Sintia yahya-ASKEP DM
Sintia yahya-ASKEP DM
DIABETES MELITUS
NIM : 751440118061
MENGETAHUI CT
(CLINICAL TEACHING)
DIABETES MELITUS
A. KONSEP MEDIS
a. Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
b. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang
c. Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan
dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat
d. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang ditemukan di seluruh dunia dengan
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertanda dan strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah,
panjang kira-kira 15 cm berat 60 – 100 gram. Letak pada daerah umbilical, dimana kepalanya
dalam lekukan duodenum dan ekornya menyentuh kelenjar lympe, mengekskresikannya insulin
a. Kepala pankreas merupakan bahagian paling besar terletak di sebelah kanan umbilical dalam
lekukan duodenum.
b. Badan pankreas merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah lambung dan depan
c.Ekor pankreas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya menyentuh lympa.
b. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan
glukagon langsung ke darah.
Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan delta yang satu
sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi insulin, sel alfa
a. Fungsi eksokrin, dilaksanakan oleh sel sekretori lobula yang membentuk getah pancreas berisi
1.) Amylase ; menguraikan tepung menjadi maltosa atau maltosa dijadikan polisakarida dan
2.) Tripsin ; menganalisa pepton menjadi polipeptida kemudian menjadi asam amino.
3.) Lipase ; menguraikan lemak yang sudah diemulsi menjadi asam lemak dan gliserol gliserin.
b. Fungsi endokrin atau kelenjar tertutup berfungsi membentuk hormon dalam pulau langerhans
yaitu kelompok pulau-pulau kecil yang tersebar antara alveoli-alveoli pancreas terpisah dan tidak
mempunyai saluran.
Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langsung diserap ke dalam
kapiler darah untuk dibawa ke tempat yang membutuhkan hormon tersebut. Dua hormon penting
1). Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin terdiri dari dua
rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin diatur oleh
glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting. Perangsang sekresi insulin
a.) Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan konsentrasinya setelah
makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3 glukosa yang di absorbsi dari usus dan
b.) Sebagai sistem umpan balik maka mempertahankan glukosa darah normal.
c.) Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap hypothalamus adalah
merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenalin masih
menyebabkan pelepasan glukosa yang lebih lanjut dari hati. Juga membantu melindungi terhadap
hypoglikemia berat.
Adapun efek utama insulin terhadap metabolisme karbohidrat, yaitu :
2). Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans mempunyai
beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah : meningkatkan
konsentrasi glukosa dalam darah. Glukagon merupakan protein kecil mempunyai berat molekul
Pengatur sekresi glukosa darah perubahan konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang jelas
berlawanan pada sekresi glukagon dibandingkan pada sekresi insulin, yaitu penurunan glukosa
darah dapat menghasilkan sekresi glukagon, bila glukagon darah turun 70 mg/100 ml darah
pancreas mengekresi glukos a dalam jumlah yang sangat banyak yang cepat memobilisasi glukosa
3. Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari studi-studi
eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa Diabetes Mellitus adalah merupakan suatu sindrom
yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas yang merupakan
Faktor genetik
Penderita tidak mewarisi diabetas tipe I sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi kearah
terjadinya diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya tipe antigen HLA (Human Leucolyte antoge)
Faktor imunologi
Pada diabetae tipe I terdapat suatu respon autoimun sehingga antibody terarah pada sel-sel
pulau lengerhans yang dianggapnya jaringan tersebut seolah-olah sebagai jeringan abnormal
Faktor lingkungan
destruksi sel beta, contoh hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin dan juga terspat beberap faktor resiko teetentu
Obesitas
Riwayat keluarga
a. Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetic
b. Nutrisi
c. Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.
d. Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena jumlah
4. Klasifikasi
a. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) yang dahulu
dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita tergantung pada pemberian insulin
untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak
b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM), yang dahulu
dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
2.) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas, tetapi biasanya resistensi
aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau
1.) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainan hormonal, diabetes karena
3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk
5. Patofisiologi
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama
kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan
akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml. (2)
metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang mengakibatkan
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus yang tidak
mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila jumlah glukosa yang
masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam
jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap
menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto –
asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi
10 Meq/Liter.
6.Manifestasi Klinis
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap
ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri,
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan glikogen
yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan
karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan
pembentukan katarak.
7. Pemeriksaan Penunjang
Kriteria diagnostik menurut WHO(1985) untuk diabetes melitus pada orang dewasa tidak hamil,
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkomsumsi 75 gr
8. Penatalaksanaan Medik
1. Perencanaan makan
Standar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi seimbangan dalam hal Karbohidrat
a. KH 60 –70 %
b. Protein 10 –15 %
c. Lemak 20 25 %
Beberapa cara menentukan jumlah kelori uantuk pasien DM melalui perhitungan menurut
2). Kebutuhhan basal dihitung, tetapi ditambah kalori berdasarkan persentase kalori basal:
Ø Kerja ringan ditambah 10% dari kalori basal
Ø Pasien kurus, masih tumbuh kumbang, terdapat infeksi, sedang hamil atau menyesui, ditambah
2. Latihan jasmani
Dianjurkan latihian jasmani secara teratur (3 –4 x seminggu) selama kurang lrbih 30 menit yang
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Latihan yang dapat dijadikan pilihan
3. Pengelolaan farmakologi
a. Obat hipoglikemik oral (OHO)
2) Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal. Preparat yang ada dan
Secara kompettitf menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna
meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa mengatasi nasalah resistensi insulin dan berbagai
B. KONSEP KEPERAWATAN
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja
sama antara perawat dengan klien dan keluarga, untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dalam
melakukan proses terapeutik maka perawat melakukan metode ilmiah yaitu proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan tindakan yang berurutan yang dilakukan secara sistematis
dengan latar belakang pengetahuan komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien,
mengevaluasi rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
endokrin.
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus dilakukan mulai
dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan,
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah,
luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c. Eliminasi
d. Nutrisi
e. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
f. Nyeri
g. Respirasi
h. Keamanan
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka diagnosa
b. Nausea
c. Keletihan
d. Defisit pengetahuan
3. Rencana Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan toleransi glukosa darah
Observasi
kabur,sakit kepala)
Terapeutik
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Kolaborasi
Intervensi;Manajemen Mual
Observasi
Terapeutik
Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual(mis.bau tak sedap,suara,dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
Edukasi
mual(mis.biofeedback,hipnosis,relaksasi,terapi musik,akupresur)
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Observasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup
Terapeutik
Edukasi
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Observasi:
Monitor nadi(frekuensi,kekuatan,irama)
Monitor pernapasan(frekuensi,kedalaman)
Terapeutik:
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau tindakan yang diberikan kepada klien sesuai
dengan rencana asuhan keperawatan. Pada tahap ini perawat menerapkan keterampilannya dan
pengetahuannya berdasarkan ilmu keperawatan dan ilmu lain, yang terkait secara integrasi. Pada waktu
perawat memberikan asuhan keperawatan, proses pengumpulan data berjalan terus-menerus guna
Beberapa faktor dapat mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan keperawatan, antara lain sumber-
sumber yang ada, pengorganisasian pekerjaan perawat serta lingkungan fisik dimana asuhan
keperawatan dilakukan.
b. Melakukan observasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, dilakukan berdasarkan standar asuhan
5. Evaluasi
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.NM DENGAN GANGGGUAN
PENGKAJIAN
Ruang/Kelas :KAMBOJA
I. DATA DEMOGRAFI
A. Identitas Klien
Nama :NY.NM
Umur : 60 Tahun
Agama :Islam
Suku :Gorontalo
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : IRT
B.Penanggung Jawab
Nama : TN.HA
Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa
1. Alasan Masuk RS :klien merasakan lemas dan tidak bisa beraktifitas seperti
hanya bisa berbaring di tempat tidur,sering berkemih terutama di malam hari kurang lebih
5 kali.
3. Kronologis Keluhan : 2 hari yang lalu klien merasakan lemas dan tidak bisa
kabur hanya bisa berbaring di tempat tidur.klien sering berkemih terutama di malam
1. Penyakit yang pernah dialami : 2 bulan yang lalu klien mengalami Diare
……………………..………………………. ……………………….
……………………..………………………. ……………………….
GI=
Keterangan:
1. =laki-laki
2. =perempuan
3. =klien
4. X =meninggal
5. …...=tinggal serumah
D. Riwayat Psikososial
baik
Pembuat keputusan :Klien selalu mendiskusikan dengan suami atau anak jika
kompleks
3. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga :tidak ada yang mengurus rumah tangga
( √ ) Minum Obat
( √ ) Cari Pertolongan
Hal yang dipikirkan saat ini :klien mengatakan mungkin ini ujian dari Allah
Perubahan yang dirasa setelah jatuh sakit :klien tidak bisa beraktifitas seperti biasa
6. Bagaimana hubungan pasien dengan tenaga kesehatan/keperawatan selama dirawat
klien selalu mendengarkan apa yang di katakan oleh dokter ataupun perawat
2. Kegiatan agama atau kepercayaan yang diingini dilakukan selama di Rumah sakit.
G. Aktivitas sehari-hari
tempe
sayur&buah
f. Mual ( √ ) ya ( ) tidak
sakit
teh
kopi
3. Eliminasi Sebelum sakit Saat sakit
BAK
x/hari
berkemih
BAB
pagi
keluarga
seperti biasa
Mandi
b. Menggunakan sabun ( √ ) ya ( √ ) ya
( ) tidak ( ) tidak
Oral Hygiene
sore
c. Menggunakan Odol ( √ ) ya ( √ ) ya
( ) tidak ( ) tidak
A. Keadaan Umum
Apatis
( ) Koma ( ) Somnolen
B. Pemeriksaan Sistemik
1. Sistem Penginderaan
Mata :
eksophtalmus
( ) hordeolum ( ) oedema
nistagmus
i. Ketajaman penglihatan :
Visus :20/50
Diplopia :( ) ya ( √ ) tidak
Fotophobia :( ) ya ( √ ) tidak
Telinga :
Hidung :
c. Peradangan : ( ) ya ( √ ) tidak
d. Polip : ( ) ya ( √ ) tidak
e. Sinusitis : ( ) ya ( √ ) tidak
bawah
( ) bercak-bercak ( ) lesi
2. Sistem Pernafasan
d. Batuk : ( ) ya ( √ ) tidak
( ) bercampur darah
h. Resonansi : …………………..
3. Sistem Kardiovaskuler
- kiri : ( ) ya ( ) tidak
b. Ictus cordis : ( ) ya ( √ ) tidak
Ukuran ………………..
4. Sistem Pencernaan
e. Peristaltik : 15x/mnt
( ) hipoperistaltik ( ) hiperperistaltik
Jelaskan : …………………….
( ) haemoroid ( ) nyeri
5. Sistem Perkemihan
c. Tremor : ( ) ya ( √) tidak
( ) hiper pigmentasi
f. Poliuria : ( √ ) ya ( ) tidak
g. Polidipsi : ( √ ) ya ( ) tidak
h. Poliphagia : ( √ ) ya ( ) tidak
7. Sistem Persarafan
V : normal
VII : normal
VIII: normal
X :normal
XII :normal
Sebutkan ………………………….
g. Kejang : ( ) ya ( √ ) tidak
8. Sistem Muskuloskeletal
a. Kekuatan otot ( 0 – 5 ) :4
d. Fraktur : ( ) ya ( √ ) tidak
9. Sistem Integumen
( ) dekubitus ( ) memar/bengkak
4,8g/dl(N=6,3-8,2g/dl)
V. TINDAKAN MEDIK/PENGOBATAN
1. Metformin 2x1/hari(peroral)
2. Captopril 3x1/hari(peroral
3. Domperidone 3x1/hari(peroral)
KLASIFIKASI DATA
Nausea
Keletihan
4. Ds: Kesiapan peningkatan
Klien mengatakan jarang pengetahuan
berolahraga
Klien mengatakan jarang
mengkonsumsi sayur dan
buah,hanya mengkonsumsi
ikan,telur,tahu dan tempe
Do :
5. Ds:- Risiko perfusi perifer tidak
efektif
Do:
Td:180/100mmhg
Nadi:100x/menit
Suhu:36,5c
Respirasi:20x/menit
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan toleransi glukosa darah
5. Risiko perfusi perifer tidak efektif di tandai dengan faktor risiko hipertensi
RENCANA PERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
O
1. Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan manajemen hiperglikemia
kadar glukosa keperawatan 3x24 jam di Tindakan:
darah berhubungan harapkan ketidakstabilan Obesrvasi
dengan gangguan kadarglukosa darah Identifikasi kemungkinan
toleransi glukosa menurun dengan kriteria penyebab hiperglikemia
darah hasil: Monitor tanda dan gejala
1. Pusing menurun(5) hiperglikemia(poliuria,polidipsia,p
Ds:
2. Lelah/lesu menurun(5) olifagia,kelemahan,malaise,pand
Klien merasa
lesu 3. Mulut kering angan kabur,sakit kepala)
Klien
menurun(5) Monitor intake dan out put cairan
mengatakan
sering minum 4. Kadar glukosa dalam Terapeutik
Klien
darah menurun(5) Berikan asupan cairan oral
mengatakan
Bak lebih dari 5 5. Jumlah urine Konsultasi dengan medis jika
kali
menurun(5) tanda dan gejala hiperglikemia
Do:
Kadar glukosa tetap ada atau memburuk
dalam darah
Fasilitasi ambulasi jika ada
540mg/dl
Mukosa bibir hipotensi ortostatik
kering
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga
saat kadar glukosa darah lebih
dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
Ajarkan pengelolaan
diabetes(mis.penggunaan
insulin,obat oral,monitor asupan
cairan penggantian
karbohidrat,dan bantuan
profesional kesehatan)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin,jika
perlu
Kolaborasi pemberian IV,jika
perlu
Kolaborasi pemberian kalium,jika
perlu
2
mengidentifikasi pengalaman mual S=klien mengatakan masih
08:1
mengidentifikasi dampak mual terhadap merasakan sedikit mual
0
kualitas hidup(mis.nafsu O=klien tampak pucat
makan,aktivitas,kinerja,tanggung jawab A=masalah nausea belum
peran,dan tidur) teratasi
mengidentifikasi faktor penyebab P=pertahankan intervensi
mual(mis.pengobatan dan prosedur) Memonitor asupan nutrisi
08:2 mengidentifikasi antiemetik untuk mencegah dan kalori mengurangi atau
0
mual(kecuali mual pada kehamilan ) hilangkan keadaan
Memonitor mual(mis.frekuensi,durasi,dan penyebab
tingkat keparahan) mual(mis.kecemasan,ketak
Memonitor asupan nutrisi dan kalori utan,kelelahan)
08:3 mengendalikan faktor lingkungan penyebab Menyarankan memberikan
5 mual(mis.bau tak sedap,suara,dan makanan dalam jumlah
rangsangan visual yang tidak kecil dan menarik
menyenangkan) menganjurkan istirahat dan
mengurangi atau hilangkan keadaan tidur yang cukup
penyebab menganjurkan sering
mual(mis.kecemasan,ketakutan,kelelahan) membersihkan
Menyarankan memberikan makanan dalam mulut,kecuali
08:4 jumlah kecil dan menarik jikamerangsang mual
0 menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup menganjurkan makanan
menganjurkan sering membersihkan tinggi karbohidrat dan
mulut,kecuali jikamerangsang mual rendah lemak
menganjurkan makanan tinggi karbohidrat Kolaborasi pemberian obat
dan rendah lemak antiemetik Domperidone
3 menjelaskan pentingnya melakukan aktivitas S=klien mengatakan masih
fisik/olahraga secara rutin merasa sedikit letih
menganjurkan terlibat dalam aktivitas O=klien tampak lesu
kelompok,aktivitas bermain atau aktivitas A=masalah keletihan belum
lainnya teratasi
09:1
menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan P=pertahan kan intervensi
5
istirahat menganjurkan menyusun
mengajarkan cara mengidentifikasi jadwal aktivitas dan istirahat
kebutuhan istirahat(mis.kelelahan,sesak mengajarkan cara
napas saat aktivitas) mengidentifikasi kebutuhan
mengajarkan cara mengidentifikasi target dan istirahat(mis.kelelahan,sesa
jenis aktivitas sesuai kemampuan k napas saat aktivitas)
mengajarkan cara
mengidentifikasi target dan
jenis aktivitas sesuai
kemampuan
09:3
4 5
mengidentifikasi kesiapan dan S=klien mengatakan sudah
kemampuan menerima informasi paham dengan penyakit yang di
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat alami
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku O=klien sudah menerapkan
hidup bersih dan sehat perilaku hidup bersih yaitu
Menyediakan materi dan media pendidikan mencuci tangan sebelum
3
menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
S=klien mengatakan sudah
istirahat
tidak merasa letih
mengajarkan cara mengidentifikasi
O=klien sudah tidak terlihat lesu
kebutuhan istirahat(mis.kelelahan,sesak
A=masalah keletihan teratasi
napas saat aktivitas)
P=pertahan kan intervensi
mengajarkan cara mengidentifikasi target dan
menganjurkan menyusun
jenis aktivitas sesuai kemampuan
jadwal aktivitas dan istirahat
mengajarkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahat(mis.kelelahan,sesa
k napas saat aktivitas)
09:0
mengajarkan cara
0
mengidentifikasi target dan
jenis aktivitas sesuai
kemampuan
4. 09:1
Memonitor tekanan darah S=klien sudah tidak merasakan
5
Memonitor nadi(frekuensi,kekuatan,irama) pusing
Memonitor O=tekanan darah klien
pernapasan(frekuensi,kedalaman) 120/80mmhg
Memonitor suhu tubuh Nadi=85x/menit
Suhu=36c
Respirasi=20x/menit
A=masalah resiko perfusi
perifer teratasi
P=pertahankan intervensi
Memonitor tekanan
darah
Memonitor
09:2 nadi(frekuensi,kekuatan,irama)
0 Memonitor
pernapasan(frekuensi,kedalam
an)
Memonitor suhu tubuh
08:0
0
Dokumentasi Pemeriksaan TTV
Pengukuran Nadi