Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI PEMERIKSAAN


KEHAMILAN PADA IBU HAMIL

Di Susun Oleh:
Mahasiswa
Tingkat II B/Semester IV

Armeliati
2018.c.10a.0959

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI PEMERIKSAAN


KEHAMILAN PADA IBU HAMIL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II


Program Studi Sarjana Keperawatan

Di Susun Oleh:
Mahasiswa
Tingkat II B/Semester IV

Armeliati
2018.c.10a.0959

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/202

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal Kegiatan
dengan judull “Pendidikankesehatan mengenai pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil” Proposal ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah keperawatan
maternitas II.
Proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Rimba Aprianti,S.Kep.,Ners selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas II
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 01 April 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN....................................................................................................
SAMPUL DALAM..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 Konsep Dasar Pemeriksaan Kehamilan/ANC……………………………4
2.1.1 Definisi Pemeriksaan Kehamilan/ANC……………….…...……..4

2.1.2 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan/ANC…………………………...4

2.1.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC…………………………….4

2.1.4 Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ ANC………7

2.1.5 Tempat Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC……….………..8

2.1.6 Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC………………...8

2.1.7 Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan……………………………8

BAB 3 RENCANA KEGIATAN.........................................................................14


3.1 Satuan Acara Penyuluhan........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iv
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin
ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan
informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015).
Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada
trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada
trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga. Kunjungan
pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu (Backe et al,
2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015, hampir seluruh ibu
hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pertama
(K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap
dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan
wanita dalam menghadapi persalinan (NICE, 2012). Kesiapan persalinan adalah
perencanaan awal dan persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu
perempuan, suami dan keluarga agar siap untuk melahirkan dengan membuat
rencana menghadapi komplikasi dan hal tak terduga (FCI, 2016; WHO, 2006).
Kesiapan persalinan dapat dinilai di enam level yaitu level individu perempuan,
suami atau keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan
kebijakan. Pada level individu, perempuan hamil dan suaminya dapat
mempersiapkan persalinan dan menghadapi komplikasi dengan mengenal tanda-
tanda bahaya yang mengindikasikan komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan
bayi, mengidentifikasi penolong persalinan terlatih dan tempat persalinan,
menyediakan tabungan dan mengatur transportasi, sedangkan pada level
keluarga dan lingkungan dapat mengidentifikasi pendonor darah (JHPIEGO,
2004; WHO, 2006). Seorang wanita yang telah mempersiapkan keenam unsur

1
2

kesiapan persalinan yang telah di jelaskan WHO dikategorikan siap dan


sebaliknya bila mempersiapkan kurang dari keenam unsur kesiapan persalinan
dikategorikan tidak siap (Gitonga, 2014).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih rendahnya wanita yang
dikategorikan siap dalam kesiapan persalinan (Mutreja dan Kumar, 2015;
Bintabara et al, 2015). Menurut Gebre et al (2015) salah satu faktor yang
mendorong kesiapan persalinan adalah kunjungan ANC. Terdapat proporsi
kesiapan yang lebih tinggi pada wanita yang melakukan kunjungan ANC 4 kali
atau lebih dibandingkan yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali
(Bintabara et al, 2015; Gitonga, 2014).
Selain bertujuan untuk mempersiapkan persalinan, menurut Adriaansz
dalam Saifuddin (2013), salah satu alasan penting ibu hamil harus mendapatkan
pelayanan ANC adalah untuk membangun rasa saling percaya antara klien dan
petugas kesehatan. Backe et al (2015) merekomendasikan untuk mencoba
continuity of care (CoC) agar klien lebih mengenal pemberi asuhan. Continuity
of care merupakan salah satu model asuhan kebidanan atau pun asuhan
keperawatan yang memberikan pelayanan dalam membantu wanita membangun
hubungan dengan pemberi asuhan yang sama (dapat berupa grup) selama hamil,
bersalin dan nifas (Henderson et al, 2007). Continuity of care merupakan salah
satu cara dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan untuk
menurunkan kematian ibu dan bayi. Continuity of care ini sangat dibutuhkan
disetiap siklus kehidupan salah satunya pada masa kehamilan (Renfrew et al,
2014; Kerber et al, 2007).
Berdasarkan uraian diatas, salah satu upaya preventif dan promotif yang
dilakukan untuk meminimalisir permasalahan khusus dengan mengedukasi
tentang Meningkatkan pengetahuan maupun keinginan pada ibu hamil agar mau
untuk memeriksakan kehamilan nya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk
memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya dilakukan pemeriksaan
kehamilan pada ibu hamil di Palangka Raya agar dapat mencegah terjadinya
berbagai macam hal yang dapat mengakibatkan hal buruk dapat terjadi pada sata
melahirkan, sehingga untuk mengkaji lebih lanjut agar mendapatkan gambaran
3

nyata, tentang pengetahuan ibu -ibu hamil mengenai penting nya memeriksa
kehamilan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam proposal ini adalah;
1. Bagaimana pengetahuan ibu hamil mengenai penting nya dilakukan
pemeriksaan kehamilan.?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Adapun tujuan dari proposal ini adalah Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Kelompok Ibu Hamil Di Palangkaraya
Kelompok ibu hamil di Palangka Raya mampu mengetahui, tentang penting
nya melakukan pemeriksaan kehamilan..
1.4.2 Bagi Pembaca/Mahasiswa
Mengedukasi pembaca agar lebih memahami materi pemeriksaan kehamilan
1.4.3 Bagi Penyuluh/Penulis
Diharapkan dapat menambah ilmu baru dalam keilmuwan kesehatan tentang
upaya pemeriksaan kehamilan
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antenatal Care/ANC


2.1.1 Pengertian Antenatal Care/ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses
persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua
(Wagiyo & Putrono, 2016).
Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti, 2014) mendefinisikan
bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan
bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak diinginkan bagi
ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)
2.1.2 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan
antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
1) Bagi Ibu
Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengurangi
penyulit masa antepartum; b)Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
jamani dan rohani ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan; c)Dapat
meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat memberikan ASI;
d)Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
2) Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah.
2.1.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna
memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.Menurut Saifudin (207, dalam Ai Yeyeh & Yulianti, 2014)
pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1)Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu); 2) minimal 1 kali pada
trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu); 3)minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28
minggu sampai kelahiran).
4
5

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan


paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut
jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit
sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam
trimester ketiga (Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan
kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :
1) Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
ketika ibu hamil mengalami terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai
berikut :

Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan; b.Mengenali dan menangani penyulit-


penyulit yang mungkin terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas; c.Mengenali
dan mengobati penyakit- penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin;
d.Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak; e.Memberikan nasehat-
nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas
serta laktasi.Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan
informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin. Informasi
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam
batas normal; Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan
akan terjadi peningkatan secret di vagina; c.Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi
dan serat tinggi; d.Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga
kesehatan; e.Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
6

2) Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)


Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan
pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :
a.Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya; b.Penapisan
pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan;
c.Mengulang perencanaan persalinan.
3) Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang
membahayakan dirinya atau kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan
kehamilan trimester III yaitu :
a.Mengenali adanya kelainan letak janin; b.Memantapkan rencana
persalinan; c.Mengenali tanda-tanda persalinan.
Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam Wagiyo & Putrono, 2016)
mengemukakan bahwa untuk mengetahui perkembangan janin maka
pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan
kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan setelah
mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya
pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan
7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia kehamilan mencapai 9
bulan sampai pada proses persalinan.

Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam


kondisi kehamilan yang normal, karena biasanya penyulit kehamil
7

baru akan timbul pada tirimester ketiga hingga menjelang akhir


kehamilan. Jika kehamilan tidak normal, maka jadwal
pemeriksaankehamilan akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).

2.1.4 Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC


Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo
(2016) adalah sebagai berikut :
1) Timbang Berat Badan (T1)
Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan
kunjungan. Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan
sebesar 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg,
apabila diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg
maka perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang
kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak
fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan
janin sesuai dengan usia kehamilan.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selamamasa
pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5
hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer
akibat perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani, 2013).
5) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum
yang disebabkan oleh masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh
bayi merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan
8

kematian bayi dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang.
Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu
TT1 diberikan pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4
minggu setelah suntukan TT1(Bartini, 2012).
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai
rujukan apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan
termasuk rencana persalinan.
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13)
14) Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
2.1.5 Tempat Pelayanan ANC
Menurut Prasetyawati(2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di :
1) Klinik bersalin; 2)Rumah Sakit Bersalin; 3)Dokter Umum dan
Puskesmas; 4)Organisasi Sukarela; 5)Bidan; 6)Perawatan mandiri
2.1.6 Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC
Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan pelayanan
antenatal yang berlaku (Kemenkes RI, 2010).
2.1.7 Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Dengan
dilakukannya pemeriksaan kehamilan, diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan
kewaspadaan serta memiliki kesiapan baik fisik, mental maupun finansial untuk
menghadapi kegawatdaruratan yang dapat timbul kapan saja (Jannah & Widajaka,2012)
9

Berikut merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal yang


perlu ibu hamil ketahui, yaitu :
 Perdarahan Pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang berwarna merah,
pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri (Lalage, 2013). Bila
menemukan adanya pengeluaran darah pada trimester awal kehamilan, dapat dicurigai
bahwa ibu mengalami keguguran atau abortus. Selain abortus, perdarahan pervaginam
dapat juga menandakan adanya kehamilan diluar rahim atau kehamilan anggur (mola
hidatidosa).
1) Keguguran (Abortus)
Berikut merupakan jenis-jenis abortus menurut Nita & Dwi, (2013):
a) Abortus imminens (Threatened)
Pada abortus imminens dapat atau tanpa disertai dengan rasa
mulas ringan seperti pada waktu mestruasi dan rasa nyeri pada
pinggang. Perdarahan pada abortusimminens seringkali hanya
sedikit, namun hal tersebut bisa berlangsung beberapa hari atau
minggu.
b) Abortus Insipiens (Inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan
serviks. Keadaan ini disertai rasa nyeri perut bagian bawah atau
nyerik kolik uterus yang hebat.
c) Abortus inkompletus (Incomplete)
Abortus inkompletus merupakan pengeluran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa yang tertinggal dalam uterus.
d) Abortus kompletus (Complete)
Pada kejadian abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan. Pada penderita ditemukan sedikit perdarahan,
ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
10

e) Missed abortion
Missed abortion adalah suatu kematian janin yang berusia
sebelum 20 minggu, tetapi janin tersebut tidak dikeluaarkan
selama 8 minggu atau lebih.
f) Abortus habitualis (Habitual abortion)
Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi berturut-
turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sulit
untuk menjadi hamil namun kehamilannya berakhir sebelum 28
minggu.
 Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu
ketidaknyamanan yang wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut bisa terjadi
selama kehamilan karena sang ibu tengah mengalami anemia atau kekurangan
darah. Bila hal ini terjadi, diharapkan sang ibu meningkatkan asupan makanan
yang banyak mengandung zat besi seperti daging sapi, hati sapi, buah bit, dan
sayuran hijau. Selain itu bisa dilanjutkan dengan konsumsi tablet Fe secara rutin.
Namun apabila sakit kepala dirasa semakin berat seperti ditusuk-tusuk dan berat
dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan yang kabur, bengkak
pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati, serta tekanan darah tinggi maka sang ibu
dapat waspada karena kumpulan gejala tersebut menandakan preeklamsia.
Sehingga sang ibu dapat segera untuk menghubungi dokter atau menuju pusat
pelayanan kesehatan.Upaya pencegahan sakit kepala yang berlebihan

 Pre Eklamsia dan Eklamsia


Pre eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg pada kehamilan usia 20 minggu. Eklampsi apabila ditemukan
gejala seperti kejang pada penderita pre eklampsia yang disertai dengan
koma.Menurut Manuaba (2007) dalam Nita & Dwi (2013), preeklampsia
digolongkan menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat, dengan gejala
sebagai berikut :
11

Pre eklampsia Ringan


1. Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval 6 jam
pemeriksaan.
2. Tekanan darah diastole 90 atau 15 mmg.
3. BB ibu meningkat lebih dari 1kg setiap minggu.
4. Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan dan tidak ada nyeri
pada ulu hati.
Pre eklampsia Berat
Apabila pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu ditemukan satu atau lebih tanda dan gejala
sebagai berikut :
1. Tekanan darah lebih dari 160/110 mmH
2. Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam.
3. Terdapat gangguan pada visus dan serebral.
4. Edema paru dan sianosis
5. Koma

 Bengkak Pada Muka dan Tangan


Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan
tidak
hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lai. Hal ini bisa merupakan
pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.System kerja ginjal yang tidak optimal pada
wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan dan
membuat kulit di kaki bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik.
Kram kaki juga sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram pada kaki biasanya dihubungkan
dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi.
 Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam jiwa
keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat.
Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
12

 Bayi Kurang Bergerak


Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16 minggu.
Gerakan yang awalnya terasa seperti getaran, lalu lama- kelamaan semakin terasa seperti
tendangan atau sikutan (Lalage, 2013). Jika dalam keadaan tidur maka gerakannya bayi
akan melemah. Selain itu kekurangan oksigen pada bayi di dalam kandungan juga dapat
menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi. Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1
jam jika ibu berbaring atau sedang beristirahat. Terdapat sebuah teknik yang
memudahkan sang ibu untuk menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara
memasukkan satu koin dalam kaleng setiap kali janin terasa bergerak (Jannah &
Widajaka, 2012).
 Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi akibat meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah
berlebihan (>7 kali dalam sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum. Apabila
keadaan tersebut disertai dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan, penurunan
berat badan, dan nyeri ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil
mengalami penyakit berat. Pemberian cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat
menjadi pertolongan pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami
kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya (Lalage, 2013).
13

 Selaput Kelopak Mata Pucat


Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat, serta tampak
pembengkakan di batang leher bagian depan merupakan gejala ibu hamil yang
mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan sering terjadi karena volume
darah meningkat 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel.
Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel-sel nya. Hal ini
dapat mengakibatkan penurunan hematocrit (volume, jumlah atau persen sel
darah merah dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
 Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda-tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa
juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga dapat mengakibatkan
persalinan pre term dan infeksi pada bayi. Cairan ketuban yang keluar
umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing.
14

BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Satuan Acara Penyuluhan


3.1.1 Topik
“Pendidikankesehatan mengenai pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil”
3.1.2 Sasaran
3.1.2.1 Program
Pendidikan Kesehatan Keperawatan Maternitas II
3.1.2.2 Penyuluhan
Kelompok Ibu Hamil
3.1.3 Tujuan
3.1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Pendidikan Kesehatan pada ibu hamil di
Palangka Raya adalah;
Ibu hamil di Palangka Raya mampu memahami akan pentingnya pemeriksaan
kehamilan.
3.1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeriksaan kehamilan
2. Mengetahui manfaat pemeriksaan kehamilan
3. Mengetahui standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan
4. Mengetahui tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan
5. Mengetahui Mengetahui tenaga pelayanan kehatan pada pemeriksaaan
kehamilan
6. Mengetahui tanda bahaya pada masa kehamilan
3.1.4 Materi
Adapun garis besar materi dalam pendidikan kesehatan adalah;
1. Pemeriksaan kehamilan
2. Manfaat pemeriksaan kehamilan
3. Standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan
4. Tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan
15

5. Tenaga pelayanan kehatan pada pemeriksaaan kehamilan


6. Tanda bahaya pada masa kehamilan
3.1.5 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan tentang
14
“Pendidikan kesehatan mengenai pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil” pada
kelompok ibu hamil di Palangka Raya yang di lakukan Oleh Mahasiswa/i
STIKes Eka Harap Palangka Raya meliputi :
1. Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih atau
kelompok. Biasanya komunikasi antara kelompok tersebut berupa salah satu
ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa
pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang
awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan
diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman
dari topik tersebut.
2. PowerPoint
PowerPoint adalah program untuk membantu presentasi dan menampilkan
dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, objek, clipart, suara atau video yang
dirangkum dan dikemas sedemikian menarik sehingga audience dapat lebih
mudah memahami penjelasan melauli visualisasi didalam slide presentasi.
3. Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lalu memberikan jawaban ataupun
sebaliknya.
4. Demonstrasi
Demonstrasi adalah suatu cara penyampaian materi dengan memperagakan
suatu proses atau kegiatan. 

3.1.6 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan
tentang tentang “Pendidikankesehatan mengenai pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil” pada kelompok ibu hamil di Palangka Raya ini meliputi :
16

1. Leaflet
Leaflet merupakan bentuk publikasi singkat dalam bentuk selebaran yang
berisi informasi mengenai suatu hal atau peristiwa.
2. Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital
yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah bentuk
penyederhanaan dari Baliho karena penggunaannya pun sama untuk media
promosi, memberitahukan informasi, bentuknya pun berbeda-beda
tergantung kebutuhan. Tipe-tipenya seperti X Banner, Y Banner, Roll Up
Banner. Banner merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar atau tulisan
dengan tujuan memengaruhi seseorang agar tertarik atau bertindakan pada
sesuatu. Makna kata-kata dalam banner harus jelas dan tepat serta dapat
dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih enam meter. Banner biasanya
dipajang pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang
misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-
lain.
3. Spanduk
Spanduk merupakan suatu kain rentang yang berisi sebuah teks, gambar,
simbol, dan logo biasanya dibuat menggunakan sebuah cat, sablon (screen
printing) ataupun cat mesin.
4. Laptop
Laptop adalah komputer jinjing yang dapat di bawa bepergian.
5. LCD dan Proyektor
LCD dan Proyektor merupakan suatu jenis proyektor digunakan untuk
menampikan vidio atau gambar dalam promkes.
17

3.1.7 Waktu Pelaksanaan


1. Hari/Tanggal : Jumat 01 April 2020
2. Pukul : 08.00 - 08.45 WIB
3. Alokasi Waktu : 45 menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan : 4 menit 1. Menjawab salam
1. Membuka kegiatan dengan 2. Mendengarkan
mengucapkan salam dan
2. Menjelaskan tujuan dari memperhatikan
tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
4. Kontrak waktu penyampaian
materi
2 Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang :
7. Mengetahui apa yang
dimaksud dengan
Mendengar,
pemeriksaan kehamilan memperhatikan, 15 menit
8. Mengetahui manfaat
pemeriksaan kehamilan
9. Mengetahui standar asuhan
pelayanan pemeriksaan
kehamilan
10. Mengetahui tempat
pelayanan pemeriksaan
kehamilan 15 menit
11. Mengetahui Mengetahui Mempraktikan

tenaga pelayanan kehatan


pada pemeriksaaan
kehamilan
12. Mengetahui tanda bahaya
pada masa kehamilan
18

3 Demonstrasi tentang sedikit


pengenalan ANC
4 Evaluasi :
Menanyakan pada peserta
tentang materi yang telah Tanya Jawab
diberikan, dan meminta kembali 6 menit
peserta untuk mengulang materi
yang telah disampaikan.

5 Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih 5 menit
atas perhatian peserta 1. Mendengarkan
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
3. Membagikan hadiah
4. Membagikan snack
5. Membagikan leaflet kepada
orangtua murid

3.1.8 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Armeliati
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau
pendiskusian masalah.
Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok.
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi.
5. Mengatur jalannya diskusi.
2) Penyaji : Armeliati
19

Penyaji adalah mb enyajikan materi diskusi kepada peserta dan


memberitahukan kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan
selanjutnya kepada peserta-peserta diskusinya.
Tugas :
1) Menyampaikan materi penyuluhan.
2) Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3) Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator : Armeliati
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna
mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan.
4. Membagikan konsumsi.
4) Simulator : Armeliati
Simulator adalah sebagai simulasi atau objek fisik benda nyata yang
didemonstrasikan.
Tugas :
1. Memperagakan bersama-sama Gerakan ANC yang dapat di lakukan
sendiri
5) Dokumentator : Armeliati
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan
dokumen pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.
6) Notulen : Armeliati
20

Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,


seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara.
Ditulis oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan
penyuluhan.
21

3.1.9 Denah Pelaksanaan


Setting Tempat :

Keterangan:

: Moderator

: Penyaji

: Fasilitator

: Peserta

: Simulator

: Notulen

: Dokumentator
22

DAFTAR PUSTAKA

Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K. (2015). Hubungan Karakteristik


Bidan dengan Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar Operasional.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1, Oktober 2015.
Afriani, E. (2012). Hubungan Motivasi, Supervisi, dan Faktor Lainnya
dengan Kepatuhan Bidan Menerapkan Standar Pelayanan Antenatal di Kota
Padangsidimpuan Tahun 2012 (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia.
Ayubi, D. (2006). Peran Kepemimpinan Transformasional Pengelola
Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Terhadap Status Imunisasi
Anak di Tujuk Provinsi di Indonesia Tahun 2004 (Disertasi). Jakarta: FKM UI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pegangan Fasilitator
Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Daeli, W. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan
Masa Kerja dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia. Vol. 5 No.3 September 2015.

22

Anda mungkin juga menyukai