Anda di halaman 1dari 9

Nama : Amonius Regino Wele

Nim : 130332615111
KARBOHIDRAT
I. PENDAHULUAN
Karbohidrat terbentuk dalam hampir semua makhluk hidup dan
merupakan zat yang berperan penting dalam kehidupan.
Istilah karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa glukosa yang
merupakan karbohidrat sederhana yang pertama dimurnikan memiliki
rumus molekul C6H12O6 dan dianggap sebagai hidrat dari karbon. Sekarang
pengertian tersebut sudah ditinggalkan, walaupun nama karbohidrat
tetap digunakan. Dewasa ini, istilah karbohidrat diartikan sebagai
kelompok besar senyawa polihidroksi aldehida dan polihidroksi keton
atau senyawa-senyawa yang dapat dihidrolosis menjadi polihidroksi
aldehida/polihidroksi keton. Salah satu bagian dari karbohidrat adalah
glukosa. Glukosa dapat dicerna di dalam tubuh untuk menyediakan
energi atau disimpan dalam tubuh sebagai glikogen untuk digunakan
pada waktu berikutnya. Karbohidrat juga penting sebagai komponen
koenzim, antibiotik, tulang rawan, cangkang krustasea, dinding sel bakteri
, dan membran sel mamalia.

II. DEFINISI DAN PENGGOLONGAN


Kata karbohidrat timbul karena rumus molekul senyawa ini dapat
dinyatakan sebagai hidrat dari karbon. Sedangkan definisi karbohidrat
yang lebih cermat dari segi struktur organik adalah polihidroksialdehida,
polihidroksiketon, atau zat yang menghasilkan senyawa tersebut jika
dihidrolisis. Gugus hidroksil dan gugus karbonil merupakan gugus fungsi
utama dalam karbohidrat.
Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai
monosakarida, oligosakarida, atau polisakarida. Istilah sakarida berasal
dari kata Latin (sakarum,gula) dan merujuk pada rasa manis dari
beberapa karbohidrat sederhana. Ketiga golongan karbohidrat ini
berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis.

Contohnya, hidrolisis pati, yaitu polisakarida, mula-mula menghasilkan


maltosa dan kemudian glukosa.

Monosakarida (atau yang kadang-kadang disebut gula sederhana) ialah


karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana lagi. Monosakarida dibedakan berdasarkan dua macam gugus
fungsional yang terikat pada molekulnya, yakni:
a) Yang mengandung gugus aldehid, diberi nama umum aldosa;
b) Yang mengandung gugus keto, diberi nama umum ketosa.
Rumus umum molekul monosakarida adalah Cn (H2O)n.

(glukosa, suatu D-aldoheksosa) (fruktosa, suatu D-ketoheksosa)

Oligosakarida (dari kata Yunani oligos, beberapa) mengandung sekurang-


kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida
yang bertautan. Oligosakarida dapat disebut disakarida, trisakarida, dan
seterusnya, bergantung pada jumlah unit, yang dapat sejenis ataupun
tidak sejenis.

Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida, adakalanya ratusan


atau bahkan ribuan. Biasanya, tapi tidak selalu, unit-unit ini identik. Dua
dari polisakarida yang paling penting, yaitu pati dan selulosa,
mengandung unit-unit yang berhubungan dari monosakarida yang sama,
yaitu glukosa.

III. SINTESIS KILIANI-FISCHER


Sintesis kiliani-fischer adalah metode perpanjangan rantai aldosa dengan
atom karbon bertambah satu. Cotohna seperti gambar berikut ini.
Reaksi perpanjangan rantai ditemukan oleh dua orang ahli, yaitu Heinrich
kiliani dan Emil Fischer. Pada tahun 1886 kiliani mengamati bahwa aldosa
bereaksi dengan HCN membentuk siaohidrin. Segera setelah itu, pada
tahun 1890 Emil Fischer mengumumkan metode untuk mengubah gugus
nitril dalam senyawa sianohidrin menjadi gugus aldehida.

IV. DEGRADASI RUFF


Degradasi ruff adalah suatu metode untuk memperpendek rantai aldosa
melalui oksidasi adehida menjadi –COOH dan di lanjutkan dengan
dekarboksilasi.

V. PEMBENTUKAN GLIKOSIDA
Karena monosakarida berada sebagai hemiasetal siklik, senyawa ini dapat
bereaksi dengan satu ekuivalen alkohol membentuk asetal. Contohnya
ialah reaksi β-D-glukosa dengan metanol.

Perhatikan bahwa hanya OH pada karbon anomerik yang digantikan


oleh gugus OR. Asetal seperti ini dinamakan glikosida, dan ikatan
dari karbon anomerik dengan gugus OR dinamakan ikatan glikosidik.
Asetal diberi nama dengan menyebut nama gugus alkil dan ditambah
dengan akhiran –oksida pada nama karbohidrat/gulanya. Seperti halnya
asetal, glikosida juga stabil dalam air. Glikosida tidak membentuk
kesetimbangan dengan rantai terbuka dan tidak mengalami mutarotasi.
Glikosida dapat diubah menjadi karbohidrat semula dengan cara
menghidrolisis dengan larutan asam.

VI. PENGGOLONGAN DISAKARIDA


Oligosakarida yang paling sering dijumpai adalah disakarida. Dalam
disakarida, dua monosakarida yang ditautkan oleh ikatan glikosidik
antara karbon anomerik dari satu unit dan gugus hidroksil dari unit lain.
A. MALTOSA
Maltosa ialah disakarida yang diperoleh lewat hidrolisis parsial dari
pati. Hidrolisis lanjutan dari maltosa hanya menghasilkan D-glukosa.
Jadi glukosa hanya terdiri dari dua unit glukosa yang bertautan.
Ternyata bahwa karbon anomerik dari unit kiri tertaut dengan
gugus hidroksil C-4 dari unit disebelah kanan sebagai suatu asetal
(glikosida). Konfigurasi pada karbon anomerik di unit sebelah kiri
ialah α. Dalam bentuk kristal, karbon anomerik dari unit kanan
memiliki konfigurasi α. Kedua unit ini adalah piranosa, dan unit di
sebelah kanan memiliki peran yang sama seperti meranol.

=>
Karbon anomerik di unit glukosa sebelah kanan pada maltosa ialah
suatu hemiasetal. Secara alami, bila maltosa berada dalam larutan,
fungsi hemiasetal ini akan berkesetimbangan dengan bentuk
aldehida rantai terbuka. Dengan begitu, maltosa menghasilkan uji
Tollens positif dan reaksi lain yang serupa seperti pada karbon
anomerik glukosa.

B. SELOBIOSA
Selobiosa adalah disakarida yang diperoleh dari hidrolisis parsial
selulosa. Hidrolisis selobiosa lebih lanjut hanya menghasilkan D-
glukosa. Jadi, selobiosa ialah merupakan isomer maltosa. Pada
kenyataannya, selobiosa berbeda dari maltosa hanya karena
memiliki konfigurasi β pada C-1 dari unit glukosa kiri.
Pada rumus konformasi untuk selobiosa, satu oksigen cincin ditarik
ke”belakang” dan satu ke “depan” molekul. Beginilah caranya
cincin-cincin itu berada dalam rantai selulosa.

C. LAKTOSA
Molekul laktosa (C12H22O11) tersusun dari satu molekul β-D-
galaktopiranosa dan α atau β-D-glukopiranosa, dengan ikatan
glikosidik β (1,4). Dengan demikian laktosa memiliki gugus –OH
laktol dari bagian glukosanya. Nama lengkap bentuk alfa laktosa
adalah 4-0-(β-D-galaktopiranosil)-α-D-glukopiranosa. Anomer
kristal, dengan konfigurasi α pada unit glukosa, dibuat secara
komersial dari cairan keju.

Laktosa disebut juga gula susu, terdapat dalam ASI dan susu sapi (4
sampai 80% laktosa). Susu yang tercemar oleh mikroorganisme
akan menjadi asam sifatnya, karena laktosa diuraikan oleh mikroba
membentuk asam laktat (fermentasi asam laktat) :
(fermentasi)
C12H22O11 4 CH3-CH(OH)-COOH
(Laktosa) ( Asam laktat)
Laktosa memutar bidang sinar polarisasi ke kanan, bersifat reduktor
kuat, dan dapat membentuk laktosazon.

D. SUKROSA
Sukrosa merupakan disakarida yang tersusun atas glukosa dan
fruktosa. Sukrosa diperoleh secara komersial dari batang tebu dan
bit gula, yang kadarnya 14 sampai 20% dari cairan tumbuhan
tersebut. Norbert Rillieux, seorang Afro-Amerika bebas yang tinggal
di negara bagian Louisiana pada zaman sebelum Perang Sipil
menemukan “evaporator tri-efek” untuk membuang air dari cairan
tebu dan bit gula pada tahun 1844. Hidrolisis sukrosa memberikan
D-glukosa dan ketosa D-fruktosa dengan jumlah mol yang ekivalen.

Sukrosa berbeda dengan disakarida yang lain, sebab kedua karbon


anomerik bertautan dalam ikatan glikosidik, tidak satupun unit
monosakarida yang memiliki gugus hemiasetal. Jadi, tidak satu pun
unit itu dalam kesetimbangan dengan bentuk asikliknya. Sukrosa
tidak dapat bermutarotasi. Selain itu, karna tidak ada gugus
aldehida bebas yang berpotensi, sukrosa tidak dapat mereduksi
reagen Tollens, Fehling, atau Benedict. Oleh sebab itu sukrosa
disebut sebagai gula non-pereduksi. Ini sangat berbeda dengan
disakarida dan monosakarida yang lain yang merupakan gula
pereduksi. Sukrosa memiliki rotasi optis [α]= +66⁰. Bila sukrosa
dihidrolisis menjadi campuran D-glukosa dan D-fruktosa dengan
jumlah mol yang sama, rotasi optis berubah nilainya dan tandanya
dan menjadi [α]= -20⁰. Enzim yang menyebabkan hidrolisis sukrosa
dinamakan invertase, dan campuran ekuimolar yang dihasilkan,
yaitu campuran glukosa dan fruktosa, dinamakan gula invert.

VII. POLISAKARIDA
Polisakarida adalah karbohidrat yang tersusun oleh lebih dari sepuluh
monosakarida yang terikat dengan ikatan glikosida. Polisakarida bukan
merupakan gula pereduksi dan tidak mengalami mutarotasi karena tidak
mempunyai gugus hidroksil anomerik bebas (kecuali pada ujung rantai).
A. PATI DAN GLIKOGEN
Pati ialah karbohidrat penyimpan-energi bagi tumbuhan. Pati
tersusun dari unit-unit glukosa yang bergabung terutama lewat
ikatan 1,4-α-glikosidik. Hidrolisis parsial dari pati menghasilkan
maltosa, dan hidrolisis sempurna hanya menghasilkan D-glukosa.
Pati dapat dipisahkan dengan berbagai tehnik menjadi dua fraksi,
yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa, yang menyusun 20% dari
pati, unit glukosa (50 sampai 300) membentuk rantai sinambung
dengan tautan-1,4.

(gambar amilosa)

Amilopektin sangat bercabang. Meskipun setiap molekul banyak


mengandung 300 sampai 5000 unit glukosa, rantai-rantai dengan
tautan -1,4 secara berurutan. Rantai-rantai ini dihubungkan pada
titik cabang lewat tautan -1,6. Mengingat strukturnya yang sangat
bercabang ini, granula pati mengembung dan akhirnya membentuk
sistem koloid dalam air.

Glikogen adalah polisakarida yang berfungsi sebagai tempat


penyimpanan glukosa dalam sistem hewan (terutama dalam hati
dan otot). Secara struktur, glikogen mirip dengan amilopektin.
Glikogen mengandung rantai glukosa yang terikat dengan ikatan
1,4-α-glikosida dengan percabangan 1,6-α. Perbedaan antara
glikogen dengan amilopektin adalah bahwa glikogen mempunyai
percabangan yang lebih banyak daripada amilopektin.
B. Selulosa
Selulosa adalah polimer tak bercabang dari sejumlah glukosa yang
bergabung lewat ikatan 1,4-β-glikosidik. Pemeriksaan selulosa
dengan sinar X menunjukkan bahwa selulosa terdiri atas rantai
linear dari unit selobiosa, yang oksigen cincinnya berselang-seling
dengan posisi “ke depan” dan “ke belakang”, dan satu-satunya
perbedaan kimia antara pati dan selulosa ialah stereokimia tautan
glukosidik.

Selulosa merupakan bahan dasar untuk beberapa turunan yang


penting secara komersial. Setiap unit glukosa dalam selulosa
mengandung tiga gugus hidroksil. Gugus hidroksil ini dapat
dimodifikasi dengan reagen yang biasa bereaksi dengan alkohol.
Contohnya, selulosa bereaksi dengan anhidrida asetat menghasilkan
selulosa asetat.

(selulosa asetat)

Selulosa nitrat merupakan turunan selulosa lain yang juga berguna.


Seperti halnya gliserol, selulosa dapat dikonversi dengan asam
nitrat menjadi ester nitrat. Bubuk mesiu (guncotton), ialah selulosa
dengan gugus nitro yang sangat tinggi, merupakan bahan peledak
efisien dalam serbuk mesiu yang tidak berasap.

(selulosa nitrat)

C. KITIN
Kitin adalah polisakarida linear yang mengandung N-asetil-D-
glukosamina yang terikat dengan ikatan β-glikosida. Apabila kitin
dihidrolisis dihasilkan 2-amino-2-deoksi-D-glukosa (gugus asetat
terlepas selama hidrolisis). Di alam kitin terikat pada molekul bukan
polisakarida (protein dan lipid).

Anda mungkin juga menyukai