Uts PKN Sem 2
Uts PKN Sem 2
(bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakter (watak) yang sama yang
terbentuk karena adanya perasaan senasib yang sama)
Lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis itu, yang menata dan dengan
demikian menguasai wilayah itu
Suku Bangsa :Golongan sosial yang memiliki ciri fisik yang sama
- Adanya wilayah
Dalam sidangnya pada tanggal 27 September 1950, Majelis Umum PBB dengan suara
bulat menerima Indonesia menjadi anggota PBB yang ke-60.
o “Negara timbul oleh pergaulan antar manusia yang ditentukan oleh hukum dan tata alam
yang terjadi karena kehendak dan menurut hukum Tuhan” (Thomas Aquinas)
Teori Kekuatan
Yang kuat (baik fisik, psikis, materi, maupun politik) memimpin yang lemah
Suatu negara terbentuk oleh adanya dominasi kelompok yang kuat atas yang lemah.
“Negara adalah suatu susunan masyarakat yang oleh golongan yang menang dipaksakan
kepada golongan yang ditaklukkan, dengan maksud mengatur kekuasaan golongan yang
satu atas yang lain dan melindungi terhadap ancaman pihak lain” (Franz Oppenheimer
Negara terbentuk karena adanya susunan masyarakat yang saling berhubungan dan
merupakan kesatuan yang bersifat organis.
Negara akan menjamin semua kepentingan tanpa membedakan pusat vs daerah, kuat vs
lemah dsb.
• Penyelenggaraan pemerintahan yg baik adalah yang diatur oleh hukum (Plato, Nomoi,
abad ke-4 SM).
• Negara hukum adalah negara yang baik pemerintah maupun rakyatnya sama-sama
tunduk pada peraturan-peraturan hukum yg berlaku (Wirjono Prodjodikoro)
Negara Hukum Indonesia
• Menganut “equality before the law” berdasarkan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: “Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
Identitas kolektif interaksi antara individu yang satu dengan yang lain dalam
suatu kelompok dan melakukan tindakan serta perbuatan secara bersama-sama
untuk tujuan bersama.
Dengan demikian, jatidiri baru muncul setelah adanya pengakuan dari orang lain
mengenai jatidirinya.
Identitas atau jatidiri dibutuhkan dalam proses interaksi. Melalui interaksi ini, seseorang
akan ditempatkan pada porsi sesuai dengan identitas atau jatidirinya.
Identitas Nasional sifat khas yang melekat pada suatu bangsa kepribadian suatu
bangsa.
Faktor primer terdiri dari: Etnisitas, Teritorial, Bahasa, Agama dan sejenisnya
- Ekologis
- Demografis
FAKTOR SUBYEKTIF:
- Historis
- Sosial
- Politik
- Kebudayaan
- Identitas Instrumental
- Identitas Alamiah
- Integrasi sosial
- Integrasi kebudayaan
Warga Negara = Anggota dari suatu persekutuan yang didirikan atas kekuatan
berasama, dilaksanakan atas tanggungjawaba bersama dan ditujukan untuk
kepentingan bersama.
Model Kewarganegaraan
• Perspektif Legal-Formal
• Perspektif Netralitas
• Perspektif Partisipatoris
Kewarganegaraan ditentukan oleh seberapa jauh keterlibatan seseorang dalam
ruang politik.
• Perspektif Kelas
• Perspektif Hermeneutik
Tolok ukurnya pada dimana seseorang dilahirkan (AS, Kanada, Australia, Saudi
Arabia)
• Asas Campuran
Penentuannya berdasarkan ius sanguinis dan ius soli secara bersamaan (India
dan Pakistan)
• WNI adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa asing yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
– Karena pewarganegaraan;
– Karena perkawinan;
– Karena pengangkatan,
• Penentuan hak warga negara merupakan hak mutlak dari negara yang bersangkutan
(Pasal 1 Konvensi Den Haag 1930).
• HAM adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku
seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.
• Diatur pertama kali dengan Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 yang salah satu
konsiderannya menyatakan: “bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia
patut menghormati hak asasi manusia yang termaktub dalam Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa serta berbagai instrumen internasional
lainnya mengenai hak asasi manusia.
• Terdiri dari 13 Pasal yakni Pasal 27, 28, 28A, 28B, 28C, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 28I, 28J,
dan Pasal 29 ayat (2).
Rumusan pasal-pasal HAM dalam konstitusi hasil amandemen diatur secara sangat
rinci sehingga muncul penilaian bahwa pengaturan HAM dalam konstitusi setelah
amandemen merupakan upaya ‘adopsi’ atas ketentuan dalam UU No. 39 Tahun
1999
• Pengaturan HAM dalam UUD 1945 hasil amandemen dan UU No. 39 tahun 1999
merupakan upaya untuk mempersatukan pemahaman sifat universalitas dan
kontekstualitas HAM.
• Sifat universalitas HAM bermakna bahwa HAM pada hakikatnya bersifat umum dan
tidak terikat oleh waktu dan tempat.
• Sifat kontekstualitas HAM bermakna bahwa penerapan HAM didasarkan pada tempat
berlakunya HAM itu sendiri.
Indonesia
Dalam UU ini yang dimaksud Warga Negara Indonesia adalah:
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu warga negara asing
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia;
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Pasal 4 menunjukkan siapa saja yang dapat disebut Warga Negara Indonesia (WNI). Terutama
dalam pasal 4 huruf c, d, h dan l serta pasal 5 menyangkut tentang anak dari perkawinan
campuran. Dengan adanya aturan tersebut maka anak dari perkawinan campuran dapat
memiliki status kewarganegaraan ganda dari ayah maupun ibunya, atau yang biasa disebut
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar penyusunan Undang-
Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Asas persamaan di dalarn hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sarna di dalam hukum
dan pemerintahan.
5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal
yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin
dan gender.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara
pada khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh
atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
kewarganegaraan ganda terbatas sebagaimana juga untuk hal ini telah diatur
dalam Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007 adalah dianggap merugikan bagi
Warga Negara adalah warga suatu Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan, atau dengan kata lain warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau
secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara tertentu. Sedangkan
Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.
Asas-Asas Kewarganegaraan
a. Azas Kelahiran (Ius Soli) : Azas kelahiran adalah penentuan status kewarganegaraan
berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang.
b. Azas Keturunan (Ius Sanguinis) : Azas keturunan adalah pedoman kewarganegaraan
berdasarkan pertalian darah atau keturunan.
c. Azas Perkawinan : Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki
asas kesatuan hukum
d. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi) : yakni seseorang menggunakan hak opsi untuk
memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara (aktif) atau
seseorang yang menolak untuk diwarganegarakan atau tidak mau diberikan status warga
negara dengan menggunakan hak repudiasi (pasif)
Berdasarkan ayat-ayat dari pasal 1 UU. No. 12 Tahun 2006 tersebut di atas, kami akan mengkaji
ayat ke (4)/ poin d. yang berbunyi :
” Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara asing dan
ibu Warga Negara Indonesia”.
Di Indonesia, yang dimaksud perkawinan campuran sebagaimana termaktub dalam Undang-
undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 57 adalah perkawinan antara dua orang
yang tunduk pada hukum berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia.
Menurut UU tentang Kewarganegaraan (UU No. 12 Tahun 2006), Pengaturan Mengenai Anak
Hasil Perkawinan Campuran, mengikuti asas-asas kewarganegaraan umum atau universal. Asas-
asas adalah: Asas ius sanguinis (law of the blood). Kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
Asas ius soli (law of the soil). Kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang.
Asas kewarganegaraan tunggal. Menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
Asas kewarganegaraan ganda. Menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang.
Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) atau
pun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak
dalam Undang-Undang ini merupakan suatu pengecualian.
Berdasarkan UU ini anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNI dengan pria WNA,
maupun anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama
diakui sebagai warga negara Indonesia. Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda , dan
setelah anak berusia 18 tahun atau sudah menikah maka ia harus menentukan pilihannya.
Pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling lambat tiga tahun setelah anak
berusia 18 tahun atau setelah kawin. Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan
terobosan baru yang positif bagi anak-anak hasil perkawinan campuran.
Anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki kemungkinan bahwa ayah dan ibunya
memiliki kewarganegaraan berbeda sehingga tunduk pada dua yurisdiksi hukum yang beda.
Berdasarkan UU Kewarganegaraan yang lama, anak hanya mengikuti kewarganegaraan
ayahnya, namun berdasarkan .
Tujuan pkn : PENGETAHUAN, PEMAHAMAN, MEMBANGUN DAN MEMPERTAHANKAN
NATIONAL CHARACTER BUILDING.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah hasil sintesis antara civic education, democracy education,
serta citizenship yang berlandaskan pada filsafat Pancasila serta mengandung identitas nasional
Indonesia serta materi muatan tentang bela negara (Mansoer)