Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang didapatkan.
Permasalahan tersebut adalah :

 Bagaimana menjadi seorang pemimpin ?


 Teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan ?
 Tipe-tipe kepemimpinan ?
 Syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik ?
 Kesalahan dalam hal kepemimpinan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Ada pun tujuan dari penulisan ini adalah :

 Melatih dan meningkatkan pengtahuan dan kreatifitas mahasiswa.


 Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
kepemimpinan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai


dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam
prakteknya, sering diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal pengertian
tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan
kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi
pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Beberapa teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai timbulnya seorang
pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Ada tiga teori yang paling
menonjol yaitu sebagai berikut :

 
1. Teori Genetis

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leader are born and not made”. Penganut
teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.
Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan  ia menjadi
pemimpin.

2. Teori Sosial

Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, maka penganut social
mengatakan sebaliknya yaitu  “leaders are made and not born”.Penganut teori ini berpendapat
bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan
untuk itu.

3. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis danteori sosial. Penganut-
penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedateorigenetis dan teorisosial dan dapat dikatakan
teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang
jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-
faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.

Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam kelompok
anggota-anggota manajemen. Ketiga tingkatan tersebut adalah :

1. Manager puncak (Top Manager)


2. Manager menengah (Middle Manager)
3. Manager bawahan (Lower Manager/Supervisor)

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain


untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap
yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to
abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to
accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan
orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan
kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan
yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,
bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

2.2 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya
fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan


menyediakan fasilitasnya. 

 Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb. 

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara
lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan
”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, antara lain :

 Kecerdasan
 Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
 Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
 Sikap Hubungan Kemanusiaan

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.

 Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
 Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan


faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.

Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima
tipe utama yaitu sebagai berikut :

1)      Tipe kepemimpinan otokratis

Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.

Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

1. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.


2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
3. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.
4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap
dialah yang paling benar.
5. Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
6. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan ancaman.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini
tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi
modern.

2)      Tipe kepemimpinan militeristis


Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yag dimaksud dengan seorang pemimpin tipe
militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak
semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.

Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
3. Senang kepada formalitas yang berlebihan.
4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan.
6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpinmiliteristis jelaslah bahwa tipe pemimpin
seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3)      Tipe kepemimpinan fathernalistis

Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau
kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam
menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan
bersifat terlalu sentimentil.

Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin fathernalistis dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.


2. Bersikap terlalu melindungi bawahan.
3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
4. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya
kreasi.
5. Sering menganggap dirinya maha tau.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan
tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin fathernalistis kurang menunjukkan
elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4)      Tipe kepemimpinan karismatis

Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukn sebab-sebab mengapa
seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini
mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat
besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang
karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan,
profil, pendidikan dan sebagainya. Tidak  dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.

 
5)      Tipe kepemimpinan demokratis

Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah
tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu
mendcahulukan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.

Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut :

1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada pendapat bahwa manusia
itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan
organisasi.
3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.
4. Mentolelir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan
agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan prakarsa
dari bawahan.
5. Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak
mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

Syarat-syarat pemimpin yang baik

Seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang
memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan
bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja. Pengembangan kemampuan itu
adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan
semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.

Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang
harus dimiliki oleh seorang pmimpin, akan tetapi beberapa diantaranya yang terpenting
adalah sebagai berikut :

 Pendidikan umum yang luas


 Kemampuan berkembang secara mental
 Ingin tahu
 Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang gereralist yang baik juga.
 Kemampuan analistis
 Memiliki daya ingat yang kuat
 Mempunyai kapasitas integratif
 Keterampilan mendidik
 Keterampilan berkomunikasi
 Pragmatismo
 Mempunyai naluri untuk prioritas
 Personalitas dan objektivitas
 Sederhana
 Berani
 Tegas
 Dan sebagainya.
2.3 KESALAHAN DALAM KEPEMIMPINAN

 Kurang Rendah Hati

Seseorang memiliki egonya masing-masing terlebih jika ia memegang posisi atau jabatan
tertentu. Jangan biarkan kekuatan Anda menciptakan rasa aman yang salah. Pastikan bahwa
setiap karyawan tahu bahwa jabatan dan kekuasaan Anda tidak akan mempengaruhi sikap
profesional Anda sebagai pemimpin yang bijaksana.

Seorang pemimpin tidak perlu takut mengakui kelemahannya sendiri karena secara
manusiawi semua orang punya kelemahan masing-masing.

Berpikir Secara Emosional

Memutuskan sesuatu berdasarkan perasaan adalah hal yang wajar, namun tidak tepat jika
dilakukan pada hal yang terkait dengan bisnis dan pekerjaan. Tim atau bawahan Anda harus
melihat sesuatu berdasarkan fakta dan logika jika Anda ingin mendapat kepercayaan mereka.

Ketika Anda memutuskan sesuatu berdasarkan perasaan, maka tim tidak akan mengerti
alasan rasional di balik keputusan Anda tersebut. Hal itu akan membuat mereka bingung,
tidak yakin akan rencana dan keputusan Anda di masa depan dan bahkan meragukan Anda.

Menghindari Konflik
Salah satu tugas terberat menjadi seorang pemimpin adalah untuk mengatasi masalah yang
terjadi di dalam tim. Sayangnya sering kali seorang pemimpin malah lari dari masalah yang
terjadi karena ingin menghindari konflik berkelanjutan.
Konflik yang dibiarkan akan semakin membesar sehingga mempengaruhi kinerja atau
produktivitas tim. Sebaiknya segera menyelesaikan masalah sebelum situasinya bertambah
buruk.

Tidak Mempercayai Orang Lain


Para pemimpin umumnya dipilih karena dipercaya dan dianggap tahu bagaimana cara
menyelesaikan sesuatu dengan baik, namun tak jarang ada pemimpin yang perfeksionis.
Pemimpin yang pada akhirnya mengerjakan tugas sendiri karena tidak percaya atau puas
dengan hasil kerja tim, bisa merugikan tim itu sendiri. Menurut penelitian, kebiasaan ini
hanya akan menghasilkan 75% tugas yang dikerjakan oleh tim dan sisanya oleh si pemimpin.
Seorang pemimpin yang baik harus percaya dan mendorong anggota timnya untuk bekerja
dengan menyenangkan, profesional dan dapat mencapai tujuan bersama. Tantang tim Anda
untuk bekerja secara maksimal, serta ikut bekerja sama dengan memfasilitasi prosesnya. Beri
mereka arahan dan parameter yang jelas untuk menyelesaikan pekerjaan

Tidak Percaya Diri dengan Kemampuan Sendiri


Tidak percaya akan diri sendiri dan kemampuan yang Anda miliki bisa menyebabkan orang
lain ikut percaya hal itu dan meragukan kemampuan Anda sebagai pemimpin. Jika tak mau
hal ini terjadi, maka jangan takut untuk menunjukkan apa yang Anda bisa jika Anda yakin.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan


sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila dia
mempunyai pengikut atau bawahan. Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk jadi pemimpin bukan hanya
berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat,
sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Semakin tinggi kedudukan
seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir
secara konsepsional dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka
ia akan semakin generalist, sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam
organisasi maka ia menjadi spesialist.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).

3.2 SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/kepemimpinan/
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

 https://www.businessnewsdaily.com/8517-common-leadership-mistakes.html

 
Iklan

Anda mungkin juga menyukai