Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA DADA

A. Definisi
Trauma toraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga toraks
atau dada yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding toraks ataupun isi
dari cavum thoraks (rongga dada) yang disebabkan oleh benda tajam atau
tumpul dan dapat menyebabkan keadaan sakit pada dada (Pijoto, 2016)

B. Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu :
1. Trauma tumpul
Trauma tumpul yang sering adalah kecelakaan kendaraan bermotor
dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang
berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling
(Sudoyo, 2010 dalam Harsismanto 2018)
2. Trauma tajam
Trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat energinya, yaitu
berenergi rendah seperti trauma tusuk, berenergi sedang seperti tembakan
pistol, dan berenergi tinggi seperti pada tembakan senjata militer.
Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang berlebihan
pada paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks seperti pada
aktivitas menyelam (Hudak, 2011 dalam Harsismanto 2018).

C. Manifestasi Klinis
1. Ada jejas pada thorak
2. Nyeri pada tempat trauma dan bertambah saat inspirasi
3. Pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi
4. Peningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh distensi vena
leher
5. Bunyi muffle pada jantung
6. Pulsus paradoksus ( tekanan darah sistolik turun dan berfluktuasi dengan
pernapasan )dapat terjadi dini pada tamponade jantung

D. Patofisiologi
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah
ventilasi pernapasan yang normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar
oleh otot -otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma menghasilkan
tekanan negative dari intratoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara
pasif ke paru – paru selama inspirasi.
Trauma toraks mempengaruhi strukur - struktur yang berbedadari
dinding toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi kedalam 4 komponen, yaitu
dinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan mediastinum. Dalam
dinding dada termasuk tulang - tulang dada dan otot - otot yang terkait
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada
beberapa faktor, antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari
cedera, cedera lain yang terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang
mendasari. Pasien – pasien trauma toraks cenderung akan memburuk sebagai
akibat dari efek pada fungsi respirasinya dan secara sekunder akan
berhubungan dengan disfungsi jantung (Harsismanto, 2018).

E. WOC
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi : X-foto thoraks 2 arah (PA/AP dan lateral)
2. Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.
3. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa
4. Hemoglobin : mungkin menurun.
5. Pa Co2 kadang-kadang menurun
6. Pa O2 normal / menurun.
7. Saturasi O2 menurun (biasanya).
8. Toraksentesis : menyatakan darah/cairan.

G. Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan
pasien trauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with
care ofcervical spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D:
Disabilityassessment, dan E: Exposure without causing hypothermia
(Nugroho, 2015).
Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara
keseluruhan harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan
menangani kondisi yang mengancam nyawa dengan segera, seperti obstruksi
jalan napas, tension Pneumotoraks, pneuomotoraks terbuka yang masif,
hemotoraks masif, tamponade perikardial, dan flail chest yang besar
(Nugroho, 2015).

H. Komplikasi
1. Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks yang
paling sering terjadi. Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding toraks,
perdarahan masif dapat terjadi karena robekan pada pembuluh darah pada
kulit,subkutan, otot dan pembuluh darah interkosta.
2. Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung maupun
tidak langsung. Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah nyeri, yang
meningkat pada saat batuk, bernafas dalam atau pada saat bergerak.
3. Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang
berdekatan patah baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah
kostokondral.
4. Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering
kali disertai dengan fraktur kosta multipel.

Anda mungkin juga menyukai