Anda di halaman 1dari 28

“ TINGKAT PENGETAHUAN GURU PAUD YANG SUDAH

TERSERTIFIKASI MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DI DESA


CANGKUANG KEC LELES GARUT ”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya mengubah prilaku yang dilakukan oleh seorang


guru dalam membangun karakter peserta didik guna mempersiapkan diri dalam
menghadapi kehidupan dan masa depan yang akan mendatang. Suyadi (2010:12)
mengungkapkan :

Pendidikan Anak Usia dini merupakan serangkaian upaya sistematis dan


terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan guru dan peserta didik, khususnya
Pendidikan Anak Usia Dini sangat diperlukan guru yang professional dengan
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang di persyaratkan, sehat jasmani,
rohani/mental, dan sosial agar dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan baik
serta dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Peran
guru dalam pendidikan sangat penting untuk menunjang keterlaksanaannya
pendidikan, seperti peraturan yang berkaitan dengan pendidik dalam Undang-Undang
Republik Indonesia (UU RI) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen BAB I
mengenai ketentuan umum pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Dalam dunia kependidikan, persoalan yang berkenaan dengan guru dan jabatan guru
menjadi salah satu pokok pembahasan yang mendapatkan tempat tersendiri di
tengah– tengah ilmu kependidikan yang begitu luas. Tidak semua guru PAUD dapat
di kategorikan sebagai guru PAUD yang profesional, karena guru PAUD harus
memiliki beberapa persyaratan yang harus di penuhi sesuai dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Bab VII Pasal 25 tentang
Kualifikasi Akademik Guru PAUD dan Kompetensi Guru PAUD bahwa:

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau
Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang
diperoleh dari program studi yang terakreditasi dan memilki sertifikat
Pendidikan Profesi Guru (PPG). Standar Kompetensi guru PAUD ini
dikembangkan secara utuh mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Keempat
kompetensi tersebut terintegritas dalam kinerja guru.
Adapun dalam hadits menyatakan bahwa pahala seorang guru akan semejak di alam
kubur . Mengajar dan mendidik adalah pekerjaan mulia dan oleh karenanya maka
pahala kebaikanya akan diberikan Allah semenjak yang bersangkutan berada di
dalam kuburnya (sebelum datangnya hari kiamat).
Nabi bersabda:

ِ َ‫جري لِل َعب ِد أَج ُره َُّن َوهُ َو فِي ق‬


:‫بر ِه بَع َد َموتِ ِه‬ ِ َ‫ َسب ٌع ي‬:‫صلَّي هللاُ عليه َو َسلَّم‬
َ ‫ قَا َل الَنَّبِ ُّي‬:‫ال‬
َ َ‫ضل َى هللا عَنهُ ق‬ ٍ َ‫عَن اَن‬
ِ ‫س َر‬
ُ‫ك َولَدًايَستَغفِ ُرلَه‬َ ‫ث ُمص َحفًا أَو ت ََر‬ َ ‫س نَخالً أَو بَنَي َمس ِجدًا أَو َو َر‬َ ‫َمن َعلَّ َم ِعلما َّ أَو أَج َري نَهرًا أَو َحفَ َر بَئرًا أَو غ ََر‬
)‫بَع َد َموتِ ِه (رواه البزار‬
“ Dari Anas r.a berkata: Nabi saw. Bersabda: Ada tujuh hal yang pahalanya mengalir
pada seorang hamba semenjak dia didalam kubur setelah kematianya, yaitu: Orang
yang mengajarkan sesuatu ilmu, atau mengalirkan sungai (memberikan pengairan),
atau menggali sumur, atau menanam pohon kurma, atau membangun masjid, atau
mewariskan mushaf, atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun kepadanya
setelah kematianya.”
Hadist di atas memberikan kami pelajaran bahwa kebaikan yang menyangkut
kepentingan orang lain lebih baik dari pada kebaikan individual, Sebab
mengajar, menyalurkan air untuk kepentingan umum, serta mewariskan al-
Quran untuk dibaca dan diamalkan banyak orang, semuanya itu merupakan
amal sosial yang kemaslahatannya dapat dinikmati orang lain.
Sekarang ini pemerintah sudah mendukung peran guru untuk terus meningkatkan
kompetensinya dengan mengadakan program sertifikasi profesi guru yang
kegiatannya meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi melalui pelatihan
dan tes. Program ini adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang
telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Tentu saja program ini
sangat membantu guru dalam meningkatkan kompetensi serta kinerja nya untuk
menjadi guru yang profesional. Guru yang sudah tersertifikasi artinya sudah dapat
dikatakan guru profesional karena guru tersebut sudah memenuhi standar kualifikasi
dan standar kompetensi. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang
mendasar dalam rangka praktik pendidikan anak, karena kompetensi pedagogik
diperlukan sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak yang akan
menjadi dasar atau landasan dalam praktik pendidikan anak, selain itu kompetensi
pedagogik juga akan menjadi standar keberhasilan praktik pendidikan anak.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAUD berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 adalah
kompetensi pedagogik, yang menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah:

(1) kemampuan mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan


karakteristik anak usia dini, (2) menganalisis teori bermain sesuai dengan
tahap perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini,
(3) merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan
kurikulum, (4)menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik,
(5) memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik, (6)
mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri, (7)
berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun, (8)menyelenggarakan
dan membuat laporan penilain, evaluasi proses dan hasil belajar anak usia
dini, (9) menentukan lingkupsasaran asesmen proses dan hasil
pembelajaran anak usia dini, (10) menggunakan hasil penilian,
pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan
anak usia dini, (11) melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif
dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia
dini
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang mendasar dalam rangka praktik
pendidikan anak, karena kompetensi pedagogik diperlukan sebagai suatu system
pengetahuan tentang pendidikan anak yang akan menjadi dasar atau landasan dalam
praktik pendidikan anak, selain itu kompetensi pedagogik juga akan menjadi standar
keberhasilan praktik pendidikan anak.

Muchith (2008) mengatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah seperangkat


kemampuan dan keterampilan (skill) yang berkaitan dengan interaksi belajar
mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kemudian Syaripudin dan Kurniasih
(2009), menyebutkan bahwa ada dua alasan yang mendasari mengapa kompetensi
pedagogik menjadi sistem teori pendidikan anak merupakan keharusan dalam rangka
praktek pendidikan anak. Kedua alasan tersebut yaitu karena pedagogik diperlukan
sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak yang akan menjadi dasar
atau landasan bagi praktek pendidikan anak, selain itu bahwa kompetensi pedagogik
akan menjadi standar keberhasilan praktek pendidikan anak. Alasan selanjutnya
adalah karena manusia memiliki motif untuk mempertanggung jawabkan pendidikan
bagi anak – anaknya, karena itu agar dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah,
praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik sebagai landasannya.

Berdasarkan uraian diatas, sudah seharusnya kompetensi pedagogik,


kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional dimiliki oleh
guru yang sudah tersertifikasi, tidak hanya dimiliki namun harus di praktikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Dapat dikatakan bahwa guru yang sudah tersertifikasi
memiliki kinerja yang baik dalam praktik pendidikan anak karena sudah memiliki
kompetensi pedagogik.
Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada
guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi
dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru sebagai upaya
peningkatan mutu guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran
dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan
kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru
yang memiliki sertifikasi pendidik

Landasan utama yang menjadi acuan program sertifikasi dan kompetensi guru
adalah Undang – Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem
Pendidikan Nasional, pada pasal 42 ayat 2 dikemukakan bahwa: “sertfikasi pendidik
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memilki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi”. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia
nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan
dosen sebagai tenaga professional

Menurut Supardi (2013) menjelaskan bahwa prakondisi program sertifikasi


guru sudah di akomodasi dalam Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen. Pengembangan sistem dan instrumen sertifikasi dilakukan melalui:
(1) tes/track record nilai penguasaan bidang studi, (2) tes performance teknik dan
strategi pembelajaran jenjang yang sesuai tersupervisi, (3) essai atau laporan project
tentang penyesuaian materi dan strategi untuk kelompok peserta didik tertentu, (4)
essai atau career plan untuk pengembangan profesi atau portofolio indikator aktivitas
profesi, (5) tes kepribadian atau portofolio indikator keberhasilan, (6) survei pendapat
siswa, kepala sekolah dan pengawas.
Wibowo (2004) mengungkapkan bahwa sertifikasi guru bertujuan untuk hal –
hal sebagai berikut: (1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (2)
Melindungi masyarakat dari praktek – praktek yang tidak kompeten, sehingga
merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan, (3) Membantu dan melindungi
lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu – rambu dan
instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, (4)
Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (5)
Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kerja.

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu


proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain
sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan
penguasaan kompetensi seorang guru sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

Seperti hasil penelitan yang dilakukan Setiawan (2010) terhadap guru TK


Aisyah menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik berkorelasi signifikan dengan
kinerja mengajar, hal ini ditunjukkan dengan angka korelasi sebesar 0,437. Dengan
angka tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik atau semakin tingginya
kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin baik pula kinerja guru mengajar.

Kompetensi yang di miliki guru sungguh ideal sebagaimana tergambar dalam


peraturan pemerintahan. Guru PAUD berperan untuk membimbing dan membina
kepada anak didiknya tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga mencermati dan
mengamati setiap perkembangan anak, memahami karakteristik peserta didik,
merancang kegiatan pembelajaran serta melakukan evaluasi pembelajaran. Maka dari
itu, guru harus menguasai kompetensi pedagogik karena seorang guru profesional
mampu mengetahui serta mengerti bagaimana karakteristik peserta didik, penerapan
pembelajaran, menyusun RPPH, RPPM, dan memahami pelaksanaan evaluasi
pembelajan.

Untuk mengingat bahwa perancangan dan pelaksanaan serta penerapan


praktik mengajar merupakan bagian dari kompetensi pedagogik, dan kompetensi
pedagogik sangatlah penting untuk penyelenggaraan praktik kependidikan anak,
maka penulis merasa perlu mengkaji secara lebih mendalam mengenai bagaimana
keadaan sesungguhnya tentang tingkat pemahaman kompetensi pedagogik yang
dimiliki oleh guru PAUD yang sudah tersertifikasi.

Dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti ingin mengadakan


penelitian lebih jauh dengan mengambil judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Guru
Paud Yang Tersertifikasi Mengenai Komptensi Pedagogik”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah tersebut di atas, di ajukan


rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru ?


2. Bagaimana Pemahaman Guru Yang Sudah Tersetifikasi Tentang Pedagogik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat maka tujuan penelitian ini
yaitu:

1. Untuk mengetahui tingkat komptensi pedagogik guru.


2. Untuk mendeskripsikan pemahaman guru yang sudah tersertifikasi tentang
pedagogik.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis

Penelitian ini secara teoritik dapat berguna untuk memperkaya konsep ilmu
pendidikan, khususnya wilayah kajian Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini yang berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan dan dalam hal ini juga peserta
didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan karakteristik,
bakat,minat dan potensi yang dimilkinya.

2. Manfaat Praktis

Penelitain ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Lembaga PAUD
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Kepala
Sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah mengenai
pentingnya penguasaan kompetensi pedagogik untuk menjamin
keberhasilan pengelolaan pembelajaran di kelas.
b. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi pendidikan
khususnya pendidikan anak usia dini sebagai salah satu rujukan
konseptual, juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kompetensi yang harus dimilki oleh guru PAUD khususnya kompetensi
pedagogik.

c. Bagi Penelitian Lain


Penelitian ini dapat diharapkan mampu membantu peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini dan menambah pengetahuan tentang manfaat
kompetensi profesional bagi guru dan mengerti kinerja guru yang baik.
BAB II

LANDASAN TEORITIK

A. Pengertian Guru

Guru memainkan peranan penting bagi jalannya proses pendidikan yang bermutu.
Seorang guru haruslah memiliki kualifikasi yang memadai untuk melaksanakan
tugasnya. Menurut pasal 1 Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen menjelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi,
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.

Guru sebagai profesi secara khusus tertuang dalam Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional Pasal 39 ayat
(1) dan (2) sebagai berikut:

Pasal 39 ayat (1): Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,


pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menjunjung proses pendidikan pada satuan pendidikan Pasal 39 ayat (2): Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan.

Menurut Ametambun dalam skripsi Ismawati (2010) bahwa: “guru adalah semua
orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap Pendidikan murid – murid,
baik di sekolah maupun di luar sekolah”. Menurut suparlan (2006:14) “Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Berdasarkan pendapat – pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa guru


adalah orang yang memilki tanggung jawab yang mengandung pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan profesional yang terkait dengan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional, intelektual,
fisikal, maupun aspek lainnya. Guru yang menjadikan profesinya untuk
menyampaikan ilmu kepada siswa sehingga diharapkan mencapai tujuan yang sudah
dibuat.

1. Tugas Guru

Guru adalah figur pemimpin, guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk
jiwa dan watak anak didik. Menurut Djamarah (2010:36) “Guru bertugas
mempersiapkan manusia susila yang cakap dan diharapkan dapat membangun dirinya
sendiri dan membangun bangsa dan negara.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa guru mempunyai tugas


dalam membimbing dan mempersiapkan manusia yang mempunyai kepribadian yang
baik dan tugas menjadi guru tidak hanya suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas
kemanusiaan dan kemasyarakatan. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk
dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama,
nusa dan bangsa. Bila dipahami maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah
tetapi juga sebagi penghubung antara sekolah dan masyarakat.

2. Kepribadain Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian masing – masing sesuai dengan ciri -ciri
pribadi yang mereka miliki. Ciri – ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan
guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu hal yang abstrak, banyak yang
dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam
menghadapi setiap persoalan.

Guru haruslah memiliki kepribadian yang baik, karena guru akan menjadi
contoh bagii setiap peserta didik. Menurut Rosyada (2004:113) kepribadian

yang harus dimilki oleh seorang guru antara lain adalah:

a. Adaptability in instructional interaction. Guru mudah menyesuaikan diri


dengan situasi kelas, guru bisa dnegan mudah mengubah suasana belajar
sesuai dengan psikologis siswa.
b. Humor. Guru yang humoris, periang dan dapat membangkitkan suasana
belajar akan lebih berpeluang untuk dapat menyampaikan materi ajar dengan
baik
c. Memiliki tanggung jawab yang profesional. Guru mempersiapkan program
pembelajaran, desain, skenario, alat dan berbagai kepentingan proses
pembelajaran sebelum kelas dimulai.
d. Enthusiasm. Guru yang sangat antusias dalam membelajarkan para siswanya
atau menyampaikan pelajaran kepada siswanya akan sangat membantu
membangun dan menghidupkan motivasi siswa berpartisipasi dalam proses
pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
e. Argreeableness. Guru mempunyai sifat mudah atau bisa menerima perbedaan
dan mudah memahami pendapat orang lain serta bisa menikmati relasi
kolegial dalam keadaan sependapat atau tidak tentang sesuatu.
f. Caring. Yakni guru memiliki sifat kepedulian yang baik terhadap siswa,
sejawat, orangtua siswa dan seluruh kelompok sosial yang dilayaninya.
g. Acceptence. Guru memilki sifat menerima, yakni bisa menerima siswa
dengan apa adanya, memahami setiap karakteristik siswa berbeda – beda dan
memahami siswa dengan berbagai problema dan keistimewaan yang
dimilikinya.
B. Pemahaman Guru

Pemahaman adalah kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu dari berbagai


aspek, pemahaman umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar
yang ditandai kemampuan menjelaskan atau mendefinisikan suatu informasi dengan
kata-kata sendiri. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam,
menemukan dirinya dalam orang lain, serta suatu proses bertahap yang mempunyai
kemampuan tersendiri seperti menerjemahkan, menginterprestasi, eksplorasi,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Menurut Bloom dalam (Anas Sudjiono 2007:49) segala upaya yang menyangkut
aktifitas otak adalah dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif memilki enam
jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang yang terendah sampai dengan jenjang yang
paling tertinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah Pengetauan/hafalan/ingatan
(knowledge),pemahaman (comprehension), penerapan (application), Analisis
(analisys), sintesin (synthesisi), dan penilaian (evaluation). Sejalan dengan Anak
Sudjiono (2007:50) menyatakan :

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan sesorang untuk mengerti atau


memahami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami
adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sudut.
Seorang guru dikatakan memahami sesuatu apabila ia memberikan penjelasan
atau member uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan
katakatanya sendiri.
Mengacu pada hal tersebut pemahaman merupakam tingkatannya lebih tinggi dari
pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar berfikir, tetapi berkenaan dengan
kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan ataupun kemampuan
ekstrapolasi. pemahaman guru dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri yang harus dimiliki seorang guru untuk dapat
mengerti dan memahami sesuatu hal, apabila seseorang dapat diketahui memahami,
jika dapat memberikan penjelasan dari informasi yang di dapat secara jelas dan lebih
rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Sedangkan menurut Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1 pasal 1 ayat 1
menjelaskan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan pendapat para ahli mengenai pengertian
pemahaman dan pengertian guru bahwa pemahaman guru adalah kemampuan guru
dalam menjabarkan serta menjelaskan suatu materi/bahan dengan bidang tertentu,
serta kemampuan guru mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, penddidikan dasar, dan pendidikan menengah dengan
menggunakan bahasa yang dimengerti dan dapat meniingkatkan kemampuan pesert
didik.

C. Hakikat Kompetensi Guru

1. Kompetensi Guru Secara Umum

Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan bahasa serapan dari bahasa


inggris “competence” yang berarti kecakapan dan kemampuan. Menurut McLeod
dalam Suyanto (2013: 1) kompetensi adalah:

Kompetensi sebagai perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang


dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi guru
sendiri merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban
secara bertanggug jawab dan layak dimata pemangku kepentingan.
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris,
competence yang berarti kecakapan dan kemampuan yang berarti kumpulan
pengetahuan, perilaku, danm keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan,
pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar. Menurut
Kunandar, (2011:52) :

kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan


yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga
ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 045/U/2002 menyebutkan bahwa kompetensi sebagai seperangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas – tugas sesuai dengan
pekerjaan tertentu. Kemudian menurut Echols dan Shadily (2012:132) menyatakan
bahwa :

Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang


harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Komptensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri
dengan memanfaatkan sumber belajar.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
adalah separangkat perilaku yang rasional dengan menggunakan kemampuan dan
keterampilan yang harus dimilki oleh guru untuk tercapainya tujuan pembelajaran
dan Pendidikan.

Senada dengan Mulyasa, Kunandar (2011:56) menjelaskan beberapa


kompetensi guru yang harus dipahami, meliputi :
1. Kompetensi Intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada
dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja
sebagai guru
2. Kompetensi Fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi

3. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat prilaku yang berkaitan dengan


kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sendiri sebagai pribadi yang
mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman
diri.
4. Kompetensi sosial, yaitu seperangkat prilaku tertentu yang merupakan dasar
dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan
sosial serta tercapainya interaksi, dan pemecahan masalah kehidupan sosial.
5. Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman
kaidah-kaidah keagaman.

Mengacu pada beberapa kompetensi guru tersebut merupakan seperangkat


penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan
kinerjanya secara tepat dan efektif. Seorang guru perlu meningkatkan kompetensi
yang dimiliki, dengan demikian guru dapat menjalankan tugas kependidikannya
dengan baik.

2. Kompetensi Guru PAUD

Kompetensi guru paud merupakan kompetensi penting yang dimiliki seorang


guru paud karena sangat berpengaruh dalam melakukan pembelajaran. Seperti yang
sudah ditentukan oleh undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menetap bahwa guru harus menguasai :

1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi professional
3. Komptensi social
4. Kompetensi kepribadian

Dar ke empat komptensi tersebut akan tergambar ketika guru mengembangkan


pembelajaran. Ketika guru dihadapkan sosok anak usia dini maka apa yang di
ucapkannya, yang dicontohkannya, yang dijelaskanya, maka itu yang akan ditiru oleh
anak usia dini. Sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No.137 Tahun 2014 Tentang Strandar Pendidikan Anak Usia
Dini menyatakan :

Pendidikan anak usia dini merupakan tenaga professional yang bertugas


merencanakan, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil
pembelajaran,serta melakukan pembimbingan, pelatihan pengasuhan dan
perlindungan.
Mengacu pada pendapat diatas tenaga Pendidikan anak usia dini merupakan tenaga
yang bertugas melaksanakan administrasi, pengolaan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses Pendidikan pada satuan Pendidikan.

Pendidikan guru anak usia dinimemiliki kualifikasi akademik dan kompetensi


yang di persyaratkan, sehat jasmani, rohani/mental, dan social. Empat kompetensi
yang harus dimiliki guru paud menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No.137 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik
a. Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak
usia dini.
b. Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan,
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini.
c. Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan
kurikulum.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan satuan.
h. Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan
hasil belajar anak usia dini.
i. Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada
anak usia dini.
j. Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk
kepentingan pengembangan anak usia dini.
k. Melakukan tindakan reflex, korektif dan inovatif dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini
2. Kompetensi Kepribadian
a. Bertidak sesuai norma, agama, hokum, social dan kebudayaan republik
Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi anak usia dini dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
bijaksana dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa percaya diri
dan bangga menjadi guru.
e. Menjungjung kode etik guru.
3. Kompetensi Profesional
a. Menegembangkan materi, struktur dan konsep bidang ke ilmuan yang
mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahap perkembangan anak
usia dini.
b. Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan
tahapan perkembangan anak usia dini.
c. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
4. Kompetensi Sosial
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, suku, kondisi fisik, latar keluarga,
dan status social ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, simpatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c. Beradaptasi dalam keanekaragaman sosial budaya bangsa Indonesia

Peraturan pemerintah tersebut menjelaskan bahwa setiap guru PAUD harus


memiliki empat kompetensi seperti yang telah dijelaskan diatas yaitu kompetensi
pedagogik dimana kompetensi adalah kemampuan guru dalam mengolah kegiatan
pembelajaran dimulai dari merancang, melaksanakan sampai pada tahap evaluasi
datau penilaian, kompetensi kepribadian berkaitan dengan kemampuan guru dalam
berprilaku dan bersikap didepan siswa maupun masyarakat, karena seorang guru
harus menjadi contoh tauladan bagi siswanya, kompetensi professional berkaitan
dengan kemampuan guru dalam bersikap professional terhadap profesinya baik dalam
merancang maupun menerapkan ilmu yang guru miliki, dan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk menempatkan posisinya sebagai seorang yang mampu
membangun komunikasi yang baik terhadap siswa maupun masyarakat serta mudah
beradaptasi didalam kondisi siswa yang berbeda-beda.

Secara umum ada sejumlah kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
seorang guru PAUD untuk menunjukkan profesionalisme dalam bidang
pekerjaannya, menurut National Association of Education for Young Childrens
(NAEYC) standar kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mendukung perkembangan dan belajar anak


a. Mengetahui dan memahami karakteristik, dan kebutuhan anak.
b. Mengetahui dan memahami berbagai hal yang berpengaruh terhadap
perkembangan dan belajar anak.
c. Menggunakan pengetahuan tentang perkembangan untuk menciptakan
lingkungan belajara yang sehat, mendukung, dan menantang.
2. Membangun hubungan dengan keluarga dan amsyarakat:
a. Mengetahui dan memahami karakteristik keluarga dan masyarakat.
b. Mendukung dan memberdayakan keluarga dan masyrakat melalui
hubungan saling menghargai dan timbal balik.
c. Melibatkan keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan belajar
anak.
3. Mengamati, mendokumentasikanmdan menilai:
a. Memahami tujuan, keuntungan dan kegunaan penilaian.
b. Menggunakan observasi, dokuntasi, dan alat-alat serta pendekatan
penilaian yang tepat.
c. Memahami dan mempraktikkan penilaian yang dapat dipertanggung
jawabkan dalam dalam bermitra dengan keluarga dan profesi lain.
4. Mengajar dan belajar:
a. Hubungan dengan anak dan keluarga.

Standar kompetensi inilah yang akan menjadi pedoman bagi guru PAUD
professional untuk dapat mewujudkan Pendidikan yang bermakna dan
berkualitas.

D. Hakikat Kompetensi Pedagogik

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Pedagogik sendiri berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki
dan “agagos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti
pembantuk anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang perkejaan mengantrakan
anak majikkannya ke sekolah.

Menurut Hoogveld dalam Sadulloh (2011:2) “ pedagogik dalah yang mempelajari


masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu
secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Kompetensi pedagogik merupakan
salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu kuasai guru. Kompetensi pedagogik
adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
pedagogik itu yang membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan
tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didik.

Berdasarkan kutipan dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa


pedagogik adalah ilmu yang harus dikaji dan dipelajari oleh orang dewasa (pedidik)
untuk mengelola pembelajaran atau bimbingan kepada anak agar kelak anak mampu
secara mendiri menyesuaikan tugas hidupnya. Seorang guru yang mempunyai
kompetensi ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan proses dan hasil peserta
didiknya.

Menurut Peraturan Menteri Pendidiksn dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 137 Tahun 2014 tentang Strandar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Komptensi pedagogik adalah:

1. Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak


usia dini.
2. Menganalisi teori bermain sesuai aspek dan tahapan
perkembangan,kebutuhan,potensi, bakat dan minat anak usia dini.
3. Merancang kegiatan pengembangan yang mendidik.
4. Menyelanggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
6. Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktulisasian diri.
7. Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun.
8. Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil
belajar anak usia dini.
9. Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada
anak udia dini.
10. Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk
kepentingan pengembangan anak usia dini
11. Melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini.

2. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap guru dalam jenjang Pendidikan apapun tanpa terkecuali Pendidikan Anak
Usia Dini dengan tidak mengesampingkan kompetensi lainnya seperti kompetensi
kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Secara teoritis ke empat
jenis komptensi tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena salaing
menjalin secara terpada dalam diri guru.

Pedagogik berasal dari kata Yunani “peados”, yang berarti anak laki-laki dan
“agagos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti
pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaanya mengantarkan
anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan pedagogik adalah seorang ahli
yang membimbing anak kearah tujuan hidup tertentu.
Menurut Hoogveld dalam ( Sadullah,2011:2) pedagogik adalah ilmu yang
mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak
mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai guru. Kompetensi pedagogik adalah kempuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik itu yang membedakan guru
dengan profesi lainnya dan akan menentukann tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didik. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:88)
dalam Musfah (20011:31) menjelaskan bahwa:

“ kemampuan dalam mengelola peserta didik yang meliputi: pemahaman


wawasan atau landasan kependidikan,pemahan tentang peserta
didik,pengembangan kerikulum/silabus/perencanaan pembelajaran,pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialigis, evaluasi hasil belajar,dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya”.
Berdasarkan kutipan di atas,dapat disimpulkan bahwa pedagogik adalah ilmu yang
harus dikaji dan dipelajari oleh orang dewasa kelak anak mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya. Seorang guru yang mempunyai kompetensi ini dapat
dilihat dari tingkat keberhasilan proses dan hasil peserta didiknya.

3. Manfaat Komptensi Pedagogik Guru

Ada beberapa manfaat yang diperoleh peserta didik dengan adanya kompetensi
pedagogik guru.

Manfaat komptensi bagi peserta didik yaitu:

a. Peserta didik dapat terpenuhu rasa ingin tahunya. Karena itu guru harus
membagikan dan mengelola rasa ingin tahu anak dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Guru tidak hanya bercerita atau menerangkan materi yang di
pelajari tapi juga merangsang daya pikir kritis peserta didik melalui
keterampilan bertanya dan uji coba.
b. Peserta didik memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan
menyelesaikan masalah. Maka guru harus mampu mendesain metode
pengajaran yang membuat peserta didik aktif berpendapat dan menjawab
ragam permasalahan pengetahuan lengkap dengan alasannya.
c. Peserta didik merasa gembira dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus
menghargai imajinasi peserta didik, rasa humor peserta didik. Sehingga
peserta didik memliki rasa percaya diri dan perasaan berharga dari bakat atau
minatnya.

E. Hakikat Sertifikasi Guru


1. Pengertian Sertifikasi Guru

Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang
telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan
oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi guru meliputi
peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan melalui tes
tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik, penilaian
kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan kepribadian.

Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru sehingga diharapkan


dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara
berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi
sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikasi pendidik.

Sertifikasi guru merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan


kualitas dan martabat guru, menjawab arus globalisasi dan menyiasati system
desentralisasi. Oleh karena itu program sertifikasi guru perlu adanya prakondisi,
yakni sosialisasi gagasan ke masyarakat, guru, pengambil kebijakan, LPTK,
organisasi profesi, yayasan dan sebagainya.

Landasan utama yang menjadi acuan program sertifikasi dan kompetensi guru
adalah Undang – Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem
Pendidikan Nasional, pada pasal 42 ayat 2 dikemukakan bahwa: “sertfikasi pendidik
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memilki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi”. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia
nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan
dosen sebagai tenaga profesional.

Menurut Sukamto dalam Supardi (2011:81) menjelaskan bahwa:

Prakondisi program sertifikasi guru sudah di akomodasi dalam Undang –


Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Pengembangan
sistem dan instrumen sertifikasi dilakukan melalui: (1) tes/track record nilai
penguasaan bidang studi, (2) tes performance teknik dan strategi pembelajaran
jenjang yang sesuai tersupervisi, (3) essai atau laporan project tentang
penyesuaian materi dan strategi untuk kelompok peserta didik tertentu, (4)
essai atau career plan untuk pengembangan profesi atau portofolio indikator
aktivitas profesi, (5) tes kepribadian atau portofolio indikator keberhasilan, (6)
survei pendapat siswa, kepala sekolah dan pengawas.
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain
sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan
penguasaan kompetensi seorang guru sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

Sertifikasi guru merupakan kegiatan bersama antara Ditjen PMPTL/Dinas


Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pengelola guru dan Ditjen
Dikti/Perguruan Tinggi sebagai penyelenggara sertifikasi. Bagi guru yang lulus
sertifikasi aakan diberikan sertifikasi pendidik dan berhak mendapatkan tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji, sedangkan bagi mereka yang tidak lulus disarankan
mengikuti pelatihan atau pembinaan melalui MGMP/KKG atau lembaga lainnya,
agar lebih siap untuk mengikuti tes ulang berikutnya. Wibowo (2004:61)
mengungkapkan bahwa sertifikasi guru bertujuan untuk hal – hal sebagai berikut:

(1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan,


(2) Melindungi masyarakat dari praktek – praktek yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan,
(3) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu – rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap
pelamar yang kompeten,
(4) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan,
(5) Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga
kerja.
Kemudian menurut Sudjanto (2014:79) manfaat sertifkiasi guru adalah:

(1) Melindungi profesi guru dari praktik – praktik pendidikan yang tidak
berkualifikasi dan tidak profesional;
(2) Melindungi masyarakat dari praktik – praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional; dan
(3) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)
dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari
ketentuan – ketentuan yang berlaku.

2. Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru


Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pemdidiks kepada guru.
Sertifikat pendidik ini memenuhi dtandar professional guru. Standar professional
guru. Standar professional guru tercermin dari uji kompetensi. Uji kompetensi
dilaksanakan dalam bentuk penilaian portofolio dan Pendidikan, dan Pelatihan
Profesi Guru. Pendidikan dan pelatihab profesi guru diakhiri dengan ujian yang
mencakup empat kemampuan atau komptensi yaitu komptensi pedagogik,sosial,
professional, dan kepribadian dimana keempat komptensi tersebut merupakan
komptensi utama yang harus dimiliki oleh guru.

Guru dapat mengikuti diklat sertifikasi, agar mendapatkan ilmu baru guna
meningkatkan kemampuan atau komptensinya tersebut. Dan pada giliriannya, ilmu
yang mereka dapatkan dalam diklat sertifikasi akan diterapkan di sekolah atau di
kelas. Desnagan adanya sertifikasi, diharapkan kompetensi guru sebagai agen
pembelajaran akan meningkat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan
kompetensi guru memenuhi standar minimal, maka kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran dapat meningkat. Kualitas pembelajaran yang meningkat akan
bermura akhir pada terjadinya peningkatan potensi prestasi hasil belajar peserta didik.
BAB III

METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai