Home Visit Andi Rezki
Home Visit Andi Rezki
NIM : J1A117180
KELAS : B 2017
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Hidayah-Nya, limpahan rezeki, kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Home Visit Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I dan II
Laporan Home Visit Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I dan II ini. Pada
hakekatnya, laporan ini memuat tentang hasil pendataan tentang status PIS-PK masyarakat di
Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo, Kota Kendari yang telah dilakukan oleh mahasiswa
PBL I dan II. Adapun pelaksanaan kegiatan Home Visit Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
I dan II ini dilaksanakan mulai pada tanggal 22 Juli 2019 sampai selesai.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini banyak hambatan dan
tantangan yang saya dapatkan, namun atas bantuan dan bimbingan serta motivasi yang tiada
henti-hentinya disertai harapan yang optimis dan kuat sehingga saya dapat mengatasi semua
hambatan tersebut.
Oleh karena itu, tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
ii
1. Bapak Dr. Yusuf Sabilu M. Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bapak
Prof. Dr. H. Ruslan Majid, M. Kes. Selaku Wakil Dekan I bagian Akademik Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Bapak Dr. Suhadi, S.KM, M.Kes selaku Wakil Dekan II
bagian Perencanaan Umum dan Keuangan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ibu
Dr. Nani Yuniar, S.Sos, M. Kes selaku Wakil Dekan III bagian Kemahasiswaan dan
2. Ibu Dr. Asnia Zainuddin, S.Si, M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat
3. Ibu Siti Rabbani Karimuna, S.KM, M.P.H selaku Kepala Laboratorium Kesehatan
Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo, Kota Kendari yang telah memberikan banyak
atas kerja samanya sehingga pelaksanaan kegiatan PBL I dan II dapat berjalan dengan
lancar.
9. Kedua orang tua yang telah memberikan banyak dukungan dan doa
iii
Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa laporan Home Visit Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) I dan II ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun sehingga kiranya dapat dijadikan
sebagai acuan pada penulisan laporan Home Visit Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I dan
II berikutnya.
Saya berdoa semoga Allah SWT. Selalu melindungi dan melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga laporan Home Visit Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) I dan II ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................v
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3. Tujuan..........................................................................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum......................................................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus.....................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
2.1. Tinjauan Mengenai Pengetahuan................................................................................7
2.2. Tinjauan Mengenai Masyarakat................................................................................12
2.3. Tinjauan Mengenai Kesehatan..................................................................................14
2.4. Tinjauan Mengenai Rokok........................................................................................19
BAB III....................................................................................................................................26
3.1. Metode Pemilihan......................................................................................................26
3.2. Lokasi........................................................................................................................26
3.3. Waktu Kegiatan.........................................................................................................27
3.4. Identifikasi Masalah..................................................................................................27
3.5. Intervensi...................................................................................................................27
BAB IV....................................................................................................................................28
4.1. Hasil...........................................................................................................................28
4.2. Pembahasan...............................................................................................................28
BAB V......................................................................................................................................29
5.1. Kesimpulan................................................................................................................29
5.2. Saran..........................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
LAMPIRAN............................................................................................................................31
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota tubuh, sosial dan jiwa
pada seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan yang berarti dimana ada
kesinambungan antara kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang termasuk dalam
melakukan interaksi dengan lingkungan (UU No. 23 tahun 1992). Kesehatan merupakan hak
asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-
cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang
meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-
gender dan non diskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-
Undang No. 36 Tahun 2009). Salah satu cara untuk membangun dan meningkatkan kesehatan
masyarakat yaitu melalui PIS-PK (Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga).
1
2
PIS-PK adalah Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Dalam rangka
pelaksanaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program
sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini
sesuai dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN)
2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya
pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan
pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:
(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
3
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga
sehat.
kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan
peserta Jaminan Kesehatan Nasional; dan mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area
prioritas yang meliputi penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita
menular. Prioritas PIS-PK ini dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi
dan kewenangannya.
Keluarga, ditetapkan 12 (dua belas) indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah
keluarga sebagai berikut keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB), Ibu
4
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, bayi
mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan,
melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan
tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi
anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih;
oleh Puskesmas dengan tujuan untuk memperkuat fungsi Puskesmas dalam penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di tingkat
kesehatan seluruh anggota keluarga, (2) membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas,
Puskesmas, (4) melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif, (5) melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) melalui
pendekatan siklus hidup, dan (6) melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas.
dibebankan pada Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD), Anggaran Belanja dan
Pendapatan Negara (APBN), dan dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Home Visit adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan mengunjungi rumah
yang ada dalam lingkup keluarga, dimana dalam home visit dilakukan edukasi dengan cara
pendekatan keluarga.
Nambo Kota Kendari dengan luas wilayah 839,5 ha/m2 yang terdiri atas lahan pemukiman
seluas 125 Ha/m2, lahan perkebunan 540 Ha/m2, lahan perkuburan 0,5 Ha/m2, lahan
perkantoran 5 Ha/m2, luas pekaragan 150 Ha/m2 dan lahan prasarana umum lainnya seluas
19 Ha/m2. Kelurahan Nambo terdiri dari 8 RT (Rukun Tetangga) dan 4 RW (rukun warga).
Derajat kesehatan dan status gizi masyarakat di Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo
berdasarkan status PIS-PK terdapat 50 responden atau 50 % yang termaksud keluarga sehat
(biru), 47 responden atau 47% yang termaksud keluarga pra sehat (kuning) dan terdapat 3
responden atau 3% yang termkasud keluarga tidak sehat (merah). (Data Primer PBL 1
Kelurahan Nambo,2019).
Berdasarkan uraian diatas, saya tertarik untuk melakukan home visit untuk
mengetahui lebih jauh tentang masalah PIS-PK yang ada di tatanan rumah tangga Kelurahan
Nambo
1.3. Tujuan
kesehatan masyarakat sehingga tidak ada lagi masyarakat yang memiliki status
binaan.
mengubah status PIS-PK tatanan rumah tangga untuk menjadi lebih sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
2016).
sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti
motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial
7
8
baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu, dengan kata lain
pengetahuan adalah hasil ungkapan apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut (Bloom, 1956 yang dikutip dari Notoatmodjo, 2003 dalam Hamada
dan Irfan, 2014) bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
1. Tahu (know)
kembali (recaal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “tahu” ini merupakan
9
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
2. Memahami (comprehension)
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
4. Analisis (analysis)
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
sebagainya.
5. Sintesis (syntesis)
10
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
6. Evaluasi (evaluation)
pengetahuan yaitu :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
dapat.
4. Sumber informasi
kejadian dan kesatuan nyata apa air, apa alam, apa manusia dan sebagainya
yaitu :
dalam memperoleh pengetahuan adalah cara coba-salah “trial and error”. Cara
ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban.
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
pikirannya.
sistematis, logis, dan ilmiah (Notoadmodjo, 2005 dalam Hamada dan Irfan,
2014).
a. Pengertian
diduga perkataan masyarakat mendapat pengaruh dari bahasa Arab. Dalam bahasa
Arab, masyarakat asal mulanya dari kata musayarak yang kemudian berubah
artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling
dengan sebutan Masyarakat (Syani, 1987 dalam Hamada dan Irfan, 2014).
Menurut (Taneko, 1984 dalam Hamada dan Irfan, 2014), secara sosiologis
hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem
suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut
1. Manusia yang hidup bersama. Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak
ataupun angka yang pasti untuk menentukan beberapa jumlah manusia yang harus
ada.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama
a. Pengertian
genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja,
pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau
state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of
disease or infirmity“. (WHO, 1948 dalam Shandy, 2014), adalah keadaan sejahtera
fisik, mental, social tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit). Dalam UU RI
Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental dan
social : “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi “ (UU RI 1992,
kebugaran dan penampilan tubuh, serta harta yang paling berharga yang tidak pernah
15
bisa ditukar dengan apapun. Oleh karena itu setiap orang tentu mendambakan hidup
sehat bahagia dan ingin selalu tampak sehat, bugar, penampilan yang bagus dan awet
muda, tidak lekas keriput karena menua. Hal tersebut dapat dirasakan apabila kita
pernah sakit. Olahraga dan kesehatan merupakan kebutuhan bagi setiap orang, karena
semua orang pasti ingin sehat, tidak seorangpun yang ingin sakit atau terganggu
kesehatannya. Kesehatan juga harus dilandasi beberapa aspek perilaku untuk menuju
kesehatannya baik fisik, mental, spiritual maupun social, (Depkes RI, 2009).
perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan
mengatasi masalahnya sendiri, dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
Shandt, 2014).
a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang di sini dalam
arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas
dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang,
tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan
b. Olahraga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua
aspek ini akan tergantung dari usia, status kesehatan yang bersangkutan.
keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat berkurang. Hal ini juga dapat
membahayakan kesehatan.
d. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-
macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntunan hidup ang keras
seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang.
Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stres tidak menyebabkan
gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan
e. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak
(health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan
(health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku
kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. (Becker, dalam Jadin,
terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang
3. Praktek kesehatan, praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan
1. Healthy Behavior yaitu perilaku orang sehat untuk mencegah penyakit dan
untuk mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang lain: kecelakaan) dan
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang
dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang
berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat antara lain dipengaruhi oleh (Soekidjo
a. Faktor makanan dan minuman terdiri dari kebiasaan makan pagi, pemilihan jenis
b. Faktor perilaku terhadap kebersihan diri sendiri terdiri dari mandi, membersihkan
lingkungan sekolah.
d. Faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit terdiri dari pemeliharaan kesehatan,
e. Faktor keseimbangan antara kegiatan istirahat dan olahraga terdiri dari banyaknya
a. Pengertian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
cacah (Jaya, 2009 dalam Ambarwati dkk, 2014). Rokok merupakan salah satu
produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 300 bahan
kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain : tar, nikotin, benzovrin, metal-
kloride, aseton, amonia, dan karbon monoksida (Bustan, 2007 dalam Ambarwati
dkk, 2014). Selain itu sebatang rokok mengandung 4.000 jenis senyawa kimia
(Aditama, 2013 dalam Ambarwati dkk, 2014). Dengan komponen utama adalah
nikotin suatu zat berbahaya penyebab kecanduan, tar yang bersifat karsinogenik, dan
CO yang dapat menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Rokok juga dapat
menimbulkan penyakit seperti jantung koroner, stroke dan kanker (Ambarwati dkk,
2014).
20
tertentu serta berisi tembakau dan dibakar untuk dihirup asapnya. “Rokok adalah
salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau
dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau
tanpa bahan tambahan” (Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 dalam
Amalia, 2017).
(1990) dalam Putra (2013) bahwa merokok merupakan kegiatan menghisap asap
tembakau yang dibakar menggunakan rokok atau pipa disebut merokok (Sitepoe,
asapnya kemudian dihembuskan kembali, di mana asap tersebut dapat terhisap oleh
rokok sigaret memakai kertas sebagai pembungkus, dan rokok cerutu dibungkus
kretek yang dibuat dengan dilinting menggunakan tangan atau alat sederhana, serta
21
sigaret kretek yang diproduksi dengan mesin.Kemudian terdapat rokok jenis filter
yang memakai gabus pada ujung pangkalnya dan jenis non filter tanpa gabus
Secara umum terdapat dua macam perokok, yaitu perokok aktif dan perokok
pasif. Perokok aktif merupakan orang yang merokok dan menghirup langsung asap
tembakau. Perokok pasif adalah orang yang secara tidak langsung menghirup asap
jumlah konsumsi, antara lain perokok ringan (1-10 batang per hari), perokok sedang
(11-23 batang per hari), dan perokok berat yang merokok 24 batang atau lebih dalam
sehari.
positif, perokok yang dipengaruhi rasa negatif, perokok adiktif, dan perokok yang
menjadi pleasure relaxation, stimulation to pick them up, dan pleasure of hanling the
kopi atau setelah makan disebut pleasure relaxation. Stimulation to pick them up
dilakukan untuk mendapat perasaan senang. Pleasure of hanling the cigarette yaitu
dipegaruhi rasa negatif kebanyakan hanya merokok untuk mengatasi cemas dan
marah. Perokok adiktif akan menambah dosis rokok untuk meningkatkan efeknya.
Kemudian perokok yang merokok karena kebiasaan sudah secara rutin merokok.
Seorang perokok tidak mudah berhenti merokok begitu saja. Terkadang seseorang
rokok akibat pengaruh nikotin membuat orang sulit berhenti. Saat berhenti merokok,
c. Bahaya Merokok
disebabkan oleh rokok antara lain kanker, penyakit jantung, bronkitis, gangguan
kehamilan dan janin. Tidak hanya itu, akibat rokok dapat membuat rambut rontok,
uterus, kanker kulit, disklorasi jari-jari, dan karies, serta menyebabkan kerusakan
sperma (Barus, 2012 dalam Amalia, 2017). Bagi perokok aktif, ancaman terkena
penyakit jantung dan stroke menjadi dua kali lebih besar. Perokok pasif juga
memiliki resiko terkena penyakit akibat asap rokok seperti kerusakan paru-paru,
penyakit jantung, sakit tenggorokan, dan batuk. Wanita hamil yang menghirup asap
bahkan kematian pada bayi. Menghirup asap sampingan 3 kali lebih berbahaya dari
23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Peraturan Pemerintah ini berisi tentang kadar
penjualan rokok, persyaratan iklan dan promosi rokok, peran masyarakat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 81Tahun 1999 yang berkaitan dengan iklan rokok.
Iklan rokok di media elektronik diizinkan dan batas waktu industri rokok
mengikuti peraturan ini adalah 5-7 tahun setelah dinyatakan berlaku tergantung
wujud rokok. Iklan rokok di media elektronik dilarang mulai pukul 05.00-21.30
tembakau. Hal yang diatur dalam peraturan ini antara lain ukuran dan jenis
pengujian kadar tar dan nikotin. Pada pasal 22 disebutkan bahwa tempat
kesehatan, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat ibadah, tempat
kegiatan anak, tempat umum, dan angkutan umum merupakan kawasan tanpa
rokok.
24
Kawasan tanpa rokok yang telah ditetapkan antara lain fasilitas pelayanan
kerja, tempat bermain anak, dan tempat umum. Penyediaan kawasan khusus
merokok diperbolehkan selama terpisah dari tempat beraktivitas, jauh dari tempat
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan berisi
Pemerintah ini juga memuat ketentuan pemberian informasi terkait kadar nikotin
dan tar, bahaya rokok bagi kesehatan, serta larangan menjual atau memberi rokok
tulisan peringatan kesehatan seluas 40% pada bagian depan dan belakang.
Informasi kadar nikotin dan tar, larangan konsumsi bagi perempuan hamil dan
anak di bawah 18 tahun, serta bahaya merokok bagi kesehatan wajib diberikan.
BAB III
Universitas Halu Oleo mengacu pada hasil analisis data kuesioner bagian PIS-PK
Fokus pada pengubahan status PIS-PK merah dan kuning menjadi biru atau menjadi
lebih baik.
3.2. Lokasi
Nama KK : Hasanudin
Responden : Hasanudin
Alamat : RT 05/RW 03
26
27
Responden : Hasanudin
pada poin PIS-PK pada 100 responden. Setelah diidentifikasi, didapatkan 3 orang
responden dengan status PIS-PK Tidak Sehat (Merah), 47 orang responden dengan status
PIS-PK Pra-Sehat (Kuning) dan 50 orang responden dengan status PIS-PK Sehat (Biru).
Dari hasil identifikasi poin PIS-PK, diperoleh hasil bahwa masalah yang
diperoleh dari responden yaitu adanya anggota keluarga yang merokok. Kemudian
3.5. Intervensi
Jenis intervensi yang di lakukan yaitu intervensi non fisik berupa penyuluhan
kemudian mengidentifikasi poin yang masih menjadi masalah dalam menjawab soal
jawabannya kurang sesuai, kemudian dilanjutkan pada materi lain yang berkenaan
dengan masalah secara keseluruhan, media yang digunakan dalam penyuluhan yaitu
4.1. Hasil
1. Pengetahuan awal responden terhadap kasus rokok pada saat pre test menunjukan hasil
2. Pengetahuan akhir responden terhadap kasus rokok pada saat post test menunjukan hasil
4.2. Pembahasan
mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan oleh rokok dan semua pertanyaan pre test
hampir dijawab semua dengan benar. Namun sikap responden terhadap rokok masih
kurang baik karena responden tidak memiliki keinginan untuk berhenti merokok, hal ini
dipengaruhi oleh faktor merokok diusia dini dan beban kerja yang tinggi dimana
responden mulai merokok sejak SMP dan bekerja sebagai nelayan sehingga responden
karena responden mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan oleh rokok dan semua
pertanyaan post test dijawab dengan benar serta ada perubahan perilaku dimana
responden memiliki sedikit keinginan untuk berhenti merokok meskipun sangat sulit
28
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pengetahuan responden
Pengetahuan awal responden terhadap kasus rokok pada saat pre test
Pengetahuan akhir responden terhadap kasus rokok pada saat post test
2. Metode pelaksanaan Home visit yaitu penyuluhan door to door dengan menggunakan
5.2. Saran
1. Lebih pandai mengatur dan menyesuaikan waktu untuk homevisit agar bertepatan saat
3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh responden dan tidak menyinggung
perasaan responden.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Darwis et al. 2016. “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Pelestarian
Lingkungan Dengan Perilaku Wisatawan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan.”
4(24): 37–49.
Makhmudah, Siti. 2018. “Hakikat Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Modern Dan Islam.”
AL-MURABBI 4: 202–17.
31
Rahmawati, Fitria. 2016. “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA PEMBERIAN
MAKAN, DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI BALITA
DI DESA PAJERUKAN KECAMATAN KALIBAGOR.”
Roesli, Ernawati, and Adang Bachtiar. 2018. “Analisis Persiapan Implementasi Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (Indikator 8: Kesehatan Jiwa) Di Kota
Depok Tahun 2018.” JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA : JKKI 07(02):
64–73.
Shandy, Roby. 2014. “Hubungan Tentang Pemahaman Makanan Berprotein Dengan Pola
Latihan Padaparabinaraga Di Pusat Kebugaaran Hercules Bandar Lampung.”
32
LAMPIRAN
33
34