Anda di halaman 1dari 3

ilmu

KAMIS, 29 DESEMBER 2016

USAHA PREVENTIF PRIMER, SEKUNDER DAN


TERTIER TERHADAP PENYAKIT TIDAK MENULAR

Pencegahan Penyakit Tidak Menular


Baik individu maupun masyarakat dapat memberikan kontribusi bermakna dalam
pencegahan dan pengedalian penyakit berpenyebab ganda. Masyarakat dapat menyediakan
lingkungan yang pro-kesehatan-fisik, ekonomi, dan sosial yang di dalamnya setiap orang akan lebih
mudah mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi.

1.   Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus
terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre
pathogenesis), dan disebut dengan pencegahan primer.

Pencegahan primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan
primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic
protection).

A.    Pencegahan Primer Penyakit Tidak Menular

Upaya pencegahan primer untuk penyakit tidak menular mencakup persediaan makanan
dan energi yang kuat, kesempatan yang baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan perumahan dan
layanan komunitas yang efisien.

Setiap individu dapat mempraktikan upaya pencegahan primer dengan mendapatkan tingkat
pendidikan yang tinggi yang mencakup pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit dan perjalanan
penyakit anggota keluarga lain. Secara khusus, individu harus mengambil tanggung jawab dalam hal
makan dengan tepat, olahraga yang cukup, mempertahankan berat badan yang sesuai, dan
menghindari penggunaan alkohol dan obat-obatan lain. Masing-masing individu juga dapat
melindungi dirinya dari cedera dengan mengenakan sabuk pengaman, kacamata pengaman, dan
lotion tabir surya.

2.   Pencegahan sekunder
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, disebut pencegahan
sekunder (seconder preventive). Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and
prompt treatment ).

B.     Pencegahan Sekunder Penyakit Tidak Menular

Upaya pencegahan sekunder yang dapat dilakukan masyarakat mencakup pelaksanaan


skrining massal untuk penyakit kronis, upaya penemuan kasus, dan penyediaan tentang fasilitas,
perlengkapan, dan tenaga kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Tugas individu di dalam
pencegahan sekunder mencakup skrining pribadi, misalnya periksa sendiri payudara atau testis
(untuk kanker pada organ tersebut), bemocult test (untuk kanker kolon dan rektum), dan skrining
medis seperti pap test (untuk kanker servik), tes PSA untuk kanker prostat, mammografi dan skrining
untuk diabetes, glukoma, atau hipertensi. Keikutsertaan dalam skrining kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan dan gigi secara rutin merupakan langkah awal dalam pencegahan sekunder untuk
penyakit tidak menular. Langkah-langkah itu harus diikuti dengan diagnosis pasti dan pengobatan
segera untuk penyakit apapun yang terdeteksi.

3.   Pencegahan tersier

Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier (tertiary


prevention). Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan/kecacatan (disability
limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini diusahakan agar cacat yang
diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara
fisik, mental dan sosial.

C.    Pencegahan Tersier Penyakit Tidak Menular

Upaya pencegahan tersier bagi masyarakat mencakup ketersediaan fasilitas, layanan, dan
tenaga medis kedaruratan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang di dalamnya
upaya pencegahan primer dan sekunder sudah tidak ampuh. Contohnya mencakup layanan ambulan
rumah sakit, dokter dan dokter bedah, perawat, dan tenaga professional kesehatan yang lain.

Pencegahan tersier bagi individu kerap membutuhkan perubahan perilaku atau gaya hidup
yang signifikan. Contohnya mencakup kepatuhan mengikuti pengobatan yang diresepkan, program
olahraga, dan diet. Contoh, seorang pasien serangan jantung dapat mengikuti program pendidikan
dan konseling gizi dan di dorong untuk perpartisipasi dalam program olahraga. Kegiatan itu dapat
membawa pasien kembali meneruskan pekerjaannya dan mencegah serangan jantung kedua. Untuk
tipe tertentu masalah kesehatan tidak menular, misalnya masalah yang melibatkan penyalahgunaan
zat, kedatangan yang rutin pada pertemuan kelompok pendukung atau sesi konseling dapat menjadi
satu bagian penting dalam program pencegahan tersier.

Unknown di 21.45
Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web


MENGENAI SAYA
Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai