1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus
terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre
pathogenesis), dan disebut dengan pencegahan primer.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan
primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic
protection).
Upaya pencegahan primer untuk penyakit tidak menular mencakup persediaan makanan
dan energi yang kuat, kesempatan yang baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan perumahan dan
layanan komunitas yang efisien.
Setiap individu dapat mempraktikan upaya pencegahan primer dengan mendapatkan tingkat
pendidikan yang tinggi yang mencakup pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit dan perjalanan
penyakit anggota keluarga lain. Secara khusus, individu harus mengambil tanggung jawab dalam hal
makan dengan tepat, olahraga yang cukup, mempertahankan berat badan yang sesuai, dan
menghindari penggunaan alkohol dan obat-obatan lain. Masing-masing individu juga dapat
melindungi dirinya dari cedera dengan mengenakan sabuk pengaman, kacamata pengaman, dan
lotion tabir surya.
2. Pencegahan sekunder
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, disebut pencegahan
sekunder (seconder preventive). Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and
prompt treatment ).
3. Pencegahan tersier
Upaya pencegahan tersier bagi masyarakat mencakup ketersediaan fasilitas, layanan, dan
tenaga medis kedaruratan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang di dalamnya
upaya pencegahan primer dan sekunder sudah tidak ampuh. Contohnya mencakup layanan ambulan
rumah sakit, dokter dan dokter bedah, perawat, dan tenaga professional kesehatan yang lain.
Pencegahan tersier bagi individu kerap membutuhkan perubahan perilaku atau gaya hidup
yang signifikan. Contohnya mencakup kepatuhan mengikuti pengobatan yang diresepkan, program
olahraga, dan diet. Contoh, seorang pasien serangan jantung dapat mengikuti program pendidikan
dan konseling gizi dan di dorong untuk perpartisipasi dalam program olahraga. Kegiatan itu dapat
membawa pasien kembali meneruskan pekerjaannya dan mencegah serangan jantung kedua. Untuk
tipe tertentu masalah kesehatan tidak menular, misalnya masalah yang melibatkan penyalahgunaan
zat, kedatangan yang rutin pada pertemuan kelompok pendukung atau sesi konseling dapat menjadi
satu bagian penting dalam program pencegahan tersier.
Unknown di 21.45
Berbagi
Posting Komentar
‹
›
Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.