Anda di halaman 1dari 11

PERAWATAN PALIATIF

(PALLIATIVE CARE)

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Umum


dari Ibu N.s Ayu Yuliani S, MKep, Sp.Kep An.,

3B Keperawatan

AJEP TOHAJUDIN
P2.06.20.2.17.043

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON
Jl.Pemuda Nomor 38 Kota Cirebon
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya-lah, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Palliative Care” Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah umum.
Makalah ini berisi uraian umum tentang paliatif care antara lain: pengertian perawatan
paaliatif, tujuan perawatan paliatif, pelaksana perawatan paliatif, tempat perawatan paliatif,
prinsip perawatan paliatif, kegiatan perawatan paliatif, dan aspek legal dalam perawatan
paliatif.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, demi
kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan segala kritik maupun saran yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.

Cirebon, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Pengertian ............................................................................................ 2
B. Tujuan Perawatan Paliatif ................................................................... 3
C. Pelaksana Perawatan Paliatif ............................................................... 3
D. Tempat Perawatan Paliatif .................................................................. 3
E. Prinsip Perawatan Paliatif ................................................................... 4
F. Kegiatan Perawatan Paliatif ................................................................ 5
G. Aspek Legal Perwatan Paliatif ............................................................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 7
A. Kesimpulan ......................................................................................... 7
B. Saran .................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007
tantangan yang kita hadapi pada di hari-hari kemudian nyata sangat besar. Meningkatnya
jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan
anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic
fibrosis,stroke, Parkinson, gagal jantung /heart failure, penyakit genetika dan penyakit
infeksi seperti HIV/ AIDS yang memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.Namun saat ini, pelayanan kesehatan di
Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan
tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada
penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien
dan keluarganya.
Penerapan perawatan paliatif care di Indonesia sendiri memang belum banyak. Salah
satu tantangannya adalah terkait bagaimana para tenaga kesehatan memandang persoalan
kematian pasien. Masih banyak rumah sakit yang belum memahami bahwa seharusnya
pasien diberikan paliatif, terutama untuk pasien dengan stadium terminal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah “bagaimanakan perawatan paliatif?”

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian perawatan paliatif.
2. Mengetahui tujuan perawatan paliatif.
3. Mengetahui pelaksana perawatan paliatif.
4. Mengetahui tempat perawatan paliatif.
5. Mengetahui prinsip perawatan paliatif.
6. Mengetahui kegiatan perawatan paliatif.
7. Mengetahui aspek legal dalam perawatan paliatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kata “paliatif” berasal dari kata Latin pallium (mantel); kata kerja palliare yang
berarti mengenakan mantel pada, menutupi. Perawatan paliatif seolah-olah “menutup de-
ngan mantel”, artinya menciptakan keadaan nyaman bagi pasien dan sedapat mungkin
meringankan penderitaannya. Istilah ini berhubungan dengan wilayah tindakan ke-
dokteran yang menitikberatkan pada tin-dakan medis untuk meringankan dan mencegah
penderitaan pasien, terutama pasien yang menderita penyakit kronis dan pasien terminal
yang sangat menderita dalam proses mendekati akhir hidupnya (Falenditi, 2013).
Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal
yang dapat dilakuakan secara sederhana sering kali prioritas utma adalah kulitas hidup dan
bukan kesembuhan dari penyakit pasien (Irawan, 2013).
Sejak tahun 2005, WHO mencanangkan terapi holistik yang disebut sebagai
perawatan paliatif (palliative care). Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu
untuk meningkatan kualitas hidup, dengan meringankan nyeri, dan penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai sejak diagnosa ditegakan sampai
akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang merasa kehilangan atau berduka.
Kematian merupakan konsekuensi paling buruk yang dialami seorang pasien dengan
penyakit terminal. Kondisi kritis menuju kematian menjadi tahapan kehidupan yang paling
menakutkan bagi setiap orang (Benini et.al, 2008).
Penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif yaitu: penyakit kanker, penyakit
degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal
jantung/heart failure, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS yang
memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. (Kepmenkes RI Nomor: 812, 2007).

Gambar. perawatan paliatif pada pasien terminal. Sumber: WHO (2018).


B. Tujuan Perawatan Paliatif
Tujuan perawatan paliatif adalah. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap
kematian sebagai proses normal, tidak mempercepat atau menunda kematian,
menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu, menjaga keseimbangan
psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
dan mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga (Irawan, 2013).
Tujuan terapi paliatif ialah mempertahankan kualitas hidup pasien sebagai bentuk
penghar-gaan terhadap martabat manusia, dan me-nyelenggarakan suatu sistem bantuan
bagi pasien yang sakit dan yang mendekati ajalnya. Terapi paliatif tidak bermaksud
mempercepat kematian, tetapi dibenarkan untuk menghentikan pengobatan bila prosedur
pengobatan menyebabkan penderitaan pada pasien, tanpa memberikan harapan perbaikan
(Falenditi, 2013).
Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, yang
secara rinci tujuan utamanya adalah sebagai berikut (Nendra et.al, 2011):
1. Meningkatkan kapasitas keluarga untuk memberikan perawatan paliatif.
2. Mendukung peningkatan akses perawatan paliatif dalam perawatan, dukungan, dan
layanan pengibatan
3. Menganjurkan untuk perawatan paliatif yang berkelanjutan dan holistik.
4. Meningkatkan akses terhadap obat-obatan dan akomoditas penting dalam perawatan
paliatif.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan paliatif.
C. Pelaksana Perawatan Paliatif
Tindakan untuk meringankan gejala-gejala yang mengganggu kehidupan pasien
melibatkan profesi dokter, farmasi, perawat, petugas agama, pekerja sosial, psi-kolog, dan
profesi kesehatan lainnya. Pen-dekatan multidisiplin ini memungkinkan tim terapi paliatif
untuk melaksanakan tugas akhir ini yakni menanggapi kondisi fisik, emosi, spiritual, dan
sosial yang di-ekspresikan oleh pasien yang sangat menderita saat akhir hidupnya
(Falenditi, 2013).
D. Tempat Perawatan Paliatif
Menurut Muckaden et.al (2011) pasien bisa memilih dimana dia akan di rawat, tempat
perawatan paliatif diantaranya adalah:
1. Rumah sakit
Tim perawatan paliatif merupakan kolaborasi antara interdisiplin (antar keilmuan) dan
biasanya mencakup seseorang dokter dan atau perawat senior bersama dengan satu atau
lebih pekerja sosial dan pendeta (pemuka agama). Sebagai tambahan, tim tersebut
dibantu teman sejawat dari gizi dan rehabilitasi, seperti fisioterapis atau petugas terapi
okupasi dan terapis pernapasan. Konsultasi awal biasanya dilakukan oleh seseorang
dokter atau perawat yang berhubungan dengan kebutuhan pasien dan keluarganya serta
membuat rekomendasi ke dokter utama si pasien. Terkadang, konsultan perawatan
paliatif dilibatkan untuk membantu komunikasi antara keluarga dalam mencapai tujuan
pengobatan.
2. Hospice
Hospice merupakan tempat dimana pasien dengan penyakit stadiun terminal yang tidak
dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di
rumah sakit. Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi dapat
memberikan pelayanan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada, dengan keadaan
seperti di rumah pasien sendiri. Perawatan hospice bagi pasien yang sakit atau dalam
keadaan terminal memiliki filosofi yang sama dengan perawatan paliatif bagaimanapun
“semua perawatan hospiceadalah perawatan paliatif namun tidak semua perawatan
paliatif merupakan perawatan hospice”. Perawatan paliatif sebaiknya ditawarkan
kepada pasien yang membutuhkan beberapa pelayanan, tetapi perawatan hospice diatur
dan seseorang pasien harus memiliki setidaknya memiliki harapan hidup paling sedikit
setidaknya enam bulan untuk mendapatkan perawatan hospice.
3. Rumah
Pada perawatan di rumah, maka peran keluarga lebih menonjol karena sebagian
perawatan dilakukan oleh keluarga, dan kelurga atau orang tua sebagai care
giverdiberikan latihan pendidikan keperawatan dasar.Perawatan di rumah hanya
mungkin dilakukan bila pasien tidak memerlukan alat khusus atau keterampilan
perawatan yang mungkin dilakukan oleh keluarga.
E. Prinsip Perawatan Paliatif
Menurut Ferrell & Coyle (2007) Perawatan paliatif berpijak pada prinsip dasar berikut:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal;
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian;
3. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual;
4. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya;
5. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga;
6. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya; dan
7. Menghindari tindakan yang sia-sia.
F. Kegiatan Perawatan Paliatif
Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan
keluhan fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis, dukungan social, dukungan
kultural dan spiritual, dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).
Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan /rawat rumah.
(KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007).
G. Aspek Legal dalam Perawatan Paliatif
Menurut Fitria (2010), ada beberapa aspek legal dalam melaksanakan perawatan
paliatif yaitu sebagai berikut.
1. Informed consent
Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif melalui
komunikasi yang intensif dan berkesinambungan antara tim perawatan paliatif dengan
pasien dan keluarganya. Pelaksanaan informed consent atau persetujuan tindakan
kedokteran pada dasarnya dilakukan sebagaimana telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Meskipun pada umumnya hanya tindakan kedokteran (medis)
yang membutuhkan informed consent, tetapi pada perawatan paliatif sebaiknya setiap
tindakan yang berisiko dilakukan informed consent. Baik penerima informasi maupun
pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri apabila ia masih kompeten, dengan
saksi anggota keluarga terdekatnya.
2. Pesan (advanced directive)
Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh pesan atau
pernyataan pasien pada saat ia sedang kompeten tentang apa yang harus atau boleh atau
tidak boleh dilakukan terhadapnya apabila kompetensinya kemudian menurun
(advanced directive). Pesan dapat memuat secara eksplisit tindakan apa yang boleh atau
tidak boleh dilakukan, atau dapat pula hanya menunjuk seseorang yang nantinya akan
mewakilinya dalam membuat keputusan pada saat ia tidak kompeten. Pernyataan
tersebut dibuat tertulis dan akan dijadikan panduan utama bagi tim perawatan paliatif.
3. Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien paliatif.
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya tindakan resusitasi dapat dibuat oleh
pasien yang kompeten atau oleh Tim Perawatan paliatif..Informasi tentang hal ini
sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien memasuki atau memulai perawatan
paliatif. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi,
sepanjang informasi adekuat yang dibutuhkannya untuk membuat keputusan telah
dipahaminya. Keputusan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pesan (advanced
directive) atau dalam informed consent menjelang ia kehilangan kompetensinya.
Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi,
kecuali telah dipesankan dalam advanced directive tertulis. Namun demikian, dalam
keadaan tertentu dan atas pertimbangan tertentu yang layak dan patut, permintaan
tertulis oleh seluruh anggota keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan pengadilan
untuk pengesahannya. Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak
melakukan resusitasi sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini, yaitu apabila pasien
berada dalam tahap terminal dan tindakan resusitasi diketahui tidak akan
menyembuhkan atau memperbaiki kualitas hidupnya berdasarkan bukti ilmiah pada
saat tersebut.
4. Tim Perawatan Paliatif bekerja berdasarkan kewenangan
Masalah legal lainnya pada perawatan pasien paliatif adalah Tim Perawatan Paliatif
bekerja berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Pimpinan Rumah Sakit, termasuk
pada saat melakukan perawatan di rumah pasien. Pada dasarnya tindakan yang bersifat
kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan pertimbangan yang
memperhatikan keselamatan pasien tindakan-tindakan tertentu dapat didelegasikan
kepada tenaga kesehatan non medis yang terlatih. Komunikasi antara pelaksana dengan
pembuat kebijakan harus dipelihara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual. Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju
ke arah kematian. Contohnya seperti penyakit jantung,dan kanker atau penyakit terminal
ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah
give up (menyerah) dan seperti yang di katakan di atas tadi penyakit terminal ini mengarah
kearah kematian. Agama dan keyakinan spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan
dalam penyakit fisik yang serius.

B. Saran
Setelah mebaca makalah tentang perawatan paliatif, disarankan agar pembaca
memahami lebih mendalam mengenai perawatan paliatif agar tenaga kesehatan mampu
memberikan pelayanan pada pasien yang mendapatkan peraatan paliatif.
DAFTAR PUSTAKA

Benini F, Ferrante A, Buzzone S, Trapanotto M, Facchin P, Cornaglia P: Childhood deaths


caused by life-limiting and life-threatening disease in Italy. European Journal of
Palliative Care 2008, 15:77-81.
Falenditi, Dionisius. Terapi Paliatif Dalam Profesi Kedokteran. Jurnal Biomedik (JBM), 5
(1), hal.21-25
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) 2007. Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York:
Oxford University Press.
Irawan, Erna. (2013). Pengaruh Perawatan Paliatif Terhadap Pasien Kanker Stadium Akhir
(Literature Review). J u r n a l I l m u K e p e r a w a t a n, 1 (1), hal. 34-38.
KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan
Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Muckaden, M et al. (2011). Pediatric Paliative Care: Theory and Practice. Indian journal of
paliative, 1 (1), hal. 52-60.
Nendra et.al (2011). Buku Penanganan Paliatif Care HIV-AIDS. Jakarta: Lembaga Kesehatan
NU.
WHO. (2018). Integrating palliative care and symptom relief into primary health care: a
WHO guide for planners, implementers and Managers. Witzerland: WHO.

Anda mungkin juga menyukai