DOSEN :
Disusun Oleh :
Jurusan Fisika
2020
Apa Itu Coronavirus, Mengapa Disebut Covid 19 ?
Wabah virus corona (Covid-19) telah menyebar ke lebih dari 160 negara
di dunia, termasuk Indonesia. Tercatat, lebih dari 8,882 orang Indonesia telah
terinfeksi, dan 743 di antaranya meninggal dunia semenjak ditulisnya Artikel ini.
Pneumonia.
Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi,
yaitu:
HcoV-229E.
HcoV-OC43.
HcoV-NL63.
HcoV-HKU1.
SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
COVID 19
Nama virus atau penyakit itu tidak akan merujuk pada letak geografis, hewan,
individu, atau kelompok orang. Tedros menjelaskan nama tersebut dipilih untuk
menghindari stigmatisasi, sebagaimana panduan penamaan virus yang
dikeluarkan WHO pada 2015.
Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. orang dengan kekebalan tubuh yang
lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini seperti bayi dan anak kecil, Selain
itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat,
infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin.
orang yang tinggal atau berkunjung ke daerah yang rawan virus corona, juga
berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya
kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada
Desember 2019.
Penyebab Infeksi Coronavirus
Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus
corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan,
termasuk unta, kucing, dan kelelawar. Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi
belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14
hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode
transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Sebenarnya virus ini
jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke individu
lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa
menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia
ke manusia.
Gejala Infeksi Coronavirus
Hidung beringus.
Sakit kepala.
Batuk.
Sakit tenggorokan.
Demam.
Merasa tidak enak badan.
Komplikasi Infeksi Coronavirus
Novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius. Infeksi virus ini
bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Hal ini hampir sama dengan SARS,
Pengobatan Infeksi Coronavirus
Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya dan tak ada perawatan
khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Namun, ada beberapa upaya yang
bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:
Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan
batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan
berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu
meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
Perbanyak istirahat.
Perbanyak asupan cairan tubuh.
Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi
penyedia layanan kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS,
MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan
penyakit yang diidap dan kondisi pasien.
Dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas
Kesehatan) setempat. Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus dan
apabila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:
Isolasi
Serial foto toraks sesuai indikasi.
Terapi simptomatik.
Terapi cairan.
Ventilator mekanik (bila gagal napas)
Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus
ini karena sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
corona. Namun, setidaknya berikut upaya yang bisa dilakukan:
Laporan WHO yang baru terbit dan dilkitasi pernyataan ilmiah menggarisbawahi
tidak ada bukti bahwa orang yang sembuh dari Covid-19 memiliki kekebalan
akan virus tersebut. Maria Van Kerkhove dari WHO sebelumnya mengatakan
tidak mengetahui apakah orang yang telah terpapar virus menjadi benar-benar
kebal. Sebaga juru bicara IDSA dan Kepala Divisi Penyakit Menular di Rush
University Medical Center, mengatakan, pihaknya tidak mengetahui apakah
pasien yang memiliki antibodi masih berisiko terinfeksi Covid-19 untuk kedua
kalinya. WHO memperingatkan, tes antibodi yang sudah dilakukan tidak cukup
menunjukkan bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 menjadi kebal
terhadap virus SARS-CoV-2.
Hayden juga mengatakan, hingga saat ini belum ada yang mengetahui antibodi
dari Covid-19 yang muncul setelah sembuh memberikan perlindungan seperti
apa. Apakah perlindungan menyeluruh atau hanya parsial, dan berapa lama
antibodi itu bertahan masih belum diketahui pasti.
Kewirausahaan di Indonesia
Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16. Wirausaha
secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755 sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa
istilah wirausaha seperti di Belkita dikenal dengan ondernemer, di Jerman
dikenal dengan unternehmer. Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah
enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon,
seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys
means of production at certain prices in order to combine them”.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara
seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas
yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun
1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan.
Manusia sebagai seorang individu harus kreatif dalam mengolah sumber daya
yang dimilikinya, sebab sumber daya merupakan modal awal untuk seseorang
berwirausaha. Umumnya wirausaha didefinisikan sebagai orang yang mampu
mengolah sumber daya yang ada menjadi suatu produk yang mempunyai nilai,
kemudian mencari keuntungan dari peluang yang belum digarap orang lain.
Negara Indonesia saat ini masih dikatakan sebagai Negara berkembang. Hal ini
disebabkan oleh berbagai masalah yang terdapat di Indonesia. Misalnya
banyaknya pengangguran,pendapatan penduduk yang rendah, dan kondisi
ekonomi dan sosial yang tertinggal dibandingkan dengan Negara maju. Banyak
hal yang harus dibenahi pemerintah Indonesia untuk dapat meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.
Untuk dapat dikatakan sebagai Negara maju jumlah wirausaha di suatu Negara
harus berjumlah minimal 2% dari total jumlah penduduk. Sedangkan jumlah
wirausaha di Indonesia pada saat ini masih menunjukan presentase yang sangat
kecil, yaitu belum mencapai 2%. Padahal Indonesia masih jauh tertinggal oleh
Negara- Negara tetangga yang memiliki jumlah wirausaha lebih tinggi. Seperti
Singapura yang merupakan Negara dengan jumlah wirausaha tertinggi di
ASEAN, kemudian Malaysia. Memprihatinkan memang, mengingat Indonesia
memiliki sumder daya alam yang sangat melimpah.
Hal ini dikarenakan kurangnya inovasi dan kreativitas penduduk Negara
Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya tersebut. Untuk dapat
berwirausaha dibutuhkan kemauan dan niat yang kuat. Hal ini yang sangat
dibutuhkan oleh penduduk Indonesia.Di Negara maju seperti Amerika Serikat,
penduduk di Negara tersebut hanya berjumlah 6% yang ingin bekerja di kantor
pemerintahan. Dan pada tahun 1990-an, diketahui 60% pelajar SMA di Amerika
ingin menjadi pengusaha. Sedangkan mayoritas penduduk Indonesia memilih
bekerja di kantor pemerintahan karena berfikir menjadi wirausaha kurang
menjanjikan dan memiliki resiko yang lebih tinggi.
Ironis memang mengingat banyaknya potensi yang tersedia di bumi Indonesia ini
(sumber daya alam), begitu melimpah untuk dijadikan suatu produk yang bagus.
Di Indonesia perkembangan wirausaha sangat kecil, berkisar di angka 0,18 %
dari total jumlah penduduk. Sebut saja hasil hutan seperti kayu dan rotan yang
bisa dikembangkan menjadi property rumah tangga seperti meja, kursi, tongkat,
dan macam-macam yang lainnya.
Lihat saja pemerintah kita saat ini. Apakah mereka mengajak menggunakan
produk dalam negeri ? dapat kita ambil contoh dari salah satu kebijakan
pemerintah yakni, mengimpor garam. Apakah pantas Negara dengan
produktivitas garam mencapai 120 ton, bahkan berpotensi hingga 200 ton per
hektar dalam musim panen mengimpor garam dari luar. Lambatnya
perkembangan wirausaha di Indonesia dipengaruhi oleh seberapa besar
perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya.
Pemerintah saat ini hanya mencari jalan paling mudah tanpa menghiraukan
prestasi dan harga diri. Yang penting, tujuan diri sendiri atau kelompok tercapai
maka ini akan membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Rakyat
menjadi putus asa tidak tahu lagi kepada siapa mereka mengadukan nasibnya.
Ini mungkin yang menjadikan masyarakat frustrasi karena ruang untuk
mengembangkan kewirusahaannya tidak ada lagi. Rakyat menjadi kehilangan
harapan dan kepercayaan.
Menurut Prof. Ryas Rasyid fungsi pemerintahan dibagi menjadi empat bagian
yaitu pelayanan (public service), pembangunan (development), pemberdayaan
(empowering), dan pengaturan (regulation). Salah satu keberhasilan suatu
negara bukan hanya terletak pada pemerintah yang dinamis dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugasnya namun juga mampu membangkitkan partisipasi
masyarakat agar masyarakat juga mampu berperan aktif dalam
mengembangkan kapasitas bangsa pada berbagai bidang khususnya dalam
bidang ekonomi yang menyangkut kesejahteraan umum dengan berbagai cara
yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah dengan cara memberikan
pkitangan tentang betapa pentingnya berwirausaha, betapa menguntungkan dan
menjanjikannya hal ini.
Jumlah wirausaha di Tanah Air saat ini baru mencapai 3,1 persen dari total
penduduk usia produktif. Jumlah ini terbilang minim dibanding tingkat wirausaha
di negara-negara maju yang bisa mencapai 14 persen. Hal ini telah disebutkan
oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang
Girindrawardana
Mengacu pada data Kamar Dagang dan Industri (Kadin), tingkat kontribusi sektor
UKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 60,34 persen pada 2016.
Saat ini, menurut dia, mayoritas UKM belum memahami manajemen bisnis. Hal
ini, membuat pelaku sulit untuk maju. Untuk itu, diperlukan peran aktif
pemerintah dan dunia usaha.
Perekonomian global saat ini sedang dihadapkan pada potensi resesi yang
dipicu perang dagang Amerika dengan Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi
nasional memiliki tantangan, sebab banyak dari kreditur berasal dari perusahaan
yang sudah ada, bukan dari perusahaan baru.
Saat ini telah kita ketahui bahwa dunia telah dilkita wabah penyakit yang
disebabkan oleh Coronaviruses dieses 2019. Virus ini menyerang organ
pernafasan baik manusia maupun hewan. Penyebaran virus ini juga sangat
cepat terjadi selama ada interaksi social antar masyarakat.
Maka dari itu pemerintah memberikan himbauan untuk tidak keluar rumah
dan melakukan social distancing atau sekarang telah diubah menjadi physical
distancing dan self isolation demi mengurangi dampak penyebaran dari virus ini.
Namun karena hal tersebut jika kita lihat dari sisi kewirausahaan dan bisnis akan
sangat berdampak terutama bagi mereka yang mengharuskan adanya kontak
langsung antar pembeli, pelanggan maupun distributor.
Sebanyak 6,3 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah terpuruk selama
pandemi Covid-19. Pendapatan harian mereka merosot drastis sehingga
mengancam keberlangsungan usaha. Seperti usaha ritel, pariwisata, pameran,
konsumsi, korporasi, sektor keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) bahkan banyak restoran terutama di mal yang tutup untuk sementara,
begitu pula tempat makan lainnya. Hal tersebut membuat banyak pelaku usaha
kuliner seperti restoran, warung atau kedai makan kehilangan pelanggannya.
Di mana timbulnya kepanikan warga yang mulai berbelanja stok bahan mentah di
supermarket sehingga membludak. Juga kebutuhan akan makanan cepat saji
atau makanan mentah. Hal ini yang menjadikan Fenomena virus corona
membuat fakta yang menarik.
Sebagai seorang wirausahawan, Kita harus jeli melihat kesempatan dan peluang
positif di tengah kondisi pasar yang sedang bergejolak. Tentunya, Kita juga harus
menghindari praktik bisnis yang tidak bermoral seperti menimbun barang
kebutuhan pokok dan kebutuhan survival seperti masker dan Hand Sanitizer
hanya untuk mendapatkan keuntungan sesaat.
Mengingat bahwa inti dalam berbisnis itu memberikan solusi dan nilai bagi
konsumen agar tercipta hubungan yang berkelanjutan (konsumen Kita menjadi
pelanggan setia). Orang selalu membutuhkan sesuatu, dan mereka akan memilih
produk yang bisa memberikan nilai dan manfaat yang paling optimal dalam
menghadapi wabah Covid-19 sesuai dengan prioritas kebutuhan masing-masing.
Cobalah amati apa kebutuhan konsumen Kita saat ini, dan hubungkan
kebutuhan mereka dengan produk atau layanan yang Kita tawarkan. Setiap
bisnis idealnya turut berperan aktif dalam menekan angka persebaran wabah
Covid-19.
Contoh:
Dengan partisipasi aktif dari semua pihak (pemerintah, bisnis, dan masyarakat),
wabah Covid-19 akan lebih mudah diatasi, dan semuanya akan segera pulih dan
berjalan dengan normal.
Sumber
https://www.tagar.id/pengertian-corona-vs-covid19
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200406090929-37-149929/simak-
penjelasan-who-soal-apa-itu-corona-dan-cirinya
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/27/084135123/who-tak-ada-bukti-
pasien-sembuh-covid-19-kebal-dari-virus-corona
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/27/06241361/data-gugus-tugas-laki-
laki-usia-produktif-lebih-banyak-terinfeksi-covid-19
Hamid ARAH. Social responsibility of medical journal: a concern for COVID-19 pandemic. Med J
Indonesia [Internet]. 2020Mar.26 [cited 2020Apr.27]
http://adieth12.blogspot.com/2012/04/kewirausahaan-di-indonesia.html
https://blog.ub.ac.id/mathilda/2016/09/11/perkembangan-wirausaha-di-indonesia/
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181018210657-92-339664/hanya-31-
persen-penduduk-produktif-di-ri-yang-wirausaha
https://www.xendit.co/id/blog/peluang-bisnis-di-tengah-wabah-covid-19-apa-saja/
https://bebas.kompas.id/baca/ekonomi/2020/04/22/umkm-bertahan-dalam-
pandemi-dengan-inovasi/
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4213151/cerita-akhir-pekan-kembang-
kempis-para-pengusaha-makanan-di-tengah-pandemi-corona-covid-19#
https://economy.okezone.com/read/2020/04/04/320/2194058/peluang-bisnis-di-
tengah-wabah-covid-19?page=2
https://nasional.kontan.co.id/news/menghitung-dampak-covid-19-terhadap-dunia-
usaha-hingga-umkm