HIPERGLIKEMIA
Paper ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ilmu Gizi
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M P
Di Susun Oleh :
Kharisma Radha Meylawati D.131.18.0013
1.3 Tujuan
2.1 Pengertian Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang
kadar puasa normal 80–90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140–160 mg /100
ml darah (Elizabeth J. Corwin, 200).
Hiperglikemia adalah kadar gula darah (glukosa) yang tinggi. Hiperglikemia pada
bayi baru lahir lebih jarang terjadi penyebab pada bayi yang sangat kecil, gula yang
diberikan melalui infus bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang berlebihan.
2.2 Etiologi
Hiperglikemia pada bayi baru lahir lebih jarang terjadi. Bayi yang sehat
biasanya memiliki pengendalian kadar gula darah yang baik. Hormon yang berperan
penting dalam mengatur gula darah didalam tubuh adalah insulin. Pada bayi yang tidak
sehat, insulin tidak berfungsi dengan baik atau terdapat dalam jumlah yang rendah,
sehingga menyebabkan gangguan dalam mengendalikan kadar gula darah. Akibatnya,
kadar gula darah bisa menjadi tinggi (hiperglikemia), misalnya pada bayi baru lahir yang
mengalami stress berat atau menderita infeksi yang berat(sepsis). Pada kasus yang jarang,
bayi juga mungkin memiliki diabetes, dengan kadar insulin yang rendah, sehingga
menyebabkan tingginya kadar gula darah.
Kadar gula darah yang tinggi juga mungkin terjadi pada bayi yang mendapatkan
gula (glukosa) tambahan melalui pembuluh darah, misalnya pada bayi-bayi prematur atau
bayi yang awalnya mengalami hipo glikemia.
1. Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin
adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.
2. Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau
langerhans.
3. Faktor predisposisi herediter, obesitas.
4. Faktor imunologi pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya
suatu respon autoimun. Respon ini mereupakan repon abnormal dimana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggap sebagai jaringan asing.
2.3 Patofisiologi
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh
proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun
mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas
dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan
glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan
penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh
hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel.
Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang mengakibatkan dehidrasi
sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus (polydipsi). Penggunaan lemak untuk
menghasilkan glukosa memproduksi badan keton yang dapat mengakibatkan anorexia
(tidak nafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.Dengan
menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan
sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi.
Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding
pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras
(arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan terjadinya thrombus.
Thrombus ini dapat menutup aliran darah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
lain (tergantung letak tersumbatnya, missal cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal
dapat menyebabkan gagal ginjal, jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata dapat
menyebabkan retinopati) bahkan kematian.
2.5 Komplikasi Hiperglikemia
Komplikasi hiperglikemia dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
A. Komplikasi metabolic
1. Ketoasidosis diabetic
2. Koma hiperglikemik hiperosmoler non ketotik
3. Hipoglikemia
4. Asidosis laktat
B. Komplikasi akut
1. Komplikasi vaskuler
a. Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah perifer
b. Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare,
diabetic, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan reflex
kardiovaskuler.
C. Campuran vascular neuropati
a. Ulkus kaki
D. Komplikasi pada kulit
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma
vena). Bila GDS 100–200 mg%, maka perlu pemeriksaan toleransi glukosa oral. Kriteria
baru penentuan diagnostic DM menurut ADA menggunakan GDP > 126 mg/dl.
Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien DM adalah :
1. Hb
2. Gas darah arteri
3. Insulin darah
4. Elektrolit darah
5. Urinalisis
6. Ultrasonografi
2.7 Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernapasan
9. Keamanan
10. Seksualitas
11. Penyuluhan/pembelajaran
2.10 Penatalaksanaan
Untuk bayi yang memerlukan glukosa tambahan, maka pemberian glukosa pada bayi
dapat diturunkan. Pada bayi dengan diabetes transient, hiperglikemia hanya berlangsung
sementara dan akan membaik dengan sendirinya, biasanya dalam waktu beberapa minggu.
Selama waktu tersebut kadar gula darah harus dipantau dan dijaga dengan baik. Selain itu,
hidrasi tubuh bayi-bayi yang mengalami hiperglikemia yang harus diperhatikan agar bayi
tidak mengalami dehidrasi. Setiap cairan dan elektrolit yang hilang pada bayi harus diganti.
Tetapi jika terjadi hiperglikemia menetap, maka perlu dilakukan penangananan lebih lanjut.
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropati.Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
1. Diet
A. Komposisi makanan :
1) Karbohidrat = 60–70%
2) Protein 10–15%
3) Lemak 20–25%
B. Jumlah kalori perhari
1) Antara 1100–2300 kkal
2) Kebutuhan kalori basal : laki-laki : 30 kkal/kg BB, Perempuan : 25
kkal/kg BB
C. Penilaian status gizi
1) BB
2) BBR = x 100 %
3) TB – 100
4) Kurus : BBR 110%
5) Obesitas bila BBRR > 110%
6) Obesitas ringan 120 – 130%
7) Obesitas sedang 130 – 140%
8) Obesitas berat 140 – 200%
9) Obesitas morbit > 200%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah :
1) Kurus : BB x 40 – 60 kalori / hari
2) Normal (ideal) : BB x 30 kalori / hari
3) Gemuk : BB x 20 kalori / hari
4) Obesitas : BB x 10 – 15 kalori / hari.
2. Latihan Jasmani
3. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi; umur diatas 45 tahun, kegemukan lebih
dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m, hipertensi > 140/90 mmHg, riwayat
keluarga DM, dislipidemia, HDL 250 mg/dl, parah TGT atau GPPT (TGT : > 140
mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan <
126 mg/dl).Obat berkaitan hiperglikemia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang
kadar puasa normal 80–90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140–160 mg /100 ml
darah (Elizabeth J. Corwin, 200). hiperglikemia adalah kadar gula darah (glukosa) yang
tinggi. Hiperglikemia pada bayi baru lahir lebih jarang terjadi penyebab pada bayi yang
sangat kecil, gula yang diberikan melalui infus bisa menyebabkan peningkatan kadar gula
darah yang berlebihan.
Hiperglikemia pada neonatus dapat menyebabkan kelainan kulit, gatal-gatal, kulit
kering, rasa kesemutan, kram otot, visus menurun, penurunan berat badan, kelemahan tubuh
dan luka yang tidak sembuh-sembuh
Untuk bayi yang memerlukan glukosa tambahan, maka pemberian glukosa pada bayi
dapat diturunkan. Pada bayi dengan diabetes transient, hiperglikemia hanya berlangsung
sementara dan akan membaik dengan sendirinya, biasanya dalam waktu beberapa minggu.
Selama waktu tersebut kadar gula darah harus dipantau dan dijaga dengan baik.
Selain itu, hidrasi tubuh bayi-bayi yang mengalami hiperglikemia yang harus
diperhatikan agar bayi tidak mengalami dehidrasi. Setiap cairan dan elektrolit yang hilang
pada bayi harus diganti. Tetapi jika terjadi hiperglikemia menetap, maka perlu dilakukan
penangananan lebih lanjut
3.2 Saran
Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca
mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari
yang lain untuk meyenmpurnakan makalah ini dan menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kita semua sebagai penulis dan pembaca agar dapat bermanfaat dan diterapkan
didalam prakteknya.