5paper Dualitas
5paper Dualitas
dengan batasan
Untuk mengubah persoalan maksimasi/minimasi yang tidak normal menjadi persoalan normal,
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kalikan setiap pembatas bertanda (untuk maksimasi) atau ≤ (untuk minimasi) dengan
bilangan -1.
2. Setiap pembatas bertanda = diganti menjadi dua ketidaksamaan ( bertanda ≥ dan ≤) kemudian
kembali melakukan langkah 1.
Kedua masalah dual ini konsisten, karena koefisien dalam satu masalah dual
memiliki tanda yang berlawanan dengan koefisien yang sama dalam masalah dual lainnya.
Tetapi, perbedaan ini diperlukan karena hasil tabel simpleks (yang dipergunakan untuk
menginterpretasikan pemecahan masalah dual) secara langsung bergantung pada cara bagaimana
bentuk standar tersebut didefinisikan sebelum metode simpleks primal atau dual diterapkan.
Perincian yang halus ini kemungkinan akan hilang jika kita mencoba menggunakan definisi
umum yang diberikan dalam pembahasan LP lainnya.
Nilai tujuan dalam satu pasangan masalah primal dan dual harus memenuhi hubungan berikut
ini:
Untuk membuktikan keabsahan kedua hasil ini, dengan menganggap (XI,XII) dan Y
merupakan pemecahan primal dan dual yang layak yang bersesuaian dengan definisi primal-
dual yang diberikan dalam bentuk matriks.
Primal Standar
Maksimumkan z = CI XI + CIIXII
dengan batasan :
A XI + IXII = b
XI,XII≥ 0
Dual
Minimumkan w= Yb
dengan batasan :
YA ≥ CI
Y ≥ CII
YA XI + Y XII = Yb
YA XI CI XI
YXII CIIXII
Jumlahkan kedua batasan tersebut sehingga menghasilkan :
YA XI + YXII CI XI + CIIXII
Jadi terbukti untuk setiap pasangan pemecahan primal dan dual yang layak.
Untuk membuktikan hasil yang kedua yaitu di pemecahan optimum untuk kedua
masalah, yang memperlihatkan bahwa di pemecahan optimum, z berkaitan dengan
kasus maksimisasi yang berarti bahwa z mengusahakan nilai tertinggi di antara XI,XIIyang layak,
sedangkan w berkaitan dengan kasus minimisasi yang berarti bahwa w mengusahakan nilai
terendah di antara semua Y yang layak. Karena z ≤ w untuk semua pemecahan yang layak
(termasuk pemecahan optimal), kedua masalah tersebut akan mencapai optimalitas pada saat
max z= min w.
Dari tabel simplek persoalan primal dan dual dapat disimpulkan bahwa hubungan primal dengan
dual adalah sebagai berikut :
1. Solusi fisibel persoalan minimasi adalah batas atas dari solusi fisibel persoalan
maksimasi.
3. Nilai optimum variabel-variabel solusi awal pada primal sama dengan nilai optimum
variabel-variabel dual yang berkorespondensi dengan persamaan pembatas pada primal.
a. Jika variabel dual berkorespondensi dengan variabel slack awal pada persoalan
primal, maka nilai optimum variabel tersebut sama dengan koefisien variabel slack
pada persamaan z yang optimum.
b. Variabel dual berkorespondensi dengan variabel arti fisial awal pada primal, maka
nilai optimum variabel tersebut sama dengan koefisien variabel artifisial pada
persamaan z yang optimum setelah menghilangkan konstanta M.
Pada saat iterasi solusi simpleks, baik primal maupun dual, koefisien fungsi
tujuan variabel-variabel basis awalnya yang dapat dicari dengan cara:
Pada setiap iterasi dari persoalan primal, koefisien fungsi tujuannya dapat
ditentukan dengan menyubstitusikan simplex multiplier pada variabel-variabel pembatas
dari dual , kemudian mencari selisih antara ruas kiri dan ruas kanan dari pembatas dual
tersebut.
Pada setiap iterasi, baik primal maupun dual, nilai ruas kanan (kolom solusi)
variabel-variabel basis pada iterasi yang bersangkutan dapat ditentukan dengan cara
sebagai berikut:
Pada setiap iterasi, baik primal maupun dual, koefisien pembatas dari setiap
variabel dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Pemecahan dual yang optimal dapat ditentukan secara langsung dari tabel primal optimal.
Primal Standar
Maksimumkan z = CI XI + CIIXII
dengan batasan :
A XI + IXII = b
XI,XII≥ 0
Dual
Minimumkan w= Yb
dengan batasan :
YA ≥ CI
Y ≥ CII
B dianggap basis primal yang optimal dan CBdianggap koefisien fungsi tujuan yang berkaitan
maka:Y= CBB-1 adalah pemecahan dual yang optimal.
Pemecahan dual Y= CBB-1 disebut layak apabila pemecahan tersebut memenuhi batasan dual
YA CIdanY CII . Dengan optimalitas masalah primal, memiliki zj – cj ≥ 0 untuk semua j
yaitu :
Dengan menganggap Y= CBB-1,maka dapat dilihat bahwa kedua batasan dual ini terpenuhi.
w = Yb = CBB-1b
z = CBXB =CBB-1b
Pemecahan dual yang optimal dapat diperoleh secara langsung dari baris tujuan dari tabel
primal optimal
Koefisien XII dalam baris z diketahui berdasarkan CBB-1-CII.Jadi, jika vektor dasar awal XII
terdiri dari semua variable slack, CII = 0dan koefisien baris z dari XIIakan menghasilkan nilai-
nilai dual secara langsung.Jika tidak, maka harus menambahkan CIIpada CBB-1-CIIuntuk
memperoleh pemecahan dual.
Contoh:
Primal
dengan batasan
x1 + 2x2 + x3 ≤ 10
2x1 – x2 + 3x3 = 8
x1,x2,x3≥ 0
Tabel primal
XI XII
Dasar x1 x2 x3 x4 R Pemecahan
Karena XII = ( x4, R)T dan CII= (0, -M), dari tabel diatas didapat:
Sehingga memperoleh
= (29/5, -2/5)
Hasil yang sama akan diperoleh jika menggunakan perhitungan simpleks yang direvisi sebagai
berikut
2 1
( )(
−
Y =C B B = (12 , 5 ) 5 5 = 29 , − 2
−1
1 2 5 5 )
5 5