Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

CTD (Conductivity Temperature Depth)

CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik
air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit
masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran.

Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi
untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan
konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk
mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai
pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara
berurutan, setelah mengambil sampel air laut.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi
perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran
serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan
sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak
posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian
CTD dapat terekam.
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar
listrik air laut (konduktivitas).

a. Sensor Tekanan.

Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan
kedalaman. Sensor ini terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan wheatsrone kemudian
dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan,
Tahanan ini akanmemegang peranan ketika mendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban
(berat), arus dll. (Herunadi, 1998).

b. Sensor Temperatur.

Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor.
Termistor (tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan sebagai tahanan dengan
besar koefisien tehanan temperatur yang tinggi dan biasanya bernilai negative. Alatini terbuat dari
campuran Oksida-Oksida logam yang diendapkan seperti mangan, nikel, kobalt dll.

c. Sensor Konduktifitas.

Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di suatu
perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet buah terminal
elektroda platina-rhodium di belakang sisinya. Sebagai sensor yang melewati nilai konduktifitas maka
rata-rata hasil proses dalam pengukuran akan melewati nilai rendah (low pass fliter). Sensor ini akan
mulai mengukur ketika alat telah bergerak masuk kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan.
Sebenarnya sensor ini mengukur nilai konduktifitas untuk mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di
sebuah perairan sacara tidak langsung.

Prinsip Pengukuran CTD.

Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan
sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer
dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial
data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel.

CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik
secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki
tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar
listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure
monitor atau quartz crystal.

Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter.
Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau
kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas.
Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer
ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu
selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.
Bagaimana cara kerja CTD ?

CTD diletakan pada kerangka Rosette. Kemudian probe dihubungkan dengan kabel elektrik yang ada
kerangka Rosette. Berat dari kerangka Rosette tersebut sekitar 25 Kg dan menghabiskan panjang kabel
sekitar 5 meter untuk mengikat probe ke lengan-lengan kerangka. Setelah semua perangkat di pasang,
akan lebih baik jika kita memeriksa keseimbangan peralatan, jika dipastikan fix maka kita dapat mulai
memasukan CTD kedalam laut.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

Mulai dengan program akusisi data dan dilengkapi profil untuk mengidentifikasi data. Siapkan peralatan
yang akan digunakan dan letakkan botol sesuai dengan prosedur paemasangan.

Setelah kerangka (Rosette) diletakan pada posisinya dan CTD (Probe atau rangkaian sensor yang sudah
di Set) diletakan di dalamnya, maka instrumen ini akan ke sisi (pinggir) kapal, lalu dihubungkan kabel-
kabek interkoneksinya maka instrumen tersebut siap diturunkan (lihat gambar 1).

GAMBAR 1

Setelah CTD siap untuk diturunkan maka kontrol unit di set untuk kondidi ON. Ketika kontrol unit sedang
dipersiapkan maka instrumen (Rosette dan Probe) dapat diturunkan pelan-pelan mendekati permukaan
air (lihat gambar 2).

GAMBAR 2

CTD mulai diturunkan kedalam air secara pelan-pelan, dan pada saat inilah rangkaian Probe dan kontrol
unit saling berhubungan untuk merekam data dalam benntuk sinyal analog pada tipe recorder. Pada
saat ini juga prosedur akusisi dimulai dan kerangka Rosette pada CTD diturunkan dengan kecepatan
tertentu sampai pada kedalaman yang diinginkan (lihat gambar 3).

GAMBAR 3

Pada saat CTD probe diturunkan maka pengiriman data ke kontrol unit juga di mulai. Perhatikan data
yang di dapat dan keaadaan kece[atan penurunannya.

Setelah mendapatkan data yang diinginkan maka stop penerimaan data dari Probe. Berhentikan juga
perekaman data pada recorder. Kemudian dapat ditarik ke permukaan air, dengan catatan tidak ada lagi
data yang di kirim oleh CTD dan dipastikan OFF.

Setelah unit data akusisi di-Offkan dan instrument diletakan di atas kapal maka tekan End of Profile data
dan diberhentikan akusisi program. Data yang di dapat bisa langsung disambungkan ke personal
Computer atau direkam oleh Tipe Recorder.

Proses pengambilan data selesai.

Didalam osenaografi fisika ini kita mempelajari begaimana bentuk dan struktur pada lau dalam dan
permukaannya. Untuk itu kita perlu menggunakan alat yang bisa membantu manusia untuk memantau
keadaan laut tanpa harus manusia yang terjun langsung didalamnya. Hal ini dibantu dengan peran
petingnya dari kemajuan teknologi yang semakin berkembang, dan penggunaan satelit yang lebih
memudahkan manusia dalam pemantauan laut lepas (topografi dalam laut)

Untuk mengetahui Keadaan permukaan, dasar dan dalam laut, kita dapat menggunakan alat yang telah
dirancang khusus oleh beberapa ilmuwan. Alat tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya masing-
masing. Seperti current meter, CTD, hand refraktometer, DO meter, pH meter, alinometer, Shieve
shaker dan ayakang bertingkat. Dan ada pula yang terbuat dengan bahan-bahan yang sederhana seperti
halnya floating dragh/float tracking, papan skala, dan sechi disk, aat ini biasanya digunakan hanya pada
permukaan laut saja contohnya untuk mengukur kecepapatan arus, pasang surut dan kecerahan suatu
perairan. Berbeda alat maka berbeda pula bentuk, fungdi dan kesensitifitasannya masing-masing.
INSTRUMEN OSEANOGRAFI

CTD (Conductivity Temperature Depth)

CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik
air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit
masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette,
botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut
yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah
sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi
sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal
kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi
perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran
serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan
sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak
posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian
CTD dapat terekam.

Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar
listrik air laut (konduktivitas)

a. Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan
kedalaman

b. Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam bentuk
termistor. Termistor (tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan sebagai tahanan
dengan besar koefisien tehanan temperatur yang tinggi dan biasanya bernilai negative.

c. Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di suatu
perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet buah terminal
elektroda platina-rhodium di belakang sisinya.
Hand Refraktometer

Hand Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi indek bias cahaya
suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita.
Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah, disebut pantulan baur. Untuk
keperluan ini cukup kita melukiskan satu sinar saaja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi
geometrical saja. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan
terlarut.

Prinsip pengukuran: oleh cahaya, penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi)
atau refleksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu dengan
indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media
sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan
refleksi cahaya.

DO meter

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen
(Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang
biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam
suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
DO meter merupakan salah satu instrument dalam bidang kelautan yang mempunyai fungsi sebagai
pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan. Alat ini digunakan untuk menunjukkan nilai dari
oksigen terlarut dalam air. Alat ini digunakan dalam pertambakan atau akuakultur untuk mengukur
kadar oksigen terlarut yang sangat vital dalam budidaya ikan dan udang, digunakan juga apada industri
untuk kualitas keluar dan masuk air di tempat penjernihan, untuk lingkungan berfungsi sebagai
pengujian kualitas air , nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan untuk edukasi digunakan sebagai
pengukur oksigen terlarut di sekolah-sekolah serta sebagai alat pengajaran.

DO Meter Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk
menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe
oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO meter,
probe ini biasanya menggunakan katoda perak ( Ag ) dan anoda timbal ( Pb ). Secara keseluruhan,
elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen

Refraktometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya
gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah
memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari
German pada permulaan abad 20 (Khopkar, S.M. 2007). Refraktometer adalah alat ukur untuk
menentukan indeks cairan atau padat, bahan transparan dengan refrektometry. Prinsip pengukuran:
oleh cahaya, penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau refleksi total
cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu dengan indeks bias disebut
prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan
kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya
(Anonim, 2010). Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya sinar
matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah skala yang dapat dibaca
dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh refraktometer adalah Obbe refraktometer, Pulfrich
refraktometer, Woltan Stans refraktometer (1802), Jellay refraktometer (Khopkar, S.M. 2007).
Kelemahan : Zat yang terlarut dianggap seluruhnya gula (untuk refraktometer sucrose) sedangkan untuk
refraktometer garam (salt) zat terlarutnya dianggap sebagai garam NaCl.seluruhnya. ada 2
refraktometer : digital dan manual yang digital cukup taruh cairan pada hole sample (2-5 mL) tekan
start, keluar hasil di display. yang manual, cukup taruh 2-3 tetes dipermukaan lensa kemudian ditutup,
dari ujung lubang diintip maka akan kelihatan batas terang gelap pada sekala berapa (Matorang,R,
2012).

Pengenalan Alat-alat Oseanografi Fisika

BAB I

PENDAHULUAN

1 1.1. Latar Belakang

Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani : oceanus (samudera) dan graphos
(uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup
oseanografi pa da kenyataannya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera
sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan. Dalam bahasa lain yang lebih
lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut
dan seg ala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi
terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang
disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup
penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.

Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang mempelajari laut,samudra
beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi
da pat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang
mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-
masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang
mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut.

Oseanografi fisis meliputi dua kegiatan utama (1) studi observasi langsung pada samudera dan
penyiapan peta sinoptik elemen – elemen yang membangun karakter samudera, serta (2) study teoritis
proses fisis yang diharapkan dapat member arah dalam observasi samudera (William, 1962). Keduanya
tidak dapat berdiri sendiri tanpa informasi dari sisi kimiawi, biologi, dan geologi sebagai bagian dari
deskripsi samudera dan sebagai validitas kondisi fisisnya.

Didalam osenaografi fisika ini kita mempelajari begaimana bentuk dan struktur pada lau dalam dan
permukaannya. Untuk itu kita perlu menggunakan alat yang bisa membantu manusia untuk memantau
keadaan laut tanpa harus manusia yang terjun langsung didalamnya. Hal ini dibantu dengan peran
petingnya dari kemajuan teknologi yang semakin berkembang, dan penggunaan satelit yang lebih
memudahkan manusia dalam pemantauan laut lepas (topografi dalam laut)

Untuk mengetahui Keadaan permukaan, dasar dan dalam laut, kita dapat menggunakan alat yang telah
dirancang khusus oleh beberapa ilmuwan. Alat tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya masing-
masing. Seperti current meter, CTD, hand refraktometer, DO meter, pH meter, alinometer, Shieve
shaker dan ayakang bertingkat. Dan ada pula yang terbuat dengan bahan-bahan yang sederhana seperti
halnya floating dragh/float tracking, papan skala, dan sechi disk, aat ini biasanya digunakan hanya pada
permukaan laut saja contohnya untuk mengukur kecepapatan arus, pasang surut dan kecerahan suatu
perairan. Berbeda alat maka berbeda pula bentuk, fungdi dan kesensitifitasannya masing-masing.

Semakin canggih alat yang digunakan tentunya ketelitian dalam merawat dan menjaga alat itu pun akan
semakin sulit, perlu perawatan yang intensif karena pada umumnya alat-alat yang terbuat dari bahan
logam, sensor, kabel akan lebih mudah rusak jika harus kontak langsung dengan matahari dan air laut.
Berbeda dengan alat-alat yang sederhana, bahannya pun terbuat dari bahan yang sederhana seperti
kayu, semen, cat dan tali tambang, seperti pada pembuatan pada papan skala dan sechi disk. Maka dari
itu hal yang harus diperhatikan adalah cara perawatan dan penggunaan yang benar pada setiap alat..

1.2.Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami berbagai macam alat
oseanografi fisika yang digunakan melalui praktek langsung.

BAB II

TNJAUAN PUSTAKA
Disini akan dibahas mengenai alat-alat yang akan digunakan pada praktikum oseangorafi fisika baik itu
dari segi bentuk, fungsi dan kegunaannya, cara penggunaan dan perawatannya serta cara
pengaplikasiannya.

CTD (Conductivity Temperature Depth)

CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik
air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit
masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette,
botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut
yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah
sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi
sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal
kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi
perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran
serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan
sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak
posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian
CTD dapat terekam.

Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar
listrik air laut (konduktivitas)

a. Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan
kedalaman

b. Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam bentuk
termistor. Termistor (tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan sebagai tahanan
dengan besar koefisien tehanan temperatur yang tinggi dan biasanya bernilai negative.

c. Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di suatu
perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet buah terminal
elektroda platina-rhodium di belakang sisinya.

Prinsip Pengukuran CTD.

Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan
sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer
dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial
data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel.
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik
secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki
tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar
listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure
monitor atau quartz crystal. Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi
kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor,
termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan
sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan
dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat
dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.

Hand Refraktometer

Hand Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi indek bias cahaya
suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita.
Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah, disebut pantulan baur. Untuk
keperluan ini cukup kita melukiskan satu sinar saaja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi
geometrical saja. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan
terlarut.

Prinsip pengukuran: oleh cahaya, penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi)
atau refleksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu dengan
indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media
sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan
refleksi cahaya.

DO meter

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen
(Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang
biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam
suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

DO meter merupakan salah satu instrument dalam bidang kelautan yang mempunyai fungsi sebagai
pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan. Alat ini digunakan untuk menunjukkan nilai dari
oksigen terlarut dalam air. Alat ini digunakan dalam pertambakan atau akuakultur untuk mengukur
kadar oksigen terlarut yang sangat vital dalam budidaya ikan dan udang, digunakan juga apada industri
untuk kualitas keluar dan masuk air di tempat penjernihan, untuk lingkungan berfungsi sebagai
pengujian kualitas air , nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan untuk edukasi digunakan sebagai
pengukur oksigen terlarut di sekolah-sekolah serta sebagai alat pengajaran.

3.3. Cara Kerja

DO meter dan pH meter

1. Untuk pengunaan alat digital ini sangat mudah. Tekan tombol on/of atau power lalu masukkan
sensor ke

dalam permukaan perairan

2. Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar akan muncul tulisan HOLD yang kelap

kelip. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip.

3. Lihat dan catat angka yang muncul yang ditunjukkan pada display itulah nilai pH/DO larutan yang
dicek.

4. Matikan pH/DO meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF

Hand refraktometer

1. Sebelum digunakan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan aquades dan bersihkan dengan
tissue.

2. Ambil sampel air yang ingin diketahui salinitasnya dengan menggunakan pipet tetes, lalu teteskan ke

permukaan kaca pada hand refraktometer kemudian tutup kembali.

3. (keker) dengan mengarahkan alat ke cahaya matahari, dan akan tampak sebuah bidang berwarna
biru

dan putih. Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya.

4. lihat angka yang menunjukkan kandungan salinitas/densitasnya. Jika kurang jelas fokuskan dengan

memutar scroll yang terdapat di atasnya.


CTD (Conductivity Temperature Depth)

1. Mulai dengan program akusisi data dan dilengkapi profil untuk mengidentifikasi data. Siapkan
peralatan

yang akan digunakan dan letakkan botol sesuai dengan prosedur paemasangan.

2. Setelah kerangka (Rosette) diletakan pada posisinya dan CTD (Probe atau rangkaian sensor yang

sudah di Set) diletakan di dalamnya, maka instrumen ini akan ke sisi (pinggir) kapal, lalu
dihubungkan

kabel-kabel interkoneksinya maka instrumen tersebut siap diturunkan.

3. Setelah CTD siap untuk diturunkan maka kontrol unit di set untuk kondidi ON. Ketika kontrol unit

sedang dipersiapkan maka instrumen (Rosette dan Probe) dapat diturunkan pelan-pelan mendekati

permukaan air.

4. CTD mulai diturunkan kedalam air secara pelan-pelan, dan pada saat inilah rangkaian Probe dan

kontrol unit saling berhubungan untuk merekam data dalam benntuk sinyal analog pada tipe
recorder.

Pada saat ini juga prosedur akusisi dimulai dan kerangka Rosette pada CTD diturunkan dengan

kecepatan tertentu sampai pada kedalaman yang diinginkan.

5. Pada saat CTD probe diturunkan maka pengiriman data ke kontrol unit juga di mulai. Perhatikan
data

yang di dapat dan keaadaan kecepatan penurunannya.

6. Setelah mendapatkan data yang diinginkan maka stop penerimaan data dari Probe. Berhentikan
juga

perekaman data pada recorder. Kemudian dapat ditarik ke permukaan air, dengan catatan tidak ada

lagi data yang di kirim oleh CTD dan dipastikan OFF.

7. Setelah unit data akusisi di-Offkan dan instrument diletakan di atas kapal maka tekan End of Profile

data dan diberhentikan akusisi program. Data yang di dapat bisa langsung disambungkan ke
personal

Computer atau direkam oleh Tipe Recorder.

8. Proses pengambilan data selesai.


BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1. Pembahasan

Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi indek bias cahaya suatu zat
adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Fungsinya adalah untuk mengukur kadar/ konsentrasi salinitas dan densitas.

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen
(Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang
biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam
suatu badan air. fungsi sebagai pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan. Alat ini digunakan
untuk menunjukkan nilai dari oksigen terlarut dalam air.

CTD meruapakan singkatan dari Konduktivitas, Suhu, dan Kedalaman - adalah alat utama untuk
menentukan sifat fisik penting dari air laut. Ini memberikan para ilmuwan charting tepat dan
komprehensif dari distribusi dan variasi suhu air, salinitas, dan kepadatan yang membantu untuk
memahami bagaimana lautan mempengaruhi kehidupan. Ada dapat sejumlah aksesoris lainnya dan
instrumen melekat pada paket CTD. Ini termasuk botol Niskin yang mengumpulkan sampel air pada
kedalaman yang berbeda untuk mengukur sifat kimia, Acoustic Doppler profiler Lancar (ADCP) yang
mengukur kecepatan horizontal, dan sensor oksigen yang mengukur kandungan oksigen terlarut air.
BAB V

Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Alat yang digunakan pada praktikum oseanografi fisika adalah Papan skala, Do meter, pH meter,
Current meter, CTD, Sechi disk, Hand refraktometer, Kompas , Stopwatt , GPS dan Float tracking.

2. Sebelum dan sesudah menggunakan alat yang bersifat sensitif atau digital sebaiknya
dibersihkan/dikalibrasi dulu dengan menggunakan air tawar atau aquades.

3. Khusus untuk alat digital sebelum dan sesudah digunakan, sebaiknnya baterai dilepas guna untuk
menghemat daya dan alat tidak rusak.

4. Floating dragh/ float tracking, sechi disk dan papan skala adalah alat-alat manual yang
penggunaannya masih dibantu dengan mengguanakan kompas dan stopwatt.

5. Alat-alat yang canggih lebih memudahkan tracking pada saat dilapangaan, namun perawatannya
harus lebih intensif seperti halnya CTD yang mampu mengukur beberapa paramter dalam 1 alat.

Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik air
seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit
masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran.

Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi
untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan
konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk
mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai
pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara
berurutan, setelah mengambil sampel air laut.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi
perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran
serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan
sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak
posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian
CTD dapat terekam.

Anda mungkin juga menyukai