Anda di halaman 1dari 5

3.

    TANDA DAN GEJALA

Gejala dan tanda yang timbul tergantung kepada berat ringannya infeksi, maka

gejala dan tanda klinik dapat berat, agak berat atau ringan saja. penderita mampu

segera mambentuk antibodi (zat kekebalan). Sehingga mampu menghadapi bakteri

Leptispira, bahkan penderita dapat menjadi sembuh. Menurut WIDARSO, gejala klinis

dari  Leptospirosis pada manusia  bisa dibedakan menjadi tiga stadium, yaitu:

3.1.Stadium pertama 

3.1.1  Demam, menggigil

3.1.2  Sakit kepala

3.1.3  Malaise dan Muntah

3.1.4  Konjungtivis serta kemerahan pada mata

3.1.5  Rasa nyeri pada otot terutama otot betis dan punggung. Gejala-gejala tersebut akan

tampak antara 4-9 hari.

3.2.    Stadium kedua

3.2.1      Pada stadium ini biasanya telah terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita

3.2.2      Gejala-gejala yang tampak pada stadium ini lebih bervariasi dibanding pada stadium

pertama antara lain ikterus (kekuningan)

3.2.3      Apabila demam dan gejala-gejala lain timbul lagi, besar kemungkinan akan terjadi

meningitis

3.2.4      Biasanya stadium ini terjadi antara minggu kedua dan keempat Stadium ketiga

3.3.Stadium Ketiga
Menurut beberapa klinikus, penyakit ini juga dapat menunjukkan gejala klinis

pada stadium ketiga (konvalesen phase). Komplikasi Leptospirosis dapat menimbulkan

gejala-gejala berikut :

3.3.1.    Pada ginjal,renal failure yang dapat menyebabkan kematian

3.3.2.    Pada mata, konjungtiva yang tertutup menggambarkan fase septisemi yang erat

hubungannya dengan keadaan fotobia dan konjungtiva hemorrhagic

3.3.3.    Pada hati,  jaundice (kekuningan) yang terjadi pada hari keempat dan keenam dengan

adanya pembesaran hati dan konsistensi lunak

3.3.4.    Pada jantung, aritmia, dilatasi jantung dan kegagalan jantung yangd apat menyebabkan

kematian mendadak

3.3.5.    Pada paru-paru,  hemorhagic pneumonitis dengan batuk darah, nyeri dada, respiratory

distress dan cyanosis

3.3.6.    Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah (vascular damage) dari saluran

pernapasan, saluran pencernaan, ginjal dan saluran genitalia

3.3.7.    Infeksi pada kehamilan menyebabkan abortus, lahir mati, premature dan kecacatan

pada bayi.

Sedangkan pada hewan ternak ruminansia dan babi yang hamil, gejala abortus,

pedet lahir mati atau lemah sering muncul pada kasus leptospirosis . Pada sapi,muncul

demam dan penurunan produksi susu sedangkan pada babi, sering muncul gangguan

reproduksi .

Pada kuda, terjadi keratitis, conjunctivitis,iridocyclitis, jaundice sampai abortus.

Sedangkan pada anjing, infeksi leptospirosis sering bersifat subklinik; gejala klinis yang

muncul sangat umum seperti demam, muntah, jaundice.


Gejala klinis leptospirosis pada sapi dapat bervariasi mulai dari yang ringan,

infeksi yang tidak tampak, sampai infeksi akut yang dapat mengakibatkan kematian .

Infeksi akut paling sering terjadi pada pedet/sapi muda. 

6.2.PENCEGAHAN LEPTOSPIROSIS

Menurut WIDARSO  pencegahan Leptospirosis dapat dilakukan dengan cara:

•     Pendidikan kesehatan mengenai bahaya serta cara menular penyakit, berperan dalam

upaya pencegahan penyakit Leptospirosis

•     Usaha-usaha lain yang dapat dianjurkan antara lain mencuci kaki, tangan serta bagian

tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah

•     Pembersihan tempat-tempat air dan kolam-kolam renang sangat membantu dalam

usaha mencegah penyakit Leptospirosis

•     Melindungi pekerja-pekerja yang dalam pekerjaannya mempunyai resiko yang tinggi

terhadap Leptospirosis dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan

•     Vaksinasi terhadap hewan-hewan peliharaan dan hewan ternak dengan vaskin strain

lokal

•     Mengisolasi hewan-hewan sakit guna melindungi masyarakat, rumah-rumah penduduk

serta daerah-daerah wisata dari urine hewan-hewan tersebut

•     Pengamatan terhadap hewan  rodent yang ada disekitar penduduk, terutama di desa

dengan melakukan penangkapan tikus untuk diperiksa terhadap kuman Leptospirosis

•     Kewaspadaan terhadap Leptospirosis pada keadaan banjir


•     Pemberantasan rodent (tikus) dengan peracunan atau cara-cara lain

2.6. Masa Inkubasi


Masa inkubasi (dari terinfeksi sampai munculnya penyakit) leptospirosis biasanya
berlangsung antara 2 hari sampai sekitar 4 minggu. Namun, rata-rata masa inkubasi adalah 10
hari setelah terinfeksi. Penyakit ini bisa berlangsung selama 3 hari sampai 3 minggu, atau bahkan
lebih lama lagi. Jika tidak diobati, maka penyembuhan penyakit ini akan memakan waktu
berbulan-bulan, bahkan bisa saja berakibat fatal (kematian pada yang mengalami kerusakan
ginjal).

Pencegahan
         Membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
         Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus

 Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan


 Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di
sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya
 Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis ( petugas
kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan
sepatu bot dan sarung tangan.
 Menjaga kebersihan lingkungan
 Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah
 Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
 Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
 Menghindari pencemaran oleh tikus.
 Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.
 Meningkatkan penangkapan tikus .

Anda mungkin juga menyukai