Anda di halaman 1dari 2

2.3.

Keamanan teknologi iradiasi pada produk makanan


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa teknologi iradiasi adalah
cara yang aman untuk memperluas daya menghemat makanan. WHO juga
menyatakan bahwa dosis iradiasi yang disarankan tidak merusak kandungan nutrisi
dan bahaya toksik.
Sumber radiasi pengion yang merupakan sinar gamma yang direkomendasikan
memiliki maksimum 5 MeV. Batasan ini didasarkan pada dampak radioaktif yang akan
dikeluarkan jika sumber energi radiasi yang digunakan melebihi 5 MeV untuk radiasi
gamma.
Teknologi Iradiasi adalah penggunaan radiasi pengion dengan dosis tertentu dan
dalam bentuk sinar itu menembus makanan untuk tujuan menghambat dan membunuh
mikroba patogen, parasit dan hama serangga. Iradiasi pergi tidak ada residu
terhadap makanan dan sama sekali tidak mengurangi kualitas gizi, sehingga proses
teknologi iradiasinya sepenuhnya aman, bersih, dan ramah lingkungan.
2.4. Sosialisasi aplikasi teknologi nuklir kepada masyarakat Indonesia terutama
untuk generasi muda
Masalah pertama yang mendasari sulitnya penyebaran aplikasi energi nuklir tidak
banyak ketersediaan media yang mendukung sosialisasi kepada masyarakat sebagai
buku yang menjabarkan aplikasi nuklir dalam kehidupan nyata.
Peran pemerintah kurang aktif dalam menunjukkan kepada rakyat bahwa nuklir
teknologi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal positif di berbagai sektor kehidupan,
seperti makanan, pertanian, kesehatan, industri dan energi yang tentunya
bermanfaat untuk kebutuhan pembangunan. Upaya teknologi iradiasi makanan
pemasyarakatan dirasa masih kurang karena intensitasnya penyebaran informasi
serta area yang masih sangat terbatas.
Kunci untuk mengubah persepsi publik terhadap teknologi iradiasi ini adalah untuk
memberikan yang lebih baik apresiasi terhadap teknologi ini terkait dengan
perannya dalam pencegahan kerusakan makanan. Pola pikir masyarakat yang
mempertimbangkan segala sesuatu yang berbau bahan nuklir dan radioaktif yang
berbahaya bagi kesehatan manusia harus dimodifikasi sehingga publik dapat
menerima teknologi iradiasi pada makanan yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Persepsi publik yang positif terhadap teknologi ini akan membuat perkembangan
teknologi iradiasi di Indonesia menjadi lebih berkembang.
2.5. Penerimaan oleh produsen makanan, pengecer dan konsumen
Agar komersialisasi signifikan makanan iradiasi dapat dilanjutkan, perlu bagi
produsen makanan untuk mengadopsi teknologi inovatif, untuk pengecer memasarkan
produk dan bagi konsumen untuk membelinya. Bukti sekarang banyak bahwa
konsumen akan membeli diiradiasi makanan; konsumen melakukan pembelian berulang
makanan berlabel iradiasi di beberapa negara. Meski signifikan minoritas konsumen
mungkin ingin menghindari membeli makanan iradiasi, bukti jelas bahwa ada pasar
untuk makanan iradiasi. Hambatan terbesar untuk aplikasi iradiasi yang lebih besar
mungkin adalah persepsi yang terus-menerus di antara makanan produsen dan
pengecer bahwa konsumen tidak akan membeli produk. Di sisi lain, pertumbuhan
makanan di masa depan iradiasi sebagian tergantung dalam menunjukkan kepada
produsen makanan dan pengecer bahwa teknologi tidak hanya menguntungkan, itu
akan dibeli oleh konsumen. Upaya perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi tentang
keamanan iradiasi pangan bagi masyarakat Indonesia sebagai upaya menumbuhkan
kepercayaan konsumen untuk mengkonsumsi makanan iradiasi. Sebab, di negara lain
tempat penyinaran produk tersedia di pasar dan konsumen menerima informasi
masing-masing, kepercayaan konsumen tumbuh
2.6. Peraturan Nasional tentang iradiasi makanan untuk Kesehatan dan
Pelabelan Manusia
Sekitar 60 negara telah menyetujui penggunaan iradiasi makanan dalam peraturan
kesehatan atau makanan mereka di Setidaknya satu, dan biasanya lebih banyak,
kelas makanan atau makanan. IAEA menyimpan Database Otorisasi Makanan (IAEA,
2012).
Sebagian besar negara akan mengklaim bahwa peraturan mereka didasarkan pada
Codex Standar Umum (CAC, 2003b). Namun, Standar ini tidak menyebutkan
makanan tertentu yang mungkin atau mungkin tidak diiradiasi. . Uni Eropa, Australia
dan Selandia Baru mengharuskan semua makanan utuh diberi label dengan teks yang
menunjukkan makanan telah diiradiasi pada makanan paket, barang individual atau
dekat dengan makanan. Semua bahan iradiasi harus diberi label tanpa bahan apa pun
batas konsentrasi yang lebih rendah dan makanan dan bahan iradiasi harus diberi
label di dalam perdagangan restoran dan katering.

Anda mungkin juga menyukai