Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 1

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PEMBIMBING : Drs. H. Muh. Nasir, M.Pd.,M.Kes

WAWASAN NUSANTARA

OLEH

A. SUCI RAMADHANI PUTRI ( PO.71.4.203.17.1.001 )

ADE SUCI PRATIWI ( PO.71.4.203.17.1.002 )

ALIFAH NAURAH NADIFAH PAREWASI ( PO.71.4.203.17.1.003 )

ALIVA AULIA ( PO.71.4.203.17.1.004 )

ALMA MAUDIKA KAHAR ( PO.71.4.203.17.1.005 )

ANDI AINUN DJARIAH ( PO.71.4.203.17.1.006 )

ANDI FAVIAN ORVALA RUHBAN ( PO.71.4.203.17.1.007 )

ANDI NATASYA SALZABILA ( PO.71.4.203.17.1.008 )

ANNY ASYURA ASRY ( PO.71.4.203.17.1.009 )

ASTIKA INAYAT ASKAR ( PO.71.4.203.17.1.010 )

EKA AULIA RASUL ( PO.71.4.203.17.1.012 )

PRODI D.IV

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu
pengetahuan yang telah  memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat  dan 
salam  selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat rahmat-Nya
penyususn mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Tidak lupa penyususn sampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini, karena berkatnya lah kami dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan
Wawasan Nusantara, yang penyusun sajikan dari berbagai sumber informasi dan
referensi. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun
menerima berbagai saran maupun kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Makassar, 15 Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………….… ii

BAB I………………………………………………………………….. 1

PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 2
C. Tujuan Makalah…………………………………………….... 2
D. Manfaat Makalah…………………………………………….. 2

BAB III………………………………………………………………. 3

PEMBAHASAN…………………………………………………….. 3

BAB IV………………………………………………………………. 18

PENUTUP…………………………………………………………… 18

A. Kesimpulan………………………………………………….. 18
B. Saran………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 19
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah

wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep

dasar wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember

1957.  Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa

Indonesia,karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan

wilayah Indonesia

Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya

yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai

bangsa Indonesia di tennngah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu.

Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah:wadah,isi,dan tata laku.

Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang  berbhineka,negara

Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya

terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber

daya manusia(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan

keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara

dan satu tanah air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas dari

pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar(regional atau

internasional). Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang


berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut WAWASAN NUSANTARA.

Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan

dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil,makmur dan sentosa.

B.  Rumusan  Masalah

Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:

1. Jelaskan Pengertian dari Wawasan Nusantara ?

2. Jelaskan Pengertian Teori Geopolitik ?

3. Bagaimanakah Asas dan Arah Pandang dari Wawasan Nusantara ?

4. Bagaimanakah Kedudukan,Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara ?

5. Bagaimanakah Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara ?

C.  Tujuan Makalah

Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian dari wawasan nusantara

2. Untuk mengetahui pengertian teori geopolitik

3. Untuk mengetahui asas dan arah pandang dari wawasan nusantara

4. Untuk mengetahui kedudukan,fungsi dan tujuan wawasan nusantara

5. Untuk mengetahui tantangan implementasi dari wawasan nusantara


D.    Tujuan Makalah

Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :

1. Dapat mengetahui pengertian dari wawasan nusantara

2. Dapat mengetahui pengertian teori geopolitik

3. Dapat mengetahui asas dan arah pandang dari wawasan nusantara

4. Dapat mengetahui kedudukan,fungsi dan tujuan wawasan nusantara

5. Dapat mengetahui tantangan implementasi dari wawasan nusantara


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Konsep Wawasan Nusantara

Istilah Wawasan Nusantara dapat diartikan secara etimologis dan terminologis.

1. Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan

Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bhs. Jawa) yang berarti

pandangan, tinjauan, atau penglihatan indriawi. Selanjutnya, muncul kata

wawas yang berarti, memandang, meninjau atau melihat. Wawasan artinya

pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indriawi. Wawasan berarti pula

cara pandang , cara melihat.

Secara etimologi, kata “nusantara” tersusun dari dua kata, “nusa” dan

“antara”. Kata “nusa” dalam bahasa Sansakerta berarti pulau atau kepulauan.

Sedangkan dalam bahasa Latin, kata “nusa” berasal dari kata nesos yang

dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan

tersebut maka kata ”nusa” juga mempunyai kesamaan arti kata dengan nation

dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa

kata “nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.

Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra

yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. “Antara” juga mempunyai

makna yang sama dalam kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar
(antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sansakerta, kata “antara” dapat

diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan bahwa kata

“antara” mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari

penjabaran di atas, penggabungan kata “nusa” dan “antara” menjadi kata

“nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut

atauu bangsa – bangsa yang dipisahkan oleh laut.

Perkataan nusantara pertama kali kita ketahui dari bunyi Sumpah Palapa dari

Patuh Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi

Patih di Kerajaan Majapahit tahun 1336 M, tertulis dalam Kitab Pararaton

(Kitab Raja – Raja). Selanjutnya, kata sebutan nusantara pernah coba

dihidupkan oleh Ki Hajar Dewantara untuk menggantikan sebutan Hindia

Belanda (Nederlandsch-Indie), namun setelah disetujuinya penggunaan

sebutan Indonesia oleh Kongres Pemuda Indonesia (dalam Sumpah Pemuda)

tahun 1928, sebutan nusantara digunakan sebagai sinonim untuk menyebut

kepulauan Indonesia, Nama Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani,

yaitu indo/ indu yang berarti Hindu/ Hindia dan nesia/ nesos yang berarti

pulau. Dengan demikian kata nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata

Indonesia, yang menunjuk pada wilayah (sebaran pulau – pulau) yang berada

di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.


2. Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa

pendapat.

Menurut Prof. Dr. Wan Usman :

“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia

mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua

aspek kehidupan yang beragam.”

a. Pengertia Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia

mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan

kesatuann bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan

menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999.

“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan

lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah

dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, secara sedeerhana Wawasan

Nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan

lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri bangsa Indonesia sendiri,

serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.


B.  Teori Geopolitik

Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor – faktor

geografi, strategi, dan politik suatu negara. Berdasarkan hal ini maka kebijakan

penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaan atau lingkungan tempat

tinggal negara itu. Berikut beberapa teori yang mengemukakan tentang Teori

Geopolitik :

1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel

Frederich Ratzel (1844 – 1904) berpendapat, negara itu seperti organisme yang

hidup. Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok

masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan

organism yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat

tumbuh dengan subur, Makin luas ruang hidup maka negara akan semakin

maju. Teori ini dikenal sebagai teori organism atau teori biologis.

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen

Rudolf Kjellen (1864 – 1922), melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori

organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme

maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme bukan

hanya mirip. Menurutnya, Negara sebagai organisme yang hidup harus

mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer

Karl Haushofer (1869 – 1946) melanjutkan pendangan Ratzel dan Kjellen,

terutama pandangan tentang lebensraum (ruang hidup) dan paham

ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak,


tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka. Negara tersebut harus

berupaya memperluas wilayahnya sebagai lebensraum bagi warga negara.

Dalam mencapai maksud tersebut, negara harus mengusahakan Autarki,

yaitu cita – cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada

negara lain.

Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar

kekuasan imperium maritim untuk menguasai pengawasan dilaut. Negara besar

didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman

dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.

Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal

strategi perbatasan. dan landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan

kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup (wilayah).

4. Teori Geopolitik Harold Mackinder

Harold Mackinder (1861 – 1947) merupakan penganut teori kekuatan, yang

mencetuskan wawasan benua sebagai konsep pengembangan kekuatan darat.

Teorinya menyatakan bahwa “barang siapa menguasai daerah jantung

(haertland) yaitu Eropa-Asia akan dapat menguasai pulau-pulau dunia dan

akhirnya akan menjadi penguasa dunia.

5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan

Alfred Thayer Mahan (1840 – 1914) mengembangkan teori kekuatan

lautan/bahari. Mengatakan bahwa siapa yang menguasai lautan akan

menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti menguasai kekuatan dunia

sehingga akhirnya akan dapat menguasai dunia. Barang siapa menguasai lautan
akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai

“kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya menguasai dunia.

6. Teori Geopolitik William Michel dan John Frederick Charles Fuller

Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan

yang paling menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki

dirgantara adalah pengembangan kekuatan di udara, memiliki daya tangkis

yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo cepat, dahsyat dan

dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada kesempatan bagi

lawan untuk bergerak. Kekuatan di udara justru yang paling menentukan.

Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat

melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu

sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.

7. Nicholas J. Spykman

Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan

kekuatan darat, laut dan udara, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan kondisi

dan kebutuhan. Nicholas mengatakan bahwa siapa yang mampu

mengkombinasi kekuatan darat, laut dan udara akan menguasai daerah batas

antar bangsa secara permanen dan abadi. Teori daerah batas (rimland) yaitu

teori wawasan kombinasi,yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan

dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.


C.   Asas dan Arah Pandang Wawasan Nusantara

Asas Wawasan Nusantara

Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,

ditaati,dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya

komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia (suku/golongan) terhadap

kesepakatan (commitment) bersama. 

Asas Wawasan Nusantara terdiri dari:

1. Kepentingan/Tujuan yang sama

2. Keadilan

3. Kejujuran

4. Solidaritas

5. Kerjasama

6. Kesetiaan terhadap kesepakatan 


D.  Arah Pandang Wawasan Nusantara

Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta

memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan

nusantara meliputi :

1. Ke dalam

Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini

mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan

mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan.

Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek

kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun

aspek sosial.

2. Ke luar

Mengandung makna bahwa dalam kehidupan internasional bangsa indonesia

harus berusaha dalam menjaga kepentingan nasional untuk semua aspek

kehidupan agar dapat menciptakan tujuan nasional yang tertera dalam

pembukaan UUD 1945.

Dalam arah pandang keluar memiliki tujuan untuk menjaga dan

menjaminnya kepentingan nasional didalam dunia ikut serta dalam

melaksanakan ketertiban dunia, yang didasarkan kepada kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan adanya kerjasama dan sikap yang

saling menghormati. Dalam hal ini bahwa kehidupan bangsa indonesia harus

berusaha untuk mengamankan kepentingan nasionalnya dalam aspek ekonomi,


politik, sosial budaya untuk mempertahankan dan menciptakan suatu tujuan

nasional yang sesuai dengan pembukaan UUD 1945.

E.     Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara

1. Kedudukan

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia

merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar

tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan

mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan

Nusantara menjadi landasan Visional dalam menyelenggarakan kehidupan

Nasional.

Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari

stratifikasinya sebagai berikut :

a) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara

berkedudukan sebagai landasan idiil.

b) Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,

berkedudukan sebagai landasan konstitusional.

c) Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai

landasan Visional.

d) Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai

landasan konsepsional.

e) GBHN sebgai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan

dasar Nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.


Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang

– undangan. Paradigma nasional ini secara structural dan fungsional

mewujudkan keterkaitan hierarkis pyramidal  dan secara instrumental

mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

2. Fungsi

Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta

rambu – rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,

tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan

daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Tujuan

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di

segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan

kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan,

suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan

kepentingan – kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau daerah.

Kepntingan – kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi,

selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan

masyarakat banyak. Nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan

demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin

meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa

Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.


F.  Tantangan dan Implementasi Wawasan Nusantara

Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan

pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

a) Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim

penyelenggaraan    negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan

yang kuat, aspiratif, dipercaya.

b) Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan

ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.

c) Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap

batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala

bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di sekitarnya dan merupakan

karunia Sang Pencipta.

d) Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah

menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara

pada setiap WNI.


BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Wawasan Nusantara sebagai pandangan bangsa Indonesia yang dibangun

atas pandangan geopolitik bangsa terhadap lingkungan tempat tinggalnya secara

keseluruhan. Konsep Wawasan Nusantara yang berdasarkan segi historis dan

geografis sosial budaya menegaskan bahwa Indonesia dengan kebhinekaannya

adalah satu kesatuan yang saling terpaut. Sebagai landasan Visional, Wawasan

Nusantara berperan penting dalam mewujudkan tujuan bangsa dalam

pembangunan Nasional

B.  Saran

Kita sebagai masyarakat Nusantara harus senantiasa menjujung tinggi

derajat dan kedaulatan negara dengan banyak cara¸ seperti melalui politik,

ekonomi, sosial, dan budaya.

Wawasan nusantara merupakan hal yang penting bagi membangun mental

masyarakat bangsa, dengan wawasan itu mungkin masyarakat dapat lebih sadar

terhadap lingkungan sekitar.


DAFTAR PUSTAKA

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di

Perguruan Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, ed. 3, cet. 2

https://omgeboy.wordpress.com/2013/10/28/teori-teori-geopolitik/

http://chubhichubhi.blogspot.co.id/2011/04/asas-wawasan-nusantara-kedudukan-

fungsi.html

Anda mungkin juga menyukai