Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL

REVIEW

MK. Dasar Sistem


Telekomunikasi

Skor Nilai:

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI


(Analisa Unjuk Kerja Mobile Based Tranceivier Station untuk Kestabilan Infrastruktur
Sistem Komunikasi Seluler ; Melvi, Ardian Ulvan, Ricky Fernando)
(Analisis Penerapan Teknologi Jaringan LTE 4G di Indonesia ; Fadhli Fauzi, Gevin Sepria
Harly, Hanrais HS, Adhli)

DISUSUN OLEH :

AGIL ABDILLAH FAUZI 5191230003

KELAS : TEKNIK ELEKTRO A

MATA KULIAH : Dasar Sistem Telekomunikasi

DOSEN PENGAMPU : Azmi Rizki Lubis, S,Ps,.M.T.

FAKULTAS TEKNIK UNIMED


PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGER MEDAN
APRIL 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena dengan rahmat-
Nya sehingga Critical Journal Review ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Maksud dari penyusunan Critical Journal Review ini adalah sebagai salah satu point
penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata
kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi, serta dengan harapan untuk memotivasi penulis sehingga
mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran
tersebut.

Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi Bapak
Azmi Rizki Lubis,S.Pd.,MT. atas bimbingannya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
Critical Journal Review ini.

Penulis menyadari bahwa tugas Critical Journal Review ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan Critical Journal Review ini.

Akhir kata, penulis berharap agar Critical Journal Review dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas terutama mahasiswa yang ingin menjadikan tugas ini sebagai referensi.

Medan,23 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................. 2

BAB I : Pendahuluan............................................................................................... 3

1.1.Rasionalisasi pentingnya CJR..................................................................... 3

1.2.Tujuan penulisan CJR................................................................................. 3

1.3.Manfaat CJR............................................................................................... 3

1.4 Identitas jurnal............................................................................................ 4

BAB II : Ringkasan Jurnal...................................................................................... 5

2.1.Jurnal 1........................................................................................................ 5

2.2.Jurnal 2........................................................................................................ 7

BAB III : Pembahasan............................................................................................. 10

3.1Pembahasan isi jurnal.................................................................................. 10

3.2Keunggulan Jurnal....................................................................................... 10

3.3.Kelemahan Jurnal....................................................................................... 11

BAB IV : Penutup.................................................................................................... 12

4.1.Kesimpulan................................................................................................. 12

4.1.Saran........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Rasionalisasi Pentingnya CJR

Mengkritik Jurnal merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar dapat mengetahui dan
memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal yang menitik beratkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik,
dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi
pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap
suatu bidang kajian tertentu.

Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan
mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga bagi
proses kreatif penulisan lainnya.

1.2 Tujuan Penulisan CJR


1. Melatih siswa untuk lebih kritis dan mengekspresikan pendapat tentang materi dalam
jurnal dasar sistem telekomunikasi
2. Dengan mengkritik jurnal dapat menambah wawasan para pengkritik karena di dalam
jurnal tersebut disajikan masalah yang akan menambah ilmu pengetahuan kita.

1.3 Manfaat CJR


Secara sederhana, penulisan Critical Journal Report memiliki beberapa manfaat
sebagai berikut:

1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan.


2. Menemukan kelebihan dan kekurangan dari yang penelitian dilaporkan dengan
melakukan analisis secara seksama.
3. Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali dalam gagasan
tertulis
1.4 Identitas Jurnal
1. Jurnal 1
Judul : ”Analisa Unjuk Kerja Mobile Based Tranceivier Station untuk Kestabilan
Infrastruktur Sistem Komunikasi Seluler”

Penulis : Melvi, Ardian Ulvan, Ricky Fernando

Volume/No : 11/1

Halaman : 1-7

Tahun : 2014

ISSN : 1412 - 4785

2. Jurnal 2
Judul : ”Analisis Penerapan Teknologi Jaringan LTE 4G di Indonesia ”

Penulis : Fadhli Fauzi, Gevin Sepria Harly, Hanrais HS, Adhli

Volume/no : 10/2

Halaman : 1-10

Tahun : 2012

ISSN : 1411 - 9374


BAB II
RINGKASAN JURNAL
2.1 JURNAL 1
PERMASALAHAN

Berdasarkan letak geografis dan kondisi geologisnya, Indonesia sering mengalami


fenomena bencana alam seperti banjir, badai tropis, gempa bumi, tsunami, longsor dan erupsi
gunung berapi. Ketika fenomena di atas sedang terjadi, maka akan memberikan dampak
ketidakstabilan pada sistem telekomunikasi, khususnya sistem seluler. Banyak infrastruktur
sistem telekomunikasi yang hancur dan rusak, khususnya Base Tranceiver Station (BTS).
Mengingat kerusakan teknis yang begitu berat terhadap infrastruktur telekomunikasi di area
bencana, ditambah lagi hilangnya akses terhadap layanan komunikasi bagi masyarakat sekitar,
maka standardisasi terhadap infrastruktur komunikasi yang tahan terhadap bencana (disaster-
resilient) mulai menjadi issue penting. Standardisasi juga meliputi kemampuan untuk dapat
beroperasi kembali setelah bencana terjadi, dengan kualitas layanan yang sesuai standar.

Badan dunia untuk telekomunikasi telekomunikasi (International Telecommunication


Union–ITU) telah melakukan aktivitas kelompok yang fokus pada sistem penanggulangan
bencana (Disaster Relief System). Sementara itu, untuk menjamin ketahanan sistem terhadap
bencana pada komunikasi yang berbasis teknologi Long Term Evolution (LTE), the 3rd
Generation Partnership Project (3GPP) sebagai konsorsium pengembangan standar dan
spesiikasi teknologi GSM/3G/LTE telah melakukan penelitian dan pengembangan standar baru
dalam Release 2 yang memuat spesiikasi Proximity Service (ProSE) dan Group call on LTE
enablers (GCSE_LTE). Dalam hal ketahanan terhadap bencana, standar yang telah berlaku saat
ini adalah standar Trunkated Terrestrial Radio (TETRA) yang dikeluarkan oleh badan standar
telekomunikasi Eropa (European Telecommunication Standard Institute–ETSI), yang lebih
dikenal dengan ETSI TETRA.

Metode Penyelesaian
Pada analisis matematis CCSR-PS dibutuhkan hasil data pengukuran Call Establish-
Packet Switched (CE-PS) dan Dropped Call-Packet Switched (DC-PS).

Pada CCSR-PS Sektor 1, terdapat data statistik pengukuran sebanyak 123 CE-PS dan 2
DC-PS. Dengan menggunakan persamaan (3) didapatlah nilai Drop call Rate (DCR) sebesar:

2
DCR% = ×100 %=1 , 626 %
123

Nilai DCR ini kemudian disubstitusikan ke persamaan (2), sehingga didapat nilai CCSR-PS
yaitu:

123−2
CCSR PS% - × 100 %=98,374 %
123

Dengan membandingkannya dengan data hasil pengukuran, maka nilai CCSR-PS Sektor
1 pada perhitungan sesuai dengan nilai yang didapat pada data pengukuran menggunakan
aplikasi M2000. Hal yang sama dapat dilakukan untuk Sektor 2 dan Sektor 3.
Pembahasan lebih lanjut, analisis matematis CCSRCS membutuhkan hasil data
pengukuran Call EstablishCircuit switched (CE-CS) dan Dropped Call-Circuit switched (DC-
CS).

Pada CCSR-CS Sektor 1 terdapat data statistik pengukuran sebanyak 25 CE-CS dan DC-
CS nihil. Dengan menggunakan Persamaan (3), maka dapat dihitung nilai DCR yaitu:

0
DCR% = ×100 %=0 %
25

Dengan mensubstitusi nilai DCR tersebut ke Persamaan (2) didapat nilai CCSR-CS sebesar:

25−0
CCSR CS% = ×100 %=100 %
25

Seperti halnya pada CCSR-PS, nilai CCSR-CS Sektor 1 hasil perhitungan sesuai dengan
nilai yang didapat pada data pengukuran menggunakan aplikasi M2000. Cara yang sama dapat
dilakukan untuk menghitung CCSR-CS untuk Sektor 2 dan 3.

Secara teknis, terjadinya drop call dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu rugi-rugi
frekuensi radio (Radio Frequency Loss) sehingga kekuatan sinyal lemah, kegagalan handover
(handover failure), interferensi frekuensi uplink pada RTWP dan interferensi frekuensi downlink
pada RSCP, serta yang terakhir karena kondisi jaringan blankspot (sinyal off).

HASIL
Untuk daerah rawan bencana, pengimplementasian mobile BTS dapat dijadikan solusi
cepat dalam rangka memulihkan layanan telekomunikasi di area tersebut. Kestabilan
infrastruktur mobile BTS mutlak harus terjaga agar quality of service (QoS) dari layanan
telekomunikasi tersebut dapat dipertahankan. Dalam penelitian ini pengukuran kinerja dan
analisis data dilakukan pada parameter Received Total Wideband Power (RTWP), Call
Completion Success Rate-Packet Switched (CCSRPS) dan Call Completion Success Rate-Circuit
switched (CCSR-CS) yang diambil secara berkala (per jam selama 24 jam), pada tiga sektor
cakupan sel yang berbeda.

Pada data pengukuran parameter performansi Call Complation Success Rate-Packet


Switched (CCSR-PS) dan Call Complation Success Rate-Circuit switched (CCSR-CS) mobile
BTS Terbanggi Agung, semua Sektor 1, 2 dan 3 bernilai di atas 95%, dengan demikian
parameter tersebut tergolong dalam keadaan sangat baik. Selain itu, terjadinya drop call pada
data pengukuran CCSR-PS dan CCSR-CS bukan disebabkan karena interferensi uplink dari
RTWP, karena nilai terburuk dari RTWP berbeda waktu dengan nilai terbanyak terjadinya drop
call pada CCSR-PS dan CCSR-CS.
2.2 JURNAL 2

PERMASALAHAN
Untuk saat ini sendiri terdapat 3 kandidat pengusung teknologi 4G , yaitu Longterm
Evolution(LTE) ultra mobile broadband (UMB) dan Wimax(Worldwide Interoperability for
microwive access II. Namun dari ketiganya LTE adalah kandidate terkuat yang dipercaya akan
memberikan keuntungan baik bagi operator maupun kepada pengguna.

Beberapa kelebihan diusung oleh teknologi 4G dengan jaringan LTE. Dibandingkan


dengan teknologi 3.5G yang hanya memiliki kecepatan akses data 7.2 Mbps, maka 4G dapat
memiliki kecepatan akses hingga 10 kalinya. Secara teori teknologi ini dapat menghasilkan
kecepatan download hingga 100 Mbps. Kelebihan lain yang dimiliki oleh teknologi 4G yang
menggunakan jaringan LTE ini adalah dapat menghemat biaya pengeluaran bagi operator yang
sudah memiliki jaringan 3G dan HSDPA, memiliki jaringan yang cukup luas dan layanan data
broadband dalam skala besar

Namun untuk di Indonesia sendiri seperti kita ketahui bersama bahwa generasi teknologi
Telekomunikasi terakhir yang dapat kita gunakan atau rasakan sebagai warga di Indonesia baru
hanya sebatas pada generasi 3.5G dan belum dapat menggunakan secara maksimal dari layanan
generasi 4G khususnya untuk teknologi Long Term Evolution (LTE).

METODE PENYELESAIAN
Berdasarkan tinjauan pustaka menyebutkan ada beberapa penyebab layanan dari generasi
4G tersebut belum dapat kita gunakan, penyebab-penyebab yang paling sering dibahas oleh
media maupun oleh para ahli di bidang ini ialah dalam aspek Regulasi, dan Hardware serta
Software pendukung.

Dari kedua faktor penyebab belum adanya layanan LTE 4G di Indonesia saat ini yang
menjadi faktor utama ialah dari masalah regulasi di Indonesia sendiri yang belum mengatur
masalah ini. Terutama regulasi tentang frekuensi yang dapat digunakan. Menurut Joko Suryana
salah satu pakar Telekomunikasi dalam salah satu artikel media cetak mengatakan beberapa pita
frekuensi yang biasa digunakan oleh operator LTE di dunia yaitu 700/800 MHz, 1800 MHz,
2100 MHz dan 2600 MHz. Permasalahannya di Indonesia tambahnya, frekuensi –frekuensi yang
telah disebutkan diatas seluruhnya sudah digunakan baik oleh operator selular maupun
perurasahaan penyiaran (Broadcasting) sehingga saat ini tidak ada lagi alokasi frekuensi yang
kosong atau tersedia untuk LTE.Kemudian menurut Herfini Haryono, Direktur perencanaan dan
pengembangan Telkomsel pada saat itu masih dalam suatu artikel media cetak menegaskan
tinggal menunggu regulasi saja, jika sudah mendapat izin maka akan bisa segera
diimplementasikan,”. Untuk mendukung broadband termasuk implementasi LTE, Telkomsel
menambah investasi yang sebesar 50 persen capek (capital expenditure) dialokasikan untuk
jaringan 3G tambahnya.
HASIL
Karena regulasi memegang peranan yang paling penting dalam bisnis telekomunikasi.
Ada banyak aspek regulasi yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis telekomunikasi bergerak
pita lebar seperti ketersedian spektrum frekuensi, tarif, interkoneksi, konten, dan penomoran.
Selain itu dari aspek Hardwere serta Software pendukung, itu dikarenakan modem untuk 4G
masih sangat terbatas dan infrastruktur yang mendukung 4G belum merata di seluruh Indonesia.

Namun menurut Herfini Haryono, tinggal menunggu regulasi saja, jika sudah mendapat
izin maka akan bisa segera diimplementasikan,”. Untuk mendukung broadband termasuk
implementasi LTE, Telkomsel menambah investasi yang sebesar 50 persen capek (capital
expenditure) dialokasikan untuk jaringan 3G tambahnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Jurnal
Kedua jurnal ini memiliki persamaan yaitu sama-sama membahas mengenai
permasalahan yang menyangkut mengenai sistem telekomunikasi di masa perkembangan
teknologi seperti sekarang ini.

Perbedaan kedua jurnal ini terletak pada topik permasalahan nya seperti di jurnal pertama
yang membahas tentang kestabilan sistem insfrastruktur sistem komunikasi seluler dan di jurnal
kedua membahas tentang penerapan teknologi jaringan LTE 4G di Indonesia.

3.2 KELEBIHAN JURNAL

Jurnal 1
Dalam jurnal ini abstrak yang dibuat penulis sangat simple namun abstrak yang ada
tersebut sudah sangat jelas menggambarkan tentang isi dari jurnal tersebut, permasalahan yang
ditimbulkan dari jurnal tersebut juga menarik untuk dibahas serta tak lupa pula penulis juga
melampirkan cara – cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga para pembaca
juga tau bagaimana cara menyelsaikan permasalahan yang ada dalam jurnal tersebut. Jurnal ini
juga disertai gambar atau grafik untuk mendukung dalam penyampaian materi dan penyampaian
penyelesaian.

Jurnal 2
Permasalahan yang diangkat penulis dalam jurnal tersebut sangat menarik perhatian
sehingga memungkinkan para pembaca untuk membaca nya. Bahasa yang digunakan juga bagus
tidak teralalu bertele tele sehingga pembaca tidak kebingungan dalam menafsirkan kata per kata
nya.

3.3 KEKURANGAN JURNAL

Jurnal 1
Dalam jurnal utama ini terdapat beberapa kekurangan, yaitu dalam beberapa penggunaan
kata yang masih membuat pembaca kebingungan dalam menafsirkan nya, terdapat angka angka
yang tidak jelas peletakannya serta bahasa yang digunakan terlalu monoton sehingga pembaca
gampang bosan pada saat membaca jurnal tersebut.
Jurnal 2
Dalam jurnal ini terdapat beberapa kekurangan yaitu dalam tata letak kalimat yang sangat
janggal seperti misalnya terdapat pengulangan kata dalam satu paragraf yang dapat
membingungkan para pembaca. Metode penyelesaian yang diberikan penulis juga sangat tidak
jelas sehingga pembaca kurang mengerti cara penulis dalam menyelesaikan masalah yang ada di
jurnal tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Terdapat banyak masalah yang terjadi pada sistem telekomunikasi yang sedang
berkembang dalam negara kita yang tidak kita ketahui. Salah satu tujuan peneliti dalam menulis
jurnal tersebut agar para pembaca dapat mengetahui apa saja permasalahan yang ada disekitar
kita mengenai sistem telekomunikasi yang kita pakai baik dalam hal pengembangan maupun
dalam hal pembuatan nya.

4.2 SARAN

Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam melakukan suatu penelitian dan
pengembangan serta menjadikan review jurnal ini sebagai referensi untuk menentukan sumber
pengetahuan dan pendekatan ilmiah lain. Serta mahasiswa juga harus mampu berpikir kritis
dalam menentukan jurnal atau bacaan yang akan di buat sebagai referensi ilmu pengetahuan agar
tidak salah dalam menafsirkan masalah yang ada.

Bagi Peneliti
Review jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, maka sebaiknya dilakukan review
lebih lanjut sehingga dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam review jurnal ini. Agar
jurnal ini bisa menjadi lebih sempurna dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Melvi,Ardian Ulvan,Ricky Fernando.2014.”Analisa Unjuk Kerja Mobile Based


Tranceiver Station untuk Kestabilan Infrastruktur Sistem Komunikasi Seluler”.Banda
Aceh.
 Fadhli Fauzi,Gevin Sepria Harly,Hanrais HS, Adhli.2012.”Analisis Penerapan Teknologi
Jaringan LTE 4G di Indonesia”.Bandung.

Anda mungkin juga menyukai