DEWASA
Status gizi pada orang dewasa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah
kebiasaanya dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari. Kebiasaan makan tidak
dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. Namun banyak faktor
yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan makan, salah satunya adalah lingkungan.
1. Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat pula kebutuhan zat
tenaga bagi tubuh. Zat tenaga diperlukan untuk membantu tubuh melakukan beragam
aktivitas fisik. Namun kebutuhan zat tenaga akan berkurang saat usia mencapai 40
tahun ke atas. Setiap 10 tahun setelah usia seseorang mencapai 25 tahun, kebutuhan
energi per hari untuk pemeliharaan dan metabolisme sel-sel tubuh berkurang atau
mengalami penurunan sebesar 4 persen setiap 10 tahunnya. Berkurangnya kebutuhan
tersebut dikarenakan menurunnya kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak
membutuhkan tenaga yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya
penumpukan lemak di dalam tubuh. Penumpukan lemak di dalam tubuh dapat
menimbulkan terjadinya obesitas (Putri, 2012).
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang dikonsumsi.
Umumnya perempuan lebih banyak memerlukan keterampilan dibandingkan tenaga,
sehingga kebutuhan gizi perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki (Apriadji
dalam Putri, 2012).
3. Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin baik
pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, pendapatan yang kurang mengakibatkan
menurunnya daya beli terhadap makanan secara kualitas maupun kuantitas.
4. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik status gizinya. Ini
dikarenakan seseorang yang mengenyam pendidikan biasanya lebih memahami dalam
menerima informasi-informasi mengenai gizi.
5. Sosial Budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan pangan
menjadi makanan. Budaya juga mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Salah
satu contohnya, pada suku Melayu mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang berkuah santan.
6. Perilaku Makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang dalam memilih dan
mengkonsumsi makanan yang terbentuk melalui pengetahuan dan sikap. Jika keadaan
ini terus-menerus berlangsung maka akan menjadi kebiasaan makan dan akan
membentuk pola makan. Perilaku makan yang tidak seimbang akan mengakibatkan
masalah gizi.
7. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangannya (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik dapat mempengaruhi status gizi.
Aktivitas fisik yang kurang akan mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan
dapat menyebabkan obesitas.
8. Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan
perilaku makan yang selanjutnya akan mempengaruhi status gizi. Lingkungan disini
adalah lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik
maupun cetak.
Konsep Dasar Gizi Seimbang Orang Dewasa
Konsep dasar gizi seimbang pada orang dewasa tercantum dalam 10 Pesan Gizi
Seimbang Tahun 2014 adalah sebagai berikut (Departemen Kesehatan RI, 2014) :
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Cara mewujudkannya adalah dengan
menerapkan prinsip mengkonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap
makan. Kelima kelmpok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman. Selain itu diharapkan selalu bersyukur dan
menikmati makanan yang dikonsumsinya. Dengan bersyukur dan menikmati
makan anekaragam maknaan dan tidak tergesa-gesa akan mendukung terwujudnya
cara makan yang baik.
Lauk pauk terdiri dari pangan hewani dan nabati. Pangan hewani terdiri
dari daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa,dll), daging
unggas (daging ayam, daging bebek, dll), ikan dan seafood. Pangan nabati terdiri
dari kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti kedelai, tahu, tempe, dan
lainlain. Mewujudkan gizi seimbang, kedua kelompok pangan ini perlu dikonsumsi
bersama kelompok pangan lainnya setiap hari agar jumlah dan kualitas zat gizi
yang dikonsumsi lebih sempurna. Pada orang dewasa dianjurkan mengkonsumsi
pangan hewani dan pangan nabati sebanyak 2-4 porsi per hari.
4. Biasakan mengkonsumsi anekaragam makanan pokok
Cara mewujudkan pola konsumsi makanan pokok yang beragam adalah
dengan mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari.
6. Biasakan sarapan
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Pada orang dewasa dianjurkan melakukan latihan fisik atau olahraga selama
30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Bagi orang dewasa
salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi
di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan normal, yaitu berat badan yang
sesuai dengan tinggi badannya. Oleh karena itu, pemantauan BB normal
merupakan hal yang harus menjadi bagian dari “Pola Hidup” dengan “Gizi
Seimbang”
1. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan bertambahnya usia, ini
dikarenakan menurunnya metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik.
Kebutuhan asupan energi akan menyebabkan kenaikan berat badan.Kebutuhan energi
berbeda-bebeeda bagi setiap orang. Anjuran kebutuhan energi ditetapkan dalam
Angka Kecukupan Gizi (AKG).
2. Kebutuhan karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total kebutuhan energi, terutama
dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam padia-padian (beras,
jagung, gandum dan hasil olahannya seperti roti) dan umbiumbian (kentang, singkong
dan ubi). Sedangkan untuk karbohidrat sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi
5 persen dari kebutuhan energi total atau paling banyak 4-5 sendok sehari (Almatsier
dkk, 2013).
3. Kebutuhan protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari kebutuhan total energi.
Kebutuhan konsumsi protein pada kelompok usia dewasa digunakan untuk
menggantikan protein yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit
dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi protein yang terlalu
tinggi dapat meningkatkan hilangnya kalsium melalui urin, sehingga resiko menderita
osteoporosis bertambah. Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan
dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner terutama sebagai akibat dari
tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol yang terdapat dalam makanan hewani
Asupan lemak jenuh dianjurkan mengkonsumsi protein yang berasal dari makanan
nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).
4. Kebutuhan lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan energi. Konsumsi lemak
pada usia dewasa dianjurkan mengkonsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
ikan, susu tanpa lemak (skim) serta mengurangi santan dan goreng-gorengan
(Almatsier dkk, 2013).
5. Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila
makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Beberapa mineral
yang perlu diperhatikan yaitu garam natrium, besi dan kalsium. Garam natrium
terdapat dalam garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG). Konsumsi
garam natrium dibatasi hingga 6 g per hari ( 2400 mg per hari). Selain itu dianjurkan
untuk membatasi makanan yang diawetkan menggunakan garam seperti ikan asin,
ikan asap, makanan kaleng, serta acar begitupula dengan MSG. AKG besi pada
perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa setengah tua karena pada
usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan melalui menstruasi.
6. Kebutuhan vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa umumnya dapat dipenuhi
apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Angka
Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan untuk digunakan sebagai standar guna mencapai
status gizi yang optimal.
1. Energi (Kkal) Perempuan (20-45 thn) : 2.200 Laki-laki (20-45 thn) : 2.800
2. Protein(gr) Perempuan (20-45 thn) : 48Laki-laki (20-45 thn) : 55
3. Kalsium (mg) Perempuan (20-45tahun) : 600Laki-laki (20-45tahun) : 500
4. Besi (mg) Perempuan (20-45 tahun) : 26Laki-laki (20-45 tahun): 1,3
5. Vitamin A (RE) Perempuan (20-45 tahun) : 500Laki-laki (20-45tahun) : 700
6. Vitamin E (mg) Perempuan (20-45 tahun) : 8Laki-laki (20-45 tahun) : 10
7. Vitamin B (mg) Perempuan (20-45tahun): 1,0Laki-laki (20-45tahun) : 1,2
8. Vitamin C (mg) Perempuan (20-45tahun): 60Laki-laki (20-45tahun) : 60
a. Definisi Lansia
1. Manusia lanjut usia à mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992)
membagi lansia menjadi young elderly (65 – 74 tahun) dan older elderly (75
tahun)
2. Munro dkk.,(1987) mengelompokkan older elderly ke dalam 2 bagian, yaitu usia
75 – 84 tahun dan 85 tahun
3. Di Indonesia, M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah
berumur di atas 60 tahun
b. Kekurangan Dan Kelebihan Gizi Pada Lansia
Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang bersifat primer
maupaun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi sosial, hidup
seorang diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik, gangguan indrera,
gangguan mental, kemiskinan dan iatrogenik. Sebab-sebab sekunder meliputi
gangguan nafsu makan/selera, gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-obatan,
peningkatan kebutuhan zat gizi serta alkoholisme. Ketidaktahuan dapat dibawa sejak
kecil atau disebabkan olah pendidikan yang sangat terbatas. Isolasi sosial terjadi pada
lansia yang hidup sendirian, yang kehilangan gairah hidup dan tidak ada keinginan
untuk masak.
Gangguan fisik terjai pada lansia yang mengalami hemiparese/hemiplegia, artritis
dan ganggun mata. Gangguan mental terjadi pada lansia yang dement dan mengalami
depresi. Kondisi iatrogenik dapat terjadi pada lansia yang mendapat diet lambung
untuk jangka waktu lama, hingga terjadi kekurangan vitamin C. selanjutnya gangguan
selera, megunyah dan malabsorbsi terjadi sebagi akibat penurunan fungsi alat
pencernaan dan pancaindera, sebagai akibat penyakit berat tertentu, pasca operasi,
ikemik dinding perut dan sensitifitas yang meningkat terhadap bahan makanan
tertentu seperti lombok, santan, lemak dan tepung ber ’gluten’(misalnya ketan).
Kebutuhan yang meningkat terjadi pada lansia yang mengalami keseimbangan
nitrogen negatif dan katabolisme protien yang terjadi pada mereka yang harus
berbaring di tempat tidur untuk jangka waktu lma dan yang mengalami panas yang
tinggi.
Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat terbentuk KKP(kurang kalori protein)
kronik, baik ringan sedang maupun berat. Keadaan ini dapat dilihat dengan mudah
melalui penampilan umum, yakni adanya kekurusan dan rendahnya BB seorang lansia
dibanding dengan baku yang ada. Kekurangan zat gizi laing yang banyak muncul
adalah defisiensi besi dalam bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.
1. Kalori. Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena
metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang
2. Protein. Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat
badan/hari untuk mempertahankan keseimbangan protein, Kebutuhan akan protein
meningkat sebagai tanggapan atas stress fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah
tulang dan pembedahan
3. Karbohidrat. Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55 – 60%
dari kalori total
4. Lemak. Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi total. Kelebihan
dan kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah
5. Serat. Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia adalah sembelit
Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang, yang
akhirnya memperpanjang masa transit tinja,hal ini terjadi karena kelemahan tonus otot
dinding saluran cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang) serta reduksi asupan
cairan dan serat
6. Vitamin. Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan mineral tetap
berlangsung pada lansia, dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B6, B12,
vitamin D dan asam folat
Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjut. Orang yang berusia
70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berumur 50-an. Sayangnya, nafsu makan
mereka cenderung terus menurun. Karena itu, harus terus diupayakan konsumsi makanan
penuh gizi. Bertambahnya usia menyebabkan indra rasa menurun. Sebagai kompensasi,
banyak orang lanjut usia (lansia) memilih makanan yang rasanya sangat manis atau asin.
Padahal, penambahan gula hanya memberikan kalori kosong (tidak ada nilai gizinya),
sedangkan garam dapat meningkatkan tekanan darah.
Siang 25 gr tempe/kacang-kacangan
25 gr tempe/kacang-kacangan
(Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sayur Asem)
1 ptg buah
1 ptg buah (Semangka)
Snack/ buah
Pukul 17.00 Snack/ buah
(Bubur Kacang Hijau)
1 ½ gls nasi
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho
50 gr daging/ikan/unggas
Daging)
Malam 50 gr tahu
50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah
1 ptg buah (Pisang)
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk Lansia dalam sehari :
Semur 1 potong
Pisang 1 buah
Pepaya 1 buah
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri
dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur
merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Contoh menu :
Pagi : Bubur ayam
Jam 10.00 : Roti
Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya
Jam 16.00 : Nagasari
Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang
1. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan
kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
2. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti
santan, mentega dll.
3. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : Memakan makanan yang mudah dicerna, menghindari makanan yang
terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan, bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak
atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang, makan dalam
porsi kecil tetapi sering, makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya
diberikan.
4. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula
untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
5. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah
lemak, bayam, dan sayuran hijau.
6. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
Berikut ini adalah beberapa tips perencanaan makanan untuk usia lanjut :
1. Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda
karena tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
untuk usia lanjut di Indonesia adalah 1850 kalori untuk wanita dan 2000 kalori untuk
pria.
2. Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga agar berat badan tetap ideal.
3. Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan sumber karbohidrat
adalah nasi, roti,mie, jagung, tepung terigu, kentang pasta, ubi, singkong, dll.
4. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, sirup, dll.
5. Dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein berkualitas baik seperti susu, telur,
ayam tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang dikonsumsi sebaiknya berjumlah 15-
20% dari total kalori atau sekitar 40-74 gram sehari.
6. Kebutuhan lemak dalam sehari tidak lebih dari 25% dari total kalori atau sekitar 50
gram sehari. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
seperti otak, kuning telur, jerohan, daging berlemak, susu penuh (full cream), keju dan
mentega.
7. Dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak
nabati atau lemak tidak jenuh, seperti tempe, tahu, minyak jagung, alpukat, dll.
8. Minum air putih 1500-2000 cc (6-8 gelas) sehari
9. Kurangi konsumsi garam, vetsin, dan makanan yang menggunakan pengawet
10. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan serat sehari untuk
usia lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak diperoleh dari sayuran dan buah-buahan,
serta biji-bijian seperti kacang.
11. Konsumsi cukup makanan yang mengandung kalsium, seperti susu, tempe, yogurt, dll.
Kalsium penting untuk kesehatan tulang.
12. Usahakan waktu makan teratur. Jadwal makan dapat dibuat lebih sering namun porsi
kecil.
13. Pilihlah makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna serta hindari makanan yang
terlalu gurih dan manis.
14. Batasi minum kopi atau the dan hindari rokok dan alkohol.
Langkah –langkah Hidup Sehat Untuk Lansia
SUMBER
https://www.academia.edu/32596536/KEBUTUHAN_GIZI_DEWASA.docx
http/www. Kebutuhan nutrisi pada lansia.com,, di akses pada 18 maret 2020, 11.31.WIB