Muhamad Abror
F1E114037
Dosen Pengampu :
1. Pengertian Akuntansi
Ditinjau dari segi bahasa, istilah accounting berasal dari kata “to account”
yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan. Istilah “account”
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “akun” atau “perkiraan”.
Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai
“suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan
transaksi-transaksi, atau kejadia-kejadian yang bersifat keuangan, dalam nilai
mata uang, serta menganalisis hasil dari teknik tersebut”. Dengan kata lain
akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran segala
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan
hasilnya.
Dalam pengertian yang luas, definisi akuntansi adalah “proses
identifikasi, pengukuran, dan komunikasi dari informasi ekonomi untuk dapat
menghasilkan pertimbangan dan keputusan bagi pemakai informasi tersebut”.
2. Kegunaan Akuntansi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah
menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi
pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-
informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun dari luar
perusahaan (ekstern).
Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan
data ekonomis kepada bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan
calon pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan dan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Pihak Bank atau pemberi kredit dapat
menilai kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada gilirannya
mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi sebelum memberi pinjaman.
Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam kaitannya
dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya peraturan perpajakan. Bahkan
karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi perusahaan untuk
mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan keuntungan yang mungkin
dapat dinikmati oleh karyawan tersebut.
4. Bidang Akuntansi
Bidang-bidang spesialis dalam akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Akuntansi keuangan (Financial Accounting), yang merupakan aplikasi
akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi pokoknya
adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan menyiapkan
laporan-laporan berkala atas usaha tersebut serta teknik dan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam melaksanakan tugas ini.
b. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), yang menyiapkan
data historis maupun taksiran (estimated) dalam membantu pekerjaan
manajemen sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan.
c. Akuntansi Biaya ( Cost Accounting), berhubungan dengan penentuan
serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk
perusahaan industri (manufactured). Dalam perusahaan industri umumnya
diperlukan perhitungan biaya produksi, distribusi biaya-biaya, penyusunan
laporan biaya, penentuan biaya berdasarkan departemen, fungsi, aktivitas
produksi, dan lain-lain. Tugas akuntan di bidang ini antara lain
menganalisis data mengenai biaya, baik yang aktual maupun yang
direncanakan, untuk tujuan pengawasan serta perencanaan di masa yang
akan datang.
d. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), meliputi pemeriksaan independen
atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang ini meliputi
pemberian pendapat atas kelayakan dari laporan keuangan yang disusun.
e. Akuntansi Perpajakan (Taxation), meliputi persiapan untuk pelaporan,
pembayaran pajak ataupun pemgembalian pajak, serta pemenuhan
prosedur-prosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak di bidang ini harus
memahami semua peraturan perpajakan yang berlaku di negara yang
bersangkutan.
f. Akuntansi Pemerintahan ( Governmental Accounting), merupakan
bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang
dilakukan pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akuntansi dalam administrasi
negara dan mengawasi keuangan pemerintah sesuai mata anggaran
masing-masing.
g. Akuntansi Anggaran (Budgeting), menyajikan rencana keuangan untuk
suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan perbandingan antara
operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang. Bidang ini
seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen.
h. Sistem Akuntansi (Accounting System), merupakan bidang yang
berkaitan dengan penerapan/aplikasi dari suatu sistem (sistem pencatatan
serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan). Sistem ini
dimaksudkan untuk menghasilkan cara pengamanan atas harta perusahaan.
i. Akuntansi Sosial (Social Accounting), merupakan bidang yang bertujuan
melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian masyarakat atas
adanya suatu usaha/perusahaan di lingkungan masyarakat tersebut.
5. Profesi Akuntan
Akuntan merupakan suatu profesi yang setara dengan profesi dokter,
pengacara, atau insinyur. Masyarakat memberikan penghargaan khusus pada
profesi-profesi tersebut karena kewenangan teknisnya itu tidak lazim dimiliki oleh
orang biasa. Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi:
a. Akuntan Publik, yaitu akuntan yang berprofesi sebagai pemeriksa bebas
(independen) terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil pemeriksaan
mereka dinyatakan dalam laporan akuntan yang berisi pendapat mereka
tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan yang diperiksanya.
Akuntan Publik terikat pada kode etik profesi dan melakukan pemeriksaan
sesuai norma-norma pemeriksaan akuntan.
b. Akuntan Manajemen, yaitu akuntan yang bekerja sebagai akuntan
internal suatu perusahaan. Mereka menduduki salah satu jabatan dalam
perusahaan dan bertanggung jawab atas fungsi akuntansi keuangan
maupun akuntansi manajemen.
c. Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah. Tugas mereka bervariasi, mulai dari mengawasi keuangan dan
kekayaan negara sampai mengelola kekayaan dan keuangan negara.
d. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan-akuntan yang menjadi tenaga pengajar
(dosen). Akuntan-akuntan ini bekerja untuk pendidikan dan
pengembangan akuntansi.
BAB II
AKUN DAN KODE AKUN
2. Penggolongan Akun
Akun pada umumnya dapat digolongkan menurut sifatnya (karakteristik),
yaitu meliputi harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan
dapat dikelompokan lagi kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat
dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya
tersedia sebuah akun.
a. Harta (Assets), adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan
uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan:
1) Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta
lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam
jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi normal
perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain :
- Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga
yang berfungsi sebagai uang tunai.
- Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa
saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui
bursa.
- Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang
digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka
waktu dibawah satu tahun.
- Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah
dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau
belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di muka,
bunga dibayar di muka.
- Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan atas
pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum menerima
pembayarannya.
- Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual.
2) Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu
investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan atau
memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya antara
lain: penanaman modal dalam saham dan penanaman modal
dalam obligasi.
3) Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta berwujud yang
dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur
ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan merupakan
barang dagangan yang akan dijual. Yang termasuk dalam
golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan kantor, mesin-
mesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam penggunaannya
secara bertahap akan menyusut atau berkurang nilai
kegunaannya kecuali tanah.
4) Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa hak-hak
istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta
ini antara lain:
- Hak Patent, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah melalui Direktorat Patent kepada seseorang
atau badan untuk penemuan baru. Contoh penemuan
produk formula.
- Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
memperbanyak dan menjual hasil karya seni atau karya
intelektual. Contoh menulis buku, mencipta lagu.
- Hak Merk, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
menggunakan cap, nama, logo, lambang, atau merk
usaha.
- Franchise, adalah hak tunggal atau istimewa yang
diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau
perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried
Chicken.
- Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang dimiliki oleh
suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu,
misalnya karena letak strategis, merk terkenal, personalia
yang profesional, pelayanan yang memuaskan, dll.
c. Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan atau hak milik atas harta
perusahaan.
100 Kas
101 Bank
102 Piutang Usaha
103 Wesel Tagih
121 Tanah
122 Gedung
201 Utang Usaha
202 Wesel Bayar
Kelompok Kode
Golongan Kode
Jenis Kode
Kas 100
Piutang 101
Peralatan 150
Kendaraan 151
Utang 201
usaha
2. Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau
rubrik, tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis
akun. Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0
sampai 9.
a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya :
Rubrik 0 : Akun Harta Lancar
Rubrik 1 : Akun Harta Tetap
Rubrik 2 : Akun Utang Lancar
Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang
Rubrik 4 : Akun Modal
Rubrik 5 : Akun Pendapatan
Rubrik 6 : Rubrik Beban
Jenis Kode
Harta H
Harta HL
Lancar HT
Harta U
Tetap UL
Utang M
Utang
Lancar
Modal
Harta H
Harta
Lancar HL
Kas HL 01
Piutang HL 02
Harta HT
Tetap U
Utang UL
Utang UL 01
Lancar M
Utang
Dagang
Modal
BAB III
PERSAMAAN AKUNTANSI
Transaksi Identifikasi
Pengukuran
Pencatatan
Lap. keuangan
Tahap Pengikhtisaran
a. Menyusun Neraca Saldo
b. Membuat Jurnal Penyesuaian
c. Membuat Kertas Kerja/Neraca Lajur
d. Menyusun Laporan Keuangan
e. Membuat Jurnal Penutup
f. Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan
A. SUMBER PENCATATAN
1. Jenis-Jenis Sumber Pencatatan
Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya trnasaksi, baik transaksi
intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasikan dan diukur terlebih
dahulu, maksudnya jika mempengaruhi komposisi harta, utang dan modal
perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai tertentu.
Secara umum transaksi yang sering terjadi pada perusahaan jasa
sekaligus merupakan sumber kegiatan akuntansi, meliputi transaksi :
a. Pengeluaran/pembayaran uang
b. Penerimaan/pemasukan uang
c. Penjualan/penyerahan jasa
d. Pembelian/penerimaan barang/jasa
e. Lain-lain (biasanya intern perusahaan).
2. Bukti Pencatatan
Setiap transaksi yang memerlukan pencatatan harus dibuatkan atau
dimintakan bukti transaksi/pencatatan. Kegunaan utama dari bukti
transaksi/pencatatan adalah untuk menyediakan bukti tertulis tentang transaksi
yang dilaksanakan, sekaligus menghindari kemungkinan terjadinya persengketaan
di masa yang akan datang. Untuk itu, bukti yang kuat apabila di dalamnya
terdapat pengakuan dari pihak luar atau intern yang berwenang berupa tanda
tangan yang bersangkutan.
Bukti transaksi/pencatatan dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Bukti intern, yaitu pencatatan kejadian dalam intern perusahaan itu
sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan atau orang yang ditunjuk.
Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva tetap, penghapusan
piutang, pengalokasian beban, dan lainnya.
b. Bukti ekstern, yaitu bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak
luar perusahaan, misalnya faktur, kuitansi, nota debit, dan nota kredit.
Faktur, adalah perhitungan penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual
disampaikan pada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli
diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian barang secara kredit,
sedangkan copy-nya dipegang pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan
kredit.
Kuitansi, adalah bukti pembayaran uang yang dibuat oleh pihak penerima uang.
Nota, adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota biasanya dibuat
rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya dijadikan bukti
pencatatan bagi penjualan.
Nota Debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet dengan jumlah
tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada akun
pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi kredit.
Hormat kami
Erwina
Nota Kredit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah dikredit dengan jumlah
tertentu. Bagi langganannya yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada
akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi debit.
"Salon Kokom" Palembang, 14Oktober 2007
Jl. Bidar 101 Kampus
Palembang Kepada
Yth. Usaha Ananda
Jl. Jend. Rajawaali 369 Palembang
No. 123
NOTA KREDIT
Kami telah mengkredit rekening Saudara untuk hal-hal sbb :
Diterima kembali 1 buah Sanggul pengantin yang tidak sesuai pesanan
anda seharga Rp. 45.000,00.
Hormat kami
Erwina
Memo (Bukti Memorial), adalah bukti pencatatan yang dikeluarkan oleh pimpinan
perusahaan atau orang yang diberi wewenang untuk kejadian-kejadian yang
berlangsung di dalam intern perusahaan itu sendiri.
No. 456
NOTA MEMORIAL
Penyesuaian untuk penyusutan peralatan salon bulan Oktober sebesar Rp.
500.000,00
Hormat kami
Erwina
C. JURNAL UMUM
1. Pengertian Jurnal
Setiap terjadi transaksi, pencatatan langsung ke akun yang terpengaruh
pada dasarnya praktis. Namun pencatatan yang demikian mengandung kelemahan
yaitu antara lain bila terjadi kesalahan dalam pencatatan susah untuk menelusuri
dan menemukannya kembali. Selain itu tidak terlihat/tampak catatan kronologis
mengenai terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, sebelum suatu transaksi
dicatat ke akun, sebaiknya dilakukan pencatatan terlebih dahulu ke dalam suatu
jurnal.
Kata jurnal berasal dari Bahasa Perancis “jour” yang berarti “hari”.
Dengan demikian pengertian jurnal atau catatan harian adalah formulir khusus
yang dipakai untuk mencatat setiap transaksi, berdasarkan dokumen/bukti
transaksi, secara kronologis sesuai akun-akun yang terpengaruh dalam jumlah
tertentu dengan cara didebet atau dikredit.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan jurnal mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Fungsi historis, artinya pencatatan setiap bukti transaksi dilakukan secara
kronologis berdasarkan tanggal terjadinya.
b. Fungsi Pencatatan, artinya semua transaksi dicatat dalam buku jurnal
tanpa ada yang tertinggal.
c. Fungsi instruktif, artinya catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk
mendebet atau mengkredit akun-akun tertentu dalam jumlah dan nilai yang
tertentu pula.
d. Fungsi analisis, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis
dalam bentuk pendebetan atau pengkreditan akun-akun dalam jumlah atau
nilai tertentu.
e. Fungsi Informatif, artinya catatan dalam jurnal memberikan penjelasan
mengenai transaksi yang terjadi.
2. Bentuk Jurnal
Secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum dan jurnal
khusus. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah Jurnal Umum. Adapun bentuk
jurnal umum adalah sebagai berikut.
JURNAL UMUM
Halaman :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
D. BUKU BESAR
1. Pengertian Buku Besar
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Akun adalah daftar atau tempat yang
digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan
biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan, dan beban disediakan
sebuah akun tersendiri. Kumpulan akun-akun yang saling berhubungan dan
merupakan satu kesatuan ini disebut Buku Besar.
Buku Besar dapat digolongkan menjadi dua kelompok akun, yaitu Akun
Riil (akun tetap) yang meliputi akun-akun Harta, Utang, dan Modal; dan Akun
Nominal (akun sementara) yang terdiri atas akun-akun Pendapatan dan Beban.
Posisi normal akun-akun beserta pengaruhnya (bertambah atau berkurang) dapat
dilihat seperti pada tabel berikut.
s
a. Bentuk T
Akun Buku Besar bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis sama
sebelah menyebelah. Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan bagian
sebelah kanan disebut sisi Kredit. Adapun setiap akun memiliki :
a. Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun)
b. Bagian/kolom penambahan
c. Bagian/kolom pengurangan
Kas No : 111
b. Bentuk Bersaldo
Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo karena pada bentuk ini disediakan
kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo dari akun tersebut setiap
terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi. Bentuk bersaldo ini
terdiri dari :
Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom.
Akun Bersaldo 3 kolom :
KAS No : 111
Tgl Uraian Ref Debet Kredit Saldo
KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
Contoh :
JURNAL UMUM
Halaman : 01
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Neraca Saldo, mengerjakan jurnal penyesuaian,
menyusun Worksheet, mengerjakan jurnal penutup
A. NERACA SALDO
1. Pengertian Neraca Saldo
Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan,
tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo
setiap akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun
kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya
Neraca Saldo berguna untuk menentukan :
a. Ketelitian pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar.
b. Kekeliruan yang mungkin terjadi pada proses pencatatan.
c. Mempermudah penyusunan Laporan Keuangan.
NAMA PERUSAHAAN
NERACA SALDO
Untuk Periode 31 Desember 200…
No Akun Nama akun Debet Kredit
B. JURNAL PENYESUAIAN
1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Namun
angka-angka yang terdapat di dalamnya belum menunjukkan keadaan keuangan
yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya,
perusahaan seringkali mengalami kejadian dimana pendapatan yang diterima
melebihi waktu periode akuntansi untuk penyusunan Laporan Keuangan. Selain
itu beban yang dikorbankan/dikeluarkan kadang tidak bersamaan dengan
prestasi/hasil yang diterima. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan,
yang merupakan pedoman dalam melaksanakan pencatatan sampai pelaporan
transaksi keuangan, pendapatan baru diakui sebagai pendapatan pada saat
realisasinya yaitu pada waktu transaksi terjadi sehingga menimbulkan hak dan
kewajiban. Pembebanan biaya sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan
yang dilaporkan dalam periode dimana pendapatan tersebut diakui.
Dengan demikian untuk dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya dan tidak melanggar Standar Akuntansi
Keuangan yang dipedomani, diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
pendapatan dan beban melalui Jurnal Penyesuaian. Dengan kata lain Jurnal
Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun Buku Besar ke saldo
yang sesungguhnya, dan memisahkan pendapatan dan beban dalam periode-
periode yang sebenarnya.
C. WORKSHEET
1. Pengertian Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun dalam Neraca
Saldo menjadi saldo yang sebenarnya/sesungguhnya. Saldo setelah penyesuaian
tersebut disebut dengan Neraca Saldo yang Disesuaikan atau Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ini merupakan dasar
penyusunan Laporan Keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
akun-akun dalam Neraca Saldo terdiri atas 2 kelompok akun, yaitu :
a. Kelompok Neraca/Riil, yang terdiri dari akun-akun Harta, Utang, dan
Modal
b. Kelompok Laba-Rugi/Nominal, yang terdiri dari akun-akun
Pendapatan dan Beban.
Untuk mempermudah penyusunan Laporan Keuangan dengan benar
diperlukan suatu alat bantu yaitu Kertas Kerja (worksheet). Kertas kerja atau
worksheet adalah suatu daftar atau media tempat pencatatan Neraca Saldo,
Penyesuaian, serta penggolongan Akun Buku Besar.
Neraca NS stlh
No Penyesuaian Laba-Rugi Neraca
Nama Akun Saldo Penys.
Akun
D K D K D K D K D K
Neraca NS stlh
No Nama Penyesuaian Laba-Rugi Modal Neraca
Saldo Penys.
Akun Akun
D K D K D K D K D K D K
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi bentuk single step dan multiple step dapat dilihat seperti pada
contoh berikut.
Bentuk single step
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan :
Pendapatan Jasa Rp. xx
Pendapatan Bunga Rp. xx
Jumlan pendapatan Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Jumlah beban (Rp. xx)
Laba Bersih Rp. xx
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan dan Beban Operasional :
Pendapata Jasa Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Jumlah beban ( Rp. xx )
Laba Operasional Rp. xx
E. NERACA
Neraca adalah suatu daftar Harta, Utang, dan Modal perusahaan pada
tanggal tertentu, yang biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca dapat
dibuat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk perkiraan (Bentuk T) dan bentuk laporan.
Pada bentuk perkiraan, harta dicantumkan di sisi kiri Neraca, sedangkan
utang dan modal dicantumkan di sisi kanan Neraca. Pada bentuk Laporan, utang
dan modal dicantumkan dibawah harta. Untuk lebih jelas berikut diberikan
ilustrasi kedua bentuk tersebut.
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta : Utang dan Modal :
Kas Rp. xx Utang :
Perlengkapan Rp. xx Utang Bank
Rp. xx
Peralatan Rp. xx Modal :
Jumlah harta Rp. xx Modal Hani
Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal
Rp. xx
Bentuk Laporan
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta
Harta Lancar :
Kas Rp. xx
Perlengkapan Rp. xx
Jumlah harta lancar Rp. xx
Harta Tetap
Peralatan Rp. xx
Jumlah Harta Rp. xx
Utang dan Modal
Utang :
Utang Bank Rp. xx
Modal :
Modal Hani Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal Rp. xx
Metode langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan Rp. xx
Pembayaran kas kpd pemasok atau karyawan Rp. xx
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp. xx
Pembayaran bunga Rp. xx
Pembayarn pajak penghasila (Rp. xx)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. xx