Askep Acs
Askep Acs
OLEH KELOMPOK 1
1. Bayu Alfi
2. Dwi
3. Afni
4. Indah Maulhayati
5. Sherly Rosita
6. Linanda Devi
7. Cyntia
8. Wafi
9. Cynditya
10. Nur Lailatul Farida
DAFTAR ISI\
2.2 Etiologi
Masalah yang sesungguhnya pada SKA terletak pada penyempitan
pembuluh darah jantung (vasokontriksi). Penyempitan ini diakibatkan oleh 4
hal yaitu :
a. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat
konsumsi kolesterol yang tinggi.
b. Sumbatan (trombosit) oleh sel bekuan darah (thrombus)
c. Vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah akibat kejang terus menerus).
d. Infeksi pada pembuluh darah
Terjadinya SKA dipengaruhi oleh beberapa keadaan yakni :
a. Aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan (tidak terkondisikan)
b. Stress atau emosi dan terkejut.
c. Udara dingin, keadaan-keadaan tersebut ada hubungannya dengan
peningkatan aktivitas simpatis sehingga tekanan darah meningkat,
frekuensi debar meningkat dan kontra aktivitas jantung meningkat.
2.3 Patofisiologi
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung
akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner
berkurang. Penyebab penurunan suplai darah mungkin akibat penyempitan
arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh
emboli (plak) atau thrombus. Penurunan aliran darah koroner juga bisa
diakibatkan oleh syok atau perdarahan. Pada setiap kasus ini selalu terjadi
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung.
Iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama (>30-45menit)
menyebabkan kerusakan seluler yang irreversibel. Plak aterosklerosis
menyebabkan bekuan darah atau trombus yang akan menyumbat pembuluh
darah arteri, jika bekuan terlepas dari tempat melekatnya dan mengalir ke
cabang arteri koronaria yang lebih perifer pada arteri yang sama.
Dua jenis kelainan yang terjadi pada IMA adalah komplikasi
hemodinamik dan aritmia. Segera setelah terjadi IMA daerah miokard
setempat akan memperlihatkan penonjolan sistolik (diskinesia) dengan akibat
penurunan ejection fraction, isi sekuncup (stroke volume) dan peningkatan
volume akhir distolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
naik dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium
kiri di atas 25 mmHg yang lama akan menyebabkan transudasi cairan ke
jaringan interstisium paru (gagal jantung).
Miokard yang masih relatif baik akan mengadakan kompensasi,
khususnya dengan bantuan rangsangan adrenergeik, untuk mempertahankan
curah jantung, tetapi dengan akibat peningkatan kebutuhan oksigen miokard.
Kompensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang bersangkutan juga
mengalami iskemia atau bahkan sudah fibrotic. Sebagai akibat IMA sering
terjadi perubahan bentuk serta ukuran ventrikel kiri dan tebal jantung
ventrikel baik yang terkena infark maupun yang non infark.
Perubahan tersebut menyebabkan remodeling ventrikel yang nantinya
akan mempengaruhi fungsi ventrikel dan timbulnya aritmia. Bila IMA makin
tenang fungsi jantung akan membaik walaupun tidak diobati. Hal ini
disebabkan karena daerah-daerah yang tadinya iskemik mengalami perbaikan.
Daerah-daerah diskinetik akibat IMA akan menjadi akinetik, karena terbentuk
jaringan parut yang kaku. Miokard sehat dapat pula mengalami hipertropi.
Terjadinya penyulit mekanis seperti ruptur septum ventrikel, regurgitasi
mitral akut dan aneurisma ventrikel akan memperburuk faal hemodinamik
jantung. Aritmia merupakan penyulit IMA tersering dan terjadi terutama pada
menit-menit atau jam-jam pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh
perubahan-perubahan masa refrakter, daya hantar rangsangan dan kepekaaan
terhadap rangsangan.
2.5 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat ditemukan, antara lain :
a. Aritmia
b. Kematian mendadak
c. Syok kardiogenik
d. Gagal Jantung ( Heart Failure)
e. Emboli Paru
f. Ruptur septum ventikuler
g. Ruptur muskulus papilaris
h. Aneurisma Ventrikel
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan beban kerja jantung meningkat
b. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan oedem paru
c. Penurunan curah jantung b/d penurunan kontraktilitas jantung
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anorexia, mual muntah
e. Nyeri akut berhubungan dengan penumpukan asam laktat di otot jantung
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Rencana Tindakan
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pola Nafas tidak efektif NOC: NIC:
berhubungan dengan beban Setelah dilakukan tindakan Posisikan pasien untuk
kerja jantung meningkat keperawatan selama 3x24 jam memaksimalkan ventilasi
pasien menunjukkan Lakukan fisioterapi dada jika
keefektifan pola nafas, perlu
dibuktikan dengan kriteria Auskultasi suara nafas, catat
hasil: adanya suara tambahan
Mendemonstrasikan batuk Berikan pelembab udara Kassa
efektif dan suara nafas yang basah NaCl Lembab
bersih, tidak ada sianosis dan Atur intake untuk cairan
dyspneu (mampu mengoptimalkan keseimbangan.
mengeluarkan sputum, Monitor respirasi dan status O2
mampu bernafas dg mudah, Bersihkan mulut, hidung dan
tidakada pursed lips) secret trakea
Menunjukkan jalan nafas Pertahankan jalan nafas yang
yang paten (klien tidak paten
merasa tercekik, irama nafas, Observasi adanya tanda tanda
frekuensi pernafasan dalam hipoventilasi
rentang normal, tidak ada
Monitor adanya kecemasan
suara nafas abnormal)
pasien terhadap oksigenasi
Tanda Tanda vital dalam
Monitor vital sign
rentang normal (tekanan
Informasikan pada pasien dan
darah, nadi, pernafasan)
keluarga tentang tehnik relaksasi
untuk memperbaiki pola nafas.
Ajarkan bagaimana batuk efektif
Monitor pola nafas
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC :
berhubungan dengan oedem Setelah dilakukan tindakan Posisikan pasien untuk
paru keperawatan selama 3x24 jam memaksimalkan ventilasi
Gangguan pertukaran pasien Lakukan fisioterapi dada jika
teratasi dengan kriteria hasil: perlu
Mendemonstrasikan Monitor respirasi dan status O2
peningkatan ventilasi dan Catat pergerakan dada,amati
oksigenasi yang adekuat kesimetrisan, penggunaan otot
Memelihara kebersihan paru tambahan, retraksi otot
paru dan bebas dari tanda tanda supraclavicular dan intercostal
distress pernafasan Monitor suara nafas, seperti
Mendemonstrasikan batuk dengkur
efektif dan suara nafas yang Monitor pola nafas : bradipena,
bersih, tidak ada sianosis dan takipenia, kussmaul,
dyspneu (mampu hiperventilasi, cheyne stokes,
mengeluarkan sputum, mampu biot
bernafas dengan mudah, tidak Auskultasi suara nafas, catat
ada pursed lips) area penurunan / tidak adanya
Tanda tanda vital dalam ventilasi dan suara tambahan
rentang normal Monitor TTV, AGD, elektrolit
AGD dalam batas normal dan ststus mental
Status neurologis dalam batas Observasi sianosis khususnya
normal membran mukosa
Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang persiapan
tindakan dan tujuan penggunaan
alat tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Penurunan curah jantung b/d NOC : NIC :
penurunan kontraktilitas jantung Setelah dilakukan asuhan Evaluasi adanya nyeri dada
selama 3x24 jam penurunan Catat adanya disritmia jantung
kardiak output klien teratasi Catat adanya tanda dan gejala
dengan kriteria hasil: penurunan cardiac putput
Tanda Vital dalam rentang Monitor respon pasien terhadap
normal (Tekanan darah, Nadi, efek pengobatan antiaritmia
respirasi) Anjurkan untuk menurunkan
Dapat mentoleransi aktivitas, stress
tidak ada kelelahan Monitor TD, nadi, suhu, dan
Tidak ada edema paru, RR
perifer, dan tidak ada asites Monitor jumlah, bunyi dan
Tidak ada penurunan irama jantung
kesadaran Monitor sianosis perifer
AGD dalam batas normal Kolaborasi:
Tidak ada distensi vena leher Berikan obat anti aritmia,
Warna kulit normal inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk
mempertahankan kontraktilitas
jantung
Berikan antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi NOC: Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan dengan anorexia, keperawatan selama 3x24 jam untuk menentukan jumlah
mual muntah pemenuhan kebutuhan nutrisi kalori dan nutrisi yang
terpenuhi dengan kriteria hasil: dibutuhkan pasien
Melaporkan nafsu makan Yakinkan diet yang dimakan
meningkat mengandung tinggi serat untuk
Melaporkan tidak ada mual mencegah konstipasi
dan muntah Monitor adanya penurunan BB
Terjadi peningkatan BB Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan penumpukan asam laktat Setelah dilakukan tindakan Lakukan pengkajian nyeri
di otot jantung keperawatan selama 3x24 jam secara komprehensif termasuk
nyeri pasien teratasi, dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan faktor
Mampu mengontrol nyeri presipitasi
(tahu penyebab nyeri, mampu Observasi reaksi nonverbal dari
menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk Kontrol lingkungan yang dapat
mengurangi nyeri, mencari mempengaruhi nyeri seperti
bantuan) suhu ruangan, pencahayaan dan
Melaporkan bahwa nyeri kebisingan
berkurang dengan Kurangi faktor presipitasi nyeri
menggunakan manajemen Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri untuk menentukan intervensi
Mampu mengenali nyeri Ajarkan tentang teknik non
(skala, intensitas, frekuensi farmakologi: napas dala,
dan tanda nyeri) relaksasi, distraksi, kompres
Menyatakan rasa nyaman hangat/ dingin
setelah nyeri berkurang Kolaborasi:
Tanda vital dalam rentang Berikan analgetik untuk
normal mengurangi nyeri
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
berhubungan dengan kelemahan Setelah dilakukan tindakan Observasi adanya
keperawatan selama 3x24 jam pembatasan klien dalam
Pasien bertoleransi terhadap melakukan aktivitas
aktivitas dengan kriteria hasil : Kaji adanya faktor yang
Berpartisipasi dalam aktivitas menyebabkan kelelahan
fisik tanpa disertai peningkatan Monitor nutrisi dan sumber
tekanan darah, nadi dan RR energi yang adekuat
Mampu melakukan aktivitas Monitor pasien akan adanya
sehari hari (ADLs) secara kelelahan fisik dan emosi
mandiri secara berlebihan
Keseimbangan aktivitas dan Monitor respon
istirahat kardivaskuler terhadap
aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)
Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan sosial
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
BAB 3
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA