Anda di halaman 1dari 11

1.

PENETRASI ASPAL

FUNGSI PENGERTIAN

Percobaan penetrasi bertujuan untuk menentukan kekasaran relatif atau fisik suatu semen
aspal, dengan jalan mengukur jarak tembus sebuah jarum standard tegak lurus dalam contoh
aspal di bawah kondisi-kondisi suhu, pembebanan dan waktu yang diketahui. 

Bila kondisi-kondisi lainnya tidak disebutkan secara khusus maka hal itu berarti nilai
penetrasi atau pengukuran yang dilakukan pada suhu 25 derajat C bahwa jarum yang
dibebani 100 gram dan pembebanan berlangsung selama 5 detik. Hal ini dikenal sebagai
penetrasi normal. Satuan penetrasi adalah 1/10 mm, maka makin lunak, makin besar semen
aspal dapat diklasifikasikan menjadi gradasi-gradasi berdasarkan kekasarannya.

Pengujian Penetrasi Aspal Pengujian penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang di gunakan
untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal sehingga dapat diketahui mutunya. Pengujian
penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama penetration test, alat inilah yang akan
membantu kita untuk menentukan seberapa besar penetrasi aspal yang di uji.

Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal pengendalian mutu aspal atau tar
untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan jalan. Pengujian penetrasi ini
sangat dipengaruhi oleh faktor berat beban total, ukuran sudut dan kehalusan permukaan
jarum, temperatur dan waktu. Oleh karena itu perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan
dan batasan peralatan, waktu dan beban yang digunakan dalam penentuan penetrasi aspal
(RSNI 06-2456-1991).
                 Aspal keras/panas ( Aspalt cement, AC ), adalah aspal yang digunakan dalam
keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan ( termperatur
ruang). Di Indonesia, aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya yaitu:
            1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-50.
            2. AC pen 60/70, yaitu Ac dengan penetrasi antara 60-70.
            3. AC pen 85/100, yaitu aspal dengan penertrasi antara 85-100.
            4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-150.
            5. AC pen 200/300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300.
            Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu
lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin atau lalu lintas volume rendah. Di Indonesia umumnya dipergunakan
aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 85-100 (Sukirman S,1999 ).
C. ALAT DAN BAHAN
            Alat dan bahan yang digunakan dalam Pratikum Pengujian Penetrasi Aspal adalah
sebagai berikut:
1. Alat       
       Alat yang digunakan meliputi:
a. Cawan
Cawan merupakan alat yang digunakan sebagai tempat bahan  pengujian. Cawan terbuat dari
logam atau gelas yang berbentuk silinder dengan dasar yang rata dan berukuran sebagai
berikut :

1)      Untuk pengujian penetrasi di bawah 200:


        a)  Diameter, 55 mm
  b)  Tinggi bagian dalam,  35 mm
2)        Untuk pengujian penetrasi antara 200 dan 350:
  a)  Diameter,  55 – 75 mm
  b)  Tinggi bagian dalam, 45 -70 mm
3)        Untuk pengujian penetrasi antara 350 dan 500:
a) Diameter,  55 mm
b) Tinggi bagian dalam, 70 mm
b. Termometer
Termometer digunakan sebagai alat pengukur suhu. Termometer harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Termometer harus dikalibrasi dengan maksimum kesalahan skala tidak melebihi 0,1°C
atau dapat juga digunakan pembagian skala termometer lain yang sama ketelitiannya dan
kepekaannya.
2) Termometer harus sesuai dengan SNI 19-6421-2000 Spesifikasi Standar Termometer.

c.  Penetrometer
Penetrometer berfungsi sebagai pengukur penetrasi aspal.  Penetrometer harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
1) Alat penetrometer yang dapat melepas pemegang jarum untuk bergerak secara vertikal
tanpa gesekan dan dapat menunjukkan kedalaman masuknya jarum ke dalam benda uji
sampai 0,1 mm terdekat.
2) Berat pemegang jarum 47,5 gram ± 0,05 gram. Berat total pemegang jarum beserta jarum
50 gram ± 0,05 gram. Pemegang jarum harus mudah dilepas dari penetrometer untuk
keperluan pengecekan berat.
3) Penetrometer harus dilengkapi dengan waterpass untuk memastikan posisi jarum dan
pemegang jarum tegak (90°) ke permukaan.
4) Berat beban 50 gram ± 0,05 gram dan 100 gram ± 0,05 gram sehingga dapat digunakan
untuk mengukur penetrasi dengan berat total 100 gram atau 200 gram sesuai dengan kondisi
pengujian yang diinginkan.

d. Jarum penetrasi
Jarum penetrasi merupakan bagian dari penetrometer yang berfungsi sebagi alat untuk
menentukan nilai penetrasi pada aspal. Jarum penetrasi  harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1)  Harus terbuat dari stainless steel dan dari bahan yang kuat, Grade    440-C atau yang
setara, HRC 54 sampai 60.
2)   Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm sedangkan jarum panjang memiliki
panjangsekitar 60 mm (2,4 in).
3)        Diameter jarum antara 1,00 mm sampai dengan 1,02 mm.
4)        Ujung jarum berupa kerucut terpancung dengan sudut antara 8,7˚ dan 9,7°.
5)        Ujung jarum harus terletak satu garis dengan sumbu badan jarum.
6)         Perbedaan total antara ujung jarum dengan permukaan yang lurus tidak boleh
melebihi0,2 mm.
7)        Diameter ujung kerucut terpancung 0,14 mm sampai 0,16 mm dan terpusat terhadap
sumbu jarum.
8)        Ujung jarum harus runcing, tajam dan halus.
9)        Panjang bagian jarum standar yang tampak harus antara 40 sampai 45 mm sedangkan
untuk jarum panjang antara 50 mm - 55 mm (1,97 – 2,17 in).
10)    Berat jarum harus 2,50 gram ± 0,05 gram.
11)    Jarum penetrasi yang akan digunakan untuk pengujian mutu aspal harus memenuhi
kriteria tersebut di atas disertai dengan hasil pengujian dari pihak yang berwenang.

g.  Baskom
Baskom merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat merendam  aspal agar suhu aspal
turun.
h.  Stop Watch.
Stop watch digunakan sebagai alat untuk mengatur waktu.
2. Bahan       
Bahan yang digunakan dalam Pengujian Penetrasi Aspal adalah sebagai berikut:
a. Aspal
Aspal adalah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis
perkerasan lentur. Fungsi aspal dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Fungsi umum     : 
a)    Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal
itu sendiri.
b)   Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari
agregat itu sendiri.
2) Fungsi Khusus   :  Aspal berfungsi sebagai bahan yang akan diuji.

b. Es Batu
Es batu hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai. Di dalam
pengujian ini es batu berfungsi sebagai bahan untuk mendinginkan aspal.
D.  LANGKAH KERJA (CARA KERJA)
Langkah kerja yang  dilakukan dalam Praktikum Pengujian Aspal adalah sebagai berikut:

1. Alat dan bahan dipersiapkan.


2. Es batu dihancurkan dan dimasukan kedalam baskom kemudian ditambah air
secukupnya.

3. Aspal dimasukan kedalam baskom hingga suhunya turun dan sesuai dengan suhu
yang telah  ditetapkan.
4. Suhu aspal diukur dengan menggunakan termometer sebelum dilakukan pengujian
penetrasi.
5. Jarum penetrasi diperiksa dan dibersihkan agar tidak ada kotoran yang menempel.
6. Pemberat 50 gram diletakkan diatas jarum sehingga diperoleh beban seberat (100 ±
0,1) gram.
7. Jarum diturunkan secara perlahan-lahan sehingga jarum menyentuh permukaan benda
uji. Kemudian Angka pada arloji diatur pada posisi 0, sehingga jarum petuunjuk akan
berhimpit.
8. Jarum dilepaskan dan dengaserentak stopwatch di jalankan selama jangka waktu ( 5 ±
0,1 ) detik.
9. Arloji penetrometer diputar dan angka penetrasi dibaca dengan melihat jarum
petunjuk. Bacaan dibulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
10. Jarum di lepaskan dari pemengang jarum dan alat penetrasi disiapkan untuk pekerjaan
berikutnya.
11. Suhu pada aspal diukur kembali sebelum dilakukan pengujian berikutnya.
12. Pekerjaan 5 sampai dengan 11 diatas diulangi lagi hingga 4 kali dan dengan benda uji
yang sama pemeriksaan setiap titik ditentukan dengan jarak tiap titik dari tepi diding
lebih dari 1 cm.
2. PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL

FUNGSI PEMERIKSAAN
Dapat mengetahui suhu dimana aspal mualai lembek dengan menggunakan alat ring and ball
dimana suhu ini akan menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal menahan suhu yang
terjadi untuk tidak lembek sehingga dapt mengurangi daya lekat.

1.      Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian titik lembek aspal dan ter.
2.      Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian titik lembek aspal dan ter dengan
baik dan benar.
3.      Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh.
4.      Dapat menyimpulan besarnya suatu titik lembek aspal dan ter yang diuji berdasarkan
standar yang diacu.

E. PERALATAN DAN BAHAN

a.       Peralatan :
§  Cincin kuningan
§  Bola baja diameter 9,53 mm berta 3,45 gr – 3,55 gr
§  Dudukan benda Uji. Lengkap dengan pengaruh bola baja dan plat dasar yang mempunyai
jarak tertentu.
§  Bejana besar tahan panas mendadak , diameter dalam 8,5 cm dengan tinggi 12 cm
berkapasitas 800 ml
§  Termometer
§  Penjepit
§  Stopwacth
§  Alat pengaruh bola
§  Spatula.

b.      Bahan :
§  Aspal keras
§  Gliserin
§  Air bersih
§  Esbatu
CARA KERJA

Penyiapan benda uji

1. Menyiapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan.


2. Panaskan contoh benda uji aspal secara perlahan sambil di aduk secara terus menerus
hingga cairan merata.
3. Pemanasan pengadukan dilakukan secara perlahan lahan agar gelembung udaranya cepat
keluar.
4. Panaskan juga 2 cincin sampai mencapi suhu ruang contoh dan letakkan kedua cicncin palt
kuningan yang telah diberi gliserin
5. Setelah air merata tuangkan aspal kedalam 2 buah cincin yang mana suhu pemanasan aspal
tidak melebihi 56°C diatas ttitik lembeknya 100°C.
6. Setelah aspal dingin , ratakan permukaan contoh dlam cincin dengan spatula atau pisau
yang telah di panaskan.

Hal – hal yang perllu diprhatikan dalam penyiapan sampel :


§  Suhu pemanasan max adalah titik lembek perkiraan + 50°C (kira-kira 100°C)
§  Lama pemanasan diatas api tidak boleh lebih dari 30 menit dan didalam oven tidak lebih
dari 2 jam
§  Larutan gliserin digunakan pada permukaan plat besi bukan pada reng benda uji
§  Contoh aspal yang telah di panaskan dihitung dalam cetakan bend uji dan diamkan selama
30 menit
Pengujan titik lembek

1. Pasang dan aturlah kedua benda uji diatas kedudukan dan letakkan pengarah bola di
atasnya, kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut kedalam bejana gelas lalu isi dengan
air dan masukkan seluruh tersebbut kedalam bejana gelas lalu isi dengan air dan masukkan
batu es untuk menjadikan suhu bejana 5 ± 1 °C,

2. Letakkan termometer yang sesuai dengan praktikum di antara kedua benda uji.

3. Periksa dan aturlah jarak antara permukaan plat dasar benda uji hingga menjadi 25,4 mm.

4. Letakkan bola baja tersebut ditengah - tengah posisi benda uji dengan menggunkan
penjepit.

5. Letakkan bejana gelas di atas pemanas setelah suhu bejana gelas tersebut emncapai ± 1°C

6. Panas bejana gelas dan catat penambahan/ kenaikan suhu.per 5°C beserta waktu pada suhu
tersebut dengan stopwatch terhitung awal pemanasan.

7. Perhatikan dengan teliti dari penambahan / kenaikan suhu . pada suhu waktu beberapa
aspal bemda uji yang di timpa bola baha meleleh dan menyentuh plat dasar kedudukan.

8. Catat hasil pengujian dalam formulir pengamatan

Anda mungkin juga menyukai