Disusun oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
PENDAHULUAN
Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak
penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi di
Indonesia sejak lama. Kambing popular di kalangan para petani, kebanyakan pemeliharaan
masih menggunakan secara tradisonal dan masih sedikit yang menjadikan usaha kambing ini
secara komersial. Kurangnya minat tersebut menyebabkan kurangnya populasi ternak
kambing di Indonesia.
Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang tidak sulit dilakukan dalam
pemeliharaannya, hal ini dikarenakan domba memiliki badan yang relatif kecil dan cepat
dewasa sehingga dapat menguntungkan karena dapat menghasilkan wol dan daging. Daging
domba merupakan produk peternakan yang mejadi salah satu alternative untuk pemenuhan
daging masyarakat, afar dapat memenuhi kebutuhan makan diperlukan upaya untuk
meningkatkan populasi domba di Indonesia.
Tindakan yang dapat dilakukan dalam usaha pengembangan populasi kambing dan
domba adalah melalui Inseminasi Buatan (IB). Namun para peternak umumnya tidak
memiliki pengetahuan yang baik untuk meningkatkan kemampuan reproduksi hewan ternak
sehingga dapat mempengaruhi kualitas bibit hewan ternak tersebut. Bibit ternak merupakan
salah satu sarana penting dalam upaya meningkatkan produksi ternak. Upaya untuk
memaksimalkan potensi adalah dengan memperbaiki mutu genetic ternak kambing dan
domba di Indonesia, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi inseminasi buatan.
Inseminasi buatan memegang peranan penting dalam mencegah penyebaran penyakit seksual
menular yang ditularkan melalui proses perkawinan, meningkatkan efisiensi penggunaan
pejantan unggul, menurunkan biaya pemeliharaan ternak pejantan, dengan inseminasi buatan
pejantan maka dapat membuahi banyak betina tanpa melakukan perkawinan seksual.
Melalui teknologi IB menggunakan pejantan unggul yang terpilih dari bangsa
kambing dan domba local, memungkinkan penyebaran kualitas genetic yang akan terwujud di
masyarakat. Pada kenyataannya IB kekurangan, kelemahan dari IB itu sendiri adalah
dibutuhkan ketrampilan bagi inseminator, seleksi pejantan, proses pembekuan, penyimpanan
semen beku, transportasi semen beku, deteksi birahi, dan teknik Inseminasi Buatan pada
ternaknya. Teknik IB pada kambing dan domba ada beberapa macam, hal tersebut juga dapat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya IB yang dilakukan.
Keuntungan dan Kekurangan IB
Salah satu tujuan dari inseminasi buatan adalah untuk mengatur perkawinan guna
memperbaiki mutu genetic pada ternak dan untuk pelestarian plasma nutfah.
Keuntungan dari IB terdiri dari:
- Pemanfaatan pejantan yang bermutu genetic baik semaksimal mungkin
- Dapat mengawini betina dalam jumlah banyak pada areal luas dengan waktu yang tak
terbatas
- Dapat mencegah penularan penyakit kelamin (veneral disease)
- Hampir tidak membutuhkan biaya pemeliharaan pejantan
Struktur serviks pada domba yang berbelit-belit maka metode IB utama yang
digunakan untuk menyingkirkan organ anatomi ini, dan secara konsisten mencapai deposisi
semen uterus pada domba baik menggunakan prosedur pembedahan. IB intrauterine (dalam
kandungan) pada domba biasanya dilakukan melalui laparotomy pertengahan ventral, dengan
atau tanpa bantuan laparoscopi. Laparoscopi melibatkan pembuatan dua sayatan dengan
anestesi local, satu sayatan untuk memasukkan endocope sementara pipet inseminasi
dimasukkan ke dalam lumen uterus melalui yang lainnya. Meskipun dianggap sebagai
prosedur bedah yang sederhana, IB intrauterine laparoscopi dapat menyebabkan tekanan pada
ternak. Hal tersebut juga memakan waktu, mahal, dan membutuhkan peralatan khusus dan
orang-orang yang memenuhi syarat untuk melakukan prosedur. Demikian pula, struktur
berliku leher rahim menghambat rute transcervikal untuk pengendapan embrio yang dipanen
pada induk penerima selama prosedur transfer embrio, untuk melakukan transfer embrio pada
domba, prosedur bedah serupa dengan yang digunakan untuk IB diperlukan untuk
menyimpang embrio langsung di rahim (Ivanka et al., 2011).
Inseminasi buatan akan berhasil apabila terdiri dari beberapa tahapan diantaranya
umur, kesehatan, kumpulan dan penyimpanan semen, deteksi estrus, dan dasar teknik
inseminasi. Teknik inseminasi diklasifikasikan menjadi 2 yaitu inseminasi pembedahan dan
non-pembedahan. Inseminasi servik merupakan inseminasi non-invasif dan teknik dengan
harga yang rendah dan termsauk dalam inseminasi non- pembedahan. Bagaimanapun,
kompleksitas dari anatomi servik dari ruminansia kecil merupakan batasan primer dari
penilaian keberhasilan dalam metode ini. Hal ini dilakukan dengan memindahkan semen
kedalam servik dengan bantuan pipa yang dimasukkan kedalam tubuh yang memadai dan
speculum (Tekin, 2019).
Teknik IB transserviks merupakan metode dimana semen disimpan jauh di dalam
serviks atau ke dalam rahim melalui serviks. Metode ini melibatkan penyimpanan semen
sedalam mungkin di serviks. Semakin besar kedalaman inseminasi, semakin tinggi tingkat
kehamilan dan kelahiran yang diharapkan. Kemungkinan kerumitan anatomi serviks domba
dapat membatasi IB transerviks. Pemeriksaaan histologis menunjukkan kerusakan pada
lapisan epitel saluran serviks setelah penetrasi serviks dengan pipet inseminasi lurus
konvensional yang tidak dimodifikasi, baik ke dalam rahim atau di tengah serviks
(Leethongdee, 2009).
Metode transervikal paling sederhana menggunakan speculum seperti tabung.
Speculum, dengan cahaya yang dapat dilepas, dimasukkan ke dalam vagina betina dan
digunakan untuk memvisualisasikan os serviks eksternal yang merupakan titik masuk ke
saluran serviks. Semen beku tersedia dalam straw 1/40 cc atau ½ cc harus dicairkan sebelum
digunakan. Setelah straw disiapkan, disiapkan dan dimasukkan dalam pistol inseminasi,
selubung yang bersih dilapis untuk melindungi semen dan mengurangi kontaminasi silang di
antara keduanya. Selubung dapat memiliki ujung standar (bulat) dan runcing yang dapat
membantu mencapai penetrasi serviks yang lebih dalam. Pistol inseminasi dimasukkan
melalui speculum dan inseminator berusaha untuk melewatkan inseminasi melalui serviks
dan memasukkan semen ke dalam rahim. Setelah inseminasi, pistol dan speculum dilepaskan,
dan speculum didisinfeksi di antara keduanya. Sarung pistol inseminasi dibuang (Farin,
2015).
PENUTUP
Berdasarkan ringkasan tersebut dapat diketahui bahwa teknik IB mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari sistem IB sangat baik digunakan untuk
pengembangan genetic pada ternak kambing atau domba. Teknik IB yang dapat dilakukan
pada kambing atau domba adalah dengan menggunakan teknik pembedahan, teknik
laparoscopi, dan teknik intra/transervix. Teknik yang efektif digunakan adalah teknik
transervix.
DAFTAR PUSTAKA
Kukovics, S., E. Gyoker. T. Nemeth., and E. Gergatz. 2011. Artificial Insemination of Sheep.
InTech Europe : Rijeka, Croatia.
Susilawati, T., Kuswati., dan P. S. Winarto. 2010. Agribisnis Kambing. UB Press : Malang.
Tekin, K. 2019. Cervical Insemination with Frozen Thawed Semen in Goats at Different
Breeding Age. Kocatepe 12(3): 357 – 362. DOI: 10.30607/kvj.604959.