Disusun Oleh :
Erni Rohmatin : 1221700022
Eka Qoiriatus Sholikhah : 1221700045
Andreas Dwi Wicaksnono : 1221700085
Kurniawati : 1221700147
Wardatul Hasanah : 1221700162
Apriliyani Dwi Pratiwi : 1221700169
BIAYA LANGSUNG
Biaya langsung SPM mencakup seluruh biaya out-of-pocket, biaya moneter yang dibutuhkan
untuk mendesain dan mengimplementasikan SPM. Beberapa biaya langsung, seperti biaya
pembayaran bonus tunai (berasal dari kompensasi insentif untuk pengendalian hasil) atau
biaya pemeliharaan staf audit internal (dibutuhkan untuk memastikan kesesuaian dengan
keputusan pengendalian tindakan) secara relatif, mudah diidentiikasi.
Biaya tidak langsung dapat dikurangi oleh biaya langsung pengendalian yang disebabkan
oleh sejumlah efek samping yang merugikan, termasuk perubahan perilaku, gamesmanship,
penundaan pekerjaan, dan perilaku negatif.
Perubahan perilaku
Perubahan perilaku adalah efek samping yang berhubungan dengan SPM yang umumnya
muncul dan dapat menyebabkan biaya tidak langsung yang signifikan pada suatu organisasi.
Perubahan perilaku sama dengan pengendalian tipe akuntabilitas (baik akuntabilitas hasil
maupun kinerja) dengan spesifikasi hasil atau tindakan yang diinginkan incongruent. Namun,
beberapa bentuk pengendalian personel/kultural juga dapat menyebabkan masalah.
Dalam sistem pengendalian hasil, perubahan perilaku terjadi ketika suatu organisasi
menetapkan perangkat pengukuran hasil yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi yang
sesungguhnya. Contohnya ialah “Ketika perusahaan memberikan kuota penjualan bulanan
kepada tenaga penjual mereka, tenaga penjual akan cenderung lebih mudah dalam penjualan,
yaitu bukan penjualan yang paling menguntungkan atau penjualan dengan prioritas tertinggi.”
Mengapa organisasi menggunakan pengukuran yang tidak sesuai dengan tujuan yang
sesungguhnya? Biasanya, ketidaksesuaian muncul karena organisasi terfokus pada hasil yang
mudah diukur yang menyebabkan mereka mendapatkan semua hasil yang diinginkan secara
tidak lengkap.
Perubahan perilaku juga dapat disertai pengendalian tindakan. Satu bentuk perubahan yang
berhubungan dengan pengendalian tindakan terkadang merujuk sebagai means-end inversion,
yang berarti bahwa karyawan memerhatikan apa yang mereka lakukan (means), tetapi
mengabaikan apa yang akan mereka capai (ends). Walaupun pengendalian akuntabilitas
tindakan tidak dapat dilanggar, pola penghasilan investasi yang kecil dan mengikat mungkin
menjadi suboptimal.
Terkadang perubahan yang berhubungan dengan pengendalian tindakan terjadi hanya karena
tindakan yang ditetapkan tidak sesuai. Bersamaan dengan pengendalian hasil, masalah ini
muncul dalam konteks akuntabilitas tindakan.
Sean Wright mendirikan Fit Food, Inc. pada tahun 1972 sebagai perusahaan yang
memproduksi dan menjual “smart cookies” yang ia sendiri kembangkan. Setelah serangkaian
perjuangan untuk memasarkan “smart cookies”, pada tahun 2000 biskuit ini sudah
didistribusikan secara nasional. Fit Food, Inc. sendiri melakukan IPO pada tahun yang sama.
Pada tahun 2009, FFI merupakan perusahaan makanan berukuran sedang yang
menargetkan segmen pasar “enak-tetapi-lebih sehat”. Pada tahun 2001, Sean merintis Savory
Snack Division (Divisi Makanan Ringan Enak). Pada tahun 2003, FFI mengakuisisi sebuah
perusahaan minuman berenergi, yang kemudian menjadi Sport and Energy Drinks Division
(Divisi Minuman Olahraga dan Berenergi) milik FFI. Pada tahun 2009, penghasilan tahunan
FFI mendekati US$500 juta. Perusahaan secara konsisten mampu menghasilkan laba tetapi
sangat leveraged, sebab Sean mendanai akuisisi FFI dengan menaikkan beban utang secara
signifikan.
Staf perusahaan meliputi departemen SDM, MIS, keuangan, R&D, dan hukum. FFI
tidak memiliki fungsi audit internal. FFI mengalihdayakan tugas dokumentasi dan pengujian
yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan section 404 dari Sarbanes-Oxley Act. Tetapi
FFi sedang mempertimbangkan untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut sendiri.
Pada tahun 2008, Kristine Trodden ditugaskan sebagai mitra perusahaan audit
eksternal untuk kepentingan FFI. Kristin menganggap FFI bukanlah klien yang
menyenangkan karena permintaannya yang keras untuk mengurangi biaya audit meski berada
di tengah-tengah ancaman untuk mengumpulkan tawaran dari perusahaan pesaing. Dewan
direksi FFI terdiri atas lima anggota dengan Sean sebagai ketuanya. Direktur lainnya yang
dari luar meliputi seorang CEO perusahaan kecil, seorang seorang CFO dari perusahaan
umum berukuran sedang, seorang wakil direktur pemasaran dari sebuah jaringan supermarket
besar, dan seorang praktisi gizi holistic. Semua direktur yang berasal dari luar telah diajukan
oleh Sean kemudian disetujui oleh komite pencalonan dn kepemimpinan dewan. Dewan
bertemu langsung (tatap muka) sebanyak empat kali dalam setahun dan juga melalui
conference call jika diperlukan.
“Perusahaan sangat mendorong kami untuk mencapai angka target. Tidak pernah ada
alasan untuk tidak mencapai tujuan kami. Kami dibayar untuk menjadi kreatif dan
memberikan solusi, bukan alasan. Sean menyebutnya sebagai manajemen tanpa alasan.”
Beberapa manajer perusahaan dan presiden direktur divisi juga disertakan dalam
rencana opsi saham. Saham FFI memiliki kinerja yang baik di awal tahun 2000-an, tetapi
hampir semua laba hilang pada penurunan pasar saham pada 2008-2009. Sebagian besar opsi
tenggelam.
Resesi pada tahun 2008-2009 yang menekan operasi perusahaan berlangsung ketika
Sean meminta kinerja keuangan yang lebih baik. Divisi Savory Snacks bekerja dengan baik
dan mencapai angka pertumbuhan lebih tinggi seperti yang diminta pada tahun 2008 dan
2009. Namun, dua divisi lainnyamengalami lebih banyak tantangan, seperti yang dijelaskan
di bawah. (Ringkasan ikhtisar laba rugi untuk divisi-divisi ini ditunjukkan di Tampilan 2.)
Divisi Sport & Energy Drinks (Divisi Minuman) dibentuk pada tahun 2003 ketika FFI
mengakuisisi sebuah merek minuman berenergi regional yang terkemuka. Sebagai bagian
dari perjanjian, Jack Masters, mantan CEO dari peusahaan yang diakuisisi, menjadi presiden
direktur divisi ini. Kinerja pada beberapa tahun pertama setelah akuisisi tergolong bagus.
Kategori minuman yang ditargetkan terus berkembang, dua merek berhasil dikembangkan
dan penjualan Divisi Minuman hampir meningkat dua kali lipat antara 2003 dan 2006. Divisi
ini dengan mudah mencapai target laba AOP, dan Jack dapat bekerja tanpa banyak campur
tangan perusahaan.
Namun, di awal tahun 2007, Jack sadar ada masalah. Kaeoi minuman berenergi
menjadi jauh lebih kompetitif sebab lebih banyak pesaing yang memasuki kategori ini,
termasuk beberapa perusahaan besar yang bermodal bagus. Saat iu pula, pengecer
berkonsolidasi dan menjadi lebih kuat, semakin menekan balik unuk menurunkan harga. Jack
mulai merasa khawatir bahwa ia mungkin tidak akan mampu lagi mencipakan petumbuhan
sepeti yang diharapkan oleh divisinya.
TAHUN 2007
Meskipun Jack merasa khawatir, 2007 merupakan tahun yang cemerlang, dengan
tingginya pemenuhan penjualan yang bahkan melebihi tingginya harapan Sean. Momentum
kategori terus berlanjut, dan merek produk milik Jack memperoleh pansa pasar, sebagian
karena keberhasilan kampanye pengiklanan akar rumput.
Dengan kinerja yang jauh melebihi target AOP dan bonus sempurna yang dijanjikan
selama tahun 2007, Jack merasa alangkah bijaksananya untuk mencoba memosisikan divisi
demi meraih keberhasilan di masa depan. Ia bertemu dengan tim manajernya untuk
mendiskusikan pemikirannya ini dan untuk mendapat ide mengenai pengendalian yang lebih
baik terhadap laba yang dilaporkan. Jack dan timnya memutuskan tiga tindakan. Pertama
adalah menyatakan moratorium pengiriman pada akhir tahun, yang menggeser pencatatan
beberapa penjualan yang seharusnya dicatat pada tahun 2007 menjadi tahun 2008.
Tidak semua manajer Jack senang dengan rencana tindakan moratorium pengiriman.
Tim produksi tidak senang karena moratorium akan mengganggu penjadwalan. Beberapa
karyawan harus diliburkan Sementara pada akhir tahun untuk meminimalkan penumpukan
inventaris. Lalu diawal tahun 2008 mereka harus menyediakan biaya lembur untuk
mempercepat produksi dan untuk mengirimkan pesanan yang sudah terkumpul. Departemen
penjualan khawatir bahwa mereka harus menangani keluhan konsumen mengenai penundaan
pengiriman dan penghentian produk. Walau demikian jack memutuskan untuk bergerak maju
dengan pengiriman tanpa peduli biayanya, yang dainggapnya tidak begitu penting.
TAHUN 2008
Pada tahun 2008 beberapa ketakutan jack menjadi kenyataan. Perekonmian yang
melambat menyebabkan konsumen menjadi lebih berhemat. Kategori minuman yang dulunya
tergolong sebagai minuman berenergi yang sangat trend mulai menjadi stagnan; dan margin
menurun. Selain itu, ada keributan akan diterapkannya pajak “obesitas” untuk minuman
ringan yang dapat lebih menekan laba.
Divisi mampu mencapai target penghasilan tahunan pada 2008, tetapi manajer divisi
berhasil mencapainya dengan cara menawarkan “program pesanan segara” yang
dikembangkan oleh deprtemen penjualan dan pemasaran. Konsumen ditawarkan diskon dan
batas pembayaran yang lliberal jika mereka melakukan pesanan yang dijadwalkan untuk
dikirim sebelum akhir tahun. Diskon berkisar Antara 5%-20% dan konsumen diberikan
waktu 120 hari untuk membayar faktur mereka tanpa menimbulkan bunga, tidak seperti
model lama yang 30 hari. Namun, jack kemudian menyadari bahwa beberapa penjual yang
lebih agresif menganjurkan konsumen untuk Menerima pengirimannya sekarang dan
“bayarlah kami kapanpun anda menjual produknya.”
Walapun penjualan tetap kuat , margin laba menurun secara signifikan. Untuk
memastikan bahwa divisi akan akan mulai melikuidasi beberapa cadangan akuntansinya pada
triwulan ketiga, dan diakhir tahun cadangan dikurangi sejumlah $1,7 juta. Auditor menyadari
dan mempertanyakan perubahan ini, dan membawanya ke hadapan joe ejellison, CEO FFI.
Joe menelti masalah ini dan menyimpulkan bahwa level cadangan baru tampaknya sudah
sesuai berdasarkan level riwayat kinerja.
TAHUN 2009
Penjualan dimulai dengan lambat pada tahun 2009, tetapi pada triwulan kedua, tim
penjualan meraih sukses besar berskala nasional. Karena peningkatan permintaaan, jack kini
jadi lebih memerhatikan terpenuhinya jadwal produksi disbanding memerhatikan tujuan
tercapainya tujuan penjualan. Oleh sebab itu program pesanan segera dan hampir semua
promosi dan diskon lainnya ditiadakan.
Jack juga mengatakan kepada pengendaliannya untuk mengisi kembali cadangan, dan
total cadangan $2 juta berhasil terpenuhi kembali pada tahun 2009. kembali auditor
mempertanyakan perubahan ini, tetapi pengendali memberikan justifikasi berdasrkan pada
ketidakpastiaan ekonomi dan ketidakteraturan pola pembayaran beberapa konsumen baru,
jack percaya bahwa divisinya siap meraih keberhasilan pada tahun 2010.
Cookies and crackers division dibangun akibat produk “smart cookies”, yang dulunya
merupakan produk andalan FFI. Namun produk smart cookie telah mengalami kesulitan
selama beberapa tahun terakhir. Cookie merupakan produk bermarjin rendah yang lambat
tumbuh dengan private label yang kuat meski quality brand yang berorientasi pada kesahatan
meminta premi harga yang rendah. Namun, masalah terbesar untuk divisi cookie, adalah
perubahan dalam dalam cara berpikir konsumen, dalam tahun tahun terakhir “sehat”
cenderung tidak dikaitkan dengan rendah lemak, dan cenderung lebih dikaitkan dengan
komposisi yang sehat seperti gandum utuh, kacang kacangan, dan antioksidan alami, sebuah
trend yang luput dari manajemen divisi cookie.
Scott Hoyt, presiden direktur divisi cookie telah bergabung dengan FFI sejak awal
kelahiran peerusahaan scott memiliki latar belakang kuat dibidang penjualan dan jasanya
menjual smart cookie sampai ke tingkat nasional diakui oleh perusahaan, tetapi ia dikenal
sebagai oang anti perubahan, dan ilmu akuntansi dan keuangannya relative lemah.
Divisi cookies biasanya amat bergantung pada berbagai promosi dengan musiman
untuk mencapai target volume mereka pada tahun 2008. Catherin Elliot kepala departemen
pemasaran merasa khawatir bahwa angka pertumbuhan 7% yang diminta tidak dapat tercapai
tanpa pemasaran yang agresif dan pengembangan produk baru. Selama proses perencanaan
tahunan, dia berencana untuk meningkatkan anggaran divisi periklanan dan pengembangan
produk baru, tetapi permintaanya ditolak. Sean menjelaskan bahwa menurutnya pengiklanan
bukan merupakan hal penting, ia juga meyakini bahwa proyek yang didanai pada level
perusahaan akan menghasilkan return yang lebih baik dibandingkan dengan investasi yang
diajukan di cookies, dan FFi tidak mampu membayar kedua investasi tersebut.
TAHUN 2008
Penjualan cookie merosot dibawah level perkiraan AOP? Pada triwulan pertama pada
2008. Departemen penjualan cookie memulai promosi untuk memenuhi target triwulan
pertama rincian programnya sama dengan program pesanan segara yang digunakan di divisi
drink diskon besar dan perpanjangan batas waktu pembayaran untuk pesanan segera
dilakukan dengan agresif. Tim penjualan diinstruksikan untuk menghubumgi semua
konsumen dan meyakinkan mereka untuk meminta dikirimkannya produk dengan segara.
Mayoritas tindakan menghubungi konsumen ini berbuah hasil. Pada banyak kasus staf
penjualan menerima otorisasi tertulis dari konsumen mereka, tetapi dalam beberapa kasus
otorisasinya bersifat verbal.
Pada hari hari terakhir dari triwulan pertama, Catherine dan mitch Michael kepada
departemen penjualan meminta pengiriman untuk terus bekerja sepanjang waktu
mengirimkan sebanyak mungkin produk sebulum akhir triwulan. Pada jam jam terakhir
triwulan, truk truk yang sudah diisi dengan biscuit pergi beberapa blok menjauh dari tempat
bongkar muat barang dan diparkir. Sehingga produk secara teknis “dikirimkan” dan
penjualan dapat diawasi.
Volume penjualan yang besar pada akhir triwulan menarik perhatian para auditor.
Namun meraka menyimpulkan bahwa tindakan akuntansi yang disesuaikan GAAP sejak
kepimilikan produk berubah secara resmi pada saat pengiriman.
Pada triwulan kedua 2008. Scott, catherin, dan mitch tahu bahwa mereka punya
masalah. pesanan triwulan kedua. Seperti yang sudah diduga berjalam dengan lambat
mengingat jumlah produk ekstra yang telah dikirimkan pada triwulan pertama. Ketiga
manajer lalu memutuskan untuk mengirim produk tambahan yang tidak dipesan kepada para
konsumen mereka.volume pesanan tambahan dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan
kuaantitas pesanan yang sesungguhnya maupun dengan memasukan pesanan ke dalam
system tagihan perusahaan sebanyak duakali. Ketika konsumen mengeluhkan bahwa mereka
dikirimi barang yang tidak dipesan, perusahaan akan mengatakan bahwa ini akibat kesalahan
manusia, tim penjualan akan dituntut merapikan pengiriman barang yang tidak dipesan
tersebut. Mereka ditawarkan beberapa metode untuk mengatasinya seperti dengan
mengadakan harga khusus, credit term, dan pertukaran produk.
Program berjalan sangat baik. Return meningkat, tetapi program masih menigkatakan
penghasilan senilai $2,3 juta dan laba senilai $460.000. scott, catherin, dan mitch amat
terpukau dengan hasilnya dan memuji tim penjualan atas usaha heroik mereka. Mereka
meneruskan program sepanjang 2008. Berhati hati dalam merotasi “kesalahan” pengiriman
diantara konsumen. Pada akhir tahun tim berhasil mencapai 97% penjualan dari laba AOP.
TAHUN 2009
Selama proses AOP 2009, scott bersama dengan catherin dan mitch mengajukan
permohonan kuat untuk mengurangi target penghasilan divisi cookies. Mereka berpendapat
bahwa dengan ekonomi yang lemah dan pertumbuhan kategori yang lamban, maka target
penghasilan yang datar atau pada pertumbuhan maksimal 2%, merupakan target yang lebih
masuk akal. Akan tetapi, sean tidak ingin menurunkan target. Ia memahami kesulitan pada
kategori ini, tapi ia percaya bahwa penetapan target yang agresif dan komitmen untuk
mencapainya merupakan batu loncatan bagi keberhasilan FFI selama bertahun tahun, dan ia
tahu bahwa pemegang saham FFI akan menuntut kinerja yang lebih baik dari sebelumnya.
Irene Packard ketua department produksi. Memeliki ide lain. Ia merasa ia mampu
menurunkan pengeluaran secara signifikan dengan menulis kembali kontrak dengan
penyuplai yang menyedikana mesin dan suku cadangnya. Jika ia bisa meyakinkan penyuplai
untuk mengurangi biaya suku cadang, dan mengenakan selisihnya pada mesin, ia akan bisa
memanfaatkan biaya yang apabila tidak dilakukan tindakan yang demikian, maka biaya
tersebut akan terpakai. Irene memperkirakan ia dapat mengurangi pengeluaran sampai $2,3
juta, atau $2 juta setelah depresiasi. Scott menilainya sebgai ide yang bagus. Ia menyadari
bahwa penghematan biaya dapat memberikan banyak target laba divisi kepada mereka.
Walau begitu pada September, salah satu akuntan junior dalam divisi mereka terlalu
ditekan untuk membuat accounting entry yang menurutnya entry tersebut tidak dilaksanakan
dengan baik, terutama berhubunga dengan beberapa penagihan yang tampaknya kurang
dilengkapi dokumentasi yang memadai. Menurutnya alasan yang diungkapkan oleh manajer
mengenai entry ini berkesan plin plan, bukannya berdasarkan fakta. Ia memikirkan masalah
ini sendiri untuk kemudian didiskusikan dengan joe jellison, CFO FFI. Joe menginstruksikan
salah seorang asisten pengendalinya untuk menilai pelaksaan akuntansi pada divisi cookie,
dan ia melaporkan ditemukannya berbagai masalah potensi dampak materi terhadap laporan
keuangan. Joe harus memutus kan langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah ia
memiinta karyawannya untuk menghitung ukuran kesalahan yang terjadi, membuat entry
penyesuain, dan memperbaiki proses, atau apakah ia harus, pada titik ini, menginformasikan
auditor eksternal dan/atau komite audit dari dewan direksi.
ANALISA MASALAH
PENYELESAIAN MASALAH
Strength
Weakness
Opportunity
Threat
Program Alternatif