Penolakan Pembangunan Rest Area Di Taman Nasional Komodo
Penolakan Pembangunan Rest Area Di Taman Nasional Komodo
Penelitian Metodologi
Oleh :
Kevin Kusnadi
Daftar Isi............................................................................................................ i
Prakata.............................................................................................................ii
BAB 1 : Pendahuluan......................................................................................1
ii
Prakarta
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga karya tulis ini mampu diselesaikan oleh
penulis tepat pada waktunya. Artikel ini akan membahas tentang Penolakan Pembangunan Rest
Area di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Banyak warga Nusa Tenggara Timur
yang tidak setuju bila pembangunan rest area dilakukan. Apabila rencana pembangunan tersebut
dijalankan oleh pemerintahan, dapat terjadinya hal buruk yang tidak di inginkan oleh warga Nusa
Tenggara Timur. Seperti; rusaknya ekosistem, penyempitnya lahan, terancam punah, dan
mendapatkan kerugian yang besar. Warga setempat juga meminta Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan untuk menghentikan aktivitas komersial di dalam kawasan konservasi Taman
Nasional Komodo dan Pemerintah harus mencabut semua bentuk perizinan apapun yang
diberikan kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Pemerintah wajib menjaga keutuhan kawasan
konservasi Taman Nasional Komodo bersama pemerintah pusat, pelaku pariwisata serta
masyarakat demi bekerlanjutan pariwisata yang alami, ramah dan bebas dari eksploitasi dan
komersialisasi. Penulis berterima kasih kepada :
Hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis berharap agar
penelitian ini dapat dimaklumi kesederhanaannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan dalam laporan penelitian
ini.
iii
Kevin Kusnadi
iv
BAB 1
Pendahuluan
Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, terutama pemerintah
daerah tempat objek wisata itu berada. Adanya kegiatan pariwisata dapat menambah pemasukan
dari pendapatan setiap objek wisata. Indonesia sebagai negara yang berbentuk kepulauan sangat
potensial di sektor pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata dapat dilakukan dengan
memanfaatkan potensi wisata yang beragam di Indonesia. Kondisi alam di setiap daerah
Indonesia berbeda-beda, sehingga pengelolaannyapun harus disesuaikan dengan potensi wisata
yang ada di daerah tersebut. Pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya perairan menjadi
paradigma baru yang harus direalisasikan secara optimal, hal tersebut didukung dengan adanya
potensi yang besar di wilayah Indonesia . Pemanfaatan potensi perairan tersebut dapat dijadikan
sebuah strategi bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya pemberdayaan dan
1
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat setempat. Agar keberadaan potensi
perairan dapat bermanfaat maka perlu dilakukan usaha optimalisasi sebagai sarana penunjang
baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Salah satu tempat yang akan dibahas penulis adalah
tentang Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1991 taman
nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Pada tanggal 11 November 2011,
New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara, dan Taman Nasional Komodo
masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air
Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain. Taman
Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak.
2
habitatnya serta keanekaragaman hayati di dalam wilayah tersebut. Taman lautnya dibentuk
untuk melindungi biota laut yang sangat beragam yang terdapat disekitar kepulauan tersebut,
termasuk yang terkaya di bumi. Taman Nasional komodo terletak di
kawasan Wallacea Indonesia. Kawasan Wallacea terbentuk dari pertemuan dua benua yang
membentuk deretan unik kepulauan bergunung api, dan terdiri atas campuran burung serta
hewan dari kedua benua Autralia dan Asia. Terdapat 254 spesies tumbuhan yang berasal dari
Asia dan Australia di Taman Nasional Komodo. Selain itu, juga terdapat 58 jenis binatang dan
128 jenis burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional Komodo memberikan
lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini. Terdapat empat kampung
di dalam Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo memiliki satu kampung yakni kampung
Komodo, Pulau Rinca memiliki dua kampung yakni Rinca dan Kerora, dan Pulau
Papagarang memiliki satu kampung yakni kampung Papagaran. Hingga tahun 2010, masyarakat
yang tinggal di dalam kawasan berjumlah 4.251 orang dan sebagian besar masyarakat bermata
pencaharian sebagai Nelayan.
Taman Nasional Komodo yang dikenal oleh wisatawan mempunyai masalah yang rumit.
Yaitu, Penolakan pembangunan rest area di Taman Nasional Komodo tersebut. Karena,
Pembangunan Rest Area di Taman Nasional Komodo dapat merusak ekosistem dan terancamnya
3
populasi Komodo tersebut. Selain itu, pembangunan rest area tersebut juga dapat membawa
dampak yang sangat bahaya terhadap masyarakat yang tinggal disana. Seperti, para pengunjung
akan berkurang bila Taman Nasional Komodo tidak dikelola dengan bijak, pemasokan semakin
menurun, dan para wisatawan semakin tidak tertarik lagi untuk mengunjungi Taman Nasional
Komodo. Tidak hanya komodo saja yang terancam punah, flora dan fauna di tempat tersebut
juga terancam.
1. Apa yang harus dilakukan warga untuk penolakan pembangunan rest area di Taman
Nasional Komodo ?
2. Bagaimana cara warga menanggulangi masalah tersebut di Taman Nasional Komodo
supaya dapat dipelihara dengan baik?
3. Apa dampak bila warga memperbolehkan pembangunan rest area tersebut?
4. Mengapa pembangunan rest area di Taman Nasional tersebut dilarang?
4
1.5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Warga harus mengambil tindakan sebelum masalah besar terjadi, seperti mencegah
penurunan populasi pada komodo.
2. Dengan Menyampaikan pesan melalui demo massal untuk penolakan pembangunan
tersebut.
3. Dampaknya akan terjadi masalah yang besar dan bila pembangunan tersebut
diperbolehkan, dapat mengancam populasi pada komodo tersebut.
4. Karena warga tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan warga.
5
BAB 2
Landasan Teori
Menurut Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gyatri bahwa pariwisata adalah kegiatan
perpindahan orang untuk sementara waktu ke destinasi diluar tempat tinggal dan tempat
bekerjanya dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan-penyiapan
fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Youti, Pariwisata berasal dari dua kata yaitu
Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap.
Sedangkan, kata Wisata dapat diartikan sebagi perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini
sinonim dengan kata “reavel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu maka kata “pariwisata” dapat
juga diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatun
tempat ketempat yang lain yang dalam bahsa Inggris disebut juga dengan istilah “Tour”.
Menurut Mill dan Morisson. Ada beberapa variabel sosio ekonomi yang mempengaruhi
permintaan pariwisata, yaitu :
a) Umur Hubungan antara pariwisata dan juga umur mempunyai dua komponen yaitu :
besarnya waktu luang dan aktivitas yang berhubungan dengan tingkatan umur tersebut.
Terdapat juga beberapa perbedaan pola konsumsi antara kelompok yang lebih tua dengan
kelompok yang lebih muda.
6
b) Pendapatan Pendapatan merupakan faktor terpenting dalam membentuk permintaan
untuk mengadakan sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya perjalanan itu sendir yang
memakan biaya wistawan juga harus mengeluarkan uang untuk 13 jasa yang terdpat pada
tujuan wisata dan juga di semua aktifitas selama mengadakan perjalanan.
c) Pendidikan Tingkat pendidikan mempengaryhi tipe dari waktu yang luang untuk
digunakan dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu juga pendidikan merupakan suatu
motivasi untuk melakuakan perjalanan wisata. dapat juga dismpulkan bahwa tingkat
pendidikan mempengaruhi pandangan seseorang dan memberikan lebih banyak pilihan
yang bisa diambil oleh seseorang.
Adanya penolakan oleh warga setempat dikarenakan dapat mengancam populasi Komodo dan
persempitan lahan. Infrastruktur Pemerintah setempat demi kelancaran Pariwisata di Indonesia
khususnya Nusa Tenggara Timur harus mencegah pembangunan rest area tersebut dan
memperhatikan populasi komodo yang ada di Taman Nasional Komodo. Apabila pembangunan
rest area itu dilanjutkan, maka akan membawa dampak yang sangat berbahaya terhadap populasi
Komodo.
7
BAB 3
Metode Penelitian
8
bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir
dengan suatu “teori”.
Populasi pada penelitian ini tertuju kepada orang orang yang menolak terhadap
pembangunan rest area tersebut karena dapat mengancam populasi pada Komodo yang
dilindungi di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.
9
Sampel :
Jadi, Sampel yang akan diambil adalah orang yang menolak terhadap
pembangunan rest area. Populasi ini tidak diketahui secara pasti pada penelitian ini.
Maka, Penulis menggunakan rumus :
Z2
n=
4(moe)2
n = Jumlah Sampel
1.962
n= =96
4(0.1)2
yang akan diambil sebanyak 96 responden. Tetapi, untuk memudahkan peneliti, maka
10