Anda di halaman 1dari 11

I.

KUNCI PERUBAHAN ISO 14001

1. Kebutuhan dan Ekspektasi Pihak yang Berkepentingan


Di dalam Lampiran SL / Annex SL pada ISO Directives tersebut terdapat beberapa
klausul baru, diantaranya adalah :
 4.1 Understanding the organization and its context
 4.2 Understanding the organization and expectations of interested parties
Maksud dari klausul di atas adalah perusahaan atau organisasi diminta untuk
memahami isu dan persyaratan yang dapat mempengaruhi penerapan sistem manajemen
lingkungan. Selain itu, perusahaan juga harus memahami ekspektasi dari dampak
lingkungan dan risiko lingkungan yang timbul dari perusahaan/organisasi terhadap
pihak yang berkepentingan, antara lain: konsumen, pemerintah, asosiasi,
masyarakat dan lainya. Dari hasil identifikasi tersebut diharapkan pula muncul
peluang-peluang peningkatan atau perbaikan dari kinerja lingkungan suatu
perusahaan.
2. Kepemimpinan
ISO 14001 versi 2004, klausul mengenai kepemimpinan di bagi menjadi beberapa.
Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, kepemimpinan ini menjadi poin utama
di dalam perusahaan atau organisasi dalam menentukan arahan dan keputusan
penerapan sistem manajemen. Oleh karena itu dalam versi yang terbaru ini dan
juga sejalan dengan ISO Directives diatas.
Kepemimpinan dijadikan poin utama untuk menggerakkan sistem manajemen lingkungan
(lihat gambar1). Untuk memastikan kesuksesan penerapan sistem manajemen
lingkungan, peran kepemimpinan dibuat untuk senantiasa mempromosikan dan
mendukung penerapan sistem manajemen lingkungan. Peran-peran kepemimpinan
antara lain:
 Memastikan bahwa sumber daya tercukupi dalam mendukung penerapan sistem
manajemen lingkungan

1
 Menentukan kebijakan lingkungan
 Menentukan peran-peran setiap fungsi dan tingkatan di dalam organisasi
dalam menerapkan sistem manajemen lingkungan
 Memberikan arahan strategi pengelolaan lingkungan yang sejalan dengan
pencapaian target dan sasaran lingkungan
Sehubungan dengan Kebijakan Lingkungan, di dalam ISO 14001 keluaran 2015 akan
ada penekanan terhadap “Perlindungan Lingkungan Hidup” yang berhubungan dengan
ruang lingkup perusahaan, contohnya antara lain, keberlanjutan sumber daya (air,
mineral, energi, dll), pencegahan perubahan iklim, dan perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Di dalam kebijakan lingkungan perusahaan
atau organisasi yang akan dating diharapkan lebih fokus terhadap isu-isu
lingkungan yang terjadi saat ini.
3. Perspektif “Life-Cycle”
Pada ISO 14001 versi 2004, identifikasi terhadap aspek lingkungan serta evaluasi
dampak lingkungannya belum secara spesifik menjelaskan mengenai “life-cycle”
dari penggunaan barang dan jasa, bagaimana produk dan jasa tersebut berdampak
bagi lingkungan, mulai dari tahapan pembuatan sampai dengan pengelolaan akhir
atau pembuangannya. Misalnya, penggunaan dari kertas, bagaimana perusahaan atau
organisasi mempertimbangkan pembuatan sampai dengan pengelolaan akhir atau malah
sampai dengan pembuangannya. Karena kertas tersebut mempengaruhi deforestasi
atau pengurangan jumlah pepohonan di hutan dari pembuatannya. Yang dampaknya
terhadap lingkungan bermacam-macam, mulai dari pemanasan global, tanah longsor,
kerusakan keanekaragaman hayati, dan kerusakan ekosistem.
Pengendalian tambahan terhadap hal di atas diperlukan oleh semua
perusahaan/organisasi yang baru akan menerapkan sistem manajemen lingkungan ini
atau terjadi penambahan pengendalian operasional dari perusahaan/organisasi
yang sudah menerapkannya.

2
4. Komunikasi Internal dan Eksternal
ISO 14001 versi yang terbaru nantinya akan membuat klausul terpisah antara
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Di dalam komunikasi internal
hamper masih sama dengan versi yang sebelumnya (2004), yaitu menentukan
komunikasi pada setiap level dan fungsi di dalam perusahaan terkait dengan aspek
lingkungan dan performa lingkungan, tapi ada sedikit tambahan yaitu mengenai
respon terhadap “Inputan” dari peningkatan performa lingkungan.
Komunikasi eksternal dalam versi yang terbaru nantinya berhubungan dengan
laporan-laporan/komunikasi-komunikasi yang terkait dengan performa lingkungan
yang dituntut dari persyaratan peraturan perundangan dan persyaratan lain. Di
Indonesia sendiri laporan performa lingkungan dapat dituangkan di dalam Laporan
Pelaksanaan UKL-UPL/AMDAL. Jadi tidak terlalu sulit bagi perusahaan di Indonesia,
namun sebagai tambahan laporan ini juga bisa berupa ”Annual Report” di
perusahaan yang biasanya untuk kepentingan RUPS atau “Public Report”.
5. Dokumentasi
Seiring dengan perkembangan jamanya itu sistem informasi, bahwa dokumen yang
dibutuhkan untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan ini tidak selalu
berbentuk “Prosedur”. Oleh karena itu, Tim ISO sendiri memahami perkembangan
ini dengan menyatakan bahwa “Informasi yang didokumentasikan” dapat berbentuk
apa saja, namun tidak mengurangi inti dari setiap klausul yang membutuhkan
“Dokumen” atau “Catatan”.
6. Pengendalian Operasional
Operasional yang terkait dengan dampak lingkungan tetap menjadi concern dari
ISO 14001 yang terbaru ini. Oleh karena itu klausul mengenai pengendalian
operasional tetap ada di dalam versi yang terbaru. Agar lebih mudah memahami
“Pengendalian Operasional” tersebut, sebenarnya ISO 9001 yang terbaru pun
mempermudah ISO 14001 ini dengan metode “Process-based Approach” atau
Pendekatan Proses.

3
Poin penting ini sudah dilakukan oleh Sentral Sistem selama ini dengan
mengidentifikasi setiap proses yang ada di perusahaan dan menjadikan peta
“Business Process Mapping”. Peta proses tersebut dapat mengidentifikasi, mana
saja yang menjadi poin penting dalam pengendalian operasional lingkungan.
Misalnya pembelian barang dan jasa, pengendalian limbah, pengendalian proses
produksi, pengendalian kontraktor dan lain sebagainya

4
II. Pentingnya Melakukan Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan

Apa yang Anda rasakan melihat foto di atas? Jijik, marah atau bingung? Mungkin
terkadang kita bertanya-tanya ketika melihat lingkungan yang tercemar limbah.
Apakah yang melakukan tak sayang dengan lingkungan dan tak peduli dengan dampak
terhadap penduduk sekitar?
Pencemaran yang terjadi bisa disebabkan oleh beberapa kemungkinan, antara lain:
 Tidak tahu kalau yang dibuang itu dapat mencemari dan membahayakan
lingkungan.
 Dengan sengaja dan sadar membuang limbah kesungai karena mereka beranggapan
volume air sungai lebih banyak dari volume air yang dibuang sehingga limbah
yang dibuang tidak berbahaya
 Bingung harus berbuat apa untuk mengendalikan pencemaran dan melakukan
pengelolaan limbah
Untuk menjawab masalah yang terjadi di atas, banyak hal yang bisa kita lakukan
untuk mengelola limbah sehingga tidak berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang berbasis ISO 14001:2015 sudah mengarahkan
kita bagaimana melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis.
Pada klausul 6.1.2 dalam ISO 14001:2015 mengharuskan organisasi untuk melakukan
beberapa hal, yaitu:
1. Menetapkan aspek lingkungan dari aktivitas, produk dan jasa yang dapat
dikendalikan dan dapat mempengaruhi dampak lingkungan yang terkait dengan
mempertimbangkan siklus hidup.
2. Ketika menetapkan aspek lingkungan organisasi harus memperhitungkan
perubahan termasuk pengembangan yang direncanakan, proses, aktivitas
produk/jasa baru atau modifikasi.

5
3. Dalam menetapkan aspek lingkungan diharuskan juga mempertimbangkan kondisi
normal, abnormal dan kondisi darurat yang mungkin terjadi.
4. Perusahaan atau organisasi diharuskan menetapkan metode sendiri untuk
menetapkan aspek lingkungan penting, sehingga organisasi dapat membuat
program atau tindak lanjut terhadap hasil identifikasi aspek dan dampak
lingkungan yang sudah dilakukan.
Melakukan identifikasi aspek dan dampak lingkungan adalah salah satu cara awal
dalam pengelolaan lingkungan. Dari hasil identifikasi tersebut kita dapat
mengetahui aspek penting apa saja yang terdapat di dalam proses organisasi untuk
kemudian menentukan tindak lanjut atau membuat sebuah program kerja yang dapat
menanggulangi aspek penting tersebut.
Mungkin akan timbul pertanyaan yang baru, bagaimana caranya kita dapat
menentukan limbah itu berbahaya bagi lingkungan atau tidak?
Setiap kita menggunakan material atau B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), kita
harus memastikan MSDS (Material Safety Data Sheet) yang harus diminta kepada
vendor. Dengan data itu kita bisa mengenali dampak yang akan timbul dari bahan
yang kita gunakan dan dari informasi inilah dapat diketahui bagaimana
pengendalian yang harus dilakukan

6
III. 4 Manfaat ISO 14001 versi 2015 untuk Perusahaan yang Mau
Menerapkan

Perusahaan yang mau menerapkan ISO 14001 adalah perusahaan yang mau mengurangi
pencemaran linkungan. ISO 14001 tahun 2015 memberikan cara mengidentifikasi
secara sistematik dan mengelola risiko lingkungan sehingga dapat mengurangi
keluhan masyarakat dan melindungi lingkungan secara komprehensif.
Hanya saja tidak semua perusahaan yang menerapkan ISO 14001:2015
dapat berjalan dengan lancar. Terkadang perusahaan mengalami beberapa kendala,
antara lain:
 Komitmen Top Manajemen yang tidak maksimal sehingga motivasi karyawan
dalam menjalankan Sistem Manajemen Lingkungan menjadi berkurang.
 Sosialisasi dari pihak manajemen terkait sistem manajemen lingkungan masih
kurang sehingga pengetahuan karyawan sangat kurang.
 Partisipasi dan kesadaran karyawan terhadap lingkungan tidak meningkat
dikarenakan masih banyak perusahaan yang masih belum mengetahui manfaat
dalam menerapkan ISO 14001:2015.
 Budaya perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan masih rendah. Ditandai
dengan perilaku karyawan di dalam perusahaan masih tidak peduli terhadap
pengelolaan lingkungan.
Berdasarkan kendala di atas maka perlu diketahui setidaknya ada 4 manfaat ISO
14001:2015 untuk perusahaan yang mau menerapkan, antara lain:
1. Menekan biaya operasional (direct or indirect cost)
Secara tidak langsung, melalui Sistem Manajemen Lingkungan (SML) perusahaan
dituntut untuk mengidentifikasi aspek lingkungan, misalnya saja limbah,
diharapkan dapat melakukan pengurangan terhadap limbah. Secara otomatis dengan

7
limbah yang berkurang dapat menurunkan biaya untuk proses pengolahan limbah
perusahaan.
Sentral Sistem Consulting sendiri memiliki konsep yaitu “Safe and Save”, di
mana penerapan Sistem Manajemen Lingkungan tidak hanya melindungi lingkungan
untuk anak cucu kita (safe) tetapi juga memberikan efisiensi bagi perusahaan
dengan program penghematan biaya (save).
2. Operasional menjadi lebih efektif
Prosedur yang terkait pada SML dapat membantu perusahaan bekerja lebih efektif
dan teratur baik dalam pengendalian pencemaran, mengevaluasi pengelolaan
lingkungan, efisiensi pemakaian sumber daya, meningkatkan komunikasi di internal
maupun eksternal perusahaan.
3. Meningkatkan citra perusahaan
Dengan mematuhi kewajiban persyaratan lingkungan dikarenakan perusahaan sudah
menerapkan dan mendapatkan sertifikat ISO 14001 dapat menjadikan perusahaan
lebih menarik bagi calon pelanggan ataupun stakeholder lainnya. Sehingga
potensi mendapatkan pelanggan akan lebih terbuka karena terdapat jaminan bahwa
organisasi mampu menanggulangi potensi operasi yang berhenti diakibatkan oleh
insiden lingkungan. Yang tak kalah penting, mampu terhindar dari komplain
masyarakat.
4. Sesuai dengan peraturan (comply with regulation)
Dalam ISO 14001:2015 dipersyaratkan untuk mengidentifikasi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain serta mengambil tindakan perbaikan/pemenuhan.
Sehingga dapat memastikan bahwa perusahaan mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku. Dan juga terjamin terhindar dari sanksi ataupun tindakan melanggar
hukum.

8
IV. 3 Indikator Kinerja Sistem Manajemen Lingkungan dalam ISO
14001:2015

Konsep standar sistem manajemen adalah dengan metode P-D-C-A (Plan Do Check
Action), setelah organisasi menetapkan perencanaan dan melaksanakannya
dibutuhkan suatu proses untuk memantau dan mengukur hal tersebut. Begitu juga
di dalam ISO 14001 : 2015, dengan menetapkan proses-proses didalamnya maka suatu
organisasi harus melakukan pemantauan dan pengukuran agar tujuan dari penerapan
sistem manajemen lingkungan tidak mengalami penurunan.
Apa saja yang harus dipantau dan diukur? Parameter dan indikator kinerja sistem
manajemen lingkungan ditetapkan dari beberapa hal, antara lain:
1. Aspek lingkungan signifikan
Suatu organisasi harus mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan dari aktivitas,
produk dan jasanya sesuai dengan persyaratan ISO 14001 ini dan juga harus
menetapkan mana aspek lingkungan tersebut yang signifikan memberikan dampak
terhadap lingkungan. Aspek lingkungan yang signifikan tersebut ditetapkan
program pengendalian maupun sebagai sasaran lingkungan.
Untuk memastikan bahwa pengendalian tersebut efektif dan efisien dan tercapai
sasarannya, maka organisasi harus melakukan pemantauan dan pengukuran. Misalnya
aspek lingkungan signifikan berupa pemakaian energi, maka organisasi diminta
untuk melakukan pemantauan dan pengukuran dari aspek lingkungan tersebut
termasuk juga sasaran yang akan dicapainya.
2. Kewajiban kepatuhan (compliance obligation)
Kewajiban kepatuhan ini terdiri dari peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain. Dan didalamnya, terdapat kewajiban-kewajiban yang harus
dipatuhi oleh organisasi, salah satunya mengenai parameter kunci lingkungan

9
yang harus dipantau dan diukur. Misalnya saja parameter kunci di dalam dokumen
lingkungan hidup (AMDAL, UKL-UPL), perizinan lingkungan (izin lingkungan, izin
penyimpanan sementara limbah B3, dll).
3. Pengendalian operasi
Agar pengendalian terhadap aspek lingkungan sesuai dengan obyektifnya,
organisasi juga diminta untuk melakukan pemantauan dan pengukuran dari aktivitas
ini. Misalnya saja pemantauan terhadap kepatuhan standar operasi, kondisi
operasi yang abnormal, pelaksanaan operasi terhadap orang yang tidak berkompeten,
dll. Hal ini dapat dilakukan dengan cara patroli lingkungan, HSE Patrol, dll.
Untuk lebih mudah memahami penjelasan kami diatas, kami akan menyajikannya dalam
bentuk flow chart:

10
11

Anda mungkin juga menyukai