentu saja pembelian
seseorang ditentukan oleh motivasi belanja seseorang tidak akan terjadi apalagi pembelian impulsif.
88 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 8, NO. 2, Oktober 2014: 80-89

Shopping Lifestyle Terhadap Positive Emotion 8. Nilai koefisien determinasi atau R square dari
variabel terikat Positive Emotion sehingga dapat
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa diartikan bahwa 60,4% variabel terikat Positive
shopping lifestyle berpengaruh secara signifikan dan Emotion variasinya dapat dijelaskan oleh variabel
langsung terhadap positive emotion dengan nilai t-sta- bebas Hedonic Shopping Value dan Shopping
tistics sebesar 3,703 yang berarti > dari 1,96. Lifestyle, sedangkan sisanya 39,6% dijelaskan
Gaya hidup yang telah menjadi kebutuhan bagi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan
mayoritas masyarakat akan membentuk emosi positif penelitian.
apabila kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Begitu 9. Nilai koefisien determinasi atau R square dari
pula dengan pengunjung di Ciputra World Surabaya, variabel Impulse Buying sehingga dapat diartikan
apabila gaya hidup berbelanja telah terpenuhi maka bahwa 60,8% variabel terikat Impulse Buying
rasa senang dan gembira akan terbentuk dalam benak variasinya dapat dijelaskan oleh variabel bebas
pengunjung tersebut. Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle dan
Path coefficient hubungan shopping lifestyle Positive Emotion, sedangkan sisanya 39,2% di-
terhadap positive emotion juga menunjukkan nilai jelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang
yang kuat, yaitu 0,408. digunakan penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran

Kesimpulan Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahas-


an, berikut ini peneliti mengajukan beberapa saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisa sebagai berikut:
Pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Implementasi yang bisa dilakukan oleh peru-
Buying dengan Shopping Lifestyle dan Positive sahaan guna meningkatkan nilai Hedonik dari mall
Emotion sebagai Variabel Intervening pada Mall Ciputra World Surabaya adalah dengan menciptakan
Ciputra World Surabaya diperoleh hasil sebagai event dan program promosi dengan hadiah yang lebih
berikut: menarik serta selalu memperbaharui dekorasi-deko-
1. Terdapat pengaruh antara Hedonic Shopping rasi ditiap corner mall sehingga pengunjung akan
Value terhadap Impulse Buying. Besarnya semakin merasakan pengalaman yang unik dan
pengaruh antara Hedonic Value terhadap Impulse berbeda.
Buying adalah sebesar 16,1%. Implementasi yang bisa dilakukan perusahaan
2. Terdapat pengaruh antara Hedonic Shopping untuk meningkatkan nilai shopping lifestyle dari mall
Value terhadap Positive Emotion. Besarnya pe- Ciputra World Surabaya adalah dengan meningkat-
ngaruh antara Hedonic Shopping Value terhadap kan kenyamanan serta menambah variasi tenant yang
Positive Emotion adalah sebesar 42,9%. high-end sehingga Ciputra World Surabaya menjadi
3. Terdapat pengaruh antara Hedonic Shopping pilihan pengunjung untuk menghabiskan waktu luang
Value terhadap Shopping Lifestyle sebesar 72%. dan menjadi sebuah hobi bagi pengunjung untuk
4. Terdapat pengaruh antara Positive Emotion ter- datang ke Ciputra World Surabaya.
hadap Impulse Buying sebesar 54,3%. Strategi yang bisa dilakukan untuk meningkat-
5. Terdapat pengaruh antara Shopping Lifestyle ter- kan emosi positif adalah dengan meningkatkan se-
hadap Impulse Buying. Besarnya pengaruh antara mangat para pengunjung untuk mengunjungi Ciputra
Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying ada- World Surabaya, hal ini dapat diimplementasikan
lah sebesar 14%. melalui mengikuti berbagai program promosi tahunan
6. Terdapat pengaruh antara Shopping Lifestyle ter- seperti Surabaya shopping festival dan meningkatkan
hadap Positive Emotion. Besarnya pengaruh promosi internal mall seperti yang telah diadakan
antara Shopping Lifestyle terhadap Positive Emoti- yaitu kontes highest spender dan program-program
on adalah sebesar 40,8%. menarik lainnya sehingga pengunjung merasa senang
7. Nilai koefisien determinasi atau R square dari dan tertarik untuk datang dan berbelanja di Ciputra
variabel Shopping Lifestyle sehingga dapat diarti- World Surabaya.
kan bahwa 51.9% variabel terikat Shopping Dapat menambahkan variabel bebas (X) diluar
Lifestyle variasinya dapat dijelaskan oleh variabel variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.
bebas Hedonic Shopping Value, sedangkan sisa- Hal ini karena dimungkinkan ada variabel lain selain
nya sebesar 48.1% dijelaskan oleh variabel lain di Hedonic Shopping Value yang mungkin berpengaruh
luar variabel yang digunakan dalam penelitian. terhadap Impulse Buying.
Darma: Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying 89

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kese-


hatan. Jakarta : Rineka Cipta
Amiri, F., Jalal, J., Mohsen, S., and Tohid, A. (2012). Park, E.J., Eun, Y.K., Judith, C.F. (2006). A Struc-
Evaluation of Effective Fashionism Involvement tural Model of Fashion-Oriented Impulse
Factors on Impulse Buying of Costumers and Buying Behavior. Journal of Fashion Marketing
Condition of Interrelation between These Factor. and Management. 10(4), pp. 433-446
Journal of Basic and Applied Scientific Rese- POPAI. (2012). Shopper Engagement Study. (http://
arch. 2(9), pp. 9413-9419. www.popai.com/engage/docs/Media-Topline-
Arnold, M.J., dan Reynolds, K.E. (2003, February). Final.pdf). Diunduh pada tanggal 20/11/2013.
Hedonic Shopping Motivation. Journal of Re- Rachmawati, V. (2009). Hubungan antara Hedonic
tailing, 79, pp. 77-95 Shopping Value, Positive Emotion, dan Perilaku
Coley, A., and Brigitte, B. (2003). Gender Differences Impulse Buying pada Konsumen ritel. Majalah
in Cognitive and Affective Impulse Buying. Ekonomi. XIX(2): 192-209.
Journal of Fashion Marketing and Manage- Setiadi, N.J. (2003). Perilaku Konsumen Konsep dan
ment, 7(3), pp. 282-295. Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pema-
Kotler, P., and Keller, K.L. (2009). Marketing Mana- saran. Jakarta: Prenada Media.
gement (13th ed.). New Jersey: Prentice Hall, Sinaga, I., Suharyono, dan Srikandi, K. (2012). Sti-
Inc mulus Store Environtment dalam Menciptakan
Emotion Responsedan Pengaruhnya Terhadap
Kotler, P., & Keller, K.L. (2012). Marketing Mana-
Impulse Buying. Administrasi Bisnis. 1(2).
gement. Upper Saddle River, N.J: Pearson
Sumarwan. (2003). Perilaku Konsumen Teori dan
Prentice Hall.
Penerapan Dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia
Mehrabian, A., and Russell, J.A. (1974). An Appro- Indonesia.
ach to Environmental Psychology. in Fisher, Tirmizi, et al. (2009). An Empirical Study of Consu-
Feffrey D., Paul A. Bell, and Andrew Baum mer Impulse Buying Behaviour in Local Mar-
(1984). Environmental Psycholog. 2nd ed. New kets. European Journal of Scientific Research.
York: Holt, Rinehart and Winston. 28(4), p. 522-532.

Anda mungkin juga menyukai