Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini merupakan anak pada rentang usia nol hingga berusia
delapan tahun (0-8). Hal tersebut sejalan dengan pengertian darai NAEYC
( National Association for The Education Young Children). Menurut NAECY,
anak usia dini atau early childhood adalah anak yang berada pada usia nol
hingga delapan (0-8) tahun ( Musfiroh:1). Pada masa ini proses pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang ini proses pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang
paling pesat baik fisik maupun mental. Pada masa ini anak mengalami masa
keemasan atau the golden age yang merupakan masa dimana anak sangat
peka/sensitive untuk menerima berbagai rangsangan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Bloom bahwa perkembangan


intelektual nak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupannya
(sujiono,2009:17).

Menurut Mentessori masa peka adalah masa terjadinya kematangan


fungsi fisik maupun psikis. Pada masa ini anak telah siap merspon stimulasi
yang diberikan oleh lingkungan (Sujiono,2009:54).

PAUD adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing,


mengasuh dan memberi kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan anak. PAUD juga dapat mengembangkan
potensi anak secara komperehensif. Hal itu berarti bahwa anak tidak hanya
dicerdaskan pada aspek kognitifnya saja, akan tetapi juga cerdas pada
aspek-aspek yang lain dalam kehidupannya ( UU No. 20 Tahun 2003 tentang
system Pedidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14).

1
PAUD sebaiknya mengacu pada prinsip bermain sambal belajar atau
belajar secara bermain karena pada dasarnya dunia anak adalah dunia
bermain. Proses belajar harus menyenangkan agar anak tidak merasa
bosan, kelelahan, dan kehilangan minat belajar. Orang tua ataupun pendidik
diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang menyenangkan agar anak
dapat bereksplorasi langsung dengan lingkunga. Hal tersebut membuat anak
mepunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar dari
lingkungan melalui cara mengamati, meniru.

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang penting dalam


pengembangan seni. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil. Oleh karena
itu gerakan motoric halus tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi
membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian ( Depdiknas, 2007:7).

Keterampilan motorik halus mulai berkembang, setelah diawali dengan


kegiatan yang amat sederhana seperti memegang pensil, sendok ,
mengaduk dan lain-lain. Keterampilan motorik halus membutuhkan
kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrolkehati-hatian dan
koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain.

Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan


dengan cara menggoreskan adonan warna ( bubur warna) secara langsung
dengan jari tangan secara bebas di atas bidang gambar, batasan jari di sini
adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai pergelangan tangan
(Sumanto,2005).

Berdasarkan pengamatan pada anak kelompok 3-4 tahun di PAUD


Plamboyan 3 selama melakukan proses pembelajaran di dalam kelas , guru
hanya memberikan pensil warna , kerayon dan alat tulis lainnya untuk
mewarnai gambar apa yang telah guru berikan. Tanpa memnerikan

2
kesempatan anak untuk berimajinasi bahwa ia akan membuat sebuah karya.
Di karnakan anak terbisa hanya memegang alat tulis untuk melakukan
sesuatu maka ketika anak diberikan cat warna dan lem fox bahwasannya
sebagian dari mereka ada yang tidak mau karena jijik untuk menyentuh yang
bertekstur lembek dan bahkan ada anak sampai marah karna ia tidak mau
menyentuh lem tersebut atau cat warna.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan finger painting dalam melatih


motorik halus anak usia 3-4 tahun . finger painting merupakan kegiatan
melukis menggunakan jari yang dilakukan dengan cara mencelupkan jari ke
dalam cat berwarna lalu mengoleskan di kertas yang telah di sediakan. Pada
saat bermain finger painting, bukan hanya imajinsi anak yang berkembang
namun anak juga dapat berekspolasi dan berkreasi dengan warna , melatih
motorik halus ( kelenturan tangan dan jari ) serta melatih perasaan akan
keindahan hasil.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan definisi masalah di atas maka perlu
diadakan batasan masalah. Hal ini diadakan agar hasil penelitian lebih focus.
Penelitian ini dibatasi pada masalah yang akan diteliti yaitu penggunaan
permainan finger painting untuk melatih motorik halus anak usia 3-4 tahun.

Berdasarkan uraian di atas, ,maka penulis akan melakukan penelitian


tentang “ PENGGUNAAN PERMAINAN FINGER PAINTING UNTUK
MELATIH MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN”.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitan ini adalah rendahnya
kemampuan motorik halus anak. Permasalahannya adalah bagaimanakah

3
penerapan finger painting untuk melatih kemampuan motorik halus anak
usia 3-4 tahun.

D. Kegunaan Hasil Penelitian


1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi program studi pendidikan
islam anak usia dini dan para guru pendidikan anak usia dini
khususnya pada perkembangan motorik halus anak usia 3-4 karna
anak usia 3-4 tahun sangat membutuhkan perkembangan motorik
halus bahwan bukan hanya itu tetapi perkembangan lain pun harus
sesuai dengan pecapaian perkembangannya.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Anak, megoptimalkan kemmpuan motorik halus anak.
2. Guru, untuk memotivasi guru agar menambah wawasan dan
lebih kreatif
3. Kepala sekolah, agar membantu pihak kepala sekolah dalam
merncanakan pendidikan dan sebagai pengembangan sarana
dan prasarana di sekolah
4. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
mengenal kegiatan figer painting untuk melatih kemampuan
motorik anak usia 3-4 tahun.

4
BAB II

LANDASAN TEORITIK

A. Deskripsi konseptual fokus dan sub fokus penelitian


1. Pengertian anak usia dini
Anak usia dini merupakan anak yang memiliki rentang usia dari 0 hingga
6 tahun yang masih mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan. Usia
dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat.

Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini adalah “kelompok anak yang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.
Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya”. Usia dini disebut
sebagai usia emas (golden age), pada masa ini hampir seluruh potensi anak
mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan
hebat.

Menurut Montessori dalam Sujiono (2010: 20) menyatakan bahwa “usia


keemasan merupakan masa di mana anak mulai peka untuk menerima
berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik
disengaja maupun tidak sengaja”. Pada masa peka inilah terjadi pematangan
fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespon dan mewujudkan semua
tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola perilakunya sehari-
hari

5
2. Finger Painting
1. pengertian
Finger painting di definisikan pula sebagai teknik melukis
secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat
mengganti kuas dengan jari- jari tangannya secara langsung
(Pamabdi, 2008).
Di dalam kegiatan finger painting tidak ada aturan baku yang
harus dipelajari. Dalam kegiatan finger painting yang penting dilakukan
oleh guru adalah bagaimana memotivasi dan menumbuhkan
keberanian pada diri anak untuk berani menyentuh jarinya denngan
cat warna. Kagiatan kesenian, seperti menggambar, melukis
menggunakan instrument musik, dan merajut akan melatih
kemampuan motorik halus
(Suyanto,2005).
A. Bermain Finger Painting termasuk dalam jenis-jenis main
konstruktid yakni aktivitas bermain yang memberikan kesempatan
kepada anak memb88 Deskripsi konseptual fokus dan sub fokus
penelitian
angun sendiri imajinasi maupun pengetahuan yang anak miliki dengan
menggunakan media cair. Finger Painting adalah teknik melukis
dengam mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari jemari yang
dapat dilakukan anak untuk memungkinkan imajinasinya melalui
lukisan yang di buat dengan jari jemari anak (Salim dalam Astaria
(2014:4).
Oleh karena itu selain untuk melatih kesenian anak, kegiatan
finger painting juga dapat melatih kemampuan motorik halus pada
anak. Dengan menggunakan otot-otot jarinya untuk bereaksi sehinnga
kemampuan motorik halusnya berkembang.

6
Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan Finger Painting
adalah teknik melukis yang dilakukan menggunakan jari tangan
langsung tanpa alat dengan mengoleskan atau mencelupkan tangan
pada cat dengan kertas yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak.
2. Tujuan bermain finger painting
Semua kegiatan main memiliki tujuan dan manfaat. Tujuan yang
paling utama yakni untuk memberikan kesenangan dan untuk
mendapatkan pengetahuan baru dari permeinan yang telah dimainkan.
Racmawati dan Kurniati (2011:84) mengungkapkan “ tujuan bermain
finger painting yakni untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan
berbuat kreatif, mengembangan kemampuan dalam menggunakan
nilai-nilai estetika dengan menggambar karya-karya kreatif”.

Pendapat lain mengenai tujuan bermain finger painting


diungkpakan menurut Montolalu (2009:3:17) yaitu:

1. Mengembangkan fantasi, imajinasi dan kreasi


2. Mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan tangan
3. Melatih otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata
4. Melatih kecakapan dan mengombinasikan warna
5. Memupuk perasaan tergadap gerakan tangan
6. Memupuk perasaan keindahan
Pada saat melakukan kegiatan finger painting anak diberikan
kesempatan untuk menungkan segala ide yang dimilikinya melalui setiap
goresan lukisan. Hal ini tentu saja akan bermanfaat untuk perkembangan
anak. Anak diberi kebebasan meluapkan segala emosi serta yang paling
penting yaitu anak dapat melakukan eksperimen tanpa adanya unsur
paksaan. Anak diberi kebebasan untuk memilih warna lalu
mencampurkannya dengan warna yang lain sehingga dapat menghasilkan

7
warna-warna baru. Proses inilah yang seharusnya terjadi pada kegiatan
belajar anak. Anak mendapakan ilmu atau pembelajaran baru melakukan
kegiatan yang anak lakukan sendiri bukan hanya mengembangkan kreativitas
anak tetapi dapat pula mengembangkan motoric halusnya.

3. Alat dan bahan bermain finger painting


Bermain finger painting menggunakan alat dan bahan yang sangat
mudah ditemui pada lingkungan sekitar. Pemilihan alat dan bahan
yang digunakan haruslah aman bagi anak, jangansampai melukai
ataupun membahayakan ketika anak sedang malakukan kegiatan
bermain. Menurut Rachmawati dan Kurnisti (2011:84). Alat dan bahan
yang digunakan yaitu: tepung kanji, tepung terigu, serbuk pewarna
makanan, air serta kertas gambar.

Pendapat serupa diungkapkan oleh Montolula ( 2009;3.17) alat dan


bahan yang digunakan untuk bermain Finger Painting yakni plastik
untuk alas, kertas putih, cat dengan 4-8 warna, celemek serta tepung
sagu (kanji).

Berdasarkan kondisi dan situasi peneliti, maka lat dan bahan yang
digunakan pada peneliti ini adalah kertas putih, cat warna , mangkuk.

4. kelebihan dan kekurangan finger painting


Setiap kegiatan yang dilakukan dalam membantu kegiatan
pembelajaran tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu pula
halnya dengan kegiatan finger painting. Menurut Sumanto (2005: 65)
terdapat kekurangan dan kelebihan pada kegiatan finger painting
yaitu:

a. Kelebihan Finger Painting Kegiatan ini mempunyai kelebihan


yaitu memberikan sensasi pada jari sehingga dapat merasakan kontrol

8
gerakan jari dan membentuk konsep gerakan membuat huruf.
Disamping itu kegiatan ini mengajarkan konsep warna dan
mengembangkan bakat seni.

b. Kekurangan Finger Painting Di samping kelebihan dari finger


painting. Terdapat juga kelemahannya, yaitu bermain kotor terkadang
membuat anak merasa jijik dan geli karena tepung kanji yang
digunakan sebagai media lengket pada jari- jemari anak. 21
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan
finger painting memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun, kelebihan
dan kekurangan tersebut hendaknya menjadi referensi untuk
penekananpenekanan terhadap hal-hal yang positif dan meminimalisir
kelemahankelemahannya dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Motorik Halus
1. Pengertian
Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang penting
dalam pengembangan seni. Motorik halus adalah gerakan yang hanya
melibatkan bagian-bagian tibuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot
kecil. Oleh karena itu gerakan mototik halus tidak terlalu memerlukan
tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta
ketelitian (Depdiknas:2007:7).
perkembangan motorik anak adalah suatu proses kematangan
yang berhubungan dengan proses kematangan yang berhubungan
dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi termasuk perubahan
social emosioanal. Proseas motorik adalah gerakan yang langsung
melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang
menjadikan seseorang mampun menggerakan anggota tubuhnya
seperti : tangan, kaki dan anggota tubuhnya. (Elizabeth B.Hurlock :
1998 :39).

9
motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan
dan penrgelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat
pada wajah (Kartini Kartono 1995:83).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan motorik halus
adalah gerakan yang melibatkan otot-otot pada bagian tertentu oleh
otot-otot kecil untuk mencapaik perkembangan dan keterampilan
contoh kegiatan motorik halus yaitu : meremas kertas, mengguting,
meronce, menggambar, mewarnai, melukis dan lain-lain.
2. Kegunaan motorik halus
Kegunaan motorik halus anak melalui kegitan bermainnya.
1. Mengembangkan kemandirian, contohnya memakai baju
sendiri, mengancingkan baju , mengikat tali sepatu.
2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama
teman-temannya.
3. Pengembangan konsep diri, contohnya anak telah mandiri
dalam melakukan aktivitas tertentu.
4. Kebanggan diri, anak yang mandi akan merasa bangga
terhadap kamandirian yang dilakukannya.
5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya
memegang pensil atau sesuatu.
3. Menoptimalkan kemampuan motorik halus anak usia dini
Benyamin Bloom menyatakan bahwa rentang penguasaan
bahwa rentang penguasan psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan
yang lancer atau luwes. Dave mengembangkan teori Bloom ini
dengan mengklasifikasikan dominan psikomotorik dalam lima
kategori tersebut adalah sebagai berikut:
a. Imitation (peniruaan)
Imitation adalah keterampilan untuk menetukan suatu
gerakan yang telah dilatih sebelumnya.

10
b. Manipulation ( penggunaan konsep)
Manipulation adalah kemampuan untuk menggunakan
konsep dalam melakikan kegiatan. Kemapuan ini juga sering
disebut sebagai kemampuan manipulasi.
c. Presition (ketelitian)
Presition adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak
yang mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.
d. Articulasion (perangkaian)
Articulation adlah kemampuan untuk melakukan
serangkaian gerakan secara koordinasi antarorgan tubuh,
saraf, dan mata secara cermat.
e. Naturalization ( kewajaran/kelamiahan)
Naturalization adalah kemampuan untuk melakukan gerak
secara wajar atau luwes.
4. Tingkat pencapaian perkembanagan motoric anak usia 3-4
tahun
1. Motorik Kasar
a. Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
b. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki
bergantian
c. Meniti di atas papan yang cukup lebar
d. Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di
bawah tinggi lutut anak)
e. Meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan
gerakan pohon, kelinci melompat)
f. Berdiri dengan satu kaki
2. Motorik Halus
a. Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat
penampung (mangkuk, ember).

11
b. Memasukkan benda kecil ke dalam botol (potongan lidi,
kerikil, biji-bijian)
c. Meronce benda yang cukup besar
d. Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
3. Kesehatan dan Perilaku Keselamatan
a. Berat badan sesuai Tingkat usia
b. Tinggi badan sesuai Tingkat usia
c. Berat badan sesuai dengan standar tinggi badan
d. Lingkar kepala sesuai Tingkat usia
e. Membersihkan kotoran (ingus)
f. Menggosok gigi
g. Memahami arti warna lampu lalu lintas
h. Mengelap tangan dan muka sendiri
i. Memahami kalau berjalan di sebelah kiri
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
halus anak usia dini

Setiap aspek perkembangan memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi.


Pada perkembangan motorik halus juga terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi. Rahyubi (2012: 225) menjelaskan faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik anak, antara lain yaitu:

a. Perkembangan sistem saraf Sistem saraf sangat berpengaruh dalam


perkembangan motorik karena sistem saraflah yang mengontrol
aktivitas motorik pada tubuh manusia
b. Kondisi fisik Karena perkembangan motorik sangat erat kaitannya
dengan fisik, maka kondisi fisik tentu saja sangat berpengaruh pada
perkembangan motorik anak.

12
c. Motivasi yang kuat Motivasi yang kuat akan menjadi modal besar bagi
anak untuk meraih prestasi. Ketika anak mampu melakukan suatu
aktivitas motorik dengan baik, kemungkinan besar akan termotivasi
untuk menguasai keterampilan motorik yang lebih luas dan lebih tinggi
lagi.
d. Aspek psikologis Aspek psikologis, psikis, dan kejiwaan sangat
berpengaruh pada kemampuan motorik. Anak yang mimiliki kondisi
psikologis yang baik akan mampu meraih keterampilan motorik
dengan baik.
e. Usia Usia sangat berpengaruh pada aktivitas motorik anak. Karena
setiap rentang usia anak mempunyai karakteristik keterampilan yang
berbeda.

Adapun menurut Rumini (2013:24) faktor-faktor yang mempengaruhi


perkembangan motorik halus anak, antara lain:

a. Faktor genetik Individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan


yang dapat menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat,
syaraf baik, cerdas, menyebabkan perkembangan motorik individu
tersebut menjadi baik dan cepat.
b. Faktor kesehatan dan periode pranatal Janin yang selama dalam
kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan
gizi, tidak kurang vitamin, dapat membantu memperlancar
perkembangan motorik anak.
c. Faktor kesulitan dalam kelahiran Bayi yang mengalami kesulitan
dalam kelahiran, misalnya dalam perjalanan kelahiran, kelahiran
dengan bantuan (vacum,tang) sehingga bayi mengalami kerusakan
otak, akan memperlambat perkembangan motorik bayi.

13
d. Kesehatan dan gizi Kesehatan yang baik pada awal kehidupan pasca
lahir akan mempercepat perkembangan motorik bayi.
e. Rangsangan Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak
untuk menggerakkan semua bagian tubuh, akan mempercepat
perkembangan motorik anak.
f. Perlindungan Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada
waktu untuk bergerak. Misalnya anak hanya digendong terus, ingin
naik tangga tidak boleh, akan menghambat motorik anak.
g. Prematur Kelahiran sebelum masanya disebut prematur, biasanya
memperlambat perkembangan motorik anak.
h. Kelainan 16 Individu yang mengalami kelainan, baik fisik maupun
psikis, sosial, mental, biasanya mengalami hambatan perkembangan
motorik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, terdapat beberapa faktor yang


dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus pada anak. Faktorfaktor
tersebut antara lain perkembangan sistem saraf, kondisi fisik, motivasi yang
kuat, aspek psikologis, usia, genetik, kesehatan dan periode pranatal,
rangsangan, kesehatan dan gizi.

6. Karakteristik perkembangan motorik halus

Setiap aspek perkembangan pada anak memiliki karakter yang


berbedabeda. Hal ini dikarenakan setiap aspek perkembangan memiliki
kriteria pencapaian yang berbeda-beda. Sumantri (2005: 149) menjelaskan
tentang karakteristik perkembangan motorik halus sebagai berikut:

a. Usia tiga tahun Pada usia tiga tahun kemampuan gerakan anak sudah
mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari
telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri masih kaku.

14
b. Usia empat tahun Pada usia empat tahun koordinasi motorik halus
anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya
sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.
c. Usia lima tahun Pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak
sudah lebih sempurna. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah
koordinasi mata. Anak juga telah mampu membuat dan melaksanakan
kegiatan yang lebih majemuk, seperti kegiatan proyek.
d. Akhir masa kanak-kanak usia enam tahun Pada akhir masa kanak-
kanak usia enam tahun ia telah belajar bagaimana menggunakan jari
jemarinya dan pergelangan.
Berdasarkan penjelasan di atas setiap rentang usia anak
memiliki karakteristik yang berbeda, oleh karena itu kegiatan dalam
pembelajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan
tahapan perkembangan 12 seperti memberikan kegiatan dalam
pembelajaran motorik halus harus disesuikan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak agar dapat berkembang dengan
baik.
B. Penelitian Relevan

Peneliti berpendapat bahwa pembelajaran menggunakan kegiatan finger


painting dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Pendapat
peneliti ini, diperkuat dengan adanya hasil beberapa penelitian berikut ini.

1. Muslimah (2014) dalam penelitian yang berjudul “Upaya


Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Finger Painting
Pada Anak Kelompok B Ba Aisyiyah 4 Tegalsepur Klaten Tengah
Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
pengembangan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B di
BA Aisyiyah 4 Tegalsepur Klaten Tengah melalui finger painting,
sebelum tindakan 33.63%, pada siklus I 59.54%, pada siklus II

15
80.85%. Kesimpulan penelitian ini adalah melalui finger paiting dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus anak di BA Aisyiyah 4
Tegalsepur Klaten Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Finger
painting bisa dilaksanakan dengan maksimal di BA Aisyiyah 4
Tegalsepur Klaten Tengah dengan menggunakan adonan finger
painting.
2. Rini (2011) dalam penelitian yang berjudul ‘’Analisis Keterampilan
Motorik Halus Melalui Finger Painting Pada Anak TK Kelompok B 22
Segugus 06 Imogiri Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan motorik halus melalui
kegiatan finger painting anak TK Kelompok B Segugus PAUD 06
Imogiri Kecamatan Imogiri. Gugus PAUD 06 terdiri dari 4 TK yaitu; TK
PKK 3 Sriharjo, TK ABA IV Imogiri, TK PKK 91 Sompok, dan RA
Masyithoh Tlenggongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan motorik halus melalui kegiatan finger painting pada anak
TK Kelompok B Segugus PAUD 06 Imogiri termasuk dalam kategori
sangat baik. Data yang diperoleh menunjukkan keterampilan motorik
halus anak Kelompok B TK PKK Sriharjo sebesar 83,8%, TK ABA IV
Imogiri sebesar 89,74%, TK PKK 91 Sriharjo sebesar 84,17%, dan RA
Masyitoh Tlenggongan sebesar 84,17%. Keseluruhan perolehan skor
sebanyak 750 atau 85,6% dari skor maksimum 876. 3. Muawanah
(2014) dalam penelitian yang b

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian


Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan penerapan finger painting dalam mengembangkan
kemampuan motorik halus pada anak usia 3-4 tahun di PAUD Plamboyan
3.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian kualitatif ini bertempat di PAUD Plamboyan 3 karawang.
Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
a. Lokasi sekolah yang sangat strategis dan memudahkan peneliti
dalam mengadakan penelitian.
b. Mempunyai misi yang sangat bagus dalam perkembangan anak
serta menenamkan akhlak yang baik sejak dini.
Penelitian ini diadakan 2 kali pertemuan terhitung mulai izin
penelitian secara lisan dan tertulis dari kepala PAUD Plamboyan 3
karawang. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulana
data mulai tanggal 15 april sampai 2 mei 2019.
C. Latar Penelitian
Usia dini merupakan usia emas atau sering disebut sebagai
golden age di mana anak tersebut akan mudah menerima, mengikuti,
melihat, dan mendengar segala sesuatu yang dicontohkan,
diperdengarkan, serta diperlihatkan. Anak usia dini adalah anak yang
sedang membutuhkan upayaupaya pendidikan untuk mencapai
optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik
maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa,
motorik, dan sosio-emosional. Salah satu bidang yang dikembangkan

17
di lembaga pendidikan anak usia dini adalah bidang motorik halus.
Anak usia dini menyukai kegiatan yang menarik, oleh karena itu untuk
meningkatkan motorik halus anak, pendidik harus dapat memilih
kegiatan yang disukai anak.
Salah satu kegiatan yang menarik bagi anak untuk membantu
perkembangan motorik halusnya adalah dengan kegiatan melukis.
Selain membantu perkembangan motorik halus anak, melukis juga
membantu anak untuk menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk
lukisan. Salah satu kegiatan melukis yang baik untuk motorik halus
anak adalah melukis dengan jari atau finger painting karena dengan
finger painting anak langsung mempergunakan jari-jarinya untuk
bersentuhan dengan media lukis yaitu cat dan bidang gambar.
Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan pendapat Prasetyono
(2007: 120) yang menjelaskan bahwa melalui kegiatan finger painting
anak bisa lebih bebas melukis dan menggambar menggunakan kedua
telapak tangan dan sangat baik untuk melatih koordinasi mata dan
tangan dan juga sangat menyenangkan”.Kegiatan ini dapat melatih
kelenturan jari-jemari anak sehingga dapat mengembangkan
kemampuan motorik halus pada anak.
Melalui kegiatan finger painting pendidik dapat melihat
seberapa jauh kemampuan motorik halus anak.Pendidik dapat
mengamati kemampuan motorik halus anak melalui proses saat finger
painting serta melalui hasil finger painting anak.

18
Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan dalam bagan
kerangka berpikir sebagai berikut.

Penerapan Finger
Kemampuan motorik
Painting
halus

Gambar 1. Latar Penelitian

D. Metode Penelitian dan Prosedur Penelitian


Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang tepat dan
sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan, sehingga dapat
mencapai hasil yang memuaskan dengan yang diharapkan. Hal ini
sesuai dengan pengertian metode penelitian itu sendiri yaitu “ metode
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan keguanaan tertentu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
diarahkan pada penelitian lapangan, karena data yang diperlukan oleh
peneliti ini diperoleh dari penelitian langsung di lapangan yaitu PAUD
plamboyan 3, Kec, kertabumi, Kab. Karawang Barat. Boghdan dan
Taylor mengemukakan bahwa metodelogi kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data yang pasti yang merupakan nilai di balik data yang
tampak.

19
E. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah siswa usia 3-4 tahun di PAUD
Plamboyan 3 karawang. Dengan melakukan hasil obsevasi dahulu
terhadap anak. Sebelum observasi peneliti meminta izin kepada
pengelola untuk mengobservasi selama 2 hari pertemuan di PAUD
Plamboyan 3 karawang.
Hari pertama observasi guru sedang memberi kegiatan
menempel bulan sabit menggunakan lem fox, ada beberapa anak
yang tidak mau menyentuh samsekali lem tersebut karna menurut
anak tersebut teksturnya aneh dan masih jijik untuk menyentuhnya.
Hari ke dua guru melakukan kegitan menebalkan dengan
menggunakan krayon tetapi ada beberapa anak juga yang masih
belum berkembang terhadap motorik halusnya oto-otot pada jarinya
masih belum kuat untuk menggenggam krayon dan masih salah cara
memegang pensil atau krayon.
Maka dari itu peneliti memutuskan mengambil finger painting
untuk mengembangkan sensorimotorik anak agar otot-otot jari
jemarinya kuat dan bisa memegang pensil dengan baik.
Setelah itu saya mencoba memberikan kartas putih dan cat
warna tanpa alat kuas dan lainlain hanya menggunakan jari , ternyata
benar hanya beberapa anak yang masih tidak mau menyentuh cat
tersebut karna ada yang bilang takut kotor, nanti tidak hilang cat
warnanya padahal sebelumnya sudah diberi aturan sebelum bermain
dan diberitahu bahwa jangan takut untuk mencelupkan tangannya ke
dalam cat. Hari ke dua saya tetap melakukan hal itu tetapi
mengbebasan anak akan membuat apa saja yang ia mau.

20
F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian lapangan (feld research) yang dikaji ini merupakan
penelitian bersifat kualitatif, sehingga peneliti akan menggunakan
metode metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode observasi
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai penga,atan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. “ menurut Sukardi observasi adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan salah satu panca indera
yaitu penglihatan sabagai alat bantu utamanya untuk melakukan
pengamatan langsung, selain panca indera biasanya penulis
menggunakan alat bantu lain sesuai dengan kondisi lapangan
antara lain buku catatan, handphone, buku tulis yang berisi objell
yang teliti dan lain sebagainya.
Namun dalam hal ini peneliti hanya menggunakan alat bantu
buku catatat dan handphone, yang nantinya digunakan untuk
mencari dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan implementasi
metode pemberian tugas dalam permainan finger painting untuk
mengembangkan motorik halus anak usia 3-4 tahun di PAUD
Plamboyan 3 karawang.
Dalam hal ini peneliti berkedudukan sebagai partisipan
observer, yakni peneliti ikut serta dalam pembelajaran dan
mengamati. Metode ini digunakan untuk melihat secara langsung
kondisi dan situasi PAUD Plamboyan 3 karawang baik fisik
ataupun peristiwa yang dianggap penting dan relevan dalam
peneliti ini, dan metode ini juga digunakan untuk mrngamati proses
belajar mengajar, termasuk metode pemberian tugas dan system
pembelajaran yang di gunakan di PAUD Plamboyan 3 khusunya
dalam mengembangkan motoric halus.

21
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
document, peraturan-peraturan, catatan harian dan sebagainya.
Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen
yang sudah ada, sehingga peneliti deperti: gambaran umum
sekolah, struktur organisasi, kurikulum, keadaan guru dan siswa,
catatan-catatan, foro-foto documenter dan sebagainya.

G. Prosedur Analisis Data


Analisis data adalah proses penyederhnaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpresentasikan. Teknik analisi data
dalam peneitian ini menggunkan metode deskriptif kualitatif yaitu data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,
dokumn=entasi dan sebagainya, kemudian mendeskripsikan sehingga
dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realita. Dengan
menggunakan pola pikir edukatif, yang berarti bahwa pencarian data
bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotensis yang telah
dirumuskan sebelum penelitian diadakan.

Jadi analisis ini penelitian gunakan untuk menganalisa tentang


permeinan finger painting untuk mengembangkan motorik halus anak usia
3-4 tahun di PAUD Plamboyan 3 karawang.

Adapun langkah-langkah dalam menganalsis data antara lain sebagai


berikut:

a. Menelah seluruh data yang terkumpul berbagai sumber.

22
b. Menyusun data dalam satuan-satuan atau mengorganisasikan pokok-
pokok pikiran tersebut dengan cakupan focus penelitian dan menguji
secara deskriptif.
c. Memeriksa pemeriksaan keabsahan data atau memberi makna pada
hasil penelitian dengan cara menghubungkannya denga teori.
d. Mengambil keputusan.

H. Pemeriksaan Keabsahan Data


Agar keabsahan teruji tingkat kredibilitas maka dilakukan pemeriksaan
keabsahannya. Dalam penelitian ini pengujian keabsahan data penelitian
dilakukan dengan beberapa uji sebagai berikut:

1. Uji kreadibilitas
Dalam pengujian tingkat kreadibilitas akan dilakukan teknik-teknik
meliputi:
a. Perpanjang pengamatan
Memperpanjang durasi waktu untuk kegitan yang menjadi sasaran
penelitian
b. Peningkatan ketekunan
Untuk memperoleh data yang akurat, maka peneliti melakukan
secara lebih cermat dan berkesinambungan.
c. Menggunakan bahan referensi
Mengambil referensi untuk menjadi bahan penelitian untuk
membuktikan data yang ditemukan.
d. Diskusi dengan teman
Menanyakan hasil penelitian yang masih bersiat sementara kepada
teman.

23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta.

Jakarta.

Budianingsih, Asri. 2014. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Cahyo, Agus. 2013. Panduan aplikasi teori-teori belajar mengajar. DIVA


Press.

Yogyakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional No 137. Direktorat PAUD.

Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2007.

Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik Motorik di Taman


Kanak-Kanak. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta. Dimyati, Johni. 2013.

Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak


Usia Dini. Kencana Prenada.

Jakarta Hamalik, Oemar. 2011.

Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hildayani, Rini. 2006.


Psikologi Perkembangan Anak.

Univesitas Terbuka. Jakarta Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam
Islam. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

24
Montolalu. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Universitas Terbuka.

Jakarta.

Muslimah, Umi. 2014. Upaya Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus


Melalui Finger Painting Pada Anak Kelompok B Ba Aisyiyah 4.

Tegalsepur Klaten Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo. Muawanah. 2014.


Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Teknik Melukis dengan Jari
(Finger Painting) Pada Anak TK Darussalam Tenaru Driorejo Gresik. Skripsi.

Unesa. Surabaya. Nazir. 2003.

Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 54 Pamadhi, Hajar. 2008.


Ruang Lingkup Seni Rupa Anak.

Universitas Terbuka. Jakarta. Prasetyono, Dwi Sekar. 2007. Membedah


Psikologi Bermain Anak. Think.

Yogyakarta. Purwanto, Ngalim. 2006.

25

Anda mungkin juga menyukai