CJR Dasar Sistem Telekomunikasi
CJR Dasar Sistem Telekomunikasi
REVIEW
Skor Nilai:
DISUSUN OLEH :
Maksud dari penyusunan Critical Journal Review ini adalah sebagai salah satu point
penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata
kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi, serta dengan harapan untuk memotivasi penulis sehingga
mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran
tersebut.
Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi Bapak
Azmi Rizki Lubis,S.Pd.,MT. atas bimbingannya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
Critical Journal Review ini.
Penulis menyadari bahwa tugas Critical Journal Review ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan Critical Journal Review ini.
Akhir kata, penulis berharap agar Critical Journal Review dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas terutama mahasiswa yang ingin menjadikan tugas ini sebagai referensi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I : Pendahuluan............................................................................................... 3
1.3.Manfaat CJR............................................................................................... 3
2.1.Jurnal 1........................................................................................................ 5
2.2.Jurnal 2........................................................................................................ 7
3.2Keunggulan Jurnal....................................................................................... 10
3.3.Kelemahan Jurnal....................................................................................... 11
BAB IV : Penutup.................................................................................................... 12
4.1.Kesimpulan................................................................................................. 12
4.1.Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Mengkritik Jurnal merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar dapat mengetahui dan
memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal yang menitik beratkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik,
dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi
pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap
suatu bidang kajian tertentu.
Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan
mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga bagi
proses kreatif penulisan lainnya.
Volume/No : 11/1
Halaman : 1-7
Tahun : 2014
2. Jurnal 2
Judul : ”Analisis Penerapan Teknologi Jaringan LTE 4G di Indonesia ”
Volume/no : 10/2
Halaman : 1-10
Tahun : 2012
Metode Penyelesaian
Pada analisis matematis CCSR-PS dibutuhkan hasil data pengukuran Call Establish-
Packet Switched (CE-PS) dan Dropped Call-Packet Switched (DC-PS).
Pada CCSR-PS Sektor 1, terdapat data statistik pengukuran sebanyak 123 CE-PS dan 2
DC-PS. Dengan menggunakan persamaan (3) didapatlah nilai Drop call Rate (DCR) sebesar:
2
DCR% = ×100 %=1 , 626 %
123
Nilai DCR ini kemudian disubstitusikan ke persamaan (2), sehingga didapat nilai CCSR-PS
yaitu:
123−2
CCSR PS% - × 100 %=98,374 %
123
Dengan membandingkannya dengan data hasil pengukuran, maka nilai CCSR-PS Sektor
1 pada perhitungan sesuai dengan nilai yang didapat pada data pengukuran menggunakan
aplikasi M2000. Hal yang sama dapat dilakukan untuk Sektor 2 dan Sektor 3.
Pembahasan lebih lanjut, analisis matematis CCSRCS membutuhkan hasil data
pengukuran Call EstablishCircuit switched (CE-CS) dan Dropped Call-Circuit switched (DC-
CS).
Pada CCSR-CS Sektor 1 terdapat data statistik pengukuran sebanyak 25 CE-CS dan DC-
CS nihil. Dengan menggunakan Persamaan (3), maka dapat dihitung nilai DCR yaitu:
0
DCR% = ×100 %=0 %
25
Dengan mensubstitusi nilai DCR tersebut ke Persamaan (2) didapat nilai CCSR-CS sebesar:
25−0
CCSR CS% = ×100 %=100 %
25
Seperti halnya pada CCSR-PS, nilai CCSR-CS Sektor 1 hasil perhitungan sesuai dengan
nilai yang didapat pada data pengukuran menggunakan aplikasi M2000. Cara yang sama dapat
dilakukan untuk menghitung CCSR-CS untuk Sektor 2 dan 3.
Secara teknis, terjadinya drop call dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu rugi-rugi
frekuensi radio (Radio Frequency Loss) sehingga kekuatan sinyal lemah, kegagalan handover
(handover failure), interferensi frekuensi uplink pada RTWP dan interferensi frekuensi downlink
pada RSCP, serta yang terakhir karena kondisi jaringan blankspot (sinyal off).
HASIL
Untuk daerah rawan bencana, pengimplementasian mobile BTS dapat dijadikan solusi
cepat dalam rangka memulihkan layanan telekomunikasi di area tersebut. Kestabilan
infrastruktur mobile BTS mutlak harus terjaga agar quality of service (QoS) dari layanan
telekomunikasi tersebut dapat dipertahankan. Dalam penelitian ini pengukuran kinerja dan
analisis data dilakukan pada parameter Received Total Wideband Power (RTWP), Call
Completion Success Rate-Packet Switched (CCSRPS) dan Call Completion Success Rate-Circuit
switched (CCSR-CS) yang diambil secara berkala (per jam selama 24 jam), pada tiga sektor
cakupan sel yang berbeda.
PERMASALAHAN
Untuk saat ini sendiri terdapat 3 kandidat pengusung teknologi 4G , yaitu Longterm
Evolution(LTE) ultra mobile broadband (UMB) dan Wimax(Worldwide Interoperability for
microwive access II. Namun dari ketiganya LTE adalah kandidate terkuat yang dipercaya akan
memberikan keuntungan baik bagi operator maupun kepada pengguna.
Namun untuk di Indonesia sendiri seperti kita ketahui bersama bahwa generasi teknologi
Telekomunikasi terakhir yang dapat kita gunakan atau rasakan sebagai warga di Indonesia baru
hanya sebatas pada generasi 3.5G dan belum dapat menggunakan secara maksimal dari layanan
generasi 4G khususnya untuk teknologi Long Term Evolution (LTE).
METODE PENYELESAIAN
Berdasarkan tinjauan pustaka menyebutkan ada beberapa penyebab layanan dari generasi
4G tersebut belum dapat kita gunakan, penyebab-penyebab yang paling sering dibahas oleh
media maupun oleh para ahli di bidang ini ialah dalam aspek Regulasi, dan Hardware serta
Software pendukung.
Dari kedua faktor penyebab belum adanya layanan LTE 4G di Indonesia saat ini yang
menjadi faktor utama ialah dari masalah regulasi di Indonesia sendiri yang belum mengatur
masalah ini. Terutama regulasi tentang frekuensi yang dapat digunakan. Menurut Joko Suryana
salah satu pakar Telekomunikasi dalam salah satu artikel media cetak mengatakan beberapa pita
frekuensi yang biasa digunakan oleh operator LTE di dunia yaitu 700/800 MHz, 1800 MHz,
2100 MHz dan 2600 MHz. Permasalahannya di Indonesia tambahnya, frekuensi –frekuensi yang
telah disebutkan diatas seluruhnya sudah digunakan baik oleh operator selular maupun
perurasahaan penyiaran (Broadcasting) sehingga saat ini tidak ada lagi alokasi frekuensi yang
kosong atau tersedia untuk LTE.Kemudian menurut Herfini Haryono, Direktur perencanaan dan
pengembangan Telkomsel pada saat itu masih dalam suatu artikel media cetak menegaskan
tinggal menunggu regulasi saja, jika sudah mendapat izin maka akan bisa segera
diimplementasikan,”. Untuk mendukung broadband termasuk implementasi LTE, Telkomsel
menambah investasi yang sebesar 50 persen capek (capital expenditure) dialokasikan untuk
jaringan 3G tambahnya.
HASIL
Karena regulasi memegang peranan yang paling penting dalam bisnis telekomunikasi.
Ada banyak aspek regulasi yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis telekomunikasi bergerak
pita lebar seperti ketersedian spektrum frekuensi, tarif, interkoneksi, konten, dan penomoran.
Selain itu dari aspek Hardwere serta Software pendukung, itu dikarenakan modem untuk 4G
masih sangat terbatas dan infrastruktur yang mendukung 4G belum merata di seluruh Indonesia.
Namun menurut Herfini Haryono, tinggal menunggu regulasi saja, jika sudah mendapat
izin maka akan bisa segera diimplementasikan,”. Untuk mendukung broadband termasuk
implementasi LTE, Telkomsel menambah investasi yang sebesar 50 persen capek (capital
expenditure) dialokasikan untuk jaringan 3G tambahnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Jurnal
Kedua jurnal ini memiliki persamaan yaitu sama-sama membahas mengenai
permasalahan yang menyangkut mengenai sistem telekomunikasi di masa perkembangan
teknologi seperti sekarang ini.
Perbedaan kedua jurnal ini terletak pada topik permasalahan nya seperti di jurnal pertama
yang membahas tentang kestabilan sistem insfrastruktur sistem komunikasi seluler dan di jurnal
kedua membahas tentang penerapan teknologi jaringan LTE 4G di Indonesia.
Jurnal 1
Dalam jurnal ini abstrak yang dibuat penulis sangat simple namun abstrak yang ada
tersebut sudah sangat jelas menggambarkan tentang isi dari jurnal tersebut, permasalahan yang
ditimbulkan dari jurnal tersebut juga menarik untuk dibahas serta tak lupa pula penulis juga
melampirkan cara – cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga para pembaca
juga tau bagaimana cara menyelsaikan permasalahan yang ada dalam jurnal tersebut. Jurnal ini
juga disertai gambar atau grafik untuk mendukung dalam penyampaian materi dan penyampaian
penyelesaian.
Jurnal 2
Permasalahan yang diangkat penulis dalam jurnal tersebut sangat menarik perhatian
sehingga memungkinkan para pembaca untuk membaca nya. Bahasa yang digunakan juga bagus
tidak teralalu bertele tele sehingga pembaca tidak kebingungan dalam menafsirkan kata per kata
nya.
Jurnal 1
Dalam jurnal utama ini terdapat beberapa kekurangan, yaitu dalam beberapa penggunaan
kata yang masih membuat pembaca kebingungan dalam menafsirkan nya, terdapat angka angka
yang tidak jelas peletakannya serta bahasa yang digunakan terlalu monoton sehingga pembaca
gampang bosan pada saat membaca jurnal tersebut.
Jurnal 2
Dalam jurnal ini terdapat beberapa kekurangan yaitu dalam tata letak kalimat yang sangat
janggal seperti misalnya terdapat pengulangan kata dalam satu paragraf yang dapat
membingungkan para pembaca. Metode penyelesaian yang diberikan penulis juga sangat tidak
jelas sehingga pembaca kurang mengerti cara penulis dalam menyelesaikan masalah yang ada di
jurnal tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Terdapat banyak masalah yang terjadi pada sistem telekomunikasi yang sedang
berkembang dalam negara kita yang tidak kita ketahui. Salah satu tujuan peneliti dalam menulis
jurnal tersebut agar para pembaca dapat mengetahui apa saja permasalahan yang ada disekitar
kita mengenai sistem telekomunikasi yang kita pakai baik dalam hal pengembangan maupun
dalam hal pembuatan nya.
4.2 SARAN
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam melakukan suatu penelitian dan
pengembangan serta menjadikan review jurnal ini sebagai referensi untuk menentukan sumber
pengetahuan dan pendekatan ilmiah lain. Serta mahasiswa juga harus mampu berpikir kritis
dalam menentukan jurnal atau bacaan yang akan di buat sebagai referensi ilmu pengetahuan agar
tidak salah dalam menafsirkan masalah yang ada.
Bagi Peneliti
Review jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, maka sebaiknya dilakukan review
lebih lanjut sehingga dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam review jurnal ini. Agar
jurnal ini bisa menjadi lebih sempurna dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA