Wehel Bioling 1
Wehel Bioling 1
PENCEMARAN TANAH
DESA WANASARI KABUPATEN BREBES
Di susun oleh:
WEHELMINA LAHALLO
Nim : 2019055025002
UNIVERSITAS CENDERAWASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGGETAHUAN ALAM
PROGRAMSTUDI STUDI MAGISTER BIOLOGI
JAYAPURA
2020
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................5
1.4 PENCEMARAN TANAH........................................................................................................5
1.5 DAMPAK NEGATIF PESTISIDA PADA PERTANIAN................................................................5
1.6 LANGKAH-LANGKAH DALAM MENANGANI PENCEMARAN TANAH OLEH PEPTISIDA.........6
BAB III.................................................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................................7
BAB IV...............................................................................................................................................11
PENUTUPAN.....................................................................................................................................11
1.7 KESIMPULAN....................................................................................................................11
1.8 SARAN..............................................................................................................................11
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmatnya, sehingga makalah pencemaran ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Terwujudnya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. rer. Nat. Henderite
L. Ohee selaku dosen pengampu pada mata kuliah Biologi Lingkungan yang telah
memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun tugas ini.
Dalam tugas ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai
penyebab dan dampak pencemaran Namun dalam penyusunannya masih terdapat
banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan
penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun tugas
ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia polusi tanah ini merupakan masalah yang harus
dihadapi.Pemakaian pupuk dan pestisida dalam jumlah yang besar
pencemaran bagi tanah dengan kadar racun yang beraneka ragam. Salah
satu penggunaan pestisida yang cukup banyak adalah di bidang pertanian.
Di bidang pertanian, penggunaan pestisida banyak dipakai untuk
memberantas hama pada tanaman buah, sayur, dan sebagainya. Para
petani yang dulu tidak banyak mengenal pestisida, sekarang sudah akrab
dan intens menggunakannya. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan terutama pada tanah. Pencemaran Tanah berakibat terhadap
kesehatan manusia,tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang
berada dalam jangkauan pencemaran, karena tanah menghasilkan
makanan bagi mahluk hidup. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka
waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan.
Pencemaran dalam waktu relatif singkat,terjadi seminggu sampai dengan
setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi setelah
masa 20 tahun atau lebih.Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu
singkat dapat diatasi dengan melihat sumber pencemaran lalu
mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada
komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan
pencemaran yangterjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar
sedikit demi sedikit berakumulasi.Dampak pencemaran semula tidak begitu
kelihatan. Namun setelah menjalani waktu yang relatif panjang dampak
pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang di timbulkan.
Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman
yang semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan
tanaman lain. Jenis binatang tertentu yang semula berkembang secara
wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena mati atau mencari
tempat lain. Hal tersebut yang terjadi pada desa wanasari kabupaten
Brebes yang dimana hampir sebagian besar pekerjaan penduduknya
adalah petani.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka dapat dibuat beberapa rumusan
masalah dalam penulisan sebagai berikut,
1. Bagaimana kualitas tanah pada Desa Wanasari Kabupaten Brebes ?
2. Bagaimana dampak negatif peptisida mencemari tanah?
3. Mengetahui upaya penanggulangan untuk mengurangi pencemaran
tanah?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui kualitas tanah yang tercemar pada Desa Wanasari
Kabupaten Brebes.
2. Mengetahui dampak negatif yang terjadi dari peptisida mencemari
tanah.
3. Mengetahui upaya penanggulangan pencemaran tanah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.4 PENCEMARAN TANAH
Tanah merupakan tempat kehidupan mikroorganisme yang secara
makro menguntungkan bagi mahkluk hidup lainnya, termasuk manusia.
Jumlah dan Jenis mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh
tanah Indonesia banyak yang digunakan tidak sesuai aturan yang berlaku
tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari
pengolahan tanah tersebut.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya
atau beracun telah mencapai permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
5
Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah, diantaranya
1. REMEDISIASI
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. ada dua jenis remedisiasi tanah, yaitu in-situ / on site dan
ex-situ / off -site). Pembersihan on-site adalah pembersihan lokasi,
pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
veting (injeksi), dan bioremidisiasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian
tanah yang ter(emar kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah yang aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tangki yang
kedap, kemudian zat pembersih dipompa ke bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolahan limbah. Pembersihan oC-site ini auh lebih
mahal dan rumit.
2. BIOREMIDIASI
Bioremidiasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremidiasi bertujuan
untuk mencegah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun dan tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakter). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Karakteristik Jumlah F%
.
1. Lama mejadi petani
a. <10 4 7,2
b. 10 14 25,5
c. 15 8 14,5
d. 20 22 40
e. 25 1 1,8
f. 30 4 7,2
g. 40 2 3,6
2. Tingkat pendidikan
a. Tidak sekolah 5 9,1
b. Tamat SD 38 69,1
c. Tamat SMP 9 16,4
d. Tamat 3 5,5
SMA/SMK
3. Terakhir menyemprot
a. Hari ini 43 78,2
b. Kemarin 11 20
c. Minggu yang lalu 1 1,8
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui lama menjadi petani
terbanyak adalah selama 20 tahun yaitu 22 petani bawang merah
(40%). Tingkat Pendidikan terbanyak petani adalah lulusan SD
sebanyak 38 petani bawang merah (69,1%). Terakhir penyemprotan
adalah hari ini (saat dilakukan wawancara penelitian) yaitu sebanyak
43 petani bawang merah (78,2%).
3.2 JENIS TANAH, NILAI PH TANAH , CURAH HUJAN, KEMIRINGAN LAHAN DAN
EROSI
1. Jenis Tanah Desa Wanasari Menurut data dari Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Brebes tahun 2014 jenis tanah di Desa Wanasari
adalah tanah Regosol (Entisol/Psament).
2. Nilai pH Tanah Desa Wanasari Menurut data dari Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Brebes tahun 2014 pH tanah Desa
Wanasari adalah 6,04 dan termasuk kategori asam.
3. Curah Hujan Desa Wanasari Menurut data yang diperoleh dari data
sekunder hasil pengukuran curah hujan menggunakan Technical
Rainforcing Measuring Mission yaitu curah hujan di bulan April
sebesar 110,88 mm dan curah hujan di bulan Mei sebesar 67,44mm,
sehingga rata-rata hujan selama dua bulan tersebut adalah 89,16
mm dan dapat dikategorikan ke dalam kategori lebat (tinggi).
4. Kemiringan Tanah Desa Wanasari menurut data dari badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes tahun 2014 kemiringan tanah
7
di Desa Wanasari adalah 1-8% artinya termasuk kelas I dengan
klasifikasi datar.
5. Erosi di Desa Wanasari Menurut data dari kelurahan dalam Daftar
Isian Potensi Desa dan Kelurahan Wanasari bahwa tingkat erosi
tanah ringan seluas 3 ha/m2, tingkat erosi sedang seluas 2 ha/m2
dan tidak ada erosi berat.
8
dapat berkurang ketika disemprotkan pada tanaman bawang
merah. Hal ini menyebabkan kecilnya konsentrasi pestisida yang
mengenai tanah. Karena itu pestisida mudah hilang dari tanah.
3. Jenis Pestisida
Penelitian ini menunjukkan 50,9% petani menggunakan jenis
pestisida yang baik dan 49,1% menggunakan jenis pestisida yang
tidak baik. Jenis pestisida yang baik adalah pestisida yang
terdaftar di Kementerian Pertanian. Jenis pestisida yang
digunakan petani sebagian besar adalah golongan organopospat,
karbamat dan piretroid yang mempunyai waktu paruh 1-28 hari.
Pestisida dapat hilang lebih cepat dalam tanah karena hilangnya
setengah konsentrasi pestisida lebih cepat.
4. Cara Penyemprotan
Penelitian ini menunjukkan sebanyak 58,2% petani bawang
merah melakukan cara penyemprotan dengan tidak baik
yaitu tidak sesuai dengan arah angin dan atau tidak di waktu
efektif. Sedangkan 41,8% melakukan cara penyemprotan
dengan baik yaitu yang sesuai dengan arah angin dan atau di
waktu efektif. Penyemprotan yang tidak sesuai dengan arah angin
menyebabkan pestisida ikut terbawa angin sehingga pestisida
tidak mengenai tanah secara tepat. Hal ini menyebabkan
sedikitnya pestisida yang mengenai tanah. Penyemprotan di
waktu yang tidak efektif seperti di siang hari jam 12.00 –
14.00 akan menyebabkan pestisida mengalami penguapan
sehingga konsentrasi pestisida dalam tanah dapat berkurang.
9
hilang, disebabkan harga pestisida mahal. Penyimpanan pestisida
oleh petani bawang merah di lakukan di rumah. Hal ini dapat
mengurangi risiko adanya residu pestisida di dalam tanah karena
mencegah adanya tumpahan pestisida ketika di simpan di tempat
terbuka.
3. Penanganan Tumpahan Pestisida
Penelitian ini menunjukkan petani bawang merah yang menangani
tumpahan pestisida secara tidak baik 89,1% sedangkan petani yang
menangani pestisida secara baik 10,9%. Petani bawang merah di
Desa Wanasari sangat hati-hati dalam penuangan pestisida ketika
dilakukan pencampuran pestisida. Petani akan menuangkan
pestisida dari botol pestisida ke dalam ember tepat diatas ember, hal
ini untuk mencegah pestisida tumpah. Tidak adanya tumpahan
pestisida di lahan pertanian menyebabkan tidak ada pestisida yang
jatuh ke tanah dengan konsentrasi tinggi sehingga tanah tidak
terkontaminasi oleh pestisida. Tempat Membersihkan Peralatan
Pestisida Petani bawang merah di Desa Wanasari yang
membersihkan tempat wadah bekas pestisida secara tidak baik
97,3% dan yang membersihkan tempat wadah bekas pestisida
secara baik adalah 12,7%. Membersihkan peralatan setelah
penggunaan pestisida dengan air dilahan pertanian akan
menyebabkan air di lahan pertanian menjadi tercemar pestisida.
Petani bawang merah dalam kegiatanmenyemprot, memberi pupuk,
dan menyiangi atau membuang daun bawang merah yang terdapat
ulat/telur ulat akan masuk kedalam air tersebut. Hal ini akan
berdampak kepada kesehatan kulit petani yang dapat menyebabkan
iritasi, kemerahan, gatal-gatal dan kulit mengelupas.
10
BAB IV
PENUTUPAN
1.7 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan penggunaan dan
penanganan pestisida pada petani bawang merah terhadap residu pestisida
dalam tanah di lahan pertanian desa wanasari kecamatan wanasari
kabupaten brebes, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan pestisida pada 55 petani bawang merah di Desa
Wanasari yang menggunakan pestisida secara tidak baik sebesar
69,1%.
2. Penanganan pestisida pada 55 petani bawang merah di Desa
Wanasari yang menangani pestisida secara tidak baik sebesar 50,9%.
3. Sampel tanah dengan pengukuran residu pestisida dalam tanah
menggunakan metode Gas Chromatography – Mass Spectrometry
(GC- MS) menunjukkan hasil 100% negatif organoklorin.
4. Tidak dapat dilakukan analisis hubungan antara penggunaan dan
penanganan pestisida pada petani bawang merah terhadap residu
pestisida di lahan pertanian bawang merah Desa Wanasari
Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes karena hasil sampel residu
pestisida dalam tanah homogen.
1.8 SARAN
1. Bagi Petani Bawang Merah
Seharusnya petani bawang merah menggunakan jenis pestisida dengan
merk yang terdaftar di Kementerian Pertanian.
2. Bagi Peneliti Lain
Dalam pengecekan residu pestisida menggunakan analisis residu
pestisida yang bisa membaca residu pestisida dalam satuan ppb.
11
DAFTAR PUSTAKA
A.N. Ardiwinata, D. Nursyamsi. 2012. Residu Pestisida di Sentra Produksi Padi
di Jawa Tengah. Jurnal Pangan, Vol. 21 No. 8 April 2020 : 39-58
12