Anda di halaman 1dari 14

Penolakan Pembangunan Rest Area di Taman

Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur

Penelitian Metodologi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi


Nilai Mata Kuliah Research Methodology

Oleh :

Kevin Kusnadi

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Program Studi Hospitaliti dan Pariwisata


Universitas Bunda Mulia
Jakarta
2019
Daftar Isi

Daftar Isi............................................................................................................ i

Prakata.............................................................................................................ii

BAB 1 : Pendahuluan......................................................................................1

1.1. Latar Belakang Penelitian.....................................................................1


1.2. Identifikasi Masalah..............................................................................4
1.3. Pembatasan Masalah.............................................................................4
1.4. Perumusan Masalah..............................................................................4
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..........................................................5
1.6. Sistematika Penelitian...........................................................................5

BAB 2 : Landasan Teori..................................................................................6

2.1. Kerangka Teori.....................................................................................6


2.2. Paradigma Penelitian............................................................................7

BAB 3 : Metode Penelitian..............................................................................8

3.1. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian....................................8


3.2. Metode Pengumpulan Data...................................................................8
3.2.1. Jenis Penelitian..........................................................................8
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data........................................................9
3.2.3. Populasi dan Sampel.................................................................9

ii
Prakarta

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga karya tulis ini mampu diselesaikan oleh
penulis tepat pada waktunya. Artikel ini akan membahas tentang Penolakan Pembangunan Rest
Area di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Banyak warga Nusa Tenggara Timur
yang tidak setuju bila pembangunan rest area dilakukan. Apabila rencana pembangunan tersebut
dijalankan oleh pemerintahan, dapat terjadinya hal buruk yang tidak di inginkan oleh warga Nusa
Tenggara Timur. Seperti; rusaknya ekosistem, penyempitnya lahan, terancam punah, dan
mendapatkan kerugian yang besar. Warga setempat juga meminta Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan untuk menghentikan aktivitas komersial di dalam kawasan konservasi Taman
Nasional Komodo dan Pemerintah harus mencabut semua bentuk perizinan apapun yang
diberikan kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Pemerintah wajib menjaga keutuhan kawasan
konservasi Taman Nasional Komodo bersama pemerintah pusat, pelaku pariwisata serta
masyarakat demi bekerlanjutan pariwisata yang alami, ramah dan bebas dari eksploitasi dan
komersialisasi. Penulis berterima kasih kepada :

1. Ibu Kaprodi jurusan Hospitaliti dan Pariwisata : Supina, S.ST.Par; M.Par


2. Dosen Pembimbing Skripsi : Dra. Evi Damaiyanti Sirait, M.Si
3. Rekan-Rekan yang membantu dalam penulisan dan penelitian skripsi.
4. Penduduk setempat dimana penulis melakukan penelitian, yaitu di Pulau Komodo,
Nusa Tenggara Timur.

Hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis berharap agar
penelitian ini dapat dimaklumi kesederhanaannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan dalam laporan penelitian
ini.

Jakarta, April 2019

iii
Kevin Kusnadi

iv
BAB 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Penelitian


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan
maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang memiliki
nilai jual untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha di bidang kepariwisataan. Indonesia
sebagai negara maritim memiliki potensi perairan yang sangat melimpah. Kondisi tanah yang
subur menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian kelompok manusia untuk menetap dan
mengembangkan usahanya masing-masing, sedangkan potensi perairan yang berupa lautan dan
pantai merupakan salah satu obyek wisata yang banyak digemari oleh wisatawan nusantara
maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis yang
memiliki air laut yang jernih yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No 9 Tahun 1990, Pariwisata adalah suatu perjalanan
yang dilakukan untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud tidak
untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tapi hanya semata untuk menikmati perjalanan
tersebut untuk mencapai kepuasan. Adanya pariwisata mempunyai banyak manfaat antara lain
mengenal karakteristik suatu bangsa yang dikunjungi, mengenal kebudayaan, adat-istiadat dan
sekaligus dapat menikmati keindahan alam di negara tersebut.

Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, terutama pemerintah
daerah tempat objek wisata itu berada. Adanya kegiatan pariwisata dapat menambah pemasukan
dari pendapatan setiap objek wisata. Indonesia sebagai negara yang berbentuk kepulauan sangat
potensial di sektor pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata dapat dilakukan dengan
memanfaatkan potensi wisata yang beragam di Indonesia. Kondisi alam di setiap daerah
Indonesia berbeda-beda, sehingga pengelolaannyapun harus disesuaikan dengan potensi wisata
yang ada di daerah tersebut. Pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya perairan menjadi
paradigma baru yang harus direalisasikan secara optimal, hal tersebut didukung dengan adanya
potensi yang besar di wilayah Indonesia . Pemanfaatan potensi perairan tersebut dapat dijadikan
sebuah strategi bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya pemberdayaan dan

1
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat setempat. Agar keberadaan potensi
perairan dapat bermanfaat maka perlu dilakukan usaha optimalisasi sebagai sarana penunjang
baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Salah satu tempat yang akan dibahas penulis adalah
tentang Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Taman Nasional Komodo terletak di antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa


Tenggara Barat. Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca,
dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan
wilayah total adalah 1817 km². Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk
melindungi komodo dan habitatnya. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan
perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128
spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan
darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau
terbatasnya penyebaran mereka. Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang.
Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan
sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk
berenang atau menyelam di perairan ini. Pulau-pulau ini aslinya adalah pulau vulkanis.

Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1991 taman
nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Pada tanggal 11 November 2011,
New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara, dan Taman Nasional Komodo
masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air
Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain. Taman
Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak.

Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 hektar meliputi


wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau
Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut
dinyatakan sebagai Taman nasional untuk melindungi Komodo yang terancam punah dan

2
habitatnya serta keanekaragaman hayati di dalam wilayah tersebut. Taman lautnya dibentuk
untuk melindungi biota laut yang sangat beragam yang terdapat disekitar kepulauan tersebut,
termasuk yang terkaya di bumi. Taman Nasional komodo terletak di
kawasan Wallacea Indonesia. Kawasan Wallacea terbentuk dari pertemuan dua benua yang
membentuk deretan unik kepulauan bergunung api, dan terdiri atas campuran burung serta
hewan dari kedua benua Autralia dan Asia. Terdapat 254 spesies tumbuhan yang berasal dari
Asia dan Australia di Taman Nasional Komodo. Selain itu, juga terdapat 58 jenis binatang dan
128 jenis burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional Komodo memberikan
lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini. Terdapat empat kampung
di dalam Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo memiliki satu kampung yakni kampung
Komodo,  Pulau Rinca memiliki dua kampung yakni Rinca dan Kerora, dan Pulau
Papagarang memiliki satu kampung yakni kampung Papagaran. Hingga tahun 2010, masyarakat
yang tinggal di dalam kawasan berjumlah 4.251 orang dan sebagian besar masyarakat bermata
pencaharian sebagai Nelayan.

Satwa Komodo menjadi terkenal di dunia ilmu pengetahuan sejak


tahun 1911 ketika Peter Ouwens, seorang kurator pada Museum Zoologi Bogor, menerima
laporan tentang penemuan satwa ini dari Perwira Pemerintah Hindia Belanda J.K.H. Van Steyn,
yang selanjutnya diberi nama Varanus komodensis Ouwens pada tahun 1912 pada tulisan Pieter
Antonie Ouwens yang berjudul "On a Large Species from The Island of Komodo". Dari
penemuan ini muncul kesadaran dari berbagai pihak untuk menjaga kelestarian satwa ini, hal ini
terlihat adanya beberapa peraturan yang memuat upaya perlindungan Satwa Komodo, yaitu, SK.
Sultan Bima tahun 1915 tentang Perlindungan Komodo (Verordening van het Sultanat van
Bima). SK Pemerintah Daerah Manggarai tahun 1926 tentang Perlindungan Komodo (Besluit
van het Zelfbestuur van het Landschap Manggarai). Dan SK Residen Timor tahun 1927 tentang
pengesahan SK Pemerintah Daerah Manggarai pada butir 2 di atas.

Taman Nasional Komodo yang dikenal oleh wisatawan mempunyai masalah yang rumit.
Yaitu, Penolakan pembangunan rest area di Taman Nasional Komodo tersebut. Karena,
Pembangunan Rest Area di Taman Nasional Komodo dapat merusak ekosistem dan terancamnya

3
populasi Komodo tersebut. Selain itu, pembangunan rest area tersebut juga dapat membawa
dampak yang sangat bahaya terhadap masyarakat yang tinggal disana. Seperti, para pengunjung
akan berkurang bila Taman Nasional Komodo tidak dikelola dengan bijak, pemasokan semakin
menurun, dan para wisatawan semakin tidak tertarik lagi untuk mengunjungi Taman Nasional
Komodo. Tidak hanya komodo saja yang terancam punah, flora dan fauna di tempat tersebut
juga terancam.

1.2. Identifikasi Masalah


Dari uraian di atas, pembangunan rest area menjadi salah satu faktor yang mengancam
pada populasi komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Hal ini membuat
para wisatawan yang berkunjung merasa dirugikan oleh pihak – pihak yang melakukan
pembangunan rest area. Pada jurnal ini, penulis akan mengungkap apa dampak buruk yang
terjadi apabila pembangunan rest area disetujui oleh warga Nusa Tenggara Timur.

1.3. Pembatasan Masalah


Agar tidak keluar dari topik pembahasan diatas, maka peneliti membatasi permasalahan
tentang pembangunan rest area di Taman Nasional Komodo yang dapat mempengaruhi populasi
Komodo.

1.4. Perumusan Masalah


Berdasarkan penelitian penulis juga memiliki sebuah rumusan masalah yang dapat di
ketahui dalam artikel yang di buat oleh penulis mengenai penolakan pembangunan rest area di
Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

1. Apa yang harus dilakukan warga untuk penolakan pembangunan rest area di Taman
Nasional Komodo ?
2. Bagaimana cara warga menanggulangi masalah tersebut di Taman Nasional Komodo
supaya dapat dipelihara dengan baik?
3. Apa dampak bila warga memperbolehkan pembangunan rest area tersebut?
4. Mengapa pembangunan rest area di Taman Nasional tersebut dilarang?

4
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Warga harus mengambil tindakan sebelum masalah besar terjadi, seperti mencegah
penurunan populasi pada komodo.
2. Dengan Menyampaikan pesan melalui demo massal untuk penolakan pembangunan
tersebut.
3. Dampaknya akan terjadi masalah yang besar dan bila pembangunan tersebut
diperbolehkan, dapat mengancam populasi pada komodo tersebut.
4. Karena warga tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan warga.

1.6. Sistematika Penelitian


Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab, dengan pembagian uraian
sebagai berikut :
 BAB 1 PENDAHULUAN :
Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika
penelitian.

 BAB 2 LANDASAN TEORI :


Bab ini membahas mengenai landasan teori atau kerangka teori dariu berbagai sumber,
hasil penelitian terdahulu yang digunakan untuk membahas masalah dalam penelitian,
paradigma penelitian, dan hipotesis

 BAB 3 METODE PENELITIAN :


Bab ini membahas dan menyajikan gambaran umum subjek dan objek penelitian, metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, jenis penelitian, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel, serta metode analisis.

 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN :


Bab ini menguraikan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti penyajian data, analisis
data, dan interpretasi
 BAB 5 PENUTUP :
Bab ini menguraikan kesimpulan dari data analisis yang dilakukan, saran yang
merupakan himbauan pada instansi terkait berdasarkan hasil penelitian.

5
BAB 2
Landasan Teori

2.1. Kerangka Teori


Pengertian Pariwisata menurut A.J Burkat dalam Damanik bahwa parwisata adalah
perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar
tempat dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan juga kegiatan-kegiatan mereka selama
tinggal di suatu tempat tujuan.

Menurut Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gyatri bahwa pariwisata adalah kegiatan
perpindahan orang untuk sementara waktu ke destinasi diluar tempat tinggal dan tempat
bekerjanya dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan-penyiapan
fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Youti, Pariwisata berasal dari dua kata yaitu
Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap.
Sedangkan, kata Wisata dapat diartikan sebagi perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini
sinonim dengan kata “reavel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu maka kata “pariwisata” dapat
juga diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatun
tempat ketempat yang lain yang dalam bahsa Inggris disebut juga dengan istilah “Tour”.

Menurut Mill dan Morisson. Ada beberapa variabel sosio ekonomi yang mempengaruhi
permintaan pariwisata, yaitu :

a) Umur Hubungan antara pariwisata dan juga umur mempunyai dua komponen yaitu :
besarnya waktu luang dan aktivitas yang berhubungan dengan tingkatan umur tersebut.
Terdapat juga beberapa perbedaan pola konsumsi antara kelompok yang lebih tua dengan
kelompok yang lebih muda.

6
b) Pendapatan Pendapatan merupakan faktor terpenting dalam membentuk permintaan
untuk mengadakan sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya perjalanan itu sendir yang
memakan biaya wistawan juga harus mengeluarkan uang untuk 13 jasa yang terdpat pada
tujuan wisata dan juga di semua aktifitas selama mengadakan perjalanan.
c) Pendidikan Tingkat pendidikan mempengaryhi tipe dari waktu yang luang untuk
digunakan dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu juga pendidikan merupakan suatu
motivasi untuk melakuakan perjalanan wisata. dapat juga dismpulkan bahwa tingkat
pendidikan mempengaruhi pandangan seseorang dan memberikan lebih banyak pilihan
yang bisa diambil oleh seseorang.

Berdasarkan undang-undang no 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, bahwa keadaan


alam, flora, dan fauna sebagai karunia tuhan yang maha esa, serta peninggalan sejarah, seni, dan
juga budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan
kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagiman terkandung
dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

2.2. Paradigma Penelitian


Variabel (X): Penolakan pembangunan Rest Area

Variabel (Y): Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur

Adanya penolakan oleh warga setempat dikarenakan dapat mengancam populasi Komodo dan
persempitan lahan. Infrastruktur Pemerintah setempat demi kelancaran Pariwisata di Indonesia
khususnya Nusa Tenggara Timur harus mencegah pembangunan rest area tersebut dan
memperhatikan populasi komodo yang ada di Taman Nasional Komodo. Apabila pembangunan
rest area itu dilanjutkan, maka akan membawa dampak yang sangat berbahaya terhadap populasi
Komodo.

7
BAB 3
Metode Penelitian

3.1. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian


Dalam penelitian ini, Penulis meneliti tentang Penolakan pembangunan rest area di
Taman Nasional Komodo tersebut. Karena, Pembangunan Rest Area di Taman Nasional
Komodo dapat merusak ekosistem dan terancamnya populasi Komodo tersebut. Selain itu,
pembangunan rest area tersebut juga dapat membawa dampak yang sangat bahaya terhadap
masyarakat yang tinggal disana. Seperti, para pengunjung akan berkurang bila Taman Nasional
Komodo tidak dikelola dengan bijak, pemasokan semakin menurun, dan para wisatawan semakin
tidak tertarik lagi untuk mengunjungi Taman Nasional Komodo. Tidak hanya komodo saja yang
terancam punah, flora dan fauna di tempat tersebut juga terancam. Maka dari itu, Penulis
memilih Penelitian ini untuk mencegah dampak yang akan terjadi apabila Pembangunan Rest
Area tersebut dilakukan.

3.2. Metode Pengumpulan Data


3.2.1. Jenis Penelitian
Metode yang akan dipakai oleh penulis adalah Metode Kualitatif. Metode
Penelitian Kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori
dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti

8
bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir
dengan suatu “teori”.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara Wawancara menggunakan


via telepon. Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dari beberapa
narasumber yang pernah berkunjung ke Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Penulis tahu bahwa beberapa narasumber pernah mengalami hal yang sama dalam kasus
penolakan pembangunan rest area. Penulis menanyakan kepada beberapa narasumber
yang merasakan hal tersebut “Apakah anda setuju tentang pembangunan rest area di
Taman Nasional Komodo?” Beberapa narasumber hampir semua tidak setuju dalam
pembangunan rest area tersebut. Karena dapat membawa dampak yang buruk terhadap
tempat wisata tersebut. Apabila pembangunan tersebut diteruskan, dapat menyebabkan
hal – hal yang buruk, seperti terancam punahnya komodo, dapat mempersempit lahan.

3.2.3. Populasi dan Sampel


Populasi :

Menurut Sugiyono (1997 : 57) memberikan pengertian bahwa , “Populasi adalah


wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

Menurut Nazir (1983 : 372) mengatakan bahwa , “populasi adalah berkenaan


dengan data, bukan orang atau bendanya.”

Populasi pada penelitian ini tertuju kepada orang orang yang menolak terhadap
pembangunan rest area tersebut karena dapat mengancam populasi pada Komodo yang
dilindungi di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

9
Sampel :

Menurut Notoatmojo (2003) memberikan pengertian bahwa, Sampel adalah


sebagian objek yang diambil dari keseluruhan   objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 109) memberikan pengertian bahwa


Sampel adalah sebagian atau wakil populasi  yang diteliti.

Jadi, Sampel yang akan diambil adalah orang yang menolak terhadap
pembangunan rest area. Populasi ini tidak diketahui secara pasti pada penelitian ini.
Maka, Penulis menggunakan rumus :

Z2
n=
4(moe)2

Dengan keterangan sebagai berikut :

n = Jumlah Sampel

Z = Tingkat Distribusi Normal 5% (1.96)

Moe = Margin of Error Maximal

Margin of Error Maximal adalah tingkat kesalahan maksimal pengembalian

sampel yang masih dapat ditoleransi sebesar 10%.

1.962
n= =96
4(0.1)2

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel

yang akan diambil sebanyak 96 responden. Tetapi, untuk memudahkan peneliti, maka

akan dibulatkan menjadi 100 responden.

10

Anda mungkin juga menyukai