Bab ini membahas analisis secara terintegrasi dan koordinasi yang lebih baik dalam
pengembangan dan pelaksanaan reformasi antara Public Financial Managemen (PFM) atau
dikenal dengan Manajemen Keuangan Publik dan desentralisasi (otonomi daerah) sehingga
menghasilkan manfaat bagi kinerja secara keseluruhan. Reformasi manajemen keuangan
publik (PFM) mencapai manfaat dari desentralisasi (otonomi daerah) karena berperan
penting dalam menjaga kondisi fiskal, penyediaan layanan publik yang efesien, dan
akuntabilitas pemerintah terhadap pemerintah pusat. Di negara-negara berkembang, kedua
reformasi tersebut didukung oleh organisasi internasional yang berbeda dengan prioritas
yang bertentangan sehingga menimbulkan konflik yang menghasilkan ketidakkonsistensi
dalam sistem pemerintahan dan menjadi fokus utama bab ini,.
Desentralisasi diterapkan seringkali karena alasan politik tanpa melihat substansi sehingga
perlu adanya peran penting dari reformasi PFM untuk membantu pemerintah daerah secara
berhati-hati melaksanakan tugasnya. Secara keseluruhan, Bab ini menekankan perlu
memperhitungkan faktor politik ekonomi dalam mengembangkan dan menghubungkan
antara reformasi PFM dan desentralisasi.
Bagian dari bab ini terdiri atas :
3. Kesimpulan
Bab ini mendorong batas-batas wacana konvensional tentang hubungan antara
reformasi PFM dan denstralisasi dengan penekanan khusus pada negara-negara
berkembang dan transisi. Dalam dunia yang ideal, reformasi PFM dan desentralisasi
akan memiliki hubungan konseptual dan praktis yang kuat. Tetapi pada kenyataannya,
hubungan ideal ini umumnya tidak terjalin dengan baik saat dimplementasikan hal ini
dikarenakan reformasi PFM dan desentralisasi berjalan secara terpisah dan terkadang
dengan cara fundamental yang tidak konsisten dan diperkuat oleh perubahan kondisi
politik dan ekonomi, tujuan reformasi, dan aktor (domestik dan eksternal) yang terlibat
dalam reformasi.