PENDAHULUAN
Ulkus peptikum merupakan lesi yang dalam yang terjadi pada mukosa dan muskularis
mukosa saluran cerna. Ulkus peptikum yang sering terjadi adalah ulkus gastritis dan ulkus
duodenum. Ulkus terjadi akibat ketidakseimbangan antara faktor agresif (asam hidroklorida,
antioksidan non enzimatis, aliran darah, proses regenerasi sel, musin, bikarbonat,
peptikum merupakan penyakit yang sering terjadi secara klinis dan terjadi pada semua usia.
Diperkirakan penyakit ini akan mempunyai pengaruh global yang signifikan terhadap kualitas
Faktor resiko besar penyebab ulkus meliputi: infeksi bakteri (Helicobacter pylori),
obat-obatan tertentu (NSAIDs), bahan-bahan kimia (HCl/etanol), kanker lambung dan faktor
resiko kecil meliputi: keadaan stres, merokok, makanan pedas dan defisiensi nutrisi
(Amandeep, 2012).
Penulis memilih salah satu bahan alam yang diharapkan dapat mencegah terjadinya
ulkus lambung. Penulis mencoba menggunakan natrium alginat yang diformulasikan menjadi
sirup sebagai sediaan untuk mencegah ulkus lambung yang diinduksi dengan HCl.
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
bahan penambahan bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan sediaan yang
menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak,
sirup efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya
menghilangkan keengganan pada anak-anak untuk meminum obat (Ansel, 1989). Alginat
mana alginat telah diproduksi secara industri. Produksi tahunan alginat diperkirakan
mencapai 38.000 ton di seluruh belahan dunia (Andersen, 2012). Alginat merupakan
penyusun utama pada dinding sel alginofit, yang terdiri atas asam alginat, manuronat dan
2012).
1 jam sebelum pemberian asetosal terbukti secara makroskopis dan mikroskopis dapat
mencegah ulkus saluran cerna kelinci yang disebabkan asetosal (Meilani, 2010).
makroskopik dan mikroskopik apakah alginat dapat mencegah ulkus lambung. Diharapkan
natrium alginat tersebut nantinya dapat memecahkan masalah ulkus pada lambung akibat
kelebihan asam lambung. Pemberian 1 ml HCl 0,6 N secara per oral dapat menyebabkan
terjadinya ulkus lambung (Deshpande, 2002). Penulis memilih untuk menggunakan HCl 0,6
N sebagai model pencetus ulkus dan tikus sebagai hewan coba dalam penelitian ini.
Kerangka pikir atau road map penelitian ini adalah sebagai tertera pada Diagram 1.
Variabel Variabel
Bebas terikat
Suhu - pH
Kamar - viskositas
Uji (28°C) - berat molekul
Stabilitas - berat jenis
Fisik - organoleptis
Asam Suhu - pH
Lambung Lemari - viskositas
Pendingin - berat molekul
(15°C) - berat jenis
- organoleptis
Iritasi Sirup
Lambung Alginat
Sirup - makroskopis
Alginat Jumlah
setelah 12 ulkus
minggu pada - mikroskopis
suhu kamar Kohesi sel
Diagram 1. Kerangka Pikir Penelitian mukosa
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
c. Apakah pemberian 1 ml HCl 0,6 M dapat menginduksi terjadinya ulkus pada lambung
tikus?
minggu pada suhu kamar 30 menit sebelum pemberian HCl dapat mencegah ulkus
lambung?
1.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
a. Suhu penyimpanan mempengaruhi stabilitas sirup alginat, dimana sirup alginat akan
alginat akan lebih stabil pada penyimpanan di dalam lemari pendingin dibandingkan
c. Pemberian 1 ml HCl 0,6 M dapat menginduksi terjadinya ulkus pada lambung tikus?
d. Pemberian sirup alginat r.p. dan sirup alginat yang telah disimpan selama 12 minggu
pada suhu kamar 30 jam sebelum pemberian asam dapat mencegah terjadinya ulkus
lambung.
a. Mengetahui stabilitas fisik sirup alginat dalam suhu kamar dan di dalam lemari
pendingin.
b. Mengetahui berat molekul sirup alginat sebelum dan setelah penyimpanan selama 12
d. Mengetahui efek pencegahan ulkus dari sirup alginat r.p. dan sirup alginat yang telah
Manfaat penelitian ini adalah untuk pemanfaatan natrium alginat sebagai obat untuk