Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SKILL LAB MODUL 4.

2
MANAGEMENT DENTAL CHILD

Oleh :
YULYA DWI KARTIKASARI
31101700089
SGD 2

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
B

BAB III..................................................................................................................14
KESIMPULAN..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14

6
BAB I
PENDAHULUAN

i
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL 1

Behaviour Management Techniques in Paediatric Dentistry


Roberts, J.F, et al. Review: Behaviour Management Techniques in Paediatric Dentistry.
European Archives of Paediatric Dentistry // 11 (Issue 4). 2010. ; England

Manajemen perilaku merupakan manajemen perilaku yang digunakan dokter gigi


untuk mengatasi kecemasan anak dalam perawatan kedokteran gigi atau dental treatment.
Tujuan dari manjemen perilaku yaitu untuk membangun dan memelihara hubungan anak
dengan orang tua untuk menciptakan suasana yang memungkinkan dalam dental treatment.
Dalam manajemen anak terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan yaitu salah satunya
dengan komunikasi. Komunikasi merupakan teknik yang paling awal digunakan untuk
memanajemen perilaku kecemasan anak dalam kedoktera gigi. Pembentukan komunikasi
sangat penting dalam manajemen anak untuk mengelola perilaku anak dalam perawatan
kedokteran gigi. Pada manajemen perilaku terdapat hambatan-hambatan yang terjadi saat
menerapkan teknik manajemen perilaku yatitu berupa tempramental yang ditunjukan dengan
sikap frustasi, kemarahan, rasa malu saat dilakukan manajemen perilaku.
Pengaruh orang tua dalam manajemen perilaku anak, menurut Freeman bahwa
terdapat hubungan antara orang tua terhadap perilaku anak yang menunjukan bahwa apabila
orang tua yang berperan aktif dalam denal treatment atau orang tua ikut cemas saat anak
dilakukan perawatan maka akan memberikan pengaruh negatif terhadap perilaku anak dan
apabila orang tua memberikan sikap yang pasif atau tidak ikut cemas saat anak dilakukan
perawatan gigi maka akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku anak. Namun saat
ini sangat diperlukan keterlibatan orang tua dalam mengelola perilaku anak.
Dalam manajemen perilaku anak diperlukan teknik yang sesuai dengan perilaku anak.
Manajemen perilaku anak diberikan sebelum diberikannya perawatan gigi supaya dapat
tercapainya keberhasilan dalam melakukan prosedur dental treatment, sebelum dilakukan
manajemen perilaku terhadap sebaiknya meminta persetujuan orang tua dan menjelaskan
prosedur dental treatment terlebih dahulu supaya dapat mencegah perilaku yang tidak
diinginkan seperti peringatan secara verbal, voice control.
A. Teknik-teknik yang dapat diterima :
1. Desensitasi merupakan teknik yang digunakan dokter gigi anak dalam mengatasi
kecemasan pada anak saat dilakukan dental treatment, dengan cara menunjukan kaca
mulut atau probe yang digunakan sebagai obat anastesi. Teknik ini dapat digunakan
untuk semua pasien anak.

6
2. Tell Show Do merupakan teknik dengan mengenalkan, menunjukan dan melakukan
prosedur dental kepada anak. Teknik ini digunakan untuk mengurangi kecemasan dan
memperkenalkan alat-alat kedokteran gigi yang akan digunakan. Teknik ini diberikan
kepada anak yang pertama kali ke dokter gigi.
3. Modelling merupakan teknik dengan mememberikan contoh atau permodelan saudara
pasien yang dilakukan dental treatment maka pasien akan mengikuti perilaku
saudaranya dan mau melakukan perawatan gigi. Teknik ini untuk mengurangi
kecemasan dan diberikan pada anak yang baru pertama kali ke dokter gigi.
4. Reinforcement merupakan teknik dengan memberikan reward atau pujian kepada
pasien seperti good job. Teknik ini digunakan untuk mengurangi tingkat kecemasan
anak
5. Voice Control merupakan teknik dengan menggunakan bahasa yang sesuai dan
mudah dipahami oleh pasien sehingga dapat memanajemen perilaku anak dengan
baik.

B. Teknik kontroversial
1. Body wrapping merupakan teknik yang menggunakan gerakan bahasa tubuh
untuk mengurangi tingkat kecemasan.
2. Hand Over Mouth ( HOM) merupakan teknik yang digunkan apabila teknik-
teknik manajemen perilaku lainnya tidak berhasil dilakukan ,pasien sangat tidak
kooperative, serta pasien yang sulit untuk di kendalikan. Teknik ini dengan cara
pasien di kendalikan dengan memegangi dengan tangan saat dilakukan dental
treatment.
Indikasi HOM :
- Ketika pengobatan segera atau diagnosis diperlukan dan pasien tidak mampu
untuk bekerja sama
- Untuk menjamin keamanan dari kedua pasien dan staf gigi,
- Untuk mengontrol gerakan spontan dengan pasien dibius,
- Ketika sedasi atau anestesi umum tidak tersedia atau diizinkan olehorang tua.
- Untuk menjalin komunikasi dengan anak-anak histeris atau marah,dalam
perkiraan usia kisaran berusia 3-8 tahun dan dengan anak-anak yang mampu
komunikasi yang efektif.
Kontraindikasi HOM
- Ini benar-benar kontra-ditunjukkan dalam setiap anak yang mental yang
kapasitas dan perintah dari bahasa berarti bahwa komunikasi yang efektif tidak
mungkin.

i
JURNAL 2
Communication Strategies Used During Pediatric Dental Treatment
Haim Sarnat DMD, et al.Communication strategies used during pediatric dental treatment: a
pilot study. 2001. American Academy of Pediatric Dentistry. Pediatric Dentistry – 23:3.
Scienctific article. Israel.

Penelitian dalam jurnal ini bertujuan untuk menciptakan Komunikasi verbal yang
efektif untuk keberhasilan perawatan gigi pada anak. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini berupa adanya komunikasi verbal antara drg dengan anak yaitu pada Kelompok
studi yg terdiri dari 24 anak (14 anak laki-laki dan 10 anak perempuan), usia 3 hingga 12
tahun bagi anak-anak Prosedur gigi dapat menimbulkan rasa ketakutan dan kecemasan,
karena mereka tidak memiliki koping. Anak yang selalu merasa cemas, mempersepsikan
dokter gigi sebagai ancaman dan ketakutan ini dibawa sampai dewasa. Oleh karena itu, Peran
dokter gigi anak sangatlah penting dalam keberhasilan perawatan gigi dengan cara mendidik
anak, dan mengajarkan kerjasama dan me motivasi anak untuk lebih menjaga kesehatan gigi
dan mulutnya.
Dokter gigi menggunakan berbagai strategi linguistik selama perawatan, masing-masing
juga memiliki efek spesifik pada perilaku anak. Kombinasi penggunaan beberapa pendekatan
dan strategi harus membantu anak mengatasi kecemasan nya. Model komunikasi yang
digunakan dalam strategi komunikasi sebelum dilakkan dnetal treatment ada tiga pendekatan
linguistik: misif, empatik, dan pribadi.
a. Pendekatan permisif
Merupakan pendekatan dengan pasien anak diberikan informasi mengenai informasi2
tentang pentingnya perawatan gigi tersebut. Empat jenis informasi yang diuraikan:
1. Kebutuhan akan perawatan gigi (alasan untuk perawatan)
2. Prosedur gigi anak akan mengalami, secara rinci (pro- informasi cedural)
3. Apa yang akan dirasakan anak selama perawatan (informasi sensorikmation)
4. Informasi mengenai berbagai strategi koping tersedia kepada anak selama
perawatan.
b. Pendekatan empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri di tempat lain, termasuk
Kemampuan untuk merasakan dan mengalami situasi anak. Reaksi empatik
menyampaikan tiga pesan utama seorang anak: "Saya peduli bagaimana perasaan
Anda," "Saya mencoba memahami bagaimana Anda merasa, "dan" Tidak apa-apa
untuk merasa seperti Anda. " Pendekatan ini berfokus pada perasaan anak, serta
perhatian dokter thd anak.
c. Pendekatan pribadi
Pendekatan ini berguna dalam membangun hubungan dengan anak.Anak dibuat
merasa bahwa, sebagai individu, yg telah diakui. Mengajukan pertanyaan pribadi
terbuka tentang hubungan yang saling percaya.

6
Hubungan antara anak dan dokter gigi menguat kemampuan anak untuk menahan
pengalaman traumatis kecemasan saat perawatan gigi. Dokter gigi yang menunjukkan minat
yang tulus dan menggunakan percakapan terbuka dan humor selama sesi menciptakan
perasaan lingkungan yang aman.

 Reinforcement
 giving a feeling control – persuasi
 aversive teknik
 non verbal communication

Dapat disimpulkan bahwa Strategi komunikasi verbal sangat diperlukan dan memberi
pengaruh besar terhadap perilaku anak saat di ruang perawatan gigi. Strategi pendekatan yang
dipilih oleh drg disesuaikan dnegan kondisi setiap anak masing-masing. Model komunikasi
yg diberikan dokter gigi digunakan untuk menilai hubungan strategi linguistik dengan
kecemasan anak, kerja sama dan suasana hati anak pada saat dan akhir perawatan.

i
JURNAL 3
Techniques for the Behaviors Management in Pediatric Dentistry
Harender Singh, et al. Review article : Techniques for the Behaviors Management in
Pediatric Dentistry. International Journal of Scientifi c Study . October 2014 Vol 2 issue 7 ;
India.

Manajemen perilaku anak merupakan bagian penting dari pratkek dokter gigi anak.
Manajemen perilaku anak bertujuan untuk membantu dokter gigi mengendalikan perilaku
anak ang kurang kooperatif dengan menerapkan teknik manajemen perilaku. Dalam
manajemen perilaku anak membutuhkan sikap kerja sama antara orang tua dan anak. Tujuan
manajemen perilaku anak yaitu :
1. Untuk membuat anak menjadi nyaman
2. Untuk menghilangkan rasa sakit
3. Untuk menjalankan perawatan dengan baik
4. Untuk memberikan pengobatan
5. Untuk membanggakan anak pada dental treatment dan meminta persetujuan orang
tua mengenai prosedur dental treatment
Kecemasan dental pada anak merupakan perasaan cemas atau tidak tenang saat dilakukan
perawatan dental. Menurut Chadwick dan Hosey (2003) kecemasan dan gejala muncul
bergantung dengan usia anak, apabila usia balita maka respon kecemasan dengan cara
menangis, sedangkan pada anak hingga dewasa respon kecemasan dengan memberikan
penilaian perawatam gigi itu buruk dan menakutkan. Kemampuan anak untuk mengendalikan
kecemasan tergantung dengan fase tumbuh kembang anak yang mempengaruhi perilaku
kooperatif dan non kooperatif. Adapula terdapat faktor yang mempengaruhi kecemasan anak:
a. Orang tua
Orang tua memberikan pengaruh yang sangat tinggi terhadap perilaku dan tingkat
kecemasan anak. Apabila orang tua terlihat cemas atau takut maka akan
mempengaruhi perilaku anak yang mengikuti gaya orang tua. Selain itu, gaya
pengasuhan anak juga mempengaruhi perilaku anak.
b. Pengalaman dental
Pada anak yang mempunyai pengalaman dental yang buruk maka akan menyebabkan
meningkatkan kecemasan juga. Hal ini dapat diatasi dengan dokter gigi sebelum
dilakukan treatment sebaiknya menanyakan kepada prang tua pasien tentang riwayat
dental supaya dokter gigi dapat menentukan teknik manajemen perilaku yang tepat
diberikan kepada anak.
Teknik manajemen perilaku ada beberapa yaitu :
a. Tell Show Do merupakan teknik dengen mengenalkan instrumen kepada anak untuk
mengurangi tingkat kecemasan anak.

6
- Tell : memberikan kata-kata atau penejalasan tentang prosedur
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
- Show : menunjukan prosedur atau instrumen yang akan digunakan
- Do : melakukan prosedur kepada anak
- Contoh: memperkenalkan handpiece yang digunakan, menyalakan handpiece
kemudian dicobakan pada tangan anak kemudian melakukan prosedur sesuai
tindakan yang akan dilakukan.
b. Meningkatkan kontrol merupakan teknik dengan cara menggunakan skala kontrol
kecemasan untuk mengetahui seberapa tingkat kecemasan anak yang dialami
c. Voice control merupakan teknik dengan cara mengendalikan volume suara, kecepatan
nada yang digunakan berkomunikasi kepada anak serta guna meningkatkan sikap
kooperatif pasien.
d. Modelling merupakan teknik dengan membuan percontohan kakak atau saudara yang
dilakukan dental treatment
e. Positive reinforcement merupakan teknik dengan memberikan pujian kepada anak
mengenai dia mampu membuka mulut seperti good job girl.
f. Distraction merupakan teknnik dengan mengalihkan perhatian anak untuk mengurangi
kecemasa dengan memberikan kartun, video, film ataupun games.
g. Desensitasi merupakan teknik dengan menunjukan kaca mulut atau probe bahwa itu
tidak sakit untuk solusi akan dilakukannya anastesi untuk mengurangi rasa takut atau
cemas
h. Positive stabilization merupakan teknik yang digunakan dengan stabilisasi gerakan
pasien untuk mengurangi resiko cedera seperti saat dilakukan treatment maka asisten
memegangi tangan anak yang sulit di kendalikan.
i. HOME merupakan teknik yang diguakan untuk anak umur 4-9 tahun yang sulit
dikendalikan atau sangat tidak kooperatif
j. Sedasi merupakan teknik dengan pemberiaan obat-obatan penenang supaya pasien
anak lebih tenang saat dilakukan treatment
k. Anastesi umum
l. Nitrous Oxide merupakan teknik inhalasi untuk mengurangi kecemasan

i
JURNAL 4
Parental Acceptance Of Pediatric Behavior Management Techniques
Elang, Et Al. Parental Acceptance Of Pediatric Behavior Management Techniques: A
Comparative Study. Journal Of Indian Society Of Pedodontics And Preventive Dentistry .
Jul - Sep 2012 Issue 3 Vol 30. India .

Manajemen perilaku merupakan metode yang dilakukan secara terus menrus dan
ditargetkan untuk membangun hubungan yang baik antara orang tua, anak dan dokter gigi.
Tujuannya penelitian jurnal ini yaitu :
1. Untuk membangun kepercayaan agar rasa takut dan kecemasan pada anak dapat
hilang
2. Untuk menilai rata-rata rating dan peringkat untuk masing-masing Behavior
Management Technique (BMT)
3. Untuk menilai penerimaan masing-masing teknik oleh orang tua dari anak-anak yang
sehat
4. Untuk menilai penerimaan masing-masing teknik oleh orang tua dari anak-anak
khusus
5. Membandingkan tingkat penerimaan antara orang tua dari anak-anak yang sehat dan
khusus

Bahan dan metode


 Subyek yang dipilih : subyek yang dipilih secara acak dari kelompok orang tua yang
melapor
- Orang tua dan anak-anak berusia 3-15 th
- Ketersediaan untuk partisipasi
- Kemampuan untuk melihat dan memahami rekaman video
- Ada 102 orang tua dari anak-anak sehat (grup A)
- Ada 102 orangtua dari anak-anak khusus (grup B)
 34 orang tua dari anak-anak gangguan medis
 34 orang tua dari anak-anak gangguan fisik
 34 orang tua dari anak-anak gangguan neuropathological
- Kriteria inklusi yang digunakan
 Parenthood (orang tua dari anak-anak berusia 3-15 tahun tanpa
dilakukan BMT sebelumnya)
 kesediaan untuk berpartisipasI
 kemampuan untuk melihat dan memahami rekaman video.
 Orang tua dari semua status sosial ekonomi terlepas dari usia mereka,
jenis kelamin, pendapatan, status pendidikan, dan pekerjaan
dimasukkan

6
 Metode :
Alat :
- Ada sebuah rekaman video yang menggambarkan 10 teknik dengan penjelasan
dibuat menggunakan perekam
 Teknik :
o tell show do : menjelaskan, menunjukan dan melakukan prosedur
dental
o positive reinforcement : memberi reward yang positif
o live modelling : melakukan percontohan terhadap kakak
o contingen escape : perawatan yang dilakukan saat anak kooperatif
o voice control : mengendalikan nada dan volume suara yang digunakan
o MP : dilakukan ketika anak tidak kooperatif membuka mulut
o PRD : dokter gigi membatasi gerakan anak dengan memegangi
tangannya
o HOM : dilakukan untuk anak yang sangat tidak kooperatif
o OS (oral sedation) : memberikan obat-obatan oral sebagai obat
penenenang
o GA (general anastesi) : digunakan untuk tindakan perawatan yang
cukup luas kemudian diberikan anastesi
 Rekaman video kurang lebih 10 menit dengan durasi @teknik 35-60 detik

- Bahan :
a. variabel demografis (nama, umur, jenis kelamin, alamat tetap, status pendidikan,
pendapatan, dan jumlah anak)
b. informed consent diperoleh dengan menggunakan formulir informasi induk.
Orang tua diminta untuk menilai teknik menggunakan Visual Analog Scale. Skala
ini juga memungkinkan beberapa bentuk data non-parametrik untuk diekspresikan
dalam bentuk parametrik.
c. Menggunakan visual analog skala (VAS)

 Hasil :
- Pada grup orang tua B menunjukan bahwa mereka menerima semua teknik
yang digunakan dalam menajemen perlaku dibandingkan dengan grup A,
kecuali teknik live modelling yaitu teknik melakukan percontohan terhadap
kakak yang ditunujukan pada grafik 1.
- Didapatkan dari tabel 3 dan tabel 4 teknik manajemen perilaku yang disukai
oleh orang tua grup A adalah contingen escape dengan nilai tertinggi diikuti

i
dengan tell show do. Sedangkan pada grup B nilai tertinggi paga teknik live
modelling dan positive reinforcement.

 Diskusi
Semua teknik dianggap “diterima” oleh kedua kelompok dan ini mirip dengan yang
dilaporkan oleh Lawrence et al dan Abushal dan Adenubihirarki yang berbeda dari
BMT yang dilaporkan. Teknik-teknik yang tidak diterima oleh kedua kelompok
adalah voice control dan HOM, karena HOM dianggap tidak dapat diterima oleh
orang tua dari anak-anak dengan gangguan neuropathological. Dengan diskusi pada
jurnal ini menunjukan bahwa anak berkebutuhan khusus berpengaruh terhadap skor
behavior management techniques.

 Kesimpulan
Teknik CE dan LM yang diterima dengan baik oleh kedua kelompok dibandingkan
TSD dan PR. Orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus yang kurang menerima
teknik dari orang tua dari anak-anak yang sehat, tetapi perbedaan yang signifikan
yang diperoleh hanya untuk beberapa BMT. Dengan demikian, memiliki anak
berkebutuhan khus menjadi faktor yang mempengaruhi rating orangtua. Usia
orangtua, jenis kelamin, dan jumlah anak tidak menunjukkan pengaruh yang tinggi,
sedangkan orang tua dengan kurang / tidak ada kualifikasi pendidikan yang kurang
akan lebih menerima beberapa BMT. Teknik manejemen HOM dapat dilakukan
apabila telah mendapatkan persetujuan dari orang tua anak.

6
JURNAL 5
The Effects of A Maternal Personality, Children’s Behavioral
Characteristics, and Parenting Styles on The Dental Anxiety Of 3 To 6-
Year-Old Children
Ibis S, et al. The effects of a maternal personality, children’s behavioral characteristics, and
parenting styles on the dental anxiety of 3- to 6-year-old children. Makara J Health Res.
2019;23(3):132–137.

Kecemasan gigi merupakan rasa ecemasan dan hilangnya kontrol mengenai perilaku
dalam merawat gigi. Hubungan antara orang tua, anak dan dokter gigi sangat penting dalam
menangani kecemasan anak. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur
kecemasan anak yaitu Fisiologis, Tes psikometri dan Perilaku score. Namun skala perilaku
kecemasan yang sering digunakan yaitu skala kecemasan, facial scale image, venham image
dan frankl perilaku rare scale. Selain itu, dokter gigi juga harus memiliki pengetahyuan
tentang etiologi kecemasan. Etiologi kecemasan ada 3 :
a. Individu seperti usia anak, jenis kelamin, gangguan neuropsikiatri, kepribadian dan
perilaku karakter
b. Lingkungan seperti sosial ekonomi, kecemasan keluarga, sikap orang tua
c. Faktor gigi
Pada jurnal ini menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan pada anak laki-laki sebanyak
137 orang, anak perempuan 93 orang yang berumur 3-6 tahun pada orang yang pertama kali
berkunjung ke dokter gigi. Kriteria inklusi yang digunakan berupa instrumen, karakter &
tempramen ibu, kebiasaan anak serta skala karakteristik orang tua.
Hasilnya karakteristik perilaku dan tempramen ibu menunjukan pengaruh yang sangat
tinggi terhadap tingkat kecemasan anak, mempengaruhi kebiasaan anak karena anak lebih
cenderung ke ibu saat dilakukan dental treatment, sehingga dokter gigi haru dapat mengatasi
hal tersebut untuk mewujudkan kesehatan gigi dan mulut anak yang baik.
Kecemasan dental adalah masalah yang universal mempengaruhi perilaku anak-anak
terhadap dental tratment. Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu :
a. Faktor demografi seperti usia anak
b. Faktor lain seperti pengalaman dental treatment yang buruk
Pada penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap dan perilaku orang tua dapat menbubah
tingkat kecemasan anak dalam sikap beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta gaya
pengasuh yang dapat mempengaruhi kecemasan anak. Maka dokter gigi harus mampu
memenuhi syarat untuk mengatasi kecemasan anak.

i
BAB III
KESIMPULAN

6
DAFTAR PUSTAKA

Roberts, J.F, et al. Review: Behaviour Management Techniques in Paediatric Dentistry.


European Archives of Paediatric Dentistry // 11 (Issue 4). 2010. ; England
Haim Sarnat DMD, et al.Communication strategies used during pediatric dental treatment: a
pilot study. 2001. American Academy of Pediatric Dentistry. Pediatric Dentistry – 23:3.
Scienctific article. Israel.
Harender Singh, et al. Review article : Techniques for the Behaviors Management in
Pediatric Dentistry. International Journal of Scientifi c Study . October 2014 Vol 2 issue 7 ;
India.
Elang, et al. Parental acceptance of pediatric behavior management techniques: A
comparative study. JOURNAL OF INDIAN SOCIETY OF PEDODONTICS AND
PREVENTIVE DENTISTRY . Jul - Sep 2012 Issue 3 Vol 30. India .
Ibis S, et al. The effects of a maternal personality, children’s behavioral characteristics, and
parenting styles on the dental anxiety of 3- to 6-year-old children. Makara J Health Res.
2019;23(3):132–137.

Anda mungkin juga menyukai