Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340478043

METODE PEMBELAJARAN DARING/E-LEARNING YANG EFEKTIF A. Pendahuluan


Sejarah Elearning

Article · April 2020

CITATIONS READS

0 79

1 author:

Nur Hayati
Ganesha University of Education
10 PUBLICATIONS   27 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Metode Pembelajaran E-Learning View project

All content following this page was uploaded by Nur Hayati on 07 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


METODE PEMBELAJARAN DARING/E-LEARNING
YANG EFEKTIF

NUR HAYATI : 1911011011

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI dan BIMBINGAN


PRODI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA, INDONESIA

Abstrak
Dunia Pendidikan telah mengalami kemajuan pesat seiring dengan kemajuan
Teknologi Informasi. Akibatnya, metode pendidikan lama atau konvensional
dirasakan menjadi kurang efektif karena terbentur masalah ruang dan waktu. Dan
Teknologi Informasi menawarkan metode pendidikan baru yang dinamakan metode
E-Learning. Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris:
Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar
mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau
murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap
ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat
jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang
dipersepsikan bersifat student centered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat
memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan
kemandirian mahasiswa, serta komunikasi antara dosen dengan mahasiswa maupun
antar mahasiswa.

A. Pendahuluan
Sejarah Elearning
E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-
Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer
assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan
e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa:

1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai


bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat, CBT muncul
dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi
dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan
cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang
makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, dan ARIADNE.
4. Tahun 1999: Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik
untuk pembelajar an maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya
juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar
dan berukuran kecil.
Berdasarkan perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus
berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-
learning akan menjadi sistem pemblajaran masa depan. Efektifitas dan fleksibilitas
akan menjadi alasan utama. (Tiyas, 2014)
Dalam paradigma pembelajaran tradisional, proses belajar mengajar
biasanya berlangsung di dalam kelas dengan kehadiran guru di dalam kelas dan
pengaturan jadwal yang kaku di mana proses belajar mengajar hanya bisa berlaku
pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan. Peran guru sangat dominan dan
bertanggung jawab atas efektivitas proses belajar mengajar dan guru juga menjadi
sumber belajar yang dominan.
Dalam paradigma sekarang, dengan pendekatan SCL dominasi guru
berkurang dan sebagian besar hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan
sebagai satu-satunya sumber belajar. Sebagai fasilitator guru semestinya dapat
memfasilitasi siswa atau siswa agar dapat belajar setiap saat di mana saja dan
kapan saja siswa merasa memerlukan.
Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung
dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta metodologi
pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat diperlukan bagi
pengembangan potensi peserta didik, secara optimal. Hal ini disebabkan karena
potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu dengan sejumlah media
atau sarana dan prasarana yang mendukung proses interaksi yang sedang
dilaksanakan.
Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat
strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab
keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap
peserta didik.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, manusia seringkali kurang mampu
menangkap dan menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau yang belum
pernah terekam dalam ingatannya. Untuk menjembatani proses internalisasi
belajar mengajar yang demikian, diperlukan media pendidikan yang memperjelas
dan mempermudah peserta didik dalam menangkap pesan-pesan pendidikan yang
disampaikan. Oleh karena itu, semakin banyak peserta didik disuguhkan dengan
berbagai media dan sarana prasarana yang mendukung, maka semakin besar
kemungkinan nilai-nilai pendidikan mampu diserap dan dicernanya.
Kemajuan ICT, proses ini dimungkinkan dengan menyediakan sarana
pembelajaran online melalui internet dan media elektronik. Konsep pembelajaran
berbasis ICT seperti ini lebih dikenal dengan e-learning. E-Learning atau electronic
learning kini semakin merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah
pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang.
Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda beda dengan e-learning, namun
pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika
sebagai alat bantunya.
E-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang
relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning
disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang
merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.
Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat
elektronika.
Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video
atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Pengertian formal istiah e-
learning diberikan oleh beberapa pakar diantaranya yang banyak diadopsi adalah
pendapat Harley, yang menyatakan bahwa e-learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan Komputer lain.
(Airtanah, 2014)

B. Pembahasan
Pengertian E-Learning
E-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik.
Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan
dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam
bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang
lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih
interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang
memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu.
Pengertian E-Learning Menurut Para Ahli

 (Michael, 2013:27)
E-learning adalah Pembelajaran yang disusun ialah dengan tujuan menggunakan
suatu sistem elektronik atau juga komputer sehingga mampu untuk mendukung
suatu proses pembelajaran .
 (Chandrawati, 2010)
E-learning adalah Suatu proses pembelajaran jarak jauh dengan cara
menggabungkan prinsip-prinsip didalam proses suatu pembelajaran dengan
teknologi .
 (Ardiansyah, 2013)
E-learning adalah suatu sistem pembelajaran yang digunakan ialah sebagai sarana
ialah sebagai proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka
dengan secara langsung antara pendidik dengan siswa/i . (Setiawan, 2020)

Manfaat E-Learning
Manfaat E-learning adalah:

1. Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat


untuk mengakses perjalanan.
2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara
mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi
penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar
dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah:

1. Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat


meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
2. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
3. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
4. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
5. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
6. Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat
teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan. (Riadi,
2014)

Kelebihan E-Learning

E-Learning memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pengajar dan siswa dapat


berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat, dan waktu.
2. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui internet .
3. Siswa dapat belajar (me-review) bahan ajar setiap saat dan dimana saja
apabila diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
5. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.
6. Berubahnya peran siswa dari yang pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari Perguruan
Tinggi atau sekolah konvensional dapat mengaksesnya

Kekurangan E-Learning

E-Learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antara siswa itu
sendiri, bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar
mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong aspek bisnis atau komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini dituntut untuk menguasai teknik pembelajaran dengan
menggunakan ICT (Information Communication Technology).
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon, dan komputer). (Taufik.net, 2010)

C. Kesimpulan, Solusi, Saran

E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-


Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer
assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO.
Dalam paradigma pembelajaran tradisional, proses belajar mengajar
biasanya berlangsung di dalam kelas dengan kehadiran guru di dalam kelas dan
pengaturan jadwal yang kaku di mana proses belajar mengajar hanya bisa berlaku
pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan. Peran guru sangat dominan dan
bertanggung jawab atas efektivitas proses belajar mengajar dan guru juga menjadi
sumber belajar yang dominan.
Dalam paradigma sekarang, dengan pendekatan SCL dominasi guru
berkurang dan sebagian besar hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan
sebagai satu-satunya sumber belajar. Sebagai fasilitator guru semestinya dapat
memfasilitasi siswa atau siswa agar dapat belajar setiap saat di mana saja dan
kapan saja siswa merasa memerlukan.
Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung
dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta metodologi
pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat diperlukan bagi
pengembangan potensi peserta didik, secara optimal. Hal ini disebabkan karena
potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu dengan sejumlah media
atau sarana dan prasarana yang mendukung proses interaksi yang sedang
dilaksanakan.
Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat
strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab
keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap
peserta didik.
Kendala dalam penerapan E learning dalam pendidikan mengikutsertakan
beberapa komponen. Komponen pertama adalah infrastruktur e learning.
Infrastuktur berupa personal komputer, jaringan komputer, internet dan
perlengkapan multimedia lainnya. Pada infrastruktur saat pembelajaran terjadi maka
terkadang terjadi kendala. Kendala yang terjadi adalah tidak semua pembelajaran
efektif dalam menggunakan media komputer. Banyak pembelajaran yang lebih
efektif bila dilakukan secara kooperatif atau pun kolaboratif. Pada dasarnya E
learning menggunakan meedia komputer untuk menyampaikan pembelajaran
sedangkan salah satu teori belajar yaitu teori humanistik adalah memanusiakan
manusia dan E learning kurang memanusiakan manusia. (SATRIO, 2011)
Menurut Romi Satrio Wahono (2008), komponen yang membentuk e-
learning antara lain: (1) Infrastruktur e-learning berupa personal computer (PC)/
laptop, jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk di
dalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous
learning melalui teleconference. (2) Sistem dan aplikasi e-learning yaitu sistem
perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional.
Bagaimana manajemen kelas, pembuatan konten, forum diskusi, sistem penilaian,
sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses
belajar mengajar. Sistem tersebut yaitu Learning Management System (LMS). LMS
juga banyak tersedia secara open source sehingga pihak Sekolah Dasar dapat
memanfaatkan dengan mudah dan murah. (3) Konten e-learning yaitu konten dan
bahan ajar yang ada pada e-learning system. Konten dan bahan ajar ini bisa dalam
bentuk multimedia interaktif atau konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran
biasa dan dapat disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses oleh siswa kapan pun
dan di manapun.

Pertama mengatasi kendala kondisi geografis. Meskipun menjadi salah satu


kendala utama khususnya dalam penerapan pembelajaran e-learning di Sekolah
Dasar, namun kita tidak boleh berkecil hati dengan kondisi geografis kita yang
memang memiliki wilayah yang sangat luas hingga ke pelosok pedesaan. Untuk
membangun jaringan dengan kondisi geografis tersebut tentu membutuhkan biaya
tinggi dan waktu yang tidak sebentar. Penyedia content delivery network (Akamai)
pada 2016 merilis data koneksi internet negara-negara di dunia kuartal IV 2015,
termasuk Indonesia. Disebutkan bahwa sebaran kecepatan internet cepat di
Indonesia masih belum merata. Menurut Akamai, hanya 0,5 persen pengguna
internet Tanah Air yang bisa menikmati kecepatan koneksi di atas 15 Mbps.

Kedua mengatasi kendala biaya. Besarnya biaya untuk penyelenggaraan


pembelajaran e-learning, dari pembelian sarana dan prasarana, biaya operasional,
proses pengaplikasian pembelajaran e-learning menyebabkan banyak instansi
pendidikan, termasuk Sekolah Dasar belum mampu menyelenggarakan ataupun
masih jauh dari optimal. (AS, 2009)

E learning seharusnya dijadikan pembelajaran dari jenjang pendidikan


terendah sampai tertinggi. Pembelajaran E learning dimasukkan ke dalam kurikulum
sekolah hingga pada akhirnya nanti semua peserta didik dapat memahami apa arti E
learning sebenarnya. Seharusnya pemerintah memberikan alokasi khusus untuk E
learning karena pembelajaran efektif itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan
memang dibutuhkan kerjasama dari semua lembaga pendidikan.
Daftar Pustaka
Airtanah, A. (2014). Bab ii kajian teori. Bab Ii Kajian Teori, (1), 9–34.
AS, E. W. (2009). Mengatasi Empat Kendala Utama Dalam Rangka Optimalisasi
Pembelajaran E-learning. ‫ممممممم مممم‬, 2(5), 255. Retrieved from ???
Riadi, M. (2014). Pengertian , Karaktiristik dan Manfaat E-. 4–6.
SATRIO, A. (2011). Kendala Dan Penerapan E-Learning. Journal Information, 10,
1–16.
Setiawan, P. (2020). Pengertian E-learning Pengertian E-learning Menurut Para
Ahli Karakteristik E-learning Manfaat E-learning.
Taufik.net. (2010). Kelebihan Dan Kekurangan. 1–7.
Tiyas, N. R. (2014). Sejarah E-Learning.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai