Anda di halaman 1dari 14

Makalah Penelitian Tugas Akhir 2020

PERENCANAAN PERSEDIAAN
KOMPONEN ALAT BERAT REMANUFAKTUR READY FOR USE
DENGAN METODE EPQ MULTI ITEM
(Studi Kasus di PT Universal Tekno Reksajaya)
Yogya Willy Handoyo1, Ir. Nur Indrianti, M.T., D.Eng., IPM2, Muhammad Shodiq A.K., S.T., M.T2.
1. Mahasiswa Jurusan Teknik Industri
2. Dosen Jurusan Teknik Industri
Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fax: (0274) 486256 Email: jur_tiupn@telkom.net

ABSTRACT
PT Universal Tekno Reksajaya is one of the companies in the heavy equipment
maintenance especially in overhaul maintenance, in 2018, the HD785-7 Unit had the most
requests of 424 components, consisting of 142 Rear Suspension orders, 121 Cylinder Steering
orders, 121 Cylinder Hoists 116 orders, and Front Suspension as many as 45 orders. But in 2018,
PT Universal Tekno Reksajaya has a stock of 85 components of Rear Suspension, 202 components
of Cylinder Steering, 135 components of Cylinder Hoist and 60 components of Front Suspension.
Based on demand and supply, it is known that PT Universal Tekno Reksajaya experienced
shortages in the Rear Suspension component and excess inventory in the other three components.
Another thing to consider is, if an RFU component is overproduced and stored in an inventory
warehouse for more than 3 months or 66 days, when it will be used, the component must go
through a rejuvenation process, which will incur additional costs.
This research aims to plan the inventory of Rear suspension, Front suspension, Hoist
cylinder and Steering cylinder components. The method used is the Multi Item Economic
Production Quantity (EPQ) method. The Multi Item Economic Production Quantity (EPQ) method
is used to produce a production cycle that can meet the needs of consumers but the costs incurred
remain minimum.
This research succeeded in producing fewer production cycles than those already in the
company, namely 12 cycles to 4 production cycles and could increase profits by Rp13,996,636.
Based on the estimated workmanship of components per cycle, it can be estimated that production
will spend 132 days from the allocation of HD785-7 unit production time for 143 days.

Key words: Economic Production Quantity (EPQ) Multi Items, production cycle, rejuvenation

ABSTRAK
PT Universal Tekno Reksajaya merupakan perusahaan yang ada dalam industri
perawatan Heavy Equipment jenis overhaul maintenance, pada tahun 2018, Unit HD785-7
memiliki permintaan terbanyak yaitu 424 komponen, yang terdiri dari Rear Suspension sebanyak
142 order, Cylinder Steering sebanyak 121 order, Cylinder Hoist sebanyak 116 order, dan Front
Suspension sebanyak 45 order. Namun pada 2018, PT Universal Tekno Reksajaya memiliki
persediaan komponen Rear Suspension sebanyak 85 komponen, Cylinder Steering sebanyak 202
komponen, Cylinder Hoist sebanyak 135 komponen, dan Front Suspension sebanyak 60
komponen. Berdasarkan permintaan dan persediaan, diketahui bahwa PT Universal Tekno
Reksajaya mengalami kekurangan persediaan pada komponen Rear Suspension dan kelebihan
persediaan pada tiga komponen lainnya. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah, jika
komponen RFU yang diproduksi berlebih dan disimpan di gudang inventory lebih dari 3 bulan
atau 66 hari maka saat akan digunakan, komponen tersebut harus melalui proses peremajaan,
sehingga akan menimbulkan biaya tambahan.
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan persediaan komponen Rear suspension,
Front suspension, Hoist cylinder, dan Steering cylinder. Metode yang digunakan adalah metode
Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item. Metode Economic Production Quantity (EPQ)
Multi Item digunakan untuk menghasilkan siklus produksi yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen namun biaya yang dikeluarkan tetap minimum.
Penelitian ini berhasil menghasilkan siklus produksi yang lebih sedikit dari yang telah ada
di perusahaan yaitu 12 siklus menjadi 4 siklus produksi dan dapat meningkatkan keuntungan
sebesar Rp13.996.636,-. Berdasarkan estimasi pengerjaan komponen per siklusnya dapat
diperkirakan bahwa produksinya akan menghabiskan 132 hari dari alokasi waktu produksi unit
HD785-7 selama 143 hari.

Kata kunci : Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item, siklus produksi, peremajaan

PENDAHULUAN
PT Universal Tekno Reksajaya merupakan salah satu perusahaan yang ada dalam industri
perawatan alat berat (Heavy Equipment) jenis overhaul maintenance. Dalam bisnisnya, PT
Universal Tekno Reksajaya memiliki berbagai program transaksi yaitu, program Flatrate,
Ordinary, Fixrate dan Pure Trading, namun sejak tahun 2018 hanya difokuskan kepada program
transaksi Flatrate dan Ordinary. Pada tahun 2018, dari 2650 transaksi yang dilakukan, sebanyak
2588 transaksi merupakan program Flatrate dan sebanyak 62 transaksi adalah program Ordinary.
Pada 2018, jenis transaksi Flatrate memiliki jumlah order untuk brand Komatsu sebanyak
1360 komponen, dengan permintaan terbanyak adalah komponen cylinder yaitu sebanyak 972
komponen. Unit HD785-7 atau Unit Off-Highway Dump Truck menempati permintaan terbanyak
yaitu 424 komponen, yang terdiri dari Rear Suspension sebanyak 142 order, Cylinder Steering
sebanyak 121 order, Cylinder Hoist sebanyak 116 order, dan Front Suspension sebanyak 45 order.
Namun pada 2018, PT Universal Tekno Reksajaya memiliki persediaan komponen Rear
Suspension sebanyak 85 komponen, Cylinder Steering sebanyak 202 komponen, Cylinder Hoist
sebanyak 135 komponen, dan Front Suspension sebanyak 60 komponen.
Dari perbandingan permintaan dan persediaan diatas diketahui bahwa PT Universal
Tekno Reksajaya mengalami kekurangan persediaan pada komponen Rear Suspension dan
kelebihan persediaan pada tiga komponen lainnya. Pada permintaan yang tidak dapat dipenuhi dari
persediaan komponen, akan dipenuhi melalui persediaan komponen setengah jadi yang segera
diproses menjadi komponen jadi, sehingga waktu tunggu komponen tidak terlalu lama. Hal lain
yang menjadi pertimbangan adalah, jika komponen RFU yang diproduksi berlebih dan disimpan di
gudang inventory lebih dari 3 bulan atau 90 hari maka saat akan digunakan, komponen tersebut
harus melalui proses peremajaan, sehingga akan menimbulkan biaya tambahan (biaya
peremajaan). Untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan persediaan ini, metode yang dapat
digunakan adalah Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item, karena EPQ dapat
menghasilkan siklus produksi dan jumlah produksi optimal, sekaligus dapat menghasilkan total
biaya minimum atas semua item atau komponen yang diproduksi.

LANDASAN TEORI
1. Economic Production Quantity
Metode Economic Production Quantity (EPQ) adalah suatu model persediaan dimana
barang diproduksi sendiri oleh perusahaan. Dalam model ini jumlah produksi harus lebih besar
daripada jumlah permintaan. Dengan kata lain proses produksi dilakukan kembali sebelum
persediaan habis. Jumlah persediaan akan bertambah dan juga berkurang secara bertahap untuk
memenuhi permintaan dan tidak akan tejadi kekurangan persediaan karena permintaan selalu
terpenuhi. Metode Economic Production Quantity (EPQ) dapat dicapai apabila besarnya biaya
persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya
minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total
inventori cost (TIC) minimum (Mandari, dkk., 2016).
2. Economic Production Quantity Multi Item
Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item adalah proses intermeten pada
umumnya digunakan untuk memproduksi beberapa jenis produk dengan menggunakan peralatan
yang sama berdasarkan atas perputaran atau secara bergantian. Oleh karena itu, penjadwalan
(schedule) produksi untuk multi item harus diatur sedemikian rupa agar siklus produksi berjalan
lancar dan semua produk dapat diproses sesuai dengan permintaan. Penentuan jumlah siklus
produksi (m) untuk meminimumkan total biaya atas semua item yang diproduksi. (Tersine, 1994).
Metodologi multi item pada dasarnya sama dengan metodelogi single item, dengan catatan bahwa
banyaknya jenis produk tersebut dibuat pada satu siklus dan peralatan yang sama dengan demikian
optimum dari operasi untuk tiap-tiap produk dapat dicari. Maksimum tingkat persediaan untuk
item i adalah (pi – ri)tp dan rata-rata persediaan adalah setengah dari maksimum. Jika m adalah
jumlah siklus per tahun, maka Qi = pi.tpi = Ri/m jika terdapat n item . Rata-rata persediaan untuk
item i adalah sebagai berikut (Tersine, 1994):
( pi−r i) t pi ( pi−r i)R i
= ..........................................................................................................(1)
2 2 mpi
dengan:
Qi : volume produksi
pi : laju produksi
ri : laju permintaan
tpi : waktu yang diperlukan dalam tahap produksi
Ri : permintaan tahunan
M : jumlah siklus produksi
Jika kekurangan persediaan (stockout) tidak terjadi, total biaya adalah sebagai berikut:
Total biaya = total produksi + biaya setup + biaya simpan.
secara formulasi dapat ditulis:
n n n
1 H i R i ( p i−r i )
TC ( m )=∑ Pi Ri +m ∑ Ci + ∑ ..........................................................(2)
i=1 i=1 2m i=1 pi
dengan:
TC : total biaya
𝑃𝑖 : biaya produksi per unit
𝐶𝑖 : biaya setup
𝑛 : banyaknya jenis produk
Apabila n=1, berarti sama dengan turunan persamaan untuk EPQ satu item dengan
m=R /Q . Untuk menentukan biaya minimum setiap produksi, diperoleh dari turunan pertama
total biaya dengan jumlah sama dengan 0.
dTC (m¿ ) n n
1 H i R i (p i−r i )
=∑ C i−¿ 2∑
=0 ¿.............................................................(3)
dm i=1 2 m i =1 pi
Untuk menentukan m* atau jumlah optimum siklus produksi per tahun adalah sebagai
berikut:
n
H i Ri ( pi −r i)

m¿ =

Q i=

Ri

i=1
n
pi

2 ∑ Ci
i=1
..........................................................................................................(4)

Jumlah produksi untuk setiap produk i dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut:

........................................................................................................................................(5)
m¿
Dengan mengganti m dalam formula total biaya dengan m *, formula total biaya minimum
dapat ditentukan sebagai berikut:
¿
n n
1 H i Ri ( pi−r i )
n
TC ( m )=∑ Pi R i+ m ∑ C i+ ∑
i=1 i=1 2 m i=1 pi
n n
TC ( m¿ )=∑ Pi R i+ 2m ¿ ∑ C i ..............................................................................................(6)
i=1 i=1
Formula tersebut tepat jika jumlah hari operasi lebih dari atau sama dengan total waktu
produksi:
n
Ri
N ≥∑ ...................................................................................................................................(7)
i =1 Pi
Dalam model multi item juga dapat diasumsikan bahwa waktu persiapan produksi dapat
diabaikan atau cukup diakomodasikan dalam waktu slack setiap siklus. Waktu produksi untuk
setiap siklus = kombinasi waktu setiap item:
n
N Qi
¿ ≥∑ .................................................................................................................................(8)
m i=1 pi

METODOLOGI PENELITIAN
Obyek penelitian Penelitian ini adalah industri yang bergerak di bidang remanufaktur
komponen dan unit alat berat bernama PT Universal Tekno Reksajaya. PT Universal Tekno
Reksajaya beralamat di Jalan Raya Bekasi KM 22, Cakung, Jakarta Timur. Fokus penelitian
adalah pada penentuan jumlah persediaan optimal komponen Ready for Use (RFU) untuk jenis
cylinder unit Off-Highway Dump Truck HD785-7. Berikut ini kerangka penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Kerangka penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengumpulan Data
a. Proses produksi komponen cylinder
Gambaran urutan proses produksi komponen cylinder digunakan agar pembaca dapat
mengerti aliran proses produksi komponen cylinder yang ada pada PT Universal Tekno
Reksajaya. Berikut adalah aliran proses produksi yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Mulai A B

Receiving Milling machine Assembly

Dismantle Lathe manchine Testing

Observation Polishing Painting

Ultrasonic test Chroming Selesai

Magnetic test Honing

Penetration test Welding

A B

Gambar 2. Proses produksi komponen cylinder


b. Data jumlah permintaan
Data jumlah permintaan merupakan data yang menunjukkan permintaan konsumen pada
komponen-komponen alat berat yang ada. Data jumlah permintaan digunakan untuk
menghitung jumlah hari produksi yang akan digunakan untuk memproduksi seluruh
komponen yang ada dalam permintaan konsumen kemudian memastikan bahwa
komponen yang diproduksi masih ada dalam batas waktu produksi yang ada (1 tahun).
Data jumlah permintaan yang digunakan adalah data permintaan untuk tahun 2020,
sehingga pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini akan digunakan sebagai
salah satu refrensi perusahaan untuk melakukan produksi untuk tahun 2020. Data jumlah
permintaan untuk komponen cylinder dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Jumlah permintaan

Berdasarkan rangkuman permintaan komponen cylinder untuk tahun 2020, diketahui


bahwa permintaan untuk unit HD785-7 memiliki permintaan tertinggi yaitu 505 unit dari
total 936 permintaan. Berikut adalah penjabaran dari permintaan unit HD785-7 untuk
tahun 2020 yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Permintaan HD785-7 tahun 2020
a. Data waktu kerja
Data waktu kerja merupakan data yang menunjukkan waktu yang digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan produksi setiap harinya. Data waktu kerja yang tersedia
akan digunakan untuk menghitung jumlah hari produksi komponen yang ada dalam
permintaan konsumen. Data waktu kerja dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data waktu kerja

b. Data biaya produksi dan harga jual komponen


Data biaya produksi dan harga jual komponen merupakan data yang digunakan dalam
perhitungan jumlah siklus produksi ekonomis dan total biaya yang digunakan dalam
proses produksi komponen, data ini juga akan digunakan sebagai perbandingan biaya
untuk siklus produksi yang paling diminati perusahaan. Data biaya produksi terdiri dari
unsur biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Dalam data biaya produksi dan harga jual komponen yang diteliti, PT Universal
Tekno Reksajaya tidak dapat memberikan detail breakdown biayanya, sehingga yang
dapat ditampilkan hanya total biaya untuk tiap jenis komponen. Data biaya produksi dan
harga jual komponen dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data biaya produksi dan harga jual komponen

c. Data laju produksi


Data ini berupa waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah komponen dan
digunakan untuk menentukan siklus optimal produksi komponen dari metode yang
digunakan. PT Universal Tekno Reksajaya menggunakan 2 lintasan produksi untuk
memprioritaskan produksi 4 komponen yang diteliti karena keempat komponen tersebut
termasuk dalam komponen besar. Data ini diperoleh dari Departemen Produksi. Data
waktu produksi komponen dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Data waktu produksi komponen

d. Data biaya simpan komponen per tahun


Data biaya simpan komponen per tahun digunakan dalam perhitungan siklus produksi
optimal dari metode yang digunakan. Data ini diperoleh dari Departemen Produksi. Data
biaya simpan komponen dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Data biaya simpan komponen

e. Data biaya setup


Data ini berupa biaya yang digunakan untuk setup mesin di tiap siklus produksinya, data
ini digunakan dalam perhitungan siklus produksi optimal dari metode yang digunakan.
Biaya setup berbeda-beda untuk setiap komponen yang diproduksi karena perbedaan alat
yang digunakan pada mesin produksinya. Data ini diperoleh dari Departemen Produksi.
Data biaya setup dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Data biaya setup

f. Data biaya peremajaan


Data biaya peremajaan berupa biaya yang muncul jika persediaan komponen yang ada di
gudang penyimpanan sudah berumur lebih dari 3 bulan (66 hari kerja). Data ini
digunakan dalam perhitungan biaya tambahan dalam total biaya persediaan dan menjadi
tolak ukur pemilihan jumlah siklus optimal. Biaya peremajaan meliputi biaya untuk
penggantian oli dan pengetesan ulang hidrolik yang ada pada komponen silinder tersebut.
Data biaya peremajaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Data biaya peremajaan

g. Data persediaan komponen bahan baku


Data ini meliputi jumlah komponen yang akan menjadi bahan baku dalam proses
remanufaktur dan digunakan sebagai parameter kecukupan persediaan bahan baku untuk
dapat memenuhi permintaan komponen untuk masa produksi yang akan datang. Data
persediaan ini adalah rekapitulasi data di perusahaan hingga akhir November 2019. Data
persediaan komponen bahan baku dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Data persediaan komponen bahan baku
2. Pengolahan Data
2.1 Perhitungan siklus produksi ekonomis
2.1.1 Perhitungan estimasi waktu produksi komponen
Perhitungan estimasi waktu produksi komponen dilakukan untuk memastikan bahwa
semua permintaan dapat dilakukan di masa produksi atau tahun produksi yang sama
dengan waktu (tahun) datangnya permintaan. Perhitungan waktu produksi komponen
dilakukan dengan membagi permintaan per tahun dengan laju produksi per satuan
waktu atau dapat dilihat pada Persamaan (7). Salah satu contoh perhitungan estimasi
waktu produksi komponen untuk jenis komponen Rear suspension adalah sebagai
berikut:
Waktu produksi komponen Rear suspension
Permintaan tahun 2020 : 171 komponen
Laju produksi komponen : 4 komponen per hari
maka,
Ri 171
waktu produksi komponen= = =42,75 43 hari
pi 4
Berikut ini adalah rangkuman estimasi waktu produksi untuk setiap komponen yang
dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rangkuman estimasi waktu produksi

2.1.2 Perhitungan siklus produksi ekonomis


Pada perhitungan sebelumnya didapati bahwa total waktu produksi lebih kecil
daripada total waktu jumlah hari operasi dalam satu tahun, maka langkah selanjutnya
adalah menghitung siklus produksi ekonomis untuk setiap komponen yang ada dalam
permintaan dengan menggunakan Persamaan (4).
n
H i Ri ( pi −r i)

m¿ =

√ ∑
i=1
n
2 ∑ Ci
i=1
pi

40.000∗171∗( 4−0.647727273 ) 80.000∗54∗ ( 4−0.204545455 ) 40.000∗139∗( 4−


m¿ =
√ 4
+
3
+¿
2∗(120.000+200.000+120.000+100.00
4
5732386.364+ 4099090.909+4828143.939+2687812.5
m¿ =

17347433.71
2∗540.000
m¿ =

1.080 .000
=¿ 4,0077 siklus 4 siklus ¿
Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa untuk masa produksi tahun
2020, akan terbagi dalam 4 siklus produksi.

2.1.3 Perhitungan volume produksi per siklus


Perhitungan volume produksi per siklus digunakan untuk menentukan berapa unit
komponen yang harus diproduksi untuk setiap siklus berdasarkan siklus produksi
ekonomis yang telah diperhitungkan sebelumnya. Perhitungan volume produksi per
siklus dilakukan dengan menggunakan Persamaan (5). Berikut adalah perhitungan
volume produksi per siklus untuk setiap komponen yang diteliti:
Volume produksi komponen Rear suspension
Permintaan tahun 2020 : 171 komponen
Siklus (m*) : 4 siklus
maka,
R i 171
Qrear susp = = =42,75 43 komponen/siklus
m¿ 4
Berikut ini rangkuman volume produksi komponen per siklus produksi yang dapat
dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Volume produksi per siklus

2.1.4 Perhitungan total biaya produksi


Pada perhitungan siklus produksi ekonomis yang telah dilakukan sebelumnya,
menghasilkan sebanyak empat siklus produksi dalam kurun waktu satu tahun atau 264
hari kerja. Dengan demikian, perhitungan total biaya produksinya adalah sebagai
berikut:
n n
TC ( m¿ )=∑ Pi R i+ 2m ¿ ∑ C i
i=1 i=1
= ((Rp65.809.218 * 171) + (Rp113.688.076 * 54) + (Rp64.250.523 *
139) + (Rp21.564.523 * 141)) + 2 * 4 * (Rp120.000 + Rp200.000 +
Rp120.000 + Rp100.000)
= ((Rp11.253.376.356 + Rp6.139.156.153 + Rp8.930.822.707 +
Rp3.040.597.753 )) + 8 * (Rp540.000)
= Rp29.363.952.972 + Rp4.320.000
= Rp29.368.272.972
2.2 Perhitungan detail siklus produksi ekonomis
2.2.1 Perhitungan biaya peremajaan
Berdasarkan perhitungan siklus produksi ekonomis yang dilakukan sebelumnya,
dengan 4 siklus produksi maka setiap siklusnya akan memakan waktu 3 bulan, maka
dari itu perlu dilakukan pengecekan terkait komponen untuk melihat apakah dari
siklus produksi yang ada memiliki sisa persediaan yang perlu melalui proses
peremajaan komponen. Data-data untuk menghitung estimasi biaya peremajaan untuk
4 siklus produksi dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Peremajaan komponen

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan 4 siklus


produksi, menghasilkan 4 unit komponen untuk yang akan melewati proses
peremajaan, maka biaya yang dikeluarkan untuk proses peremajaan adalah sebagai
berikut:
biaya peremajaan=jumlah komponen*ongkos peremajaan
biaya peremajaan=4*Rp115.000
biaya peremajaan=Rp460.000
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan bahwa dengan menggunakan 4 siklus
produksi per tahun maka akan mengeluarkan biaya peremaajaan sebesar Rp460.000.
Dengan demikian, total biaya persediaan dengan menggunakan 4 siklus produksi
adalah sebagai berikut:
Total biaya persediaan = Rp29.368.272.972 + Rp460.000
Total biaya persediaan = Rp29.368.732.972

2.2.2 Perhitungan waktu produksi per siklus dan waktu produksi per item
Perhitungan waktu produksi per siklus dan waktu produksi per item digunakan untuk
memperkirakan estimasi total hari produksi yang akan dilakukan kedepannya, waktu
produksi per siklus memuat total waktu produksi untuk 4 jenis komponen yang
diteliti. Unit HD785-7 memiliki permintaan sebanyak 53,9% dari total permintaan
untuk unit cylinder, sehingga waktu yang dialokasikan untuk produksinya sebesar
53,9% dari 264 hari dalam setahun, yaitu 143 hari. Berikut adalah perhitungan waktu
produksi per siklus untuk hasil siklus produksi ekonomis sebanyak 4 siklus dengan
menggunakan Persamaan (8).
N 143
Waktu produksi per siklus = = =35,75 36 hari per siklus
m¿ 4
Setelah didapatkan bahwa dalam satu siklus produksi mendapatkan waktu sebanyak
66 hari produksi, kemudian memperhitungkan waktu produksi untuk setiap komponen
yang akan diproduksi. Berikut ini adalah perhitungan waktu produksi per siklus untuk
setiap jenis komponen yang didapat dari pembagian jumlah komponen yang
diproduksi dengan laju produksi per hari, formulasinya dapat dilihat pada Persamaan
(8).
Waktu produksi komponen
Qi 43
Rear suspension = = =10,75 11 hari per siklus
pi 4
Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan bahwa untuk setiap siklus produksi,
produksi komponen Rear suspension akan memakan waktu 11 hari jika dikalikan
dengan siklus produksi ekonomis (4 siklus), maka dalam waktu satu tahun produksi
komponen Rear suspension akan memakan waktu 44 hari dari total waktu operasi
perusahaan selama 264 hari. Berikut adalah rangkuman perhitungan untuk waktu
produksi komponen lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Waktu produksi komponen

Dari tabel rangkuman volume produksi per siklus di atas, diketahui bahwa dalam satu
tahun produksi (264 hari), waktu yang akan digunakan untuk memproduksi 4 jenis
komponen yang diteliti adalah sebanyak 132 hari, dengan durasi produksi per siklus
selama 33 hari, sehingga dalam satu siklus (66 hari). Unit HD785-7 memiliki 505
permintaan dari total 936 permintaan pada setiap komponen atau memiliki total
persentase sebesar 53,9%, sehingga produksi unit HD785-7 memiliki jatah waktu
produksi sebesar 142,29 atau 143 hari (53,9% dari 264 hari dalam setahun) sehingga
slack time yang dihasilkan dari waktu produksi HD785-7 adalah sebanyak 11 hari.
Penggambaran lebih lanjut untuk waktu produksi per siklus dapat dilihat pada Gambar
di bawah ini:

2.3 Pembuktian nilai ekonomis siklus produksi optimal


2.3.1 Perbandingan dengan metode perusahaan
Metode yang digunakan perusahaan masih diadaptasi dari metode Economic
Production Quantity namun untuk single item, kemudian dimodifikasi sedemikian
rupa sehingga menyesuaikan dengan biaya-biaya yang diikutsertakan dalam
perhitungan biaya produksi. PT Universal Tekno Reksajaya membagi proses
produksinya dalam 12 siklus produksi dan 12 siklus ini terbagi dalam satu tahun
sehingga dalam satu siklus produksi kurang lebih memiliki durasi waktu selama 22
hari produksi dari total waktu operasi perusahaan selama 264 hari kerja per tahunnya.
Dengan menggunakan data yang ada, jika dengan menggunakan metode perhitungan
yang ada pada perusahaan, estimasi total biaya produksi yang akan dikeluarkan adalah
sebagai berikut:
CR HQ( p−r )
TC ( Rear Suspension )=PR+ +
Q p
= Rp65.809.218 * 171 + (Rp120.000 * 171)/15 + ((Rp40.000 * 15) * (4 -
0.65)/4)
= Rp11.258.767.084
Berikut ini rangkuman estimasi biaya produksi untuk setiap komponen yang dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Estimasi biaya produksi

Pada tabel di atas didapatkan bahwa jika dengan metode perusahaan, biaya produksi
yang akan dikeluarkan untuk tahun 2020 adalah sebesar Rp29.382.269.608,-, jika
dibandingkan dengan metode Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item yang
menghasilkan total biaya produksi sebesar Rp29.368.272.972,- maka dapat
disimpulkan bahwa metode yang diusulkan menghasilkan biaya yang lebih hemat
sebesar Rp13.996.636,-

3. Analisis Hasil
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka diperoleh sebuah solusi yang
lebih baik untuk mengatasi masalah kekurangan dan kelebihan persediaan terutama pada
komponen Rear suspension, Front suspension, Hoist cylinder, dan Steering cylinder yang ada pada
PT Universal Tekno Reksajaya. Metode Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item
menghasilkan siklus produksi ekonomis sebanyak empat siklus produksi selama setahun, dengan
alokasi waktu untuk memproduksi unit HD785-7 adalah 53,9% atau sekitar 143 hari dari total
waktu 264 hari dalam setahun, yang artinya setiap siklus produksi terbagi selama 36 hari kerja.
Dalam empat siklus produksi ini, pembagian jumlah komponen yang akan diproduksi setiap
siklusnya adalah sebagai berikut; Rear suspension akan diproduksi sebanyak 43 komponen/siklus,
Front suspension akan diproduksi sebanyak 14 komponen/siklus, Hoist cylinder akan diproduksi
sebanyak 35 komponen/siklus, dan Steering cylinder akan diproduksi sebanyak 36
komponen/siklus.
Di setiap siklus produksi yang dilakukan, estimasi masa pengerjaan komponennya adalah
sebagai berikut; 43 komponen Rear suspension akan memakan waktu produksi selama 11
hari/siklus, komponen Front suspension akan memakan waktu produksi selama 4 hari/siklus,
komponen Hoist cylinder akan memakan waktu produksi selama 9 hari/siklus, dan komponen
Steering cylinder akan memakan waktu produksi selama 9 hari/siklus. Total estimasi pengerjaan
komponen per siklusnya adalah 33 hari produksi dari 36 hari produksi per siklusnya, artinya dalam
satu siklus produksi nantinya PT Universal Tekno Reksajaya akan memiliki sisa waktu 3 hari
produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi komponen lainnya. Berdasarkan estimasi
pengerjaan komponen per siklusnya dapat diperkirakan bahwa dalam setahun atau 143 hari waktu
operasi akan menghabiskan 132 hari untuk memproduksi semua permintaan dari keempat
komponen yang diteliti dan menyisakan 11 hari untuk memproduksi komponen lainnya diluar
komponen yang diteliti.
Pada aspek peremajaan, komponen yang diproduksi dapat diperkirakan masa simpannya dan
estimasi komponen yang harus melewati proses peremajaan setelah batas waktu simpan selama 66
hari. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa persediaan komponen Rear suspension
sebanyak 43 unit setiap siklusnya akan menyisakan 0 unit komponen yang harus diremajakan,
persediaan komponen Front suspension sebanyak 14 unit setiap siklusnya akan menyisakan 1 unit
komponen di siklus ke-3 yang harus diremajakan, persediaan komponen Hoist cylinder sebanyak
35 unit setiap siklusnya akan menyisakan 1 unit komponen di siklus ke-2 yang harus diremajakan,
dan persediaan komponen Steering cylinder sebanyak 36 unit setiap siklusnya akan menyisakan 2
unit komponen pada siklus ke-3 yang harus diremajakan. Berdasarkan perhitungan jumlah
komponen yang akan diremajakan, 4 siklus produksi akan menyisakan 4 unit komponen untuk
diremajakan, artinya biaya yang akan dikeluarkan untuk proses peremajaan adalah Rp460.000,-.
Metode Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item diperkirakan akan
menghabiskan biaya produksi sebesar Rp29.368.732.972,- biaya ini sudah termasuk estimasi
kemunculan biaya peremajaan untuk setiap komponen yang diteliti. Nominal ini masih lebih hemat
Rp13.996.636,- jika dibandingkan dengan metode perusahaan yang menggunakan 12 siklus
produksi dan diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp29.382.269.608,76,-. Setelah
melakukan perbandingan dengan siklus lainnya diluar perhitungan siklus produksi ekonomis,
disimpulkan bahwa hasil perhitungan siklus produksi ekonomis hasil metode EPQ merupakan
hasil siklus produksi dengan biaya produksi paling hemat diantara siklus produksi yang lain. Dari
semua hasil perhitungan yang dihasilkan metode EPQ multi item, dapat disimpulkan bahwa hasil
perhitungan telah memenuhi tujuan penelitian ini, yaitu menciptakan siklus produksi yang optimal
dan ekonomis serta menghabiskan total biaya produksi.

KESIMPULAN
Dalam penelitian ini kasus yang ada diselesaikan dengan metode Economic Production
Quantity (EPQ) multi item dengan mempertimbangkan batas waktu penyimpanan dan biaya
peremajaan. Perhitungan dilakukan dengan melakukan menambahkan biaya peremajaan yang
ditimbulkan hasil perhitungan siklus produksi ekonomis terhadap biaya persediaan yang ada,
sehingga setelah dilakukan perhitungan biaya kemudian membandingkan dengan metode
perusahaan dan perhitungan biaya siklus lain yang lebih sedikit atau lebih banyak dari siklus
terpilih hasil perhitungan siklus optimal (m*), dari perbandingan ini dapat disimpulkan bahwa
siklus terpilih (m*) yaitu 4 siklus produksi merupakan siklus yang mampu memenuhi permintaan
konsumen dari persediaan komponen yang ada di tiap siklusnya, kemudian biaya yang dihasilkan
merupakan biaya persediaan paling minimum.

DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. (2005). Prinsip-prinsip Riset Operasi. Jakarta: Erlangga.
Apriliyanti, Tulus, & Ariswoyo, S. (2013). Pengendalian Persediaan Minyak Sawit dan Inti Sawit
pada PT. PQR dengan Model Economic Production Quantity (EPQ). Seminar Saintika
Matematika, Vol.1, No.1 (2013), pp. 19-27.
Assauri, S. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: CP-FEUI.
Aufa, M.N., Waluyo, D.E., & Izzhati, D.N. (2016). Analisis Perhitungan Optimalisasi Produksi
dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ) pada UD. Arofah Elektronik
Kudus (Profetex). Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Teknik Industri.
Baroto, T. (2002). Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Penerbit Gahlia Indonesia.
Butar-Butar, R.Y. (2018). Penerapan Metode Economic Production Quantity dalam Produksi
Minuman Cap Badak (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar). Universitas Sumatera Utara.
Departemen Matematika.
Cahyo, A.D. (2014). Perencanaan Persediaan Bahan Baku Multi Item dengan
Mempertimbangkan Masa Kadaluarsa dan Unit Diskon (Studi Kasus: UD Burno Sari,
Durenan, Trenggalek. Jurnal Matrix. Vol XV, No.1 (2014), p 43-45.
Handoko, T. H. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Limansyah, T., Lesmono, D. (2011). Model Persediaan Multi Item dengan Mempertimbangkan
Faktor Kadaluarsa dan Faktor All Unit Discount. Jurnal Teknik Industri. Vol 23, No.2
(2011), p87-94.
Nasution, A. H., Prasetyawan. Y. (2008). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Rimawan, E. (2007). Analisa Perhitungan Perencanaan Pengendalian Produksi dengan Metpde
Economic Production Quantity (EPQ) pada PT XYZ. Universitas Mercu Buana, Teknik
Industri.
Siregar, S. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Tersine, R.J. (1994). Principles of Inventory and Materials Management. PTR Prentice-Hall, Inc.
Yamit, Z. (2008). Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai